• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • SDGs 5: Kesetaraan Gender
Arsip:

SDGs 5: Kesetaraan Gender

Kuliah Umum American Studies: “Representasi Keluarga Amerika dalam Media”

HEADLINERilis BeritaSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 5: Kesetaraan Gender Kamis, 22 Mei 2025

Yogyakarta, 21 May 2025 — American Studies Students and Alumni Association (ASSAA), bekerja sama dengan Program Studi Kajian Amerika Universitas Gadjah Mada (UGM), menyelenggarakan kuliah umum bertajuk “Representations of American Families in the Media” pada hari Rabu, 21 Mei 2025, pukul 10.00–12.00 WIB (Waktu Jakarta).

Acara ini menghadirkan Dr. Suzie Handajani, M.A., dosen di Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, sebagai pembicara utama. Dalam kuliah umumnya, Dr. Suzie mengupas bagaimana keluarga-keluarga Amerika ditampilkan dalam berbagai bentuk media—mulai dari televisi dan film hingga iklan. Ia menjelaskan bahwa representasi tersebut tidak hanya mencerminkan nilai-nilai budaya yang hidup di masyarakat Amerika, tetapi juga dapat memperkuat bahkan menantangnya. Melalui berbagai contoh, Dr. Suzie menunjukkan bagaimana media berperan penting dalam membentuk persepsi publik tentang apa itu “keluarga” dan seperti apa idealnya kehidupan keluarga dalam konteks Amerika.

Dengan latar belakang keilmuan di bidang antropologi budaya dan kajian media, Dr. Suzie mengajak para peserta untuk mengkaji secara kritis berbagai stereotip, narasi dominan, dan dinamika sosial yang muncul dari representasi keluarga dalam media Amerika. Topik ini menjadi sangat relevan, tidak hanya bagi mahasiswa Kajian Amerika dan Ilmu Budaya, tetapi juga bagi siapa pun yang tertarik pada studi media, komunikasi, serta dinamika keluarga dalam konteks global. Melalui pendekatan lintas disiplin, peserta diajak untuk melihat bagaimana media bukan sekadar hiburan, tetapi juga ruang produksi makna yang memengaruhi cara kita memahami dunia sekitar.

Dalam paparannya, Dr. Suzie Handajani menyoroti bagaimana representasi keluarga Amerika mengalami perubahan signifikan seiring transisi dari era media elektronik seperti televisi ke era media digital. Salah satu contoh yang ia angkat adalah The Cosby Show, sitkom populer dari era 1980-an yang menampilkan kehidupan keluarga Afrika-Amerika kelas menengah atas. Tayangan ini dipandang sebagai upaya membangun citra ideal keluarga kulit hitam di mata publik Amerika maupun dunia—sebuah langkah penting dalam membingkai ulang persepsi terhadap komunitas Afrika-Amerika melalui media arus utama.

Namun, menurut Dr. Suzie, representasi keluarga dalam media tidaklah bersifat statis. Seiring berkembangnya media digital dan kemunculan platform streaming, narasi tentang keluarga Amerika menjadi jauh lebih beragam, inklusif, dan kompleks. Media digital membuka ruang bagi munculnya berbagai suara dan perspektif yang sebelumnya jarang terwakili dalam media arus utama, mulai dari keluarga dengan latar belakang ras, kelas, dan orientasi seksual yang berbeda, hingga dinamika keluarga non-tradisional yang kini mendapat tempat lebih luas dalam lanskap budaya populer.

Kuliah ini berlangsung dengan suasana yang interaktif dan penuh antusiasme. Para mahasiswa tidak hanya mendengarkan, tetapi juga aktif berdiskusi, berbagi pandangan, dan membandingkan pengalaman mereka tentang media dan konsep keluarga dari berbagai budaya. Diskusi ini menjadi ruang refleksi bersama tentang bagaimana tayangan yang kita konsumsi sehari-hari bisa secara halus membentuk cara pandang dan harapan kita terhadap kehidupan berkeluarga.

