• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • UGM Yogyakarta
  • UGM Yogyakarta
  • hal. 8
Arsip:

UGM Yogyakarta

Kembangkan Potensi Daerah Pakpak Bharat, Tim Arkeolog UGM Gelar Workshop “Mejan Milik Kita”

HEADLINERilis BeritaSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Senin, 29 Juli 2024

Tim Arkeolog UGM menyelenggarakan Workshop “Mejan Milik Kita” pada Senin, 15 Juli 2024 di Balai Sada Arih, Kompleks SINDEKA. Workshop ini membahas topik terkait dengan konservasi temuan mejan yang banyak dimiliki oleh Kabupaten Pakpak Bharat dan juga membahas terkait dengan pelestarian warisan budaya berbasis masyarakat. Pakpak Bharat merupakan salah satu wilayah di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki banyak potensi, seperti potensi alam, budaya, dan arkeologis. Tim Arkeolog UGM yang telah melakukan penelitian untuk mengetahui persebaran potensi arkeologis berupa mejan di Kecamatan Pagindar dan beberapa wilayah lain di sekitar Kecamatan Salak. Penelitian kali ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya pada tahun 2023. Hal menarik yang dilakukan pada penelitian kali ini yakni menyasar potensi alam untuk dijadikan sebagai destinasi wisata unggulan di Kabupaten Pakpak Bharat selain menggali lebih dalam terkait dengan tinggalan arkeologis berupa mejan.

Koordinator Tim Arkeolog UGM, Mimi Savitri, M. A., Ph. D., menyampaikan bahwa “Pakpak Bharat, khususnya Kecamatan Pagindar yang kemarin menjadi objek penelitian memiliki potensi wilayah yang luarbiasa menarik untuk dikembangkan kedepannya, mulai dari tinggalan arkeologis hingga potensi alam”. Pada kesempatan kali ini, perwakilan pemerintah kabupaten yang diwakili oleh Sekretaris Daerah, Jalan Berutu, S.Pd., M. M. menyambut hangat dan memberikan dukungan penuh terhadap berjalannya penelitian di daerah Pakpak Bharat. Beliau juga menyampaikan “Apresiasi sebesar – besarnya untuk  kerjasama yang terjalin antara Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat dengan Universitas Gadjah Mada sehingga harapannya hal ini menjadi langkah awal yang bisa dijadikan sebagai dasar pemajuan dan pengembangan wilayah Pakpak Bharat”, imbuhnya.

Pada kegiatan workshop ini, dihadirkan 2 narasumber yaitu Dr. Mahirta, M. A yang merupakan dosen Program Studi Arkeologi Universitas Gadjah Mada, dimana dalam pemaparannya membahas terkait dengan konservasi batu. Materi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan terhadap masyarakat luas di Kabupaten Pakpak Bharat yang diwakili oleh para hadirin dari berbagai kalangan mulai dari pelajar sekolah, guru, kepala desa, camat, ketua adat, serta perwakilan lembaga masyarakat yang bergerak di bidang pengembangan kebudayaan. Tentunya pemahaman terkait dengan konservasi batu menjadi bekal yang harus dimiliki oleh setiap elemen masyarakat, mengingat banyaknya potensi berupa mejan yang tersebar di penjuru wilayah Pakpak Bharat. Kemudian, narasumber kedua, yakni Mimi Savitri, M. A. Ph. D. memaparkan topik terkait dengan pelestarian warisan budaya berbasis masyarakat sehingga dalam hal ini lebih menekankan adanya kerjasama yang baik di lingkungan masyarakat demi kelestarian warisan budaya yang dimiliki. Beliau menyampaikan bahwa, “Masyarakat menjadi garda terdepan dan terdekat yang ada di sekitar objek warisan budaya, sehingga perlu adanya pengetahuan terkait pelestarian warisan budaya dan kerjasama yang baik didalamnya supaya nilai yang ada pada objek tidak hilang, serta tinggalan yang ada dapat bertahan hingga di generasi mendatang”.

Workshop yang dilakukan ini berjalan dengan baik karena adanya partisipasi aktif dari para peserta yang hadir dalam menyampaikan gagasan yang dimiliki. Salah satunya berasal dari perwakilan pelajar SMA bernama Sodik yang menyampaikan bahwa, “ Sebagai generasi muda sudah seharusnya kita mencintai dan memiliki rasa bangga terhadap warisan budaya yang dimiliki sehingga dapat mencegah budaya kita diklaim oleh orang lain”. Selain itu, permasalahan terkait dengan pelestarian dan pengembangan warisan budaya juga disampaikan. Salah satunya yang disampaikan oleh Budi Rasmianto Berutu, S. T., M. AP., sebagai perwakilan dari lembaga kebudayaan daerah,  “ Potensi yang dimiliki oleh Pakpak Bharat, khususnya wilayah Pagindar menjadi satu aset luarbiasa. Akan tetapi, kami membutuhkan sebuah kemudahan akses berupa jalan sehingga wisatawan akan dengan mudah menjangkau wilayah Pagindar. Selain itu, kami juga menginginkan adanya bantuan untuk publikasi wisata yang berupa promosi di sosial media maupun dalam bentuk booklet sehingga saat ada wisatawan yang akan hadir ke Pakpak Bharat, akan dengan mudah mengetahui destinasi wisata apa yang bisa dikunjungi sesuai dengan minatnya”. Para hadirin pun sepakat dengan hal yang disampaikan. Selanjutnya, banyak masukan dari para stakeholder yang hadir, dimana pengetahuan terkait dengan mejan juga perlu diberikan pada materi sekolah sehingga dapat menumbuhkan rasa cinta dan memiliki terhadap warisan budaya yang dimiliki oleh daerah.

Kegiatan ini ditutup dengan penyampaian kesimpulan oleh Plt. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pakpak Bharat, Maranatha M. Padang, S. Pd., M. Si., “ Sekali lagi, saya mengapresiasi sebesar – besarnya atas penelitian yang telah dilaksanakan oleh Tim Arkeolog UGM dan kepada para hadirin yang sudah hadir dalam kesempatan ini. Harapannya, apa yang didapatkan hari ini bisa disampaikan kepada masyarakat secara luas sehingga ilmu yang ada bisa diketahui lebih banyak orang. Saya berharap kerjasama dapat terus dipertahankan di kalangan masyarakat dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan yang kita miliki sehingga warisan budaya yang ada di Pakpak Bharat akan terus lestari, Lias Ate, Njuah – Njuah Banta Karina”.

Penulis artikel : Resti Wulandari, S. Ark.

Penutupan Program Summer Course UGM, Victoria University, dan ISI Yogyakarta

HEADLINERilis BeritaSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Senin, 29 Juli 2024

Sabtu, 20 Juli 2022, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada diundang untuk mengikuti penutupan program Summer Course antara UGM, Victoria University, dan Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. Kegiatan ini dilakukan di Gedung Dekanat Fakultas Seni, Media, dan Rekam, ISI Yogyakarta dari pukul 16:00 – 19:00 WIB. Penutupan program ini diawali dengan pidato pembuka dari Pak Kiernan yang merupakan perwakilan dari Victoria University dilanjukan dengan pidato pembuka dari Dr. Edial Rusli, S.E, M.Sn yang merupakan Dekan Fakultas Seni, Media, dan Rekam ISI Yogyakarta. Acara ini dimeriahkan oleh penampilan hasil video dari masing-masing kelompok. Seperti yang kita ketahui bahwa output dari kegiatan ini adalah video singkat tentang perjalanan mereka selama di Yogyakarta. Setiap kelompok menampilkan video yang beragam mulai dari proses pembuatan makanan tradisional apem, kunjungan ke Malioboro dan Pasar Beringharjo, dan kolaborasi musik.

Setelah penutupan resmi, acara dilanjutkan dengan sesi foto bersama untuk mengabadikan momen kebersamaan antara peserta, panitia, dan para dosen. Foto bersama ini dilakukan di dalam Gedung Dekanat Fakultas Seni, Media, dan Rekam ISI Yogyakarta dengan suasana yang penuh keakraban.

Selanjutnya, seluruh partisipan diajak untuk menikmati makan malam bersama yang telah disiapkan oleh panitia. Hidangan yang disajikan terdiri dari berbagai masakan khas Indonesia seperti pastel dan sosis solo. Makan malam bersama ini tidak hanya menjadi momen untuk menikmati kuliner lokal, tetapi juga sebagai ajang untuk berbincang-bincang santai, bertukar cerita, dan mempererat hubungan antar peserta dari berbagai universitas dan latar belakang budaya.

Acara makan malam diiringi dengan alunan musik tradisional yang menambah suasana hangat dan bersahabat. Seluruh rangkaian acara penutupan ini berjalan dengan lancar dan meninggalkan kesan yang mendalam bagi semua peserta. Mereka tidak hanya mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru, tetapi juga kenangan indah yang akan selalu diingat sepanjang hidup mereka.

Guru Besar Prodi Magister Kajian Budaya Timur Tengah UGM Angkat Isu Tantangan Artificial Intellegent bagi Mahasiswa di Era Modern

HEADLINERilis BeritaSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Senin, 22 Juli 2024

Pada hari Senin, 15 Juli 2024, Guru Besar Kajian Budaya Timur Tengah Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Sangidu, M.Hum. diundang sebagai narasumber dalam kegiatan Yudisium dan Orasi Ilmiah bagi calon wisudawan Fakultas Ushuluddin Adab, dan Dakwah, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung periode genap tahun akademik 2023/2024. Kegiatan ini mengusung tema “Sarjana Ushuluddin Adab dan Dakwah dan Tantangan Dunia Kecerdasan” yang turut dihadiri oleh Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Prof. Dr. Masdar Hilmy, S.Ag. M.A., Ph.D, Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah, Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I., Dekan Fakultas Ushuluddin Adab, dan Dakwah, Prof. Dr. H. Akhmad Rizqon Khamami, Lc., M.A., para wakil dekan, dosen, dan calon wisudawan/ti periode bulan Juli tahun 2024.

Dalam pemaparannya, Prof. Dr. Sangidu, M. Hum., menjelaskan bahwa Artificial Intelligence (AI) adalah sebuah sistem kecerdasan manusia yang memungkinkan seperangkat sistem komputer atau mesin lainnya untuk dapat berpikir dan bekerja layaknya manusia. Era kecerdasan buatan (AI) membawa perubahan signifikan dalam berbagai sektor, termasuk sektor pendidikan. Karena itulah, baik dosen maupun mahasiswa perlu memahami dan beradaptasi dengan perkembangan ini untuk memaksimalkan manfaat AI dalam proses belajar mengajar. 

Dalam menyikapi kehadiran teknologi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) ini sebagian masyarakat mencemaskan dan mengkhawatirkan bahkan menolak mentah-mentah kehadirannya. Meski demikian, pada hakikatnya perlu disadari bahwa kemunculan dan kehadiran AI tidak dapat dibendung, ditolak, dihalangi, karena perkembangan AI ini merupakan sebuah bukti kemajuan umat manusia di dunia.  Untuk itu, diharapkan para sarjana Ushuluddin, Adab, dan Dakwah tidak perlu bersikap defensif, namun justru memanfaatkan kesempatan, beradaptasi dengan perkembangan dan kemajuan AI sepanjang tetap mengacu pada etika dan moral berlandaskan norma-norma serta konvensi-konvensi yang telah disepakati bersama. Sejumlah tantangan yang dihadapi para sarjana Ushuluddin, Adab, dan Dakwah tidak hanya kehadiran AI yang begitu deras, tetapi masih banyak tantangan lain, seperti paham-paham menyimpang, sekularisme, serta bonus demografi tahun 2030. Kendati demikian, Prof. Dr. Sangidu, M.Hum memberikan pesan kepada para mahasiswa calon wisudawan untuk tidak takut dan terus beradaptasi serta berinovasi demi mewujudkan cita-cita bangsa menjadi Indonesia Emas tahun 2045.

Kisah Inspiratif Aisyah Riska: Mahasiswa Magister Linguistik UGM yang Multitalenta

HEADLINEHEADLINERilis BeritaSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 5: Kesetaraan GenderSDGs 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi Jumat, 19 Juli 2024

Aisyah Riska, seorang mahasiswa dari program studi Magister Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada (UGM), merupakan sosok inspiratif yang berasal dari Sulawesi Selatan. Keputusan Aisyah untuk melanjutkan studinya di UGM bukanlah tanpa alasan. Ia ingin meraih gelar master dan mengembangkan potensinya di bidang akademik maupun non-akademik.

Di bidang akademik, Aisyah telah menunjukkan prestasi yang gemilang. Namun, kehebatannya tidak hanya terbatas pada prestasi akademik. Aisyah juga aktif dalam berbagai kegiatan non-akademik yang memperkaya pengalamannya dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitarnya.

Sebagai seorang yang memiliki bakat dalam seni, Aisyah bergabung dalam organisasi Seni Pascasarjana UGM dan menjabat sebagai Ketua Divisi Teater. Selain itu, ia juga aktif di Teater Gadjah Mada, sebuah organisasi teater terkemuka di universitas tersebut. Kepiawaian Aisyah dalam berteater tidak hanya mengasah kemampuan seni perannya tetapi juga meningkatkan keterampilannya dalam berkomunikasi dan bekerja sama dalam tim.

Tak hanya aktif dalam organisasi seni, Aisyah juga memiliki dedikasi tinggi dalam dunia pendidikan. Ia aktif mengajar anak-anak sekolah mulai dari tingkat SD hingga SMA yang ingin mempersiapkan diri untuk ujian kelulusan atau ujian masuk ke jenjang pendidikan berikutnya. Melalui pengajaran ini, Aisyah berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan generasi muda.

Kemampuan Aisyah dalam public speaking juga membuatnya sering dipercaya menjadi Master of Ceremony (MC) atau moderator di berbagai acara penting, baik di tingkat universitas maupun acara yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah atau dinas setempat. Perannya sebagai MC atau moderator tidak hanya membuktikan kemampuannya dalam berkomunikasi tetapi juga menunjukkan kepercayaan diri dan profesionalisme yang tinggi.

Selain berprestasi di bidang akademik dan aktif dalam berbagai kegiatan, Aisyah juga memiliki fokus dalam bidang content creator. Saat ini, ia bergabung sebagai mahasiswa part-time di Unit Humas dan Kerja Sama FIB UGM. Di sana, ia bertanggung jawab atas produksi konten yang berfokus di platform TikTok.

Aisyah telah memproduksi banyak konten kreatif yang akhirnya viral, menunjukkan kemampuannya dalam memahami tren dan kebutuhan audiens. Melalui konten-konten yang ia buat, Aisyah tidak hanya mempromosikan kegiatan dan prestasi fakultas tetapi juga memberikan inspirasi dan informasi bermanfaat bagi banyak orang.

Kisah Aisyah Riska adalah contoh nyata dari seorang mahasiswa yang tidak hanya mengejar prestasi akademik tetapi juga aktif berkontribusi dalam berbagai bidang. Dengan segala kesibukan dan tanggung jawabnya, Aisyah tetap mampu menunjukkan komitmen dan dedikasi yang tinggi. Ia adalah inspirasi bagi banyak mahasiswa lainnya untuk terus berusaha mencapai impian dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Aisyah Riska membuktikan bahwa dengan kerja keras, semangat, dan dedikasi, seseorang dapat meraih berbagai prestasi dan memberikan kontribusi nyata bagi lingkungan sekitarnya. Semoga kisah inspiratif Aisyah dapat memotivasi lebih banyak mahasiswa untuk terus berkarya dan berprestasi.

Menyelami Kehidupan di Ujung Timur Indonesia: Kisah Davina Santosa dalam KKN-PPM UGM di Pulau Nusi, Kabupaten Biak Numfor, Papua

HEADLINERilis BeritaSDGs 10: Berkurangnya kesenjanganSDGs 11: Kota dan Pemukiman Yang BerkelanjutanSDGs 14: Ekosistem LautanSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 1: Tanpa KemiskinanSDGs 2: Tanpa KelaparanSDGs 3: Kehidupan Sehat dan SejahteraSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 6: Air bersih dan sanitasi layakSDGs 7: Energi bersih dan terjangkauSDGs 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan EkonomiSDGs 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur Jumat, 19 Juli 2024

Davina Santosa, seorang mahasiswa dari Program Studi Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, berkesempatan menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pulau Nusi, Kepulauan Padaido, Kabupaten Biak Numfor, Papua. Bersama tim KKN “Biak Elok”, mereka memulai perjalanan pada tanggal 29 Juni 2024 di bawah bimbingan Dr. Eng. Ir. R. Rachmat A. Sriwijaya, S.T., M.T., IPM., ASEAN, dan akan menyelesaikan kegiatan mereka pada tanggal 20 Agustus 2024.

Davina memilih untuk bergabung dalam tim ini karena ia ingin mempelajari kehidupan masyarakat di luar Pulau Jawa. Ia tertarik untuk memahami aspek sosial budaya dan ekonomi masyarakat setempat. Davina merasa penting untuk mengetahui karakteristik masyarakat, pendekatan sosial yang mereka lakukan, serta permasalahan yang mereka hadapi sehari-hari.

Di Pulau Nusi, Davina dan timnya menemukan beberapa isu utama yang perlu mendapat perhatian. Pertama, terdapat ketimpangan ekonomi di mana pilihan mata pencaharian sangat minim; melaut hanyalah satu-satunya opsi yang mereka miliki. Kedua, aksesibilitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sangat sulit. Ketiga, pengetahuan dasar tentang kebersihan dan kesehatan masih sangat kurang. Keempat, alokasi dana desa yang tidak merata.

Tema KKN mereka adalah “Pengembangan Potensi Pariwisata dan Peningkatan Sumber Daya Manusia Berdasarkan Kerangka Community Based Tourism guna Mencapai Kemandirian, Inklusivitas, dan Keberlanjutan di Pulau Nusi, Distrik Padaido, Kabupaten Biak Numfor, Papua.” Dalam menjalankan program ini, Davina menemukan bahwa di Kepulauan Padaido belum ada kelompok sadar wisata yang aktif. Terakhir kali kelompok ini ada di Samberpasi, yang dibentuk oleh Tim KKN Biak Elok 2019, namun kini sudah tidak aktif lagi. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan pariwisata berkelanjutan masih sangat minim.

Selain itu, Davina juga menemukan bahwa pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah sangat kurang. Di Nusi dan beberapa pulau lainnya seperti Samberpasi, Pasi, dan Auki, jarang ditemukan tempat sampah di rumah-rumah penduduk. Sampah organik biasanya diberikan kepada hewan peliharaan seperti anjing dan babi, sementara sampah lainnya dikumpulkan dan dibakar. Maka dari itu, salah satu program KKN mereka berfokus pada edukasi pengelolaan sampah yang lebih baik dan berkelanjutan.

Dibalik isu sosial yang mereka hadapi, Pulau Nusi memiliki kekayaan alam yang luar biasa indah. Air laut yang belum banyak tercemar menjadikannya berwarna biru jernih. Selain itu, terdapat banyak peninggalan Perang Dunia II baik di darat maupun di laut, seperti pondasi landasan kendaraan perang di setiap rumah di Pulau Wundi.

Budaya makan pinang di sini menjadi salah satu media bergaul masyarakat. Selain itu, tarian tradisional Yospan dan alat musik seperti tifa juga merupakan bagian dari budaya yang kaya. Masyarakat juga memiliki tradisi ibadah Kristen yang menarik, jika ada kedukaan atau pelepasan anak-anak yang akan mengenyam pendidikan, hal itu dirayakan dengan melakukan ibadah sepanjang malam hingga subuh. Selain itu, mereka percaya bahwa hari Minggu adalah hari Tuhan, jadi mereka tidak diperbolehkan untuk bekerja. Anak-anak mengikuti sekolah minggu setiap Minggu pagi pukul 8 diikuti dengan ibadah gereja pada pukul 9.

Secara sosial, masyarakat Pulau Nusi sangat ramah dan penuh senyum setiap hari. Di sana, terdapat hari pasar, yang merupakan hari di mana pasar diadakan. Hari pasar diadakan sebanyak tiga kali dalam seminggu, yaitu pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Pada hari Senin, Rabu, dan Jumat, mereka biasanya pergi melaut, dan hasil tangkapannya akan dijual keesokan harinya pada saat hari pasar. Karena tidak semua masyarakat memiliki perahu, mereka sering menumpang perahu kepada satu sama lain untuk pergi ke pasar di kota. Hal ini yang kemudian menambah keakraban di antara penduduknya.

Setelah beberapa minggu tinggal di Nusi, Davina merasakan kehidupan masyarakat yang sederhana dan penuh perjuangan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Infrastruktur dan listrik yang terbatas membuat masyarakat kesulitan mengeksplorasi hal-hal baru yang bisa menunjang mata pencaharian mereka atau meningkatkan kualitas hidup mereka. Salah satu tantangan yang mereka hadapi adalah, listrik hanya tersedia selama 12 jam dalam sehari, dari pukul 6 sore hingga 6 pagi. Sehingga, balok es sangat sulit ditemui di sana. Padahal, balok es dapat digunakan untuk mengawetkan hasil tangkapan laut mereka yang dapat menciptakan peluang bisnis baru seperti pembuatan abon, stik ikan, dll.

Selain mendapatkan kesempatan untuk mengeksplor daerah ujung timur Indonesia, Davina juga mendapatkan pelajaran bahwa ketidakmerataan ekonomi dan pendidikan masih nyata adanya. Masyarakat di sisi lain Papua masih sangat memerlukan bantuan, baik dari segi pendanaan, aksesibilitas, infrastruktur, hingga perluasan pengetahuan. Namun, meskipun hidup dalam kesederhanaan, mereka tetap bisa bahagia dan penuh senyum setiap hari.

Pengalaman KKN di Pulau Nusi memberikan banyak pelajaran berharga mengenai kehidupan masyarakat Papua, terutama yang berada di Pulau Nusi, Kepulauan Padaido, Kabupaten Biak Numfor, Papua. Dengan semangat dan kerja keras, Davina dan timnya berharap bahwa program KKN ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan potensi pariwisata dan peningkatan sumber daya manusia di Kepulauan Padaido, Kabupaten Biak Numfor, Papua.

1…678910…22

Rilis Berita

  • IKMASA Future Leaders 2025: Menumbuhkan Kepemimpinan Strategis di Tengah Tekanan
  • Healthy Environments in the Era of Anthropocene: Belajar Bersama Komunitas Pelestari Lingkungan di Kulon Progo
  • Mengenal Sejarah Indonesia di Museum Benteng Vredeburg: Wujud Pembelajaran Bahasa yang Kontekstual
  • Workshop Kesiapan Kerja: Resume & Interview Tips Bersama Career Consultant AS
  • Mahasiswa Exchange Piknik ke Oemah Petroek dan Berdiskusi dengan Para Pimpinan FIB UGM

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY