Dua mahasiswi FIB UGM, Ardhana Reswari (Sejarah 2014) dan Kezia Permata (Sastra Nusantara 2016) pada 21-28 Desember 2017 silam bertolak ke Thailand untuk mengikuti L’Arts ASEAN Seeds Camp IV yang diselenggarakan oleh Thammasat University. Dalam acara ini terdapat beberapa agenda seperti workshop dan kunjungan ke tempat di daerah Timur Laut Thailand seperti Buriram dan Ubon Ratchathani.
Selain melakukan kunjungan, acara ini bertujuan untuk mewadahi ide kreatif para pelajar dalam menghasilkan produk barang atau jasa yang hasilnya dapat membangun daerah Ubon Ratchathani, daerah yang kurang populer dibandingkan dengan daerah lain di Thailand bagian Selatan. Barang atau jasa yang dihasilkan harus mengandung unsur budaya yang melambangkan daerah tersebut dan harus dipresentasikan di hadapan dewan juri yang berasal dari Thammasat University dan Ubon Ratchathani University. Peserta dibagi ke dalam beberapa tim yang masing-masing terdiri dari mahasiswa Thailand dan internasional. Peserta internasional berasal dari Indonesia, Malaysia, Taiwan, Cina, dan Jepang.
Dari proyek berkelompok ini, kelompok Kezia menyabet juara I, sedangkan kelompok Ardhana menyabet juara 2 dengan produk iWatch yang menggunakan kain buatan warga sekitar sebagai gelangan tangannya dan juga aplikasi homestay daring yang kurang lebih mirip dengan sistem Gojek di Indonesia, sehingga setiap warga yang memiliki rumah dan layak dijadikan homestay bisa mendaftar di aplikasi tersebut. [tyassanti]
Rilis Berita
RAMPOE Universitas Gadjah Mada (UGM) akan kembali merealisasikan program “Misi Diplomasi Budaya melalui Duta Seni Mahasiswa” di tingkat Internasional mewakili Indonesia. Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya yang bergerak dalam bidang seni tari Aceh ini akan tampil dalam agenda “2018 Taiwan Lantern Festival” yang diadakan di Kota Chiayi, Taiwan pada 28 Februari-4 Maret 2018 mendatang.
Informasi yang dihimpun, program ini merupakan implementasi kerjasama antara Rampoe UGM dengan Tourism Bureau, Republic of Taiwan. Kerjasama tersebut merupakan salah satu peluang bagi Rampoe UGM untuk memberikan kesempatan bagi para mahasiswa dalam belajar mengenal dunia Internasional serta membudayakan kebudayaan Indonesia itu sendiri. Sehingga Indonesia dapat dikenal lebih di mata dunia.
Kegiatan yang bertajuk 2018 Taiwan Lantern Festival merupakan Festival Kebudayaan Internasional yang rutin diselenggarakan sejak tahun 1990. Kegiatan tersebut diadakan oleh Tourism Bureau, Republic of Taiwan. Lebih lanjut dikatakan, Rampoe UGM diundang secara langsung bersama kontingen dari berbagai negara di belahan dunia dan merupakan satu-satunya tim perwakilan Indonesia. “Dalam kegiatan ini, Rampoe UGM mengirimkan 42 delegasi yang terdiri dari 38 talent, satu director, satu manajer, dan dua official. Rampoe hadir menampilkan 5 tarian di panggung utama yaitu Tari Seudati, Tari Ratoeh Jaroe, Tari Rateb Meusekat, Tari Rapa’i Geleng dan Tari Tarek Pukat. Sementara pada sesi parade, Rampoe menampilkan berbagai kolaborasi tarian, nyanyian lagu khas tradisional daerah, dan Rapa’i Canang. Kami berharap masyarakat Indonesia dapat mendukung secara spiritual dan ikut termotivasi untuk melestarikan budaya”, papar Wakil Ketua Rampoe UGM Rizaldi Budi Hastomo
Manajer Keberangkatan, Yorri Harlyandra menambahkan “Kami hanya memiliki waktu sekitar tiga bulan untuk menyelesaikan koreografi tarian. Namun demikian, hal tersebut bukan menjadi kendala tim karena sebelumnya kami telah melakukan latihan reguler yang biasa diselengarakan oleh Rampoe UGM selama dua kali dalam seminggu untuk seluruh anggota aktif yang kurang lebih berjumlah sekitar 264 orang. Sehingga dasar-dasar tarian telah cukup dikuasai oleh masing-masing individu dalam tim keberangkatan diplomasi ini. Selama proses latihan koreografi terhitung sejak bulan November hingga sekarang, Tim Keberangkatan Taiwan rutin melakukan latihan setiap enam kali dalam seminggu. Sejauh ini, kesiapan tim sudah sangat matang. Kami akan memberikan penampilan yang terbaik bagi masyarakat Taiwan”
“Keikutsertaan Rampoe UGM dalam festival seni budaya di Chiayi, Taiwan ini ditujukan untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia di kancah Internasional. Selain sebagai bentuk pelestarian kesenian tradisional, kami dapat berkesempatan untuk ikut andil dalam memperkenalkan kebudayaan Indonesia di kancah Internasional. Sebelumnya Rampoe UGM juga pernah menjalin kerjasama dengan Pemerintah Taiwan, khususnya pada pemerintah Kota Tainan saat agenda Nan Ying International Foklore Festival 2016”, tutur Krisna Sella selaku Humas Rampoe UGM
Berbagai apresiasi dan prestasi yang membanggakan telah diraih oleh Rampoe UGM sejak tahun 2010. Terdapat kurang lebih 25 jenis penghargaan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Rampoe UGM juga telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, seperti Malaysia (2011, 2014 dan 2016), Belgia (2013 dan 2014), Perancis (2014), Taiwan (2016), Spanyol (2016) dan Republik Ceko (2016). Keikutsertaan Rampoe UGM di kancah internasional membuktikan bahwa Indonesia sebagai negara penuh budaya yang diakui oleh masyarakat dunia.
Rampoe UGM yang juga merupakan organisasi minat bakat terbaik dan terproduktif di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2015 dan 2017 ini akan terus menjalankan misi diplomasi budaya untuk mempromosikan seni budaya Indonesia ke mata dunia. Dalam waktu dekat ini, Rampoe UGM juga akan bersiap menyelenggarakan kegiatan festival dan lomba tari tradisional serta berencana kembali melakukan misi diplomasi budaya di Timur Tengah dan Eropa sekitar bulan Oktober hingga Desember 2018 mendatang. [Rizaldi Budi Hastomo]
The symposium titled “Literary Culture and the Culture of Literacy in Indonesia” will broadly examine the reading and writing traditions of Indonesia and its historical development. It will look into the developments of literary cultures in its traditional, colonial, postcolonial and recent digital forms.
Publikasi_SymposiumDies72 ToR_Ind_FIB UGMDalam rangka agenda kunjungan dari Oberlin College, Ohio ke Universitas Gadjah Mada, maka akan diadakan kegiatan Public Lecture dengan mengangkat tema ” Mapping Afro-Descendant and Amerindian Territories in Latin America”. Bertindak sebagai pembicara adalah Dr. Karl Offen (Associate Professor A.J. Lewis Center for Environmental Studies, Oberlin Collge). Kuliah umum ini akan diselenggarakan pada hari Selasa 16 Januari 2018, pukul 09.00-11.00 bertempat di Ruang Sidang I, Gedung Peorbatjaraka Lantai 1, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.
Public Lecture_ (3)
Latar Belakang
Prasasti memiliki nilai yang penting bagi sejarah Indonesia, karena berisi tentang berbagai aspek kehidupan manusia yang dapat digunakan untuk menjelaskan kehidupan manusia masa lampau. Seminar ini merupakan sarana strategis untuk mempertahankan keberlanjutan pengajaran epigrafi baik di universitas-universitas maupun eksistensi komunitas-komunitas pemerhati sejarah dan budaya Indonesia.
Jadwal Kegiatan:
1. Seminar Nasional dengan tema: “Penelitian Terkini Epigrafi Indonesia” ; Selasa, 6 Maret 2018
2. Bedah buku tentang epigrafi karya Dr. Djoko Dwiyanto, M.Hum. ; Rabu, 7 Maret 2018