Video Heritage Tourism Research Project 2017: Food Tourism adalah sebuah dokumentasi kegiatan penelitian tentang pariwisata dengan makanan sebagai daya tarik utama. Kegiatan ini dibagi dalam 3 bagian, bagian 1 dilakukan di Chiang Mai, Thailand; Hanoi, Vietnam; dan Luang Prabang, Laos pada bulan Agustus 2017. Bagian 2 bertempat di Penang, Malaysia dan Yogyakarta, Indonesia pada bulan September 2017. Bagian terakhir dilaksanakan di Kyoto, Jepang pada bulan November 2017.
Heritage Tourism Research Project adalah sebuah proyek penelitian multinasional yang berjalan selama 3 tahun dimulai dari tahun 2016. Proyek penelitian ini diselenggarakan atas kerja sama ASEAN-Japan Tourism Exchange Project yang didanai oleh The Japan Foundation. Tema penelitian yang diangkat pada tahun kedua ini adalah food tourism atau wisata kuliner. Di dalam penelitian ini, peserta-peserta yang terlibat merupakan para dosen dan mahasiswa yang berasal dari universitas-universitas kenamaan di negara masing-masing, yaitu Kyoto University of Foreign Studies, Jepang; Souphanouvong University, Laos; Hanoi University, Vietnam; Chiang Mai University, Thailand; Universiti Sains Malaysia, Malaysia; dan Universitas Gadjah Mada, Indonesia.
Pada bagian satu, anggota tim dari Universitas Gadjah Mada terdiri dari Dr. Wiwik Sushartami, M.A. sebagai dosen pembimbing dan tiga orang mahasiswa yaitu Junanto, Hanin Banurukmi, dan Sari Nastiti dari program studi S1 Pariwisata. Pada bagian dua dan tiga, anggota tim Universitas Gadjah Mada masih didampingi oleh Dr. Wiwik Sushartami, M.A. dengan tiga orang mahasiswa lain yaitu Jordyna Austine X. S., I Gusti Ngurah Paul W., dan Kharisma Galida Arafani.
Setiap tim dari setiap negara melakukan dua penelitian sekaligus yaitu penelitian multinasional dan penelitian nasional. Penelitian multinasional dilakukan bersama-sama oleh seluruh tim dari seluruh negara sedangkan penelitian nasional dilakukan secara pribadi oleh masing-masing tim dari tiap-tiap negara. Walaupun dilakukan secara pribadi, namun tema penelitian masih tetap sama yaitu tentang food tourism atau wisata kuliner. Penelitian multinasional yang dilakukan mengambil topik seputar budaya makan yang ada di masing-masing negara sedangkan untuk penelitian nasional topik yang dipilih bebas sesuai dengan minat masing-masing tim. Tim dari UGM memutuskan untuk melakukan penelitian mengenai beras untuk penelitian nasional.
Tim UGM memilih beras sebagai topik di dalam penelitian ini karena keenam negara yang menjadi lokasi penelitian yaitu Thailand, Vietnam, Laos, Malaysia, Indonesia, dan Jepang merupakan beberapa negara di dunia yang mayoritas penduduknya mengonsumsi nasi sebagai makanan pokoknya. Di dalam penelitian ini, Tim UGM mencoba untuk menganalisis peran beras dalam wisata kuliner di masing-masing negara tersebut. Dasar teori yang digunakan untuk menganalisis hal tersebut adalah teori 4h dari Valene Smith. 4h terdiri dari habitat, heritage, history, dan handicraft. Habitat menjelaskan mengenai kondisi geografi sebuah wilayah dimana sebuah fenomena terjadi. Heritage mengidentifikasi budaya, aktivitas, dan pandangan masyarakat. History menjelaskan tentang bagaimana sebuah peristiwa dapat mengubah pandangan masyarakat terhadap sesuatu hal. Yang terakhir handicraft menjelaskan tentang nilai-nilai kebudayaan yang diberikan oleh masyarakat ke dalam benda-benda fisik maupun nonfisik.
Baik penelitian multinasional maupun penelitian nasional diadakan di berbagai objek wisata yang ada di tiga kota di tiga negara tersebut dalam part 1 serta 2 negara dalam part 2. Khusus untuk penelitian nasional, tim UGM juga melakukan wawancara mendalam dengan pakar-pakar yang ahli seputar pengolahan beras seperti peneliti, petani, dan perwakilan dinas pertanian setempat. Kedua penelitian ini dibantu oleh peserta yang berasal dari tuan rumah masing-masing negara untuk menterjemahkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan narasumber. Seluruh peserta juga diajak untuk mengunjungi pasar tradisional dan juga belajar memasak masakan lokal untuk meningkatkan pengalaman selama penelitian wisata kuliner ini. Selama proyek penelitian ini berlangsung, selain melakukan penelitian peserta juga mendapat kesempatan untuk menikmati setiap objek wisata yang dikunjungi dan juga mencicipi berbagai kuliner khas lokal.[Tyassanti]
Rilis Berita
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Korea, Mr. Kim Pan Suk beserta lima orang delegasinya mengunjungi Yogyakarta pada Kamis lalu (22/03) untuk menghadiri konferensi tahunan Asian Association for Public Administration (AAPA) sekaligus berkunjung ke FIB UGM dalam rangka memantau perkembangan program studi Bahasa Korea khususnya di UGM. Kedatangan Menteri SDM beserta lima delegasinya diterima oleh Dekanat Fakultas Ilmu Budaya UGM, Kepala Program Studi Bahasa dan Kubudayaan Korea dan dosen-dosen Prodi Bahasa dan Kebudayaan Korea di Ruang Sidang Pimpinan FIB UGM.
Kunjungan kementrian Republik Korea disambut meriah oleh para mahasiswa Prodi Bahasa dan Kebudayaan Korea dengan berbagai macam penampilan seni tari dan musik tradisional Korea. Acara dilanjutkan dengan kuliah umum bersama mahasiswa FIB UGM di Gedung Soegondo lantai 7. (riodessiar)
Sektor kepariwisataan di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat, yang terbukti dengan dikembangkannya beberapa kawasan sebagai destinasi wisata. Pemerintah pusat juga telah menetapkan target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun 2020. Dalam rangka mewujudkan pembangunan kepariwisataan yang berdaya saing sekaligus mensejahterakan masyarakat, banyak kabupaten di Indonesia yang berinisiatif mengembangkan potensi wisata di daerahnya, termasuk Kab. Bojonegoro, Jawa Timur.
Hal ini mengemuka dalam kunjungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Bojonegoro, Jawa Timur, ke kampus fakultas Ilmu Budaya UGM pada hari Selasa (29/3), yang diterima oleh Program Studi Pariwisata. Dalam kesempatan ini hadir Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Bojonegoro, Bapak Amir Syahid, S.Sos., M.Si. Sementara itu Prodi Pariwisata diwakili oleh Kaprodi, Dr. Tular Sudarmadi, M.A. dan beberapa staf dosen.
Dalam kesempatan kunjungan kali ini, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan Prodi Pariwisata FIB UGM sepakat untuk menginisiasi kerja sama pengembangan pariwisata Kab. Bojonegoro. Sebagai bagian dari upaya pembangunan kepariwisataan, maka penyusunan Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPARDA) tingkat kabupaten menjadi salah satu hal yang penting untuk segera dilakukan dalam rangka pembangunan kepariwisataan yang melibatkan sebesar-besarnya peran para pemangku kepentingan (stakeholder). “Kami memiliki banyak kawasan-kawasan potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata. Kab. Bojonegoro juga telah mengantongi Sertifikat Nasional Geopark”, ungkap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Bojonegoro. Lebih jauh, Kadinas Budpar menyampaikan bahwa dalam rangka pengentaskan kemiskinan, maka format pembangunan pariwisata yang direncanakan adalah dalam bentuk pariwisata berbasis masyarakat (community-based tourism/CBT). Sebagai potensi unggulan, ungkap Kadinas, Kab. Bojonegoro memiliki kawasan taman bumi (geo-park) dan juga potensi-potensi budaya yang beragam.
Diskusi antara Pemkab Bojonegoro dan Prodi Pariwisata FIB UGM diharapkan berlanjut dalam bentuk kerja sama pembangunan kepariwisataan Kab. Bojonegoro yang melibatkan Prodi Pariwisata FIB UGM sebagai pendamping.[popiirawan]
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga, Surabaya, melakukan kunjungan ke kampus FIB UGM dalam rangka studi banding pembukaan program S3 bidang ilmu-ilmu Humaniora pada hari Rabu (7/3) bertempat di Ruang Sidang Pimpinan kampus FIB UGM. Dalam kegiatan ini, FIB UGM diwakili oleh Prof. Dr. Bambang Purwanto, M.A., Kaprodi S3 Ilmu-Ilmu Humaniora FIB UGM.
Di FIB UGM, Program Doktor memiliki nomenklatur S3 Ilmu-Ilmu Humaniora yang mencakup beberapa bidang, seperti Antropologi, Arkeologi, Sejarah, Sastra, dan Linguistik. Kelima bidang tersebut menjadi satu pada level S3. “Namun, pada level S2, tetap ada lima Prodi yang terpisah”, ungkap Prof. Bambang Purwanto. Selain itu, Program Studi S3 Ilmu-Ilmu Humaniora di FIB UGM secara struktural juga berada di bawah lima departemen yang ada di lingkungan FIB.
Dalam pertemuan ini, Prof. Bambang Purwanto juga memaparkan skema-skema perkuliahan dan pembimbingan disertasi di Prodi S3 Ilmu-Ilmu Humaniora serta struktur kurikulum yang berlaku, termasuk bagaimana seorang mahasiswa doktor di FIB UGM berkewajiban untuk menerbitkan artikel pada jurnal internasional. Lebih jauh, Prof. Bambang Purwanto juga menjelaskan bahwa di FIB UGM, ujian terbuka bagi mahasiswa S3 bukan lagi sebuah “hukuman”, namun justru merupakan sebuah apresiasi, karena hanya mahasiswa dengan disertasi yang baik saja yang dapat melangsungkan ujian terbuka.
Dalam kesempatan ini FIB Unair Surabaya diwakili oleh Dr. Adi Setijowati, M.Hum., Dr. Ida Nurul Chasanah, M.Hum., Johny Alfian, M.Si., M.A., dan La Ode Rabani, M.Hum. (Humas – FIB)
(Yogyakarta, 7/3) Program Studi Pariwisata FIB UGM gelar kuliah umum bersama Polysri Paranond, seorang, associate professor dan Kepala Center for Asian Tourism Studies di Chiang Mai University, Thailand, dan Editor-in-Chief of the Asian Journal of Tourism Studies, yang akan dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Maret 2018 bertempat di Auditorium gedung Soegondo lantai 7 pukul 11.00 – 13.00. Kuliah umum ini bertema “Liminality and The Play with Water in Chiang Mai’s Songkran Festival”. Kuliah ini terbuka untuk umum.
public lecture parwi