Rilis Berita
Yogyakarta, 26 November 2025 – Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada meluluskan 91 wisudawan Program Sarjana pada Wisuda Periode I Tahun Akademik 2025/2026 yang digelar pada 26 November 2025 di Auditorium Poerbatjaraka FIB UGM. Prosesi diikuti oleh lulusan dari 11 program studi serta satu wisudawan periode sebelumnya yang mengikuti prosesi pada periode ini.
Upacara wisuda berlangsung khidmat dengan penyampaian data akademik dan pesan bagi para lulusan. Berdasarkan data fakultas, jumlah lulusan terdiri atas 25 wisudawan pria dan 66 wisudawan wanita. Program studi dengan lulusan terbanyak adalah Antropologi Budaya sebanyak 21 orang, disusul Sastra Inggris dengan 13 lulusan, dan Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pariwisata masing-masing 11 lulusan. Sebanyak 73 wisudawan berhasil meraih predikat cumlaude.
Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM dalam sambutannya menegaskan komitmen FIB dalam memperkuat kontribusi akademik. “FIB menyumbang sekitar 7 bidang kajian yang masuk ke QS dari 27 kajian di UGM. Itulah tujuan kita membangun FIB yang tidak hanya berfokus pada satu dua individu melainkan juga menjadi sebuah semangat bersama, semangat bersinergi menyatukan diri membangun keilmuan,” ujar Dekan FIB UGM.
Selain itu, perwakilan wali wisudawan memberikan pesan untuk memaknai wisuda sebagai awal perjalanan panjang. “Teruslah belajar dan berilmu karena wisuda bukanlah akhir melainkan awal dari perjalanan panjang kalian. Jadilah manusia bermanfaat karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lainnya. Gunakan ilmu yang kalian raih untuk memberi cahaya bukan hanya bagi diri kalian sendiri tapi juga bagi keluarga, masyarakat, bangsa, dan dunia. Pegang teguh karakter karena merupakan modal utama untuk menjaga kepercayaan masyarakat,” ucapnya.
Perwakilan lulusan terbaik, Catharina Maida dari Prodi Bahasa dan Sastra Prancis dengan nilai IPK 3,91 juga menyampaikan rasa syukur dan optimisme dalam menatap masa depan. “Rintangan kita masih panjang. Masih ada banyak rintangan dalam hidup,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, fakultas juga merilis data capaian akademik lain termasuk predikat lulusan tercepat dan usia wisudawan. Maritza Vidyatsabita dari Program Studi Sastra Inggris menyelesaikan studi tercepat dalam 3 tahun 2 bulan 5 hari. Sementara wisudawan termuda adalah Bulan Churniati dari Sastra Inggris yang berusia 21 tahun 1 bulan 10 hari.
Prosesi wisuda ini bukan hanya menandai penyelesaian studi para mahasiswa, tetapi juga langkah awal untuk berkontribusi pada kemajuan masyarakat. Semangat ilmu, kolaborasi, dan karakter yang ditekankan dalam prosesi wisuda diharapkan menjadi bekal para lulusan dalam membangun masa depan yang lebih berkelanjutan dan memberi manfaat bagi kehidupan bersama.
[Humas FIB UGM, Candra Solihin]
Universitas Gadjah Mada menetapkan Jurnal Humaniora dan Poetika: Jurnal Ilmu Sastra sebagai penerima Program Bantuan Tata Kelola Jurnal Menuju Terindeks Scopus melalui Program EQUITY WCU 2025/2026.
Kedua jurnal ilmiah yang berada di bawah naungan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM tersebut terpilih dalam skema bantuan Jurnal Menuju Terindeks Scopus, yang bertujuan memperkuat kualitas tata kelola publikasi akademik dan meningkatkan visibilitas penelitian Indonesia di tingkat global.
Humaniora, yang pertama kali terbit pada 1989, dikenal sebagai jurnal akademik open access dan peer-reviewed yang berfokus pada kajian budaya dari perspektif Indonesia. Sejak 2022, seluruh artikel diterbitkan dalam bahasa Inggris dan terbit dua kali setahun. Jurnal ini membuka pengajuan artikel sepanjang tahun dengan komitmen mendorong perkembangan studi humaniora lintas disiplin.
Sementara itu, Poetika: Jurnal Ilmu Sastra merupakan jurnal ilmiah yang terbit dua kali setahun dan menyoroti isu sosial melalui penelitian sastra, terutama pada kelompok terpinggirkan. Jurnal ini diterbitkan oleh Program Pascasarjana Ilmu Sastra FIB UGM dan telah terindeks DOAJ serta terakreditasi SINTA 2 oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Dengan dukungan Program EQUITY WCU, Jurnal Humaniora dan Poetika diharapkan dapat memperkuat peran ilmu pengetahuan sebagai pendorong kemajuan masyarakat dan memperluas akses pengetahuan secara berkeadilan. Upaya peningkatan kualitas publikasi akademik ini menjadi bagian dari komitmen keberlanjutan dalam pengembangan pendidikan dan penelitian yang berdampak bagi masa depan.
[Humas FIB UGM, Candra Solihin]
Jumat (21/11/2025), Prof. Dr. Pujo Semedi didapuk menjadi pembahas panel “Monsters, Devils, and Survival: The Persistence of Plantations and People in the Scholarship of Pujo Semedi” dalam Annual Meeting 2025 American Anthropological Association (AAA) yang berlangsung di New Orleans, LA. Kehadiran Pujo Semedi kali ini didukung oleh pendanaan FULLBRIGHT sebagai Grantee Scholar in Residences University of Colorado Boulder Fall 2025. Panel ini terinspirasi dari kerja akademik Pujo terkait perkebunan, mendalami diskursus tentang bagaimana hegemoni kolonial dalam upaya penciptaan akumulasi kapital dengan mengorbankan human sociality, justru menghasilkan efek yang berkebalikan yaitu hilangnya aset dan kemampuan untuk bertahan diri. Melalui materinya, Pujo Semedi mengajak peserta panel untuk melihat lebih jauh aspek non-human seperti “hantu” dapat memengaruhi relasi sosial dan juga material di perkebunan.
Melalui karya etnografinya di perkebunan sawit Kalimantan, perkebunan teh Jawa, dan perkebunan anggur Jerman, Pujo Semedi menawarkan perspektif bahwa “hantu” diterima sebagai realitas empiris dan juga bagian dari realitas material bagi komunitas yang tinggal di perkebunan. Meskipun hantu atau mahluk spiritual tidak terikat oleh hukum fisika untuk merujuk pada bentuk ataupun rupa, tetapi kepercayaan terhadapnya menjadi peluang baru untuk memahaminya baik secara etik maupun emik. Pemikiran Pujo Semedi tentang hantu dan perkebunan kuat akan perspektif post-colonial dianggap penting untuk memantik ide riset mengenai extraction dan akumulasi imperial di negara-negara poskoloni. Panel ini diisi oleh Carla Jones dan lima mahasiswa doktor dari University of Colorado Boulder membahas lebih lanjut ide dan perskpektif yang ditawarkan oleh Pujo Semedi. Panel ini menjadi perwujudan dari upaya dekolonisasi pengetahuan di mana Pujo Semedi memiliki andil dalam berbagi pengetahuan dengan akademisi Amerika Serikat dalam mewujudkan pemahaman lintas budaya.
Penulis: Okky Chandra Baskoro






