Sedang viral sebuah kidung atau nyanyian Jawa di media sosial berjudul “Lela Ledhung”, lagu ini sangat banyak dibawakan atau dijadikan backsound sebuah video. Lela Ledhung adalah lagu yang diciptakan oleh Markasan. Lagu yang dimaksudkan oleh Markasan sebagai tembang pengantar tidur, yang kemudian menjadi lagu yang cukup popular di masa pasca kemerdekaan Republik Indonesia. Lela Ledung menjadi viral karena penampilan Yogyakarta Royal Orchestra pada Konser Hari Penegakan Kedaulatan Negara 2024. Lela Ledhung yang memiliki laras pelog diaransemen oleh ML. Widyoyitnowaditro (Joko Suprayitno, S. Sn., M. Sn.) ke dalam format orchestra dengan apik.
Lela Ledhung ini masuk kedalam salah satu contoh tembang dolanan Jawa. Tembang dolanan Jawa, sebuah jenis lagu tradisional yang sarat dengan nilai-nilai budaya. Dikenal sebagai lagu-lagu yang sering diperdengarkan dalam permainan anak-anak, tembang dolanan mengandung filosofi mendalam yang tak hanya mengajarkan nilai moral, tetapi juga melestarikan kearifan lokal melalui musik. Tembang dolanan merupakan bagian penting dari tradisi musik Jawa, yang melibatkan permainan kata dan nada yang mudah diingat. Bahasa yang digunakan dalam tembang dolanan terbilang sederhana dan mudah dilafalkan, merujuk dari Winarti (2010) tembang dolanan menunjukkan beberapa fungsi-fungai bahasa sebagai alat komunikasi dalam bahasa Jawa.
Berdasarkan penelitian Winarti. D (2010) dalam Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Widyaparwa mengenai Lirik Lagu Dolanan sebagai Salah Satu Bentuk Komunikasi Berbahasa Jawa, beberapa fungsi bahasa yang ada dalam lagu Lela Ledhung, antara lain:
- Fungsi regulatoris
Lagu Lela Ledhung memiliki fungsi regulatoris terletak pada liriknya “Cep menenga aja pijer nangis” yang memiliki makna untuk menyuruh seseorang, karena pada dasarnya fungsi regulatoris ini ditandai dengan penggunaan kata perintah.
- Fungsi interaksi
Sering kali dijumpai kata-kata interaksi dalam lagu dolanan seperti bentuk sapaan dan pertanyaan, seperti pada lirik “Anakku sing ayu rupane” merupakan sapaan untuk anaknya yang berwajah cantik.
- Fungsi personal
Fungsi personal biasanya menunjukkan tentang dirinya sendiri, contohnya menunjukkan sifat cantik untuk anaknya sendiri.
- Fungsi heuristik
Merupakan penggunaan bahasa untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan bersifat mendidik, contohnya “Dadia wanita utama” dan “Dadia pendekaring bangsa”
- Fungsi imajinatif
Memberikan gagasan yang bersifat imajinasi dan khayalan-khayalan, seperti pada lirik “Kae bulane ndadari kaya ndhas buta nggilani” memberikan imajinasi bahwa bulannya besar seperti buta atau raksasa.
- Fungsi Informatif
Lagu dolanan banyak menggunakan bahasa yang mengandung informasi, memberikan pernyataan atau menjelaskan sesuatu. Contoh pada lagu Lela Ledhung terdapat pada lirik jika menjadi orang utama maka dapat menaikkan derajat dan nama orang tua.
- Fungsi Puitik
Sebuah lagu diciptakan pasti mengandung unsur keindahan didalamnya, seperti penggunaan rima dan gaya bahasa atau diksi tertentu, contohnya “Tak emban slendhang bathik kawung” dilanjutkan dengan “Yen nangis mundhak gawe bingung” memiliki rima yang sama yakni “ung”
Fungsi-fungsi yang ada di lagu Lela Ledhung ini juga berlaku untuk tembang dolanan yang lainnya. Walaupun bahasa yang digunakan sederhana tetapi lagu dolanan memiliki banyak fungsi dan nilai-nilai yang ada didalamnya, yang dapat memberikan pengajaran dan pelajaran hidup bermasyarakat. Dengan semangat pelestarian budaya, tembang dolanan Jawa bukan hanya menjadi hiburan, tetapi juga media yang efektif untuk menyampaikan ajaran-ajaran luhur yang masih relevan bagi kehidupan modern saat ini.
Referensi
Winarti, D. (2010). Lirik Lagu Dolanan Sebagai Salah Satu Bentuk Komunikasi Berbahasa Jawa: Analisis Fungsi. Widyaparwa, 38(1), 1-12.
Referensi Gambar
music.youtube.com
[Humas FIB UGM, Editor: Sandya Kirani]