Sebagai tambahan, dalam presentasinya Dr. Suzie juga menyinggung sejarah tayangan Amerika yang pernah menghiasi televisi Indonesia sejak tahun 1990-an, sebelum sinetron lokal mulai mendominasi layar kaca. Serial-serial seperti Married with Children, Young Sheldon, hingga The Simpsons diangkat sebagai contoh bagaimana media membentuk berbagai arketipe keluarga, mulai dari yang absurd dan jenaka hingga yang cerdas dan tidak biasa. Tayangan-tayangan ini bukan hanya menghibur, tetapi juga membawa serta nilai-nilai dan cara pandang khas Amerika yang secara tidak langsung turut memengaruhi penonton di Indonesia.

Kuliah ini merupakan bagian dari mata kuliah Kajian Media dan Budaya Populer, yang dirancang untuk mendorong mahasiswa berpikir kritis terhadap representasi sosial dalam media. Melalui pendekatan interdisipliner, mata kuliah ini mengajak mahasiswa untuk tidak hanya menjadi konsumen media, tetapi juga pembaca yang sadar dan reflektif terhadap pesan-pesan budaya yang disampaikan lewat berbagai bentuk tayangan populer.

[Humas Pengkajian Amerika, Gilang Hadian]

Mengenal Tutor: Rifan Shinji

HEADLINEINCULSRilis BeritaSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 5: Kesetaraan Gender Jumat, 16 Mei 2025

Yogyakarta, 15/05/2025 – INCULS (Indonesia Culture and Language Services) tidak hanya berperan sebagai lembaga pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing, tetapi juga menjadi wadah strategis dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Pengalaman Rifan Shinji, seorang mahasiswa Bahasa dan Kebudayaan Jepang angkatan 2020 sebagai tutor di INCULS menunjukkan bagaimana pendekatan pendidikan yang inklusif dan adaptif mampu mewujudkan pendidikan berkualitas. Dengan memprioritaskan kebutuhan mahasiswa asing dari berbagai latar belakang seperti mahasiswa Monash University yang lebih menyukai percakapan santai atau mahasiswa Ritsumeikan yang tertarik pada musik tradisional, maka bisa menerapkan metode pembelajaran kontekstual. Misalnya, mahasiswa UNSW (University New South Wales) diajak mengunjungi museum untuk memahami politik Indonesia, sementara mahasiswa Kokushikan terjun langsung ke masyarakat guna mempelajari adat istiadat. Pendekatan ini tidak hanya memperkuat pemahaman linguistik tetapi juga membangun keterampilan lintas budaya, yang sejalan dengan prinsip kebangsaan tentang pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dan multikulturalisme.  

Selain itu, INCULS berkontribusi pada pengurangan ketimpangan dengan menerapkan prinsip kesetaraan dalam pembelajaran. Rifan menekankan bahwa semua mahasiswa diperlakukan setara tanpa favoritisme, meskipun tantangan seperti perbedaan mood atau kendala bahasa kerap muncul. Untuk mengatasinya, tutor menggunakan pendekatan personal seperti mengajak mahasiswa makan bersama, atau memanfaatkan teknologi penerjemah untuk memastikan materi tersampaikan dengan baik. Namun, fakta bahwa semua tutor INCULS saat ini adalah laki-laki juga menyoroti potensi peningkatan dalam hal kesetaraan gender yang bisa menjadi fokus pengembangan ke depan.  

Di sisi lain, INCULS berperan penting dalam pelestarian dan promosi budaya Indonesia . Melalui pengajaran bahasa, para tutor sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia, mulai dari musik tradisional hingga adat istiadat lokal. Rifan mencontohkan bagaimana mahasiswa Ritsumeikan tertarik mempelajari gamelan, sementara mahasiswa HUFS lebih antusias membahas musik populer Indonesia. Penyebaran pengetahuan budaya ini tidak hanya memperkaya wawasan mahasiswa asing tetapi juga memperkuat diplomasi soft power Indonesia di kancah global. Dampaknya bersifat multiplikatif, karena mahasiswa asing tersebut akan membawa pemahaman mereka tentang Indonesia kembali ke negara masing-masing, menciptakan jaringan budaya yang lebih luas.  

Untuk mendukung peran strategis ini, Rifan menyarankan perlunya pengembangan infrastruktur INCULS, seperti pembangunan gedung khusus pengajaran Bahasa Indonesia. Fasilitas yang memadai akan memungkinkan lembaga ini meningkatkan kapasitas pengajaran dan menjangkau lebih banyak pelajar asing. Dengan mempertahankan kualitas pengajaran dan memperluas jaringan kolaborasi, INCULS dapat terus menjadi pionir dalam pengajaran bahasa Indonesia sekaligus berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Melalui pendekatan holistik yang menggabungkan pendidikan, budaya, dan inklusivitas, INCULS membuktikan bahwa pengajaran bahasa bukan sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga investasi bagi perdamaian dan kemajuan global.

[INCULS, Thareeq Arkan Falakh]

Diskusi Buku “Trilogi Kartini” Menyigi Gagasan Emansipasi lewat Suara dan Surat

HEADLINERilis BeritaSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 5: Kesetaraan Gender Jumat, 2 Mei 2025

Yogyakarta, 30 April 2025 — Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM) menyelenggarakan diskusi buku Trilogi Kartini yang berlangsung pada Rabu (30/4) pukul 08.30–11.20 WIB di Ruang 709, Gedung Soegondo, FIB UGM. Acara ini menghadirkan Prof. Dr.-Ing. Wardiman Djojonegoro, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI periode 1993–1998 sekaligus penulis buku Trilogi Kartini, sebagai narasumber utama. Diskusi dipantik oleh Prof. Dr. Bambang Purwanto, M.A., dan dimoderatori oleh Dr. Suzie Handajani, M.A.

Acara diawali dengan sambutan dari Dekan FIB UGM, Prof. Dr. Setiadi, S.Sos., M.Si., serta penayangan video sambutan dari Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, Ph.D. Dalam suasana khidmat dan reflektif, dua mahasiswa FIB UGM—Bulan Churniati (Prodi Sastra Inggris) dan Febi Setiyawati (Prodi Antropologi Budaya)—membacakan kutipan surat-surat R.A. Kartini kepada E.H. Zeehandelaar dan R.M. Abendanon-Mandri, mempertegas semangat emansipasi dan pemikiran Kartini yang tetap relevan hingga kini.

Bulan Churniati (Sastra Inggris) Membacakan Kutipan 6 Surat RA Kartini kepad R.M. Abendanon-Mandri

Dalam paparannya, Prof. Wardiman menekankan bahwa Trilogi Kartini disusun untuk membuka ruang pemahaman yang lebih luas tentang pemikiran Kartini, tidak hanya sebagai simbol perempuan Indonesia, tetapi sebagai pemikir kritis dan progresif yang visinya melampaui zamannya. Prof. Bambang menambahkan bahwa penting untuk menempatkan Kartini sebagai subjek historis yang aktif dalam membentuk wacana kebudayaan dan pendidikan.

Diskusi berlangsung interaktif dengan partisipasi aktif dari para peserta yang terdiri dari sivitas akademika dari mahasiswa hingga guru besar dan masyarakat umum. Tiga orang memberikan pertanyaan kritis mulai dari sisi religius Kartini hingga modifikasi peringatan hari Kartini itu sendiri. Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab dan penyerahan cinderamata oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni, Mimi Savitri, M.A., Ph.D.

Melalui kegiatan ini, FIB UGM meneguhkan komitmennya dalam merawat semangat intelektual, keberagaman gagasan, dan penghargaan terhadap tokoh-tokoh kebudayaan nasional melalui diskursus yang inklusif dan transformatif.

[Humas FIB UGM, Bulan Churniati]

Meretas Batas: Suara Perempuan dan Minoritas dalam Sorotan Kajian Amerika

HEADLINERilis BeritaSDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang TangguhSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 5: Kesetaraan Gender Jumat, 2 Mei 2025

Yogyakarta, 30/4/2025 – Di tengah hiruk pikuk perayaan kelulusan, para mahasiswa Magister Pengkajian Amerika Universitas Gadjah Mada menyimpan cerita perjuangan yang tak kalah menarik dari sekadar pencapaian akademik. Melalui tesis mereka, suara-suara perempuan, kelompok minoritas, hingga wacana keagamaan di Amerika rampung dikaji. Tidak hanya sebagai objek kajian, tetapi sebagai refleksi sosial yang erat kaitannya dengan kehidupan global dan tujuan pembangunan berkelanjutan.

Salah satu topik yang mengemuka adalah persoalan religiositas dalam masyarakat Amerika kontemporer. Dalam penelitiannya, Eliyawati, S.S., M.A. menelaah representasi religiusitas perempuan Amerika dalam serial Young Sheldon. Dengan memadukan teori representasi Stuart Hall dan pendekatan Post-Nasionalis dalam Pengkajian Amerika, Eliyawati membedah bagaimana keyakinan religius perempuan Amerika, baik yang tradisional maupun yang mengalami sekularisasi yang tercermin melalui karakter lintas generasi. Ia menemukan bahwa perempuan dari generasi Baby Boomers hingga Generasi X menunjukkan cara beriman yang berbeda: mulai dari ketaatan spiritual yang menempatkan perempuan sebagai “gereja dalam keluarga”, hingga pergeseran nilai ke arah sekularitas akibat pengaruh modernitas, media, dan pendidikan. Penelitian ini tidak hanya memotret transformasi nilai-nilai agama dalam masyarakat Amerika, tetapi juga membuka ruang refleksi tentang posisi perempuan dalam lembaga keagamaan dan kehidupan sosial.

Eliyawati, S.S., M.A. bersama Dr. Aris Munandar, M. Hum., Kaprodi Magister Pengkajian Amerika, FIB, UGM

Isu representasi gender juga dikupas dalam penelitian Leny Roslinda Sinaga, S.S., M.A., melalui serial You. Dengan latar genre romantik-thriller yang populer di kalangan penonton global, serial ini menjadi medium refleksi atas bagaimana dominasi maskulin yang berbalut romansa sering kali memanipulasi persepsi perempuan. Leny mengeksplorasi bagaimana cinta bisa menjadi kedok kekerasan, dan bagaimana budaya populer Amerika membentuk serta mengabadikan narasi tersebut. Dengan menggunakan teori dekonstruksi, hasil penelitiannya menyoroti pentingnya kesadaran perempuan terhadap relasi kuasa dalam ranah personal maupun publik, mempertegas urgensi kesetaraan gender di tengah dominasi narasi maskulinitas dalam media massa Amerika.


Leny Roslinda Sinaga, S.S., M.A. bersama Dr. Aris Munandar, M. Hum., Kaprodi Magister Pengkajian Amerika, FIB, UGM

Tak kalah menarik, kajian tentang Ruth Bader Ginsburg dalam film On the Basis of Sex, yang menggambarkan dengan kuat perjuangan perempuan menembus dunia hukum yang sarat dominasi laki-laki diekspolari oleh Zahra Kamila, S.Pd., M.A. Film ini menjadi pintu masuk untuk membedah struktur sosial yang maskulin, sekaligus memetakan strategi-strategi seperti pendekatan legal, akses pendidikan tinggi, hingga kolaborasi lintas gender. Dalam tesis nya, Zahra menunjukkan bahwa perjuangan tersebut tak hanya berkaitan erat dengan isu kesetaraan gender, tetapi juga menyuarakan nilai-nilai keadilan dan kelembagaan inklusif. Dua aspek penting dalam mewujudkan masyarakat yang setara dan berkeadaban.

Zahra Kamila, S.Pd., M.A. bersama Dr. Aris Munandar, M. Hum., Kaprodi Magister Pengkajian Amerika, FIB, UGM

Beranjak ke ruang digital, penelitian Annida Ul Marhamah, S.S., M.A., menyoroti perjuangan identitas melalui figur Bretman Rock, seorang influencer LGBTQ+ berdarah Filipina-Amerika yang menjadikan media baru sebagai panggung untuk mengekspresikan dirinya sekaligus melawan stereotip. Di tengah dominasi narasi heteronormatif dalam budaya populer Amerika, Bretman tampil sebagai suara alternatif yang menantang batas-batas representasi identitas rasial, gender, dan seksualitas. Dengan memadukan teori dekonstruksi Jacques Derrida, Annida mengurai bagaimana mikroagresi yang ditujukan kepada Bretman melalui komentar dan ekspektasi publik tidak hanya bersifat personal, tetapi juga struktural. Menariknya, kajian ini menunjukkan bahwa kekuatan naratif dalam media digital justru dapat dibalikkan menjadi ruang emansipasi, di mana keotentikan menjadi bentuk perlawanan. Dalam konteks mengurangi ketimpangan dan kesetaraan gender, riset ini menegaskan pentingnya keotentikan dalam narasi digital, serta menyerukan pemahaman lintas budaya dan representasi diri sebagai fondasi menuju masyarakat yang lebih adil dan setara. 

Annida Ul Marhamah, S.S., M.A. bersama Dr. Aris Munandar, M. Hum., Kaprodi Magister Pengkajian Amerika, FIB, UGM

Keempat penelitian ini menegaskan bahwa ruang akademik bukan sekadar tempat mempelajari teori, melainkan arena untuk menyuarakan ketidakadilan, membongkar narasi dominan, dan merayakan keberagaman. Melalui film, serial televisi, hingga media digital, para mahasiswa ini membuktikan bahwa Pengkajian Amerika bukan hanya soal memahami Amerika, melainkan cara kritis untuk membaca dunia.

[Humas Magister Pengkajian Amerika, Nariza Ayu Pasha]

Budaya Populer, Sosial, dan Budaya: Wisudawan, Wisudawati dan Penelitian Thesis Pengkajian Amerika

HEADLINERilis BeritaSDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang TangguhSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 5: Kesetaraan Gender Jumat, 2 Mei 2025

Yogyakarta, 30/4/2025 – Pada hari Rabu, 23 April, enam mahasiswa program studi Pengkajian Amerika, FIB, UGM, berhasil menyelesaikan masa studi mereka dengan menghasilkan thesis yang menyoroti isu sosial dan budaya yang ada pada Budaya Populer Amerika. Keenam mahasiswa yang diwisuda tersebut terdiri dari: Eliyawati, Zahra Kamila yang adalah Angkatan 2022 Genap, A . Fahmi Dahlan, Leny Roslinda Sinaga dan Annida Ul Marhamah, mahasiswa Angkatan 2022 Ganjil, dan Aprilia Nilham, mahasiswa Angkatan 2021 Genap. Dalam thesis mereka, wisudawan wisudawati tidak hanya memberi kajian baru mengenai Amerika secara internal, melainkan juga pengaruh Amerika yang dirasakan oleh negara lain, yaitu Indonesia. 

Thesis yang ditulis oleh A . Fahmi Dahlan yang berjudul “American Hegemony in Indonesian Mass Culture: A Case Study on Hip-hop Community in Wijilan Yogyakarta” meneliti bagaimana musik hip-hop Indonesia mendapat pengaruh dari hegemoni Amerika dalam berbagai elemen hip-hop yang kompleks. Thesis ini juga menemukan bahwa hegemoni yang terjadi dalam lagu hip-hop di Wijilan bisa dilihat dari program pemberdayaan kultur hip-hop, sekaligus menggunakan hip-hop sebagai sarana untuk mengkritisi isu sosial, atau dengan kata lain, melakukan adaptasi pengaruh global dengan identitas lokal.

Sebagai perbandingan dengan thesis yang sebelumnya menghubungkan Amerika dengan Indonesia, thesis yang ditulis oleh Eliyawati  dengan judul “The Representation of American Women’s Religiosity in Young Sheldon” menemukan bahwa konsep kekrisenan yang dianut oleh perempuan Amerika bisa dilihat dari sikap, pengimplementasian nilai-nilai keagamaan termasuk ke dalam role perempuan dalam keluarga, yang mana memiliki ketimpangan yang sangat kontras apabila di bandingkan dengan perempuan yang tidak memiliki kepercayaan tertentu. Dalam thesisnya, beliau berargumen juga bahwa representasi ini terlihat dari tiga generasi yang ada di dalam Young Sheldon. 

Melalui penelitian yang menggunakan berbagai macam perspektif maupun isu, tulisan mereka diharapkan dapat berkontibusi untuk memperkaya dan menjadi rujukan riset yang akan datang, terutama semua yang berhubungan dengan Amerika, budaya popular, termasuk isu sosial baik di dalam Amerika maupun secara global sehingga bisa membangun masyarakat yang lebih terbuka.

[Humas Magister Pengkajian Amerika, Reni Renatawati]

123…10

Rilis Berita

  • FIB UGM Wisuda 81 Sarjana dalam Wisuda Periode III Mei 2025
  • Kuliah Umum: Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Efektif Lintas Budaya bersama Dhinar Arga Dumadi
  • Critical Island Studies Summer School 2025
  • SANJUNG #2 : Studi Banding QIS’AR UNS ke IKMASA UGM
  • Kuliah Umum dan Penyerahan Beasiswa KAGAMA Korea oleh Prof. Yang Seung Yoon

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY