(Yogyakarta 6/3) Fakultas Ilmu Budaya UGM menandatangani Perjanjian Kerja Sama dengan Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) pada hari Selasa, 6 Maret 2018. Bertempat di Ruang Sidang Pimpinan kampus, Dekan FIB UGM, Dr. Wening Udasmoro, M.Hum., DEA. mengungkapkan bahwa kerja sama dengan YAD bermakna strategis bagi FIB menggingat FIB kini sedang memacu pengembangan sumber daya manusia (SDM) di lingkungan fakultas. “Beberapa staf dosen FIB sudah menyatakan kesanggupan untuk segera melanjutkan studi doktoral”, ungkapnya. Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan Arsari Djojohadikusumo, Catrini P. Kubontubuh, mengungkapkan bahwa bagi Yayasan Arsari FIB UGM memiliki arti penting mengingat FIB merupakan salah satu pemangku kepentingan dalam mengemban amanat pengembangan kebudayaan bangsa.
Kerja sama yang dijalin FIB UGM dengan Yayasan Arsari Djojohadikusumo telah berlangsung sejak tahun 2006, dalam bentuk berbagai program kegiatan. YAD sudah sejak lama mendukung kegiatan-kegiatan di FIB dan bahkan mendukung pembangunan sarana-sarana fisik kampus FIB UGM. Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (Memorandum of Agreement) ini semakin mempererat hubungan antara FIB dengan YAD.
Perjanjian Kerja Sama yang ditandatangani kali ini mencakup berbagai kegiatan, di antaranya berupa pemberian beasiswa studi lanjut bagi staf di lima program studi (Prodi) di lingkungan FIB UGM, yakni Arkeologi, Sastra Jawa, Sastra Indonesia, Sejarah, dan Antropologi.
Rilis Berita
(Yogyakarta, 6/3) Fakultas Ilmu Budaya UGM memperingati Dies Natalis ke-72 pada bulan Maret 2018. Dies Natalis FIB UGM jatuh setiap tanggal 3 Maret, dan sebagai acara puncak rangkaian peringatan Dies Natalis, diadakan Rapat Senat Terbuka yang pada tahun ini digelar pada Selasa (6/3) bertempat di Auditorium Poerbatjaraka kampus FIB UGM.
Dalam kegiatan Rapat Senat Terbuka Peringatan Dies Natalis ke-72, Dekan FIB UGM, Dr. Wening Udasmoro, M.Hum., DEA mengungkapkan bahwa peringatan Dies Natalis ini dapat dijadikan ajang refleksi diri, untuk melihat secara kritis bagaimana perkembangan dan masa depan fakultas. “Sebuah otokritik membuat kita berpikir ulang berapa banyak modal yang kita miliki. Bukan soal modal uang saja, namun juga modal sosial yang kita miliki”, ungkap Dekan.
Lebih jauh dalam paparannya Dekan menyampaikan berbagai capaian dan strategi FIB dalam menyikapi perkembangan terutama dari tiga aspek penting, yakni manajemen sumber daya manusia (SDM), pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, kerja sama dan alumni, serta bidang keuangan. Dalam bidang SDM, misalnya, Dekan mengungkapkan bahwa persoalan SDM telah menjadi sentral pembicaraan dan pengelolaan di lingkungan fakultas minimal dalam empat tahun ke depan. “Tahun 2018 ini adalah awal dari kerja keras untuk megurus soal SDM ini dengan sungguh-sungguh”, ungkapnya. Selain diisi dengan Laporan Tahunan Dekan, peringatan Dies Natalis ke-72 FIB UGM tahun 2018 ini juga diisi dengan orasi ilmiah yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ida Rochani Adi, S.U yang berjudul “Menyoal Budaya Literasi dan Literasi Budaya”.
Pada peringatan Dies Natalis tahun 2018 ini, FIB UGM mengambil tema “Budaya Literasi dan Literasi Budaya”. Rangkaian acara Peringatan Dies Natalis ke-72 FIB UGM telah dimulai sejak bulan Februari, dengan digelarnya berbagai kegiatan seperti Anjangsana kepada para dosen dan tenaga kependidikan (tendik) FIB yang sudah memasuki masa purnatugas, kegiatan pertandingan olahraga, dan kegiatan donor darah.
Kesempatan kerja sama Fakultas Ilmu Budaya UGM dengan beberapa perguruan tinggi di Prancis terbuka untuk dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu Tridharma Perguruan Tinggi. Hal ini mengemuka dalam kunjungan Atase Pendidikan Kedutaan Prancis ke kampus Fakultas Ilmu Budaya UGM Rabu lalu (21/2). Tiga orang delegasi Atase Pendidikan Kedutaan Besar Prancis diterima oleh Dekan Fakults Ilmu Budaya UGM, Dr. Wening Udasmoro, M.Hum., DEA didampingi Wakil Dekan bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni, Dr. Agus Suwignyo, M.A. Selain itu Dekan juga didampingi sejumlah dosen Program Studi Sastra Prancis.
Di antara peluag kerja sama yang dapat dilakukan adalah kerja sama akademik dengan sembilan perguruan tinggi di Prancis antara lain Sciences Po, Universite Sorbonne Nouvelle-Paris 3, dan Universite Paris Diderot. Di samping itu, kesempatan kerja sama juga terbuka untuk dilakukan dengan Inalco (Institut National des Langues et Civilisations Orientales), yang memiliki bidang kajian kesusasteraan dan linguistik Indonesia.
Dalam kesempatan ini, Kedutaan Besar Prancis juga akan membantu FIB UGM, khususnya Prodi Sastra Prancis, untuk mendapatkan beasiswa bagi staf yang akan mengambil pendidikan jenjang pascasarjana (S2) di Prancis. “Kerja sama dengan Kedubes Prancis sudah lama dijalin, setidaknya sudah 4 tahun berjalan. Dan kesempatan ini sangat berharga terutama karena Prodi Sastra Prancis memang membutuhkan tenaga dosen baru. Semoga calon para calon dosen di Prodi Sastra Prancis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi di Prancis”, ungkap Dekan FIB.
Di samping itu, kerja sama FIB UGM, dalam hal ini Prodi Sastra Prancis, dengan perguruan tinggi di Prancis juga terus dilakukan dalam bentuk kerja sama pertukaran mahasiswa, di antaranya dengan Aix Marseille Universite, Universite Le Havre, dan Universite de La Rochelle. [popiirawan]
the 16th Urban Research Plaza Forum 2018 is designed to discuss the following theme: “Contesting Social Space in Urban Context”. The forum will investigate how cultural and artist communities in urban Asia formulate and produce their works as their strategies to claim and protect their ‘social spaces’ in their neighborhoods. The forum will bring a comparative views and experiences from Japan and Indonesia in the forms of policy reports, evaluation reviews, and/or idea exploration.
TOR URP 16th Academic Forum 2018Rabu (14/10) – “Semua hal yang kita lakukan sekarang akan memiliki dampak di masa depan,” begitu kata Made Shintamaya Linaseptriana, atau yang lebih sering dipanggil Maya, pada acara pembekalan calon wisudawan Fakultas Ilmu Budaya periode Februari 2018. Dalam acara bertajuk Alumni Talk ini, Ibu Maya membagikan pengalaman yang didapatkan selama karirnya dengan menekankan pentingnya belajar dari semua pengalaman serta kesempatan yang ada.
Sebelum menduduki posisi sebagai Office Manager di IDP Education Yogyakarta, alumni Program Studi S1 Sastra Prancis ini pernah menjajaki karier di berbagai bidang. Ibu Maya pernah membuka dan mengelola beberapa jenis usaha di bidang fesyen dan kecantikan. Selain itu, beliau juga pernah berkarier di bidang penyiaran sebagai pembaca berita dan pembawa acara di Jogja TV serta reporter di Metro TV. Perjalanan karier Ibu Maya juga membawanya ke Malaysia, di mana beliau pernah menduduki posisi Coordinator of International Affairs Division di Universiti Malaysia Sarawak dan Senior Executive at Marketing, Admission and Student Recruitment Office di Universiti Kuala Lumpur.
Dalam presentasinya, Ibu Maya menekankan perlunya usaha untuk selalu meningkatkan kualitas diri, karena semua yang kita lakukan akan menambah nilai jual dan pasti bermanfaat bagi perkembangan karier nantinya. Salah satu cara meningkatkan kualitas diri yang didiskusikan pengalaman kerja dan organisasi. Pengalaman tersebut akan sangat membantu proses pengembangan diri, karena dengan sendirinya orang yang bekerja atau berorganisasi akan belajar meningkatkan kemampuan berempati dan berkomunikasi, memperluas wawasan, menambah keterampilan, serta membangun jaringan.
Selain itu, dalam diskusi kali ini Ibu Maya juga membagi pengalaman dan kiat-kiat mencari kerja dengan para calon wisudawan. Selain usaha yang tekun, hal lain yang perlu diperhatikan ketika melamar pekerjaan adalah pengguna jasa. Menurut Ibu Maya, mengenali calon pengguna jasa merupakan hal yang sangat penting dalam proses pencari kerja. Hal ini menunjukkan kesungguhan si pelamar kerja, serta membekalinya dengan pengetahuan yang cukup baik akan kebutuhan tenaga kerja yang dimiliki calon pengguna jasa. Tidak ketinggalan, Ibu Maya juga menyampaikan pentingnya membangun citra diri. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menyesuaikan surat lamaran dan curriculum vitae dengan bidang yang digeluti dan pekerjaan yang dicari. Cara berpakaian, bahasa tubuh, serta sikap yang profesional selama proses wawancara juga merupakan bentuk usaha untuk membangun citra diri yang baik.[ashika]