• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • SDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan
  • hal. 24
Arsip:

SDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan

Teater “Ngathabagama” Karya Rafael Raga Sukses Menjadi Penyaji Terbaik dalam Festival Teater DIY 2024

HEADLINEHEADLINERilis BeritaSDGSSDGs 12: Konsumsi dan Produksi Yang Bertanggung JawabSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Senin, 30 Desember 2024

Rafael Raga Budi Panuntun, mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa angkatan 2021 sukses menjadi penulis naskah dan sutradara teater bertajuk “Ngathabagama” dengan tema Panji yang membawa Kabupaten Sleman memenangkan juara umum dan penyaji terbaik dalam Festival Teater Provinsi DIY 2024. Teater Ngathabagama berhasil mendapatkan nominasi penyaji terbaik, sutradara terbaik, penata musik terbaik, penata artistik terbaik, ansemble terbaik, dan membawa pulang piala bergilir Festival Teater DIY.

Dikutip dari akun instagram @rafaelragabp

Keberhasilan Raga patut menjadi inspirasi, ditengah kesibukan akademiknya, Raga tetap dapat berkarya dan menciptakan sebuah teater yang indah dan menjadi penyaji terbaik. Proses yang dijalani oleh Raga cukup panjang, mulai dari penggagasan ide, penulisan naskah, dan lain sebagainya. Teater Ngathabagama adalah teater yang terbentuk secara tidak sengaja, berawal dari festival teater tingkat Kabupaten Sleman. Kapanewon Minggir telah menjadi juara di Kabupaten Sleman selama 2 tahun berturut-turut. Pada tahun 2023, Kapanewon Minggir membawakan teater bertajuk “Hagbala” dengan tema Yogyakarta, Sejarah dan, Romantisme yang juga ditulis dan disutradarai oleh Rafael Raga Budi Panuntun, bahkan 50% dari teater ini Raga garap sendiri, mulai dari produksi, musik, artistik, busana, dan lainnya. Hagbala berhasil menyabet juara 1 tingkat Kabupaten Sleman dan juara 3 dalam tingkat Provinsi DIY. 

Setelah berhasil menjadi juara dengan Hagbala pada tahun 2023. Di tahun 2024 ini, Rafael Raga beserta Kapanewon Minggir maju untuk mengikuti festival teater kembali di Kabupaten Sleman. Mengangkat Ngathabagama sebagai judul teater yang disajikan, kembali berhasil menjadi juara. Raga mengungkapkan bahwa ia menulis naskah dan gagasannya pada saat kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata). Hal ini menunjukkan bahwa dengan segala kesibukannya, Raga mampu menciptakan sebuah karya luar biasa yang tak disangka dapat membawanya menjadi penyaji terbaik dalam Festival Teater DIY 2024. 

Tema Festival Teater DIY 2024 ini mengacu pada petunjuk teknis dari Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY adalah Panji. Romansa dan cinta Panji dengan Sekartaji diangkat kedalam sebuah teater. Namun, Raga mengungkapkan bahwa ia ingin Ngathabagama diambil dari sudut pandang yang lain, yaitu bahwa kisah Panji dan Sekartaji yang selalu mendapatkan wiradat dari sebuah kodrat atau dapat disebut dengan takdir Tuhan yang mutlak. Raga melakukan riset dan menemukan bahwa Panji dan Sekartaji selalu mendapatkan takdir yang memisahkan mereka, baik dipisahkan oleh waktu, seseorang, ataupun keadaan. 

Naskah yang Raga tulis tidak luput dari konsultasi Raga dengan dosen Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa yakni Dr. Rudy Wiratama, S.I.P., M.A., seorang akademisi dan praktisi Wayang Gedhog yang menggunakan dasar tema Panji dan Sekartaji dalam setiap penyajiannya. Dengan perbincangan yang Raga lakukan bersama Dr. Rudy Wiratama, S.IP., M.A., akan memperkuat cerita dan dapat dipertanggungjawabkan validasinya. 

Setelah melakukan banyak riset dan perbincangan, Raga menemukan bahwa Panji dan Sekartaji selalu terpisah oleh takdir, salah satunya dipisahkan oleh dewa Bathara Kala yang direpresentasikan sebagai Kala adalah waktu. Raga mendapatkan sebuah ide yang tidak biasa, yakni menggarap teater Panji kali ini dengan menampilkan Bathari Durga atau ibu dari Bathara Kala yang memberi wiradat kepada Panji dan Sekartaji dan memisahkan mereka berdua untuk mendapatkan esensi yang lebih kuat. 

Raga menyilangkan antara Wayang Gedhog dan Wayang Purwa untuk mengetahui kelemahan dari Bathari Durga. Kelemahan dari Bathari Durga adalah Semar atau Sang Hyang Ismaya, Semar dapat mengalahkan Bathari Durha dengan merapalkan caraka walik, untuk mencegah keburukan lebih lanjut. Caraka walik adalah Aksara Jawa (Hanacaraka) yang dibaca secara terbalik, dipercaya dapat menangkal keburukan, Raga mengambil judul teater kali ini dari caraka walik baris pertama, Ngathabagama.

Banyak babad Jawa baik fiksi maupun nonfiksi yang menempatkan kisah sentral Panji dan Sekartaji. Pengetahuan Raga tentang berbagai macam karya sastra Jawa yang ada membuatnya yakin untuk menulis naskah ini. Cerita Panji dan Sekartaji sudah bukan hanya menjadi kekayaan Nusantara tapi untuk seluruh Asia Tenggara. Banyak juga esensi-esensi dari Wayang Purwa yang diangkat untuk teater Ngathabagama, seperti Semar, Bathari Durga, peran para dewa, penggarisan kodrat wiradat, kisah romansa yang memiliki banyak hubungan dengan karya sastra, dan kearifan lokal setempat seperti penggunaan caraka walik yang banyak dikenal untuk mengusir atau mengembalikan keadaan buruk.

Tidak hanya sajian teater Ngathabagama, Raga juga menciptakan original soundtrack untuk Ngathabagama dengan judul “Kalasmara” yang mendukung dialog antara Panji dan Sekartaji. Kalasmara ini diciptakan oleh Raga untuk mengarsipkan sajian teater yang telah dilaksanakan agar tetap mempunyai esensi yang berbeda. Raga menambahkan bahwa ia tidak ingin sebuah pentas hanya berakhir pada 30 menit sampai 1 jam diatas panggung, tetapi memiliki karya berbentuk lain yang selamanya dapat menjadi memori dan arsip kedepannya. 

Kisah Raga dalam penciptaan karya seni pertunjukan yang didasari oleh karya sastra Jawa diharapkan mampu menginspirasi mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa untuk dapat berkarya dan memanfaatkan ilmu yang telah didapatkan. Banyak karya seni yang dapat diciptakan berbekal dengan pengetahuan dari Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa.

[Humas FIB UGM, Editor: Sandya Kirani]

Malam Awarding Temu Budaya Nusantara XXX, Menampilkan Wayang Lakon Gajah Mada Kridha (Ra Kuti Balela)

HEADLINEHEADLINERilis BeritaSDGSSDGs 11: Kota dan Pemukiman Yang BerkelanjutanSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Senin, 30 Desember 2024

Kamis malam (14/12/2024), Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa menggelar acara pementasan wayang dengan lakon Gajahmada Kridha (Ra Kuti Balela). Malam tersebut sekaligus menjadi malam penganugerahan juara kepada para pemenang lomba Temu Budaya Nusantara XXX, pementasan wayang ini juga diselenggarakan dalam rangka Peringatan Hari Wayang Dunia. Pementasan wayang dilaksanakan di Greenland Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Didalangi oleh M. Rafi Nur Fauzy, mahasiswa angkatan 2023 Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dan bekerjasama dengan Unit Kesenian Jawa Gaya Surakarta (UKJGS) UGM, pementasan wayang Gajahmada Kridha berjalan dengan lancar. 

Berdasarkan wawancara dengan Rafi, Gadjahmada Kridha (Ra Kuti Balela) menceritakan tentang peran Gajah Mada dalam menumpas pemberontakan Ra Kuti, seorang Dharmaputra atau abdi dalem pada masa itu. Pemberontakan yang dilakukan Ra Kuti ini didasari oleh rasa tidak puas terhadap Raja Jayanegara yang sangat lemah dan mudah disetir oleh bawahannya. Hal tersebut membuat beberapa punggawanya tidak senang, termasuk Ra Kuti. Ra Kuti menginginkan kembalinya harkat dan martabat Majapahit kala itu. Namun, ternyata gagasan Ra Kuti tidak disetujui oleh masyarakat sehingga masyarakat menganggap bahwa Ra Kuti melakukan sebuah pemberontakan. Saat Ra Kuti berhasil menduduki ibu kota, Jayanegara berhasil dilarikan oleh pasukan Bhayangkara. Setelah menyusun strategi, pasukan Bhayangkara bisa membalikkan keadaan dan Ra Kuti mati di tangan Gajah Mada. 

Pemberontakan yang dilakukan oleh Ra Kuti mengubah seorang Gajah Mada yang awalnya hanya sebagai komandan prajurit kemudian diangkat menjadi patih. Awal pemberontakan ra kuti sebagai Dharmaputra disebabkan adanya adu domba, oleh Mahapati, orang yang licik. Dia membuat siasat agar semua pendahulu Majapahit habis dan Mahapati bisa menyetir negara, walaupun ia tak menginginkan kedudukan raja. Gajahmada yang mengetahui kedok Mahapati berhasil membuat Mahapati mati di tangan Gajah Mada.

Pementasan wayang Gajadmada Kridha (Ra Kuti Balela)

Banyak proses terjadi dalam penulisan sanggit atau naskah pementasan wayang kali ini. Dengan bantuan R. Bima Slamet Raharja, S.S., M.A., dan Dr. Rudy Wiratama, S.I.P., M.A., sebagai akademisi dan praktisi wayang, Rafi mengungkapkan “Awalnya membaca Negara Kertagama tapi tidak ada secara eksplisit peran Gajah Mada didalamnya. Lalu konsultasi dengan Pak bima dan Pak Rudy disarankan membaca komik, tutur tinular, dan Pararaton.” Dapat membawakan sanggit hasil guratan tangan sendiri menjadi hal yang membanggakan dan menyenangkan untuk Rafi. Namun, sayang kurang ada apresiasi yang besar dari Fakultas Ilmu Budaya terkait pementasan pewayangan ini. Langkah awal yang baik bagi Program Studi Bahasa, Ssastra, dan Budaya Jawa dapat menyelenggarakan pagelaran wayang di Fakultas Ilmu Budaya, terutama untuk mengenalkan kepada mahasiswa dan warga Universitas Gadjah Mada tentang pewayangan.

Diharapkan dengan adanya pementasan wayang ini, semakin banyak mahasiswa maupun masyarakat umum yang tertarik dengan pewayangan, karena pada dasarnya wayang di era globalisasi ini sudah lebih fleksibel, tidak terpaku pada konvensi pedalangan. Tidak mengharuskan wayang klasik, tetapi boleh juga kontemporer sesuai dengan selera masing-masing. Untuk generasi muda agar bisa mencintai wayang dari apa yang menurut mereka menarik, bisa dari musik iringannya, ceritanya, dan tokohnya. Terdapat banyak sekali pelajaran hidup yang dapat dipetik dari pewayangan, yang dapat digunakan untuk bekal menjalani kehidupan kelak.

[Humas FIB UGM, Editor: Sandya Kirani]

Mewakili Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kintan Dewinta Menjadi Runner Up 1 Duta Budaya Indonesia 2024

HEADLINEHEADLINERilis BeritaSDGSSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Senin, 30 Desember 2024

Setelah berhasil menjadi Putri Duta Budaya Yogyakarta 2024, Kintan Dewinta Putri mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa angkatan 2022 kembali melanjutkan perjuangannya dengan mewakili Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam ajang Duta Budaya Indonesia 2024. Ajang pencarian Duta Budaya Indonesia 2024 ini dilaksanakan pada 19-21 September 2024 berlokasi di Kota Surabaya, Jawa Timur. 

Selama empat hari rangkaian acara, Kintan mendapatnya banyak pelatihan dan workshop seperti, cara membangun personal branding dan materi tentang kesehatan kulit. Banyak kegiatan yang dilakukan Kintan bersama Duta Budaya lain dari berbagai daerah, mulai dari photoshoot hingga city tour. Dalam ajang Duta Budaya Indonesia 2024 ini, Kintan berhasil menempati posisi Runner Up 1. “Sempat merasa down dan overthinking tidak bisa membawa gelar juara, tapi Alhamdulillah masih diberikan kepercayaan sebagai Runner Up 1 Duta Budaya Indonesia 2024,” ungkap Kintan terkait dengan kesan yang dirasakan. 

Kintan Dewinta Putri memakai busana Besiyaran khas Yogyakarta

Pengalaman dan prestasi Kintan diharapkan dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, serta mampu bermanfaat bagi orang-orang sekitar baik untuk saat ini dan di masa depan. Kintan menyampaikan pesan bahwasannya bagi seluruh generasi muda jangan malu untuk memulai suatu hal karena kesuksesan juga harus diawali dengan usaha. Kintan menambahkan harapan semoga keluarga besar Duta Budaya Indonesia semakin erat, terjaga solidaritas dan persatuan diantara keberagaman budaya Indonesia. 

Langkah kintan sebagai Duta Budaya Yogyakarta 2024 dan Runner Up 1 Duta Budaya Indonesia 2024 patut menjadi contoh untuk mahasiswa dan masyarakat umum terkait peran pelestarian kebudayaan lokal. Tidak hanya Duta Budaya yang memiliki tugas untuk nguri-uri budaya, tetapi sudah menjadi kewajiban bagi seluruh lapisan masyarakat. Meningkatkan toleransi dan mempererat persatuan dapat dimulai sebagai langkah awal yang baik. 

[Humas FIB UGM, Sandya Kirani]

BAND WANGOEN turut memeriahkan berbagai acara Universitas Gadjah Mada

HEADLINERilis BeritaSDGSSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Senin, 30 Desember 2024

Di tengah rutinitas akademik yang padat, sejumlah mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa berhasil menorehkan prestasi luar biasa di bidang non-akademik. Mereka adalah anggota dari sebuah band bertajuk Band Wangoen yang baru-baru ini banyak mencuri perhatian dengan genre keroncong yang dibawakan. Band yang terdiri dari 7 mahasiswa ini telah menunjukkan dedikasi, kreativitas, dan semangat kerja tim yang tinggi. Band Wangoen memiliki arti “agar patut (dalam hal kebaikan)” diharapkan dengan nama ini Band Wangoen dapat menghibur dengan wangun pada setiap penampilannya.

Pada salah satu acara Universitas Gadjah Mada yakni Integrated Career Days yang diselenggarakan bulan November, Band Wangoen berhasil menyajikan penampilan yang indah. Membawakan lagu-lagu pop dengan aransemen keroncong membuat mereka tampil berbeda dengan yang lain. Pencapaian ini tidak hanya menunjukkan bakat mereka, tetapi juga kemampuan untuk mengelola waktu dengan baik antara kegiatan studi dan kegiatan non-akademik.

“Sebenarnya, kami semua memiliki jadwal kuliah yang padat, tetapi bermusik dan menjadi pelaku seni adalah hal yang menyenangkan untuk dilakukan. Kami belajar untuk mengatur waktu dengan baik, memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk berlatih, dan tetap fokus pada tugas akademik kami,” ungkap Amtenaring Gulang, pemain alat musik cak sekaligus mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa angkatan 2022 yang menginisiasi pembentukan grup band tersebut, ia juga menambahkan bahwa tidak mudah mencari anggota grup yang memiliki ketertarikan terhadap musik keroncong dan berbakat untuk memainkan serta menyanyikan lagu-lagu berbahasa Jawa.

Genre keroncong dan lagu-lagu berbahasa Jawa yang dibawakan juga menunjukkan peran mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dalam melestarikan budaya Jawa. Musik keroncong dan lagu Jawa menjadi musik yang langka didengar oleh generasi saat ini, sudah sepatutnya untuk dilestarikan dan dikenalkan agar eksistensinya tidak menurun. Salah satu tembang dolanan Jawa juga dibawakan diatas panggung, berjudul “Gethuk” lagu tersebut dinyanyikan dengan indah oleh sang vokalis Dian Patmisari. Tembang dolanan memiliki peranan penting dalam masyarakat Jawa terutama untuk