• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • Rilis Berita
  • Undangan dari Para Malaikat: Selamat Datang di Omah Petroek

Undangan dari Para Malaikat: Selamat Datang di Omah Petroek

  • Rilis Berita, SDGS, SDGs 13: Penanganan Perubahan Iklim, SDGs 15: Ekosistem daratan, SDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang Tangguh
  • 15 Juli 2025, 11.01
  • Oleh: Humas FIB
  • 0

Yogyakarta, 9 Juli 2025 – Bayangkan Anda dulunya seorang pematung berbakat, dan Anda terkenal karena patung-patung Garuda, simbol kebanggaan dan kehormatan bangsa Indonesia. Namun, bertahun-tahun telah berlalu sejak Anda memegang kehormatan yang didambakannya, dan Anda belum mampu menciptakan karya yang memuaskan selama periode tersebut. Gambaran-gambaran dewa, manusia dan hewan dalam benak Anda perlahan-lahan menjadi kabur, dan pengalaman kreatif masa lalu dengan cepat lenyap dari tangannya bagai pasir hisap yang tak dapat Anda genggam. Sebelum harga diri, rasa takut gagal dan tekanan dari pandangan orang lain perlahan-lahan menggerogoti tubuh dan pikirannya hingga Anda benar-benar kehilangan gairah terhadap kesenian, Anda sebaiknya mencoba bertamasya ke Omah Petroek untuk melihat tanggapan seniman lain terhadap dunia yang lebih baik; mendengarkan berkat dari patung-patung malaikat yang mengelilinginya; mencium aroma phytoncide yang unik dari lingkungan alam; merasakan kenyamanan suasana angin yang membelai wajah Anda, dan mencoba menemukan kembali inspirasi bagi diri sendiri dan perasaannya terhadap dunia melalui pengalaman kelima indera yang tak terlupakan.

Omah Petroek merupakan tempat dibangun oleh Pastor Romo Gabriel Possenti Sindhunata atau yang dikenal dengan panggilan Romo Sindu, seorang wartawan senior Harian Kompas. Rumah tersebut didirikan Romo Sindu sebagai ruang bebas merayakan keberagaman kebudayaan dan kesenian. Jauh dari kebisingan klakson mobil dan motor serta hiruk pikuk pedagang kaki lima di tengah hiruk pikuk kota Yogyakarta, Omah Petroek dipenuhi dengan suasana pedesaan yang begitu dekat dan hangat yang semuanya rasakan semasa kecil. Ruang sejuk yang tercipta dari rindang pepohonan meredakan panas yang tak tertahankan dan kebosanan musim kemarau Indonesia. Kicauan burung tak jauh dari sini dan palang bertuliskan “Kita  eritema sudah lama, Selamat datang di Omah Petroek” seolah memiliki daya magis tersendiri, menarikan kita untuk melangkah lebih dekat ke dunia alami yang murni dan sederhananya, yang masih belum terlalu terpengaruh oleh masyarakat sekuler yang semakin kompleks.

Terletak di taman yang luas dan seakan tak berbatas, sebuah pura Hindu berdiri di balik pintu berwarna cokelat kemerahan yang dijaga oleh dua arca. Banyak persembahan berupa dupa kering dan bunga ditempatkan di tengah pura. Baik gaya eksterior pura maupun adat istiadat pengorbanan yang dapat diamati di sekitarnya sangat mirip dengan gaya pura di Bali. Warna pura tersebut sendiri mirip dengan karakteristik batuan lembah, membuatnya tampak alami dan halus, seolah menyatu dengan alam. 

Selain itu, orang-orang dapat berjalan-jalan dan mengunjungi miniatur tempat peribadatan dari seluruh lintas agama di Indonesia. Yang paling menarik pastikan pemandangan yang digambarkan dalam Alkitab yang akan semuanya saksikan setelah menuruni tangga batu yang agak terjal: Di ruang ibadah yang dikelilingi beberapa patung ternak yang menghadap dinding batu, orang-orang dapat memandang ke atas ke arah Yesus Kristus yang disalib dan patung malaikat putih yang suci. Dalam ruang yang remang-remang dan agak ramai, ada keinginan untuk bertahan hidup di celah-celah. Dari keterkejutan awal hingga sentuhan hati, doa-doa yang hening dan khusyuk dipanjatkan, memohon anugerah dari ribuan Tuhan.

Mengunjungi dunia magis yang memadukan alam, agama, seni dan budaya, barangkali kita dapat menemukan kembali kepolosan dan kedamaian batin yang telah lama hilang. Ketika jiwa tersesat dalam hiruk pikuk realitas, Omah Petroek bagaikan cermin, membantu kita memahami kembali diri sendiri dan membangkitkan persepsi kita akan keindahan dan kebaikan. Entah itu mengamati patung-patung yang bergerak, mendengarkan kicauan burung yang merdu, atau merasakan semilir angin di wajah, pengalaman-pengalamannya mengingatkan kita: Terkadang-kadang, jika kita berhenti sejenak, kita dapat menemukan kembali kekuatan untuk melangkah maju dan menemukan kembali makna hidup yang sesungguhnya. Saya berharap setiap orang yang mengunjungi Omah Petroek dapat menemukan sentuhan dan inspirasinya sendiri di sini, serta kembali merangkul momen-momen indah dalam hidup dengan semangat yang baru!

[National Chengchi University, Wu Yu Han]

Tags: Omah Petroek SDG 13 Climate Action SDG 15: Life on Land SDG 16 Perdamaian Keadilan dan Institusi Tangguh

Rilis Berita

  • Budaya dalam Antrean: Ketika Taiwan dan Indonesia Memiliki Cara Sendiri
  • Undangan dari Para Malaikat: Selamat Datang di Omah Petroek
  • Dari Hikayat Ke Kandha: Interaksi Sastra Melayu-Jawa Dalam Pembentukan Pakem Lakon Wayang Purwa
  • Dari Taiwan ke Yogyakarta untuk Menjadi Bunga yang Mekar: Kehidupan Magang Pan Ke En di FIB UGM
  • Melihat Jogja yang Inklusif dan Berani Lewat Pemutaran Film Jagad’e Raminten di ARTJOG

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY