Pada bulan Maret – Juni 2024, Jesse Puspita, seorang mahasiswi Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, mendapatkan kesempatan untuk menjadi local buddy untuk beberapa orang yang tergabung dalam Chi Alpha Amerika.
Chi Alpha adalah komunitas bahasa Inggris yang bertujuan membantu pelajar dan mahasiswa berusia 18-26 tahun untuk discover who you are and connect with God (menemukan siapa diri anda dan terhubung dengan Tuhan). Komunitas ini terbuka untuk umum, dan bagi siapa pun yang ingin bergabung tidak perlu merasa khawatir jika belum percaya diri dalam berbahasa Inggris, karena Chi Alpha adalah tempat yang aman di mana tidak ada yang akan menghakimi. Bahkan, komunitas ini dapat membantu meningkatkan kemampuan para anggotanya untuk berbicara dalam bahasa Inggris.
Chi Alpha Yogyakarta mengadakan pertemuan rutin setiap hari Jumat pukul 18.30 WIB di IEC C. Simanjuntak, Yogyakarta, Indonesia. Kegiatannya meliputi bermain, berbincang, dan makan bersama. Dalam setiap pertemuan akan dihadirkan seorang pemateri yang menyampaikan materi yang kemudian menjadi bahan diskusi dalam kelompok kecil. Kelompok kecil ini memungkinkan anggota untuk saling berbagi dan belajar dari satu sama lain.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, tujuan utama dari komunitas ini adalah untuk membantu mahasiswa discover who you are and connect with God (menemukan siapa diri anda dan terhubung dengan Tuhan). Chi Alpha menyediakan wadah bagi mahasiswa yang ingin mencari komunitas dan teman yang saling mendukung dalam perkembangan pribadi dan spiritual.
Jesse mendapatkan banyak manfaat dari bergabung dengan Chi Alpha. “Tentunya aku dapat teman, aku belajar banyak game baru yang asik-asik banget, aku bisa improve English speaking skill-ku, dan aku belajar banyak hal tentang pengembangan diri yang belum pernah aku dapatkan sebelumnya,” ujar Jesse.
Kadang-kadang, tim dari Chi Alpha Amerika datang berkunjung, menambah pengalaman yang seru. Interaksi ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk menambah teman baru dari luar negeri, tetapi juga belajar banyak tentang budaya Amerika. Mereka datang ke Indonesia untuk menjadi sukarelawan di IEC, mengunjungi kampus-kampus di Yogyakarta, dan mempelajari lingkungan akademik lokal. Setiap tim biasanya terdiri dari sekitar 7-9 orang.
Chi Alpha lebih dari sekedar komunitas berbahasa Inggris. Ini adalah tempat di mana mahasiswa seperti Jesse dapat menemukan persahabatan, dukungan, dan peluang untuk pertumbuhan pribadi sambil terhubung dengan Tuhan. Bagi siapa saja yang mencari lingkungan yang ramah dan memperkaya kemampuan dan pengetahuan diri, Chi Alpha adalah pilihan yang sempurna.