UGM kembali merayakan Dies Natalis yang ke-74 pada tanggal 19 Desember 2023. Tema besar yang diusung pada tahun ini adalah Transformasi Digital: Harmonisasi Inovasi dan Kemanusiaan. Berbagai kegiatan dilaksanakan guna memeriahkan acara tahunan ini. Salah satu acara tersebut adalah Nitilaku.
Acara Nitilaku ini dipandang sebagai sebuah simbolisme kultural historis dalam bentuk pawai sebagai simbolisme berdirinya Universitas Gadjah Mada. Berawal dari sepetak tanah kraton di Siti Hinggil Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat menjadi kampus UGM yang sekarang berdiri di Bulaksumur. Seiring waktu, Nitilaku mengalami transformasi menjadi suatu peristiwa budaya yang menggabungkan berbagai potensi dari UGM, masyarakat, komunitas, sektor swasta, dan pemerintan dengan menonjolkan unsur-unsur sejarah perjuangan dan nasionalisme.
Nitilaku kali ini mengusung tema “Kenduri Kebangsaan Merajut Tenun Ke-Indonesiaan” dengan tujuan memelihara hubungan yang baik dengan Sang Pencipta Alam Semesta. Acara ini dilakukan sebagai bentuk doa untuk keselamatan, menghindarkan diri dari bencana, dan mencegah segala bentuk keburukan yang mungkin terjadi karena kelalaian manusia. Selain itu, Nitilaku juga berfungsi sebagai media kesadaran bersama untuk terus merawat silaturahmi di antara seluruh warga bangsa.
Acara Nitilaku berlangsung selama dua hari, yakni pada tanggal 16-17 Desember 2023. Selain acara utama Kenduri Kebangsaan yang mencakup orasi dan pembacaan doa lintas agama serta kirab kebangsaan, Nitilaku juga menampilkan berbagai kegiatan menarik. Instalasi seni, pasar kangen, pasar UMKM, dan panggung kesenian akan meramaikan kedua hari tersebut dengan melibatkan berbagai komunitas seni dan budaya. Semua ini sesuai dengan semangat Nitilaku yang menggalang partisipasi luas dari masyarakat, terutama masyarakat Yogyakarta.
Partisipasi Tendik dan Dosen FIB UGM
Pada Minggu, 17 Desember 2023 Tim Fakultas Ilmu Budaya mengikuti Nitilaku -yang merupakan salah satu rangkaian acara Dies Natalis UGM 2023-. Pada kesempatan kali ini para tendik dan dosen FIB UGM bersama-sama mengikuti kirab pawai dengan rute yang sudah ditetapkan oleh panitia Dies. Sejalan dengan nama fakultasnya, kontingen tendik dan dosen dari Fakultas Ilmu Budaya secara kompak menggunakan pakaian adat dari berbagai daerah. Tak lupa anggota kontingen juga menyanyikan yel-yel yang menyulut semangat dan juga membuat suasana sepanjang kirab pawai semakin seru.