• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • SDGs 4: Pendidikan Berkualitas
Arsip:

SDGs 4: Pendidikan Berkualitas

Sibuk Bukan Alasan: Vari Mahasiswi Sastra Inggris 2023 Sudah Rilis Lagu, Tampil di Banyak Festival, dan Produksi Album Sendiri

Rilis BeritaSDGSSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi Rabu, 2 Juli 2025

Yogyakarta,1 Juli 2025 — Ardhanamesvari Nuringtyas Aji, yang akrab disapa Vari, adalah mahasiswa Program Studi Sastra Inggris angkatan 2023 di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM. Saat ini Vari tengah memasuki semester 5, dan di tengah kesibukan kuliahnya, ia terus aktif menyalurkan kecintaan terhadap musik, menulis, serta menjelajahi berbagai pengalaman baru.

Bakat dan semangat Vari dalam bermusik tidak datang tiba-tiba. Sejak kecil, ia sudah mengenal dunia musik. Waktu SMP Vari mulai berkolaborasi dengan Kak Hamdani, seorang guru yang juga arranger lagu. Hubungan kerja sama itu terus berlanjut hingga kini. Berkat koneksi tersebut, Vari diajak terlibat dalam sebuah proyek festival musik bertajuk Festaland yang diselenggarakan oleh komunitas penggemar BTS bernama BTS Homeground — sebuah komunitas ibu-ibu penggemar BTS yang mengadakan acara secara mandiri (self-funded) di kawasan Prambanan sebagai bentuk perayaan comeback-nya BTS.

Dalam acara itu, Vari tampil membawakan lagu-lagu BTS yang berjudul “ON”. Penampilannya semakin menarik karena kolaborasi dengan berbagai performer, seperti Key Dance Dynamic, The Seven Percussion, serta grup gendang Belik dari Lombok. Tidak hanya membawakan lagu BTS, Vari juga menyanyikan lagu ciptaan Bu Niken, salah satu penggagas acara tersebut.

Tak berhenti di panggung Prambanan, Vari juga telah merilis beberapa lagu yang ditulis sendiri yang kini tersedia di platform musik digital seperti Spotify. Beberapa judul yang bisa dinikmati publik antara lain “Right Time”, “Satu Cita”, “Kita Indonesia”, dan “All On You”.
Salah satu pencapaian membanggakan Vari adalah saat ia mengikuti lomba cipta lagu di ajang FLS2N (kini menjadi FLS3N). Lagu ciptaannya yang berjudul “Satu Cita” berhasil meraih juara 1 tingkat DIY dan mendapatkan penghargaan khusus di tingkat nasional.

Vari juga pernah berkolaborasi dengan musisi lokal Yogyakarta, Langit Sore, lewat lagu “Cinta Lainnya” dan “Selamat Tinggal Sayang”. Selain itu, ia turut menciptakan lagu “Kita Indonesia” bersama rekan satu divisi acara bernama Cinta, yang secara khusus ditulis dan ditampilkan dalam penampilan kolaboratif UKM untuk Opening Ceremony PIONIR Gadjah Mada 2024. Lagu ini menjadi pengalaman yang sangat berkesan karena ditampilkan oleh lebih dari 50 orang teman – teman dari UKM Universitas Gadjah Mada dan disaksikan oleh lebih dari 10.000 teman – teman Gadjah Mada Muda 2024 di Lapangan Pancasila UGM.

Tak hanya berkarya di bidang musik, Vari juga menjabat sebagai Presiden IMAJI (Ikatan Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris). Ia kini tengah menggarap album yang berisi kumpulan lagu-lagu karyanya sendiri, serta mulai menekuni dunia perfilman setelah terlibat dalam proses syuting film.

Meski terkesan sangat sibuk, Vari justru menganggap masa mudanya sebagai waktu terbaik untuk mencoba banyak hal. “I just simply do the things that I love,” ujarnya. Vari ingin mendorong teman-teman sebayanya, khususnya mahasiswa FIB, untuk berani mencoba hal-hal baru tanpa takut terhadap penilaian orang lain.

“Cobain aja hal yang ingin kamu lakukan. Nggak usah mikirin omongan orang lain. Selama masih muda dan ada kesempatan, kenapa enggak?” — Vari

Kisah Vari menjadi cerminan nyata bahwa kesibukan kuliah bukanlah penghalang untuk terus berkarya dan berkembang. Dengan semangat eksploratif dan keberanian mencoba, Vari membuktikan bahwa batas hanya ada jika kita menciptakannya sendiri. Perjalanan Vari juga bukti dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dalam pendidikan, kreativitas, dan inovasi. Dengan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama, ia mewujudkan semangat kreativitas dan pentingnya pendidikan dalam mengembangkan bakat dan inovasi di bidang seni.

[Humas FIB, Alma Syahwalani]

 

Seminar Antarabangsa KAJIAN MELAYU-JAWA (SEMEJA) IV

UGM dan Universitas Kebangsaan Malaysia Perkuat Jejaring Keilmuan Serumpun dalam Seminar Antarbangsa Melayu-Jawa

SDGs 11: Kota dan Pemukiman Yang BerkelanjutanSDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang TangguhSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur Rabu, 2 Juli 2025

Yogyakarta, 1/7/2025 – Seminar Antarbangsa Kajian Melayu-Jawa ke-4 (SEMEJA 2025) resmi dibuka di University Club Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1 Juli 2025. Seminar ini menghadirkan para akademisi, peneliti, dan pemerhati budaya dari Indonesia dan Malaysia. Acara pembukaan berlangsung khidmat sejak pukul 08.30 pagi, diawali dengan pembacaan doa, dilanjutkan sambutan dari berbagai pihak, termasuk Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM dan Direktur Institut Alam dan Tamadun Melayu (ATMA) Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM).

Dalam sambutan selamat datang, Prof. Dr. Setiadi, S.Sos., M.Si.–Dekan FIB UGM–menyampaikan apresiasi atas kehadiran seluruh peserta dan mitra kerja sama dari UKM, khususnya ATMA. Ia menggarisbawahi pentingnya kelanjutan kolaborasi ilmiah yang sempat tertunda akibat pandemi COVID-19. “Seminar ini merupakan wadah strategis untuk mendalami hubungan sejarah, budaya, bahasa, dan peradaban antara masyarakat Melayu dan Jawa. UGM percaya bahwa kajian Melayu-Jawa memberikan manfaat besar dalam memperkuat jejaring keilmuan antarabangsa dan pelestarian warisan budaya serumpun,” ujar Prof. Setiadi.

Beliau juga menekankan bahwa seminar ini tidak hanya relevan bagi para ahli budaya dan sejarah, tetapi juga bagi sivitas akademika lintas bidang yang ingin mengembangkan perspektif keilmuan yang berakar pada identitas lokal dan regional. Hal ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dalam mempromosikan pendidikan berkualitas dan membangun kemitraan global.

Tahun ini, SEMEJA IV mengangkat fokus utama tentang bagaimana warisan budaya dapat berperan dalam pemberdayaan komunitas dan penguatan perpaduan serantau. Isu-isu yang diangkat meliputi bahasa, seni, dan budaya; kepemimpinan dan integrasi regional; pelestarian warisan sebagai pemacu pembangunan komunitas; penguatan warisan dan pembangunan lestari; serta solidaritas sosial melalui kerja sama budaya lintas batas.

Dengan tema dan pendekatan yang inklusif, SEMEJA IV dirancang untuk memupuk dialog bermakna, pertukaran pengetahuan, dan kerja sama strategis antara institusi akademik, komunitas lokal, dan pemangku kepentingan dari Indonesia dan Malaysia. Seminar ini menjadi tonggak penting dalam upaya pelestarian budaya Melayu-Jawa serta penciptaan ruang bersama untuk integrasi keilmuan dan nilai-nilai lokal di tingkat regional dan global.

Acara pembukaan turut diisi dengan persembahan budaya tari Jawa oleh Ratnatraya, BSO kesenian dari program studi Bahasa, Sastra, dan Bahasa Jawa FIB UGM. Kemudian dilanjutkan dengan ucapan peresmian oleh YBhg. Dato Haslina Abdul Hamid, Ketua Setiausaha Kementerian Perpaduan Negara Malaysia, serta sesi utama yang menghadirkan Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra dari Sekolah Pascasarjana UGM sebagai pembicara utama.

Seminar ini dijadwalkan berlangsung selama dua hari, yaitu tanggal 1 dan 2  Juli 2025, dengan beragam sesi diskusi ilmiah, forum komunitas, hingga pertunjukan seni budaya. Kehadiran para pemangku kepentingan dari kedua negara diharapkan dapat membuka jalan bagi kolaborasi akademik dan kebudayaan yang lebih erat dan berkelanjutan.

Sebagai bagian dari komitmen seminar terhadap SDGs, khususnya dalam pendidikan di negara berkembang, acara ini bertujuan untuk memanfaatkan teknologi dan wawasan budaya untuk meningkatkan hasil pendidikan dan keterlibatan komunitas. Dengan membangun kemitraan global, SEMEJA IV berupaya menciptakan lingkungan kolaboratif yang memberdayakan komunitas melalui pengetahuan bersama dan pemahaman budaya.

Sebagai kesimpulan, SEMEJA 2025 tidak hanya berfungsi sebagai platform untuk diskursus akademik tetapi juga sebagai perayaan warisan budaya kaya yang dimiliki oleh masyarakat Melayu dan Jawa. Upaya kolaboratif antara UGM dan UKM mencerminkan potensi kemitraan akademik dalam menghadapi tantangan global sambil mempromosikan identitas lokal dan pelestarian budaya.

 

[Humas FIB UGM, Candra Solihin]

Departemen Sejarah UGM Gelar Konferensi Internasional soal Lokalitas, Ontologi dan Sejarah Lingkungan

SDGs 11: Kota dan Pemukiman Yang BerkelanjutanSDGs 13: Penanganan Perubahan IklimSDGs 15: Ekosistem daratanSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 6: Air bersih dan sanitasi layak Senin, 30 Juni 2025

Yogyakarta, 26/6/2025 – Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) sukses menggelar “Konferensi tentang Lokalitas, Ontologi, dan Sejarah Lingkungan” pada 25-26 Juni 2025 bertempat di Ruang Multimedia, Gedung Margono FIB UGM. Kegiatan ini menjadi ruang diskusi akademik lintas disiplin untuk memahami ulang bagaimana lokalitas dan pengetahuan tradisional dapat berkontribusi terhadap isu-isu lingkungan global, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) seperti pendidikan untuk keberlanjutan, kualitas udara, perubahan iklim, dan pelestarian ekosistem.

Konferensi ini dibuka oleh Dr. Mimi Savitri, M.A., Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama FIB UGM. Dalam sambutannya, beliau menegaskan pentingnya kolaborasi antara akademisi dan komunitas dalam meninjau kembali relasi manusia dengan alam dari perspektif lokal dan ontologis. Kolaborasi ini sangat penting untuk mengatasi tantangan lingkungan yang mendesak dan mendorong praktik berkelanjutan.

Acara ini juga menghadirkan sambutan dari Dr. Farabi Fakih, M.Phil. (Departemen Sejarah UGM) dan Prof. Diana Suhardiman dari KITLV, yang menyoroti pentingnya mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam diskursus lingkungan kontemporer. Wawasan mereka menekankan perlunya pendekatan holistik untuk memahami hubungan rumit antara budaya, sejarah, dan lingkungan.

Konferensi ini mengusung enam panel diskusi tematik, yang mencakup berbagai isu mulai dari perubahan iklim, pengelolaan air dan lahan, kekuasaan dan lingkungan, pengetahuan lokal, gerakan sosial perkotaan, hingga refleksi historis atas zaman Kapur dan Antroposen. Diskusi-diskusi ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara penelitian ilmiah dan praktik lokal, serta memperdalam pemahaman tentang keberlanjutan lingkungan.

Sebagai contoh, panel pertama menampilkan studi tentang adaptasi iklim berbasis praktik spiritual-ekologis petani di Playen, Gunungkidul, serta pengelolaan Hutan Adat Wonosadi. Studi kasus ini menggambarkan bagaimana praktik tradisional dapat menginformasikan strategi lingkungan modern, berkontribusi pada SDGs terkait aksi iklim dan pelestarian ekosistem.

Sementara itu, panel kelima membahas isu segregasi kota Yogyakarta, yang kini bergeser dari perpecahan rasial menuju perebutan akses terhadap sumber daya air. Diskusi ini menyoroti perlunya pengelolaan sumber daya yang adil di lingkungan perkotaan, serta pentingnya peran komunitas lokal dalam memperjuangkan hak-hak mereka dan keadilan lingkungan.

Secara keseluruhan, konferensi ini menjadi ajang penting yang mempertemukan sains, aktivisme, dan kearifan lokal, sekaligus mengusung semangat dekolonisasi pengetahuan dalam menjawab tantangan krisis lingkungan global. Dengan mendorong dialog di antara berbagai pemangku kepentingan, acara ini bertujuan untuk menginspirasi solusi inovatif yang memprioritaskan keberlanjutan dan kesejahteraan baik bagi manusia maupun planet.

Keberhasilan konferensi ini mencerminkan komitmen UGM untuk memajukan pendidikan untuk keberlanjutan dan mempromosikan kolaborasi lintas disiplin dalam mengatasi perubahan iklim dan meningkatkan kualitas udara. Di saat dunia menghadapi tantangan lingkungan yang semakin meningkat, inisiatif seperti ini sangat penting untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.

 

[Humas FIB UGM, Candra Solihin]

Menghidupkan Bahasa Jawa melalui Karya Film Pendek

Rilis BeritaSDGSSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Senin, 30 Juni 2025

Bahasa Jawa sebagai salah satu kekayaan budaya nusantara kembali mendapatkan ruang hidup melalui kreativitas generasi muda. Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada (FIB UGM), menyelenggarakan ujian akhir semester yang tidak biasa. Dalam mata kuliah Bahasa Jawa Lisan Kreatif, mahasiswa ditantang untuk menciptakan karya film pendek berbahasa Jawa, sebagai bentuk pelestarian dan pengaktifan kembali bahasa daerah di tengah arus modernisasi.

Tiga kelompok mahasiswa berhasil menghasilkan tiga film pendek bertajuk Cumawis, Ana Apa Dhik Cinta?, dan Pitutur Kinasih. Masing-masing karya memuat kisah yang sarat makna serta menggambarkan dinamika kehidupan masyarakat Jawa kontemporer dengan bahasa ibu sebagai medium utamanya.

Film Cumawis menampilkan narasi tentang pergulatan sebuah keluarga sederhana dalam menghadapi krisis keuangan, membawanya pada permasalahan yang lebih mendalam. Film Cumawis dapat diakses publik melalui tautan https://www.youtube.com/watch?v=j6CqL_lC2bg. Sementara itu, Ana Apa Dhik Cinta? mengangkat konflik batin seorang mahasiswi bernama Cinta yang dihadapkan pada pilihan antara loyalitas pertemanan, tuntutan organisasi, dan gejolak perasaan pribadi. Anggit Galuh, sebagai pemeran Galuh di film ini, memaparkan bahwa film Ana Apa Dhik Cinta? terinspirasi dari film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) dengan menyesuaikan konsep latar, pemeran, dan plot cerita tanpa meninggalkan esensinya. Film Ana Apa Dhik Cinta? dapat diakses publik melalui tautan https://www.youtube.com/watch?v=DiZ3BgXgmfY. Adapun Pitutur Kinasih menyuguhkan perjalanan reflektif tokoh Alfon yang mencoba bangkit dan menata hidupnya kembali setelah mengalami sebuah kemalangan. Film Pitutur Kinasih dapat diakses publik melalui tautan https://www.youtube.com/watch?v=tT4Byr1uH4k. 

Pendekatan kreatif ini memberikan ruang bagi mahasiswa untuk tidak sekedar mengasah kemampuan berbahasa secara lisan, tetapi juga untuk memahami konteks budaya dan nilai-nilai lokal yang terkandung dalam pembelajaran bahasa Jawa. Bapak Bima S. Raharja, S.S., M.A., pengampu Mata Kuliah Bahasa Jawa Lisan Kreatif, menegaskan bahwa bahasa tidak sekedar dipelajari, tetapi juga dihidupkan, dioptimalkan, dan diapresiasikan melalui proses kreatif.

Kegiatan ini mencerminkan semangat dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s), khususnya poin 4 mengenai Pendidikan Berkualitas dan poin 17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Dalam konteks ini, kolaborasi antara institusi pendidikan dan para mahasiswa menciptakan kontribusi nyata dalam pelestarian bahasa daerah.

Bahasa merupakan identitas dan jiwa suatu bangsa. Maka dari itu, menjaga eksistensi bahasa Jawa berarti juga menjaga keberlangsungan budaya Jawa itu sendiri. Melalui media film, generasi muda diajak untuk menjadikan bahasa Jawa sebagai bahasa yang hidup, relevan, dan terus berkembang. Upaya semacam ini perlu mendapatkan perhatian dan dukungan dari berbagai pihak agar bahasa Jawa tetap menjadi bagian aktif dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

[Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa, Maysa Putri Fatihah]

Penandatanganan Dokumen Kerjasama antara HOMSEA dan FIB serta FKKMK UGM untuk Sukseskan 10th International Conference on The History of Medicine in Southeast Asia

SDGs 10: Berkurangnya kesenjanganSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 3: Kehidupan Sehat dan SejahteraSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Selasa, 24 Juni 2025

Yogyakarta, 24/6/2025 – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada resmi menjalin kerja sama dengan HOMSEA (History of Medicine in Southeast Asia) dalam penyelenggaraan The 10th International Conference on the History of Medicine in Southeast Asia. Penandatanganan dokumen kerja sama ini dilakukan secara simbolis oleh para dekan FKKMK dan FIB UGM di Gedung Soegondo, FIB UGM.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Setiadi, S.Sos., M.Si., Dekan FIB UGM, menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan internasional ini dan menekankan pentingnya dialog lintas disiplin dalam memahami akar sejarah sistem kesehatan. FIB UGM juga diwakili oleh Dr. Mimi Savitri, M.A. selaku Person in Charge (PIC) kegiatan ini, yang secara aktif mengoordinasikan kolaborasi antara HOMSEA, FKKMK, dan FIB.

Konferensi dua tahunan ini mengangkat tema besar “The History of Medicine in Colonial, Post–Colonial, and Global Worlds” dan diselenggarakan selama empat hari, mulai tanggal 23 hingga 27 Juni 2025. Rangkaian kegiatan dimulai dengan Pre-Conference Workshop pada 23 Juni, dilanjutkan dengan konferensi inti pada 24–26 Juni, dan ditutup dengan kegiatan ekskursi bertajuk Historical Hospital Tour pada 27 Juni.

Adapun subtema konferensi tahun ini mencakup isu-isu krusial di antaranya

  • Kesehatan, Pengobatan, dan Dekolonisasi,
  • Kesehatan Komunitas vs Spesialisasi Medis,
  • Konektivitas dan Perbedaan di Asia Tenggara,
  • Antroposen dari Perspektif Asia Tenggara,
  • Pengobatan, Etika, Politik, dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,
  • Dan Perubahan Iklim dan Kerusakan Lingkungan.

Sejak didirikan pada 2005 oleh Prof. Laurence Monnais (University of Montreal) dan Dr. Rethy Chhem (mantan Direktur Eksekutif CDRI, Kamboja), HOMSEA telah menjadi forum penting bagi para sejarawan kesehatan dan kedokteran untuk bertukar gagasan, baik dari negara-negara Asia Tenggara maupun dari belahan dunia lainnya.

Sebagai bentuk komitmen inklusivitas, HOMSEA juga menyediakan travel bursary dan pembebasan biaya konferensi bagi peserta dari negara-negara seperti Indonesia, Kamboja, Laos, dan Vietnam. Dana beasiswa ini didukung oleh berbagai lembaga bergengsi, seperti Canada Research Chair in Healthcare Pluralism, KITLV (Leiden), dan The Sydney Southeast Asia Centre.

Dengan kerja sama ini, diharapkan riset tentang sejarah kesehatan dan kedokteran di Asia Tenggara semakin berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi penguatan sistem kesehatan global yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan.

[Humas FIB UGM, Candra Solihin]

123…104

Rilis Berita

  • Sibuk Bukan Alasan: Vari Mahasiswi Sastra Inggris 2023 Sudah Rilis Lagu, Tampil di Banyak Festival, dan Produksi Album Sendiri
  • UGM dan Universitas Kebangsaan Malaysia Perkuat Jejaring Keilmuan Serumpun dalam Seminar Antarbangsa Melayu-Jawa
  • Departemen Sejarah UGM Gelar Konferensi Internasional soal Lokalitas, Ontologi dan Sejarah Lingkungan
  • Menghidupkan Bahasa Jawa melalui Karya Film Pendek
  • Pengumuman Pendaftaran Ulang Mahasiswa Semester Gasal T.A. 2025/2026

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY