• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • Rilis Berita
  • hal. 208
Arsip:

Rilis Berita

Gara-Gara Transportasi Umum, Mahasiswa Sastra Jepang UGM Juara 3 Nasional

Rilis Berita Senin, 6 November 2017

Mahasiswa Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya UGM berhasil meraih Juara 3 dalam Lomba Pidato Bahasa Jepang Nasional di Universitas Dharma Persada, Jakarta. Sarti Amelia Malewa, mahasiswa Sastra Jepang FIB UGM menempati posisi ke-3 dalam ajang Lomba Pidato Bahasa Jepang tingkat mahasiswa se-Indonesia ini. Lomba pidato ini diselenggarakan oleh Komaru Transportation Foudation dengan PERSADA-Hiroshima University Joint Project Center. Lomba yang diadakan pada 28 Oktober 2017 ini merupakan lomba kali kedua.
Sarti berhasil meraih peringkat 3 ini setelah proses seleksi dari berbagai perguruan tinggi di Indoesia. Dua bulan sebelum lomba Sarti harus melalui tahapan seleksi yang cukup ketat. Para peserta diminta mengirimkan esai dalam bahasa Jepang dengan tema transportasi terlebih dahulu.
“Jadi tahap awalnya buat esai, lalu diseleksi panitia, nanti panitia akan membaca 5 esai dari 10 universitas terpilih, nah selanjutnya dipilih satu yg akan berpidato di Jakarta” Jelas Sarti, Senin (30/10) di Fakultas Ilmu Budaya, UGM.
Perguruan Tinggi lain yang berpartisipasi dalam ajang ini di antaranya adalah Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Indonesia (UI), Universitas Hassanudin (UNHAS), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Udayana, Universitas Brawijaya (UB) dan UNSADA.
Lomba ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan keamanan lalu lintas, dan untuk mendidik sumber daya manusia yang akan menjadi jembatan bagi Indonesia-Jepang di masa yang akan datang. Dalam pidatonya, Sarti menyampaikan tentang perbedaan lalu lintas dan transportasi di Indonesia dan di Jepang. Poin penting yang ditonjolkan Sarti adalah perbandingan transportasi umum antara dua negara.

Bagi Sarti, lomba pidato yang diikuti ini merupakan pengalaman pertamanya. “Sebelum pidato gugup banget, tapi ingat wejangan dosen, dibawa santai aja dan alhamdulillah bisa menikmati waktu pidato,” jelasnya.

Meskipun tidak mencapai targetnya untuk menjadi juara 1, namun Sarti tetap bersyukur. “Senang karena bisa juara tapi kecewanya tidak bisa mencapai target. Intinya harus bersyukur. Semua ini bukan hasil saya sendiri, namun berkat doa orang tua, dosen dan teman-teman,” imbuhnya.

Sarti juga berpesan kepada teman-temannya agar selalu bersemangat dalam menghadapi tantangan, karena kalau tidak diberikan tantangan, tidak akan ada kemajuan. (Rizqi/Sam)

Mencari Format Baru Kritik Sastra Indonesia

Rilis Berita Senin, 6 November 2017

Penciptaan karya sastra Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam beberapa dasa warsa terakhir. Tidak dapat dipungkiri bahwa karya sastra Indonesia, baik dalam bentuk puisi, cerita pendek, maupun novel telah mendominasi rak-rak toko-toko buku di Tanah Air. Perkembangan ini tentu di satu sisi sangat menggembirakan, sebagai sebuah tanda geliat dunia seni sastra Tanah Air. Para penulis Indonesia mutakhir telah banyak mendominasi perkembangan ini, sebut saja, misalnya, Ayu Utami, Andrea Hirata, Dewi “Dee” Lestari, atau Soni Farid Maulana, yang sangat produktif menelurkan karya-larya sastra mereka. Tak sedikit dari karya sastra penulis-penulis Indonesia mutakhir ini menyandang predikat best seller. Selain karya-karya sastra hasil para penulis tersebut, di lain pihak karya-karya sastra remaja (teenlit) juga turut mewarnai perkembangan kesuastraan Indonesia.

Ranah kritik sastra, di pihak lain, tidak menunjukkan perkembangan seperti yang terjadi pada karya-karya sastra. Kritik sastra Indonesia kini tengah mengalami kemandegan, dan bahkan dalam beberapa media massa dikatakan bahwa kritik sastra justru telah mengalami kemunduran jika tolok ukurnya adalah ada tidak adanya polemik, seperti Polemik Kebudayaan yang bermula pada tahun 1935, dan menjadi semakin intens pada 1960-an. Di saat karya sastra Indonesia menikmati perkembangan yang cukup pesat, kritik sastra justru mengalami krisis.

Hal ini dikemukakan oleh Dr. Manneke Budiman sebagai salah satu pembicara kunci dalam seminar nasional “Mencari Formula Baru Kritik Sastra Indonesia” yang digelar dalam rangka menyambut ulang tahun ke-80 Prof. Dr. Djoko Pradopo, guru besar ilmu sastra Fakultas Ilmu Budaya UGM. Seminar yang diselenggarakan oleh Departemen Bahasa & Sastra, Prodi Sastra Indonesia ini berlangsung dua hari pada tanggal 3 – 4 November 2017 di Auditorium R. Soegondo kampus FIB UGM.

Lebih jauh Dr. Manneke Budiman mengungkapkan bahwa kritik sastra Indonesia yang mengalami krisis juga memiliki permasalahan lebih substantif, yakni adanya pertanyaan mendasar apakah kritik sastra bisa disamakan dengan karya sastra dalam bentuknya? Siapakah yang lebih otoritatif dalam menulis kritik sastra, penulis karya sastra ataukah para akademisi? Pertanyaan-pertanyaan ini belum sepenuhnya terjawab dalam dalam konteks kesuastraan Indonesia masa kini. Hal ini berbeda dengan apa yang terjadi saat Polemik Kebudayaan tahun 1960an, ketika para kritikus sastra saat itu, yang adalah para penulis, juga memosisikan diri mereka sebagai akademisi. “Dalam Manifesto Kebudayaan, mereka menyatakan bahwa mereka adalah seniman dan cendekiawan”, tegas Manneke.

Sementara itu, pembicara kunci lain, Prof. Dr. I.B. Manuaba mengungkapkan bahwa karya sastra dan kritik sastra berkaitan secara dialektis-kreatif, di mana karya-karya sastra memunculkan kritik sastra yang juga menghasilkan respons berupa karya sastra, sehingga karya dan kritik sastra berfungsi untuk saling melengkapi. Lebih jauh Professor Manuaba menawarkan format baru kritik sastra Indonesia yang lebih inspiratif, suatu kritik yang mengemban dua tugas sekaligus, yakni memediasi antara pengarang dan pembacanya dalam rangka pemahaman nilai dan karya sastra, dan menginspirasi pengarang-pengarang lain untuk merespons kritik dengan karya-karya sastra. Dialektika kreatif inilah yang ditawarkan dalam seminar nasional kritik sastra kali ini. (popiirawan)

FIB UGM Memenangkan Lomba Penulisan Esai Tentang Korea 2017

Rilis Berita Kamis, 2 November 2017

Kabar bahagia kembali menyapa Prodi Bahasa Korea FIB UGM, melalui LOMBA PENULISAN ESAI TENTANG KOREA 2017 yang diselenggarakan oleh INAKOS (The International Association of Korean Studies in Indonesia), mahasiswa Prodi Bahasa Korea FIB UGM kembali menunjukkan prestasinya. Lomba yang dibuka mulai tanggal 30 Juli 2017 dan ditutup tanggal 15 September 2017 pukul 24.00 WIB tersebut merupakan lomba tingkat nasional yang diikuti peserta dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Pengumuman pemenang yang berlangsung pada tanggal 10 Oktober 2017 lalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh semua pihak termasuk Prodi Bahasa Korea FIB UGM, dan kabar membahagiakan pun datang yaitu dengan terpilihnya salah satu mahasiswa Prodi Bahasa Korea UGM sebagai juara kedua. Khansa Zuyyina, mahasiswa Prodi Bahasa Korea FIB UGM angkatan 2013 berhasil menunjukkan kemampuannya di tingkat nasional dengan meraih juara kedua dan kembali membanggakan Prodi Bahasa Korea FIB UGM.
Prestasi yang membanggakan ini diharapkan dapat meningkatkan semangat dan memacu para mahasiswa untuk terus bekarya melalui tulisan dan media apapun di tingkat nasional hingga internasional.(dessiar)

Gedung Soegondo, Membangun Kenangan dengan Kenangan

HEADLINERilis Berita Selasa, 31 Oktober 2017

Sebuah gedung yang menjulang tinggi di Jalan Nusantara kawasan kampus UGM Bulaksumur pada hari Senin (30/10) telah diresmikan sebagai sebuah ‘padepokan’ tempat menimba ilmu dan mengasah akal budi dalam bidang budaya. Peresmian ini dihadiri oleh tak kurang dari 150 tamu dan diresmikan langsung oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng.
Suasana peresmian kali ini terasa unik dan sarat makna sejak awal acara, ketika Dr. Pujo Semedi Hargo Yuwono, M.A, dekan FIB periode 2012-2016 memanggil nama-nama guru besar FIB yang sudah tiada, seakan turut mengundang dan memastikan kehadiran mereka pada acara peresmian. Selain itu, pemecahan kendi berisi bunga dan biji-bijian oleh Rektor UGM juga bagian dari upacara peresmian gedung R. Soegondo, yang mengandung makna filosofis. Dekan FIB UGM Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA menyebutkan sederet fakta unik yang menyebabkan raksasa cantik ini nampak semakin istimewa.
“Gedung ini dibangun di atas kenangan. Dulu di sini pernah ada Laboratorium Arkeologi, ‘Kandang’ Antropologi, juga Staff English Language Training Unit (SELTU), dimana direktur utamanya, yang pernah menjabat sebagai Dekan FIB pada periode 1966-1969 dan 1969-1971 adalah Bapak R. Soegondo. Dengan adanya kenangan-kenangan yang juga turut membentuk gedung ini, diharap ke depannya kita bisa membuat kenangan lain di sini” tandas Dr. Wening Udasmoro.
Keunikan lain dari gedung dengan luas 9.951 m2 ini ialah desain ornamen, pemilihan bahan dan bentuk yang sarat makna. Jika dilihat dari kejauhan, misalnya, akan nampak jelas motif Parang dan Gurdo serta Peksi Mbangun Tapa yang merupakan motif-motif khas nusantara. Motif Parang Gurdo sebagai ciri khas keraton Yogyakarta memiliki makna keraton sebagai pengayom UGM. Sedang motif Peksi Mbangun Tapa menyimbolkan FIB sebagai pesanggrahan bagi mahasiswa di seluruh nusantara untuk belajar kebudayaan. Selain itu gedung ini juga dilingkupi pagar pendek berliku seperti pola yang muncul di Candi Prambanan. Hiasan-hiasan apik sarat makna filosofis menjadikan gedung berlantai 7 ini bak raksasa cantik yang memukau tiap orang yang memandangnya. Terlebih, dilengkapi pula dengan teknologi yang ramah lingkungan, penggunaan lampu LED serta alat-alat elektronik yang akan nyala sekaligus mati secara otomatis jika tidak ada aktivitas di dalamnya.
Gedung R. Soegondo diharapkan menjadi sebuah monumen masa kini yang dibangun dengan seluruh nilai-nilai pengetahuan masa lalu untuk menuai proses akademik maupun non akademik yang akan berlangsung di sini. Mari mencipta kenangan! (tyassanti)

Seminar Nasional Mencari Formula Baru Kritik Sastra Indonesia

HEADLINERilis Berita Senin, 30 Oktober 2017

Studi sastra dari masa ke masa senantiasa mengalami perkembangan. Bergerak dinamis antara dibentuk dan membentuk kebudayaan sebuah zaman. Pada suatu masa studi sastra semata berkutat pada teks dengan aras strukturalisme dan formalisme, di masa yang lain dapat menjadi studi yang sifatnya interdispiliner dengan menyerap teori-teori sosial dan budaya untuk mengkaji karya sastra, di masa berikutnya studi interdispliner juga bisa dikritisi dan ditanggalkan untuk kembali pada studi sastra murni dengan teori-teori baru yang disesuaikan dengan kondisi karya sastra dan masyarakatnya.
Perkembangan studi sastra di Indonesia dapat dilihat dari dua sudut pandang, yakni praktisi dan akademisi. Para praktisi atau sastrawan seringkali menyatakan bahwa perkembangan studi sastra di Indonesia mengalami kemunduran yang dilihat dari minimnya kritik sastra, sebagai salah satu indikasi berjalannya studi sastra, yang tersiar di media massa. Sementara itu, dari sudut pandang akademisi, studi sastra justru dinilai telah mengalami perkembangan yang cukup baik sejak masa H.B. Jassin. Kritik sastra terus-menerus ditulis di perguruan tinggi. Bahkan, studi sastra tidak lagi sekadar berkutat pada masalah intrinsik sastra, tetapi telah mengeksplorasi kemungkinan lain yang merupakan faktor eksternal sastra. Beberapa teori di luar ilmu sastra pun mulai banyak diserap untuk mengkaji karya sastra, semisal sosiologi dan psikologi. Teori-teori pascakolonialisme, postmodernisme, dan post-strukturalisme juga mulai banyak digunakan dalam mengkaji karya sastra.
Kini perkembangan studi sastra juga dipengaruhi oleh pesatnya kemajuan teknologi informasi. Teknologi terkini mampu memangkas waktu dan tempat dalam menyalurkan informasi. Ia menyediakan ruang baru bagi publikasi kritik dan karya sastra. Sebuah teori yang sedang digeluti di sebuah negara dapat langsung dipelajari dan diaplikasikan oleh seseorang di negara yang lain. Karya sastra yang tengah dibicarakan, semisal sedang masuk unggulan penghargaan tertentu, dapat pula segera dibaca dan dikritik sebelum meraih penghargaan. Selain informasi yang cepat diserap dan disebarkan, teknologi tersebut juga membuat ruang baru bagi perkembangan publikasi kritik dan karya sastra.
Menyikapi perkembangan tersebut, Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada hendak menghelat Seminar Nasional Mencari Formul Baru Kritik Sastra Indonesia pada Jumat—Sabtu, 3—4 November 2017 di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada. Selain pemakalah dari sejumlah kampus, acara tersebut akan menghadirkan sejumlah pembicara utama seperti Prof. Dr. Faruk, Prof. Dr. Suminto A. Sayuti, Prof. Dr. Ida Bagus Putra Manuaba, dan Manneke Budiman, Ph.D. Diharapkan seminar ini dapat membuka kemungkinan-kemungkinan yang mengarah pada perumusan formulasi kritik sastra kontemporer yang khas Indonesia. Seminar ini akan dibuka dengan acara Menyambut 80 Tahun Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo yang merupakan Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya UGM dan penyerahan Anugerah Sastra Yasayo. Adapun acara ini dapat terselenggara berkat dukungan dari HISKI Komisariat UGM, Yayasan Sastra Yogyakarta, dan Balai Bahasa Yogyakarta. Jika Anda tertarik dan berminat mengikuti acara tersebut dapat menghubungi Pradipta (0878-3999-2235), Ninies (0813-2277-3388), atau Yudho (0857-2916-6414).*

seminar prof joko pradopo
1…206207208209210…215

Rilis Berita

  • Nasi Goreng Beda Negara : Taiwan Kalem, Indonesia Meriah!
  • Warisan Budaya dan Komunitas Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengalaman Gastronomi Generasi Z
  • Magang Lintas Budaya di FIB UGM: Cerita Dewa, Mahasiswa Taiwan yang Berani Mencoba
  • Mahasiswa BKK UGM Tunjukkan Aksi Membanggakan dalam The 23rd Indonesian K-Speech Oratory Contest
  • Tokoh Perempuan Jadi Simbol Demokrasi Radikal dalam Karya Sastra: Pembacaan Politik dalam SEMEJA IV

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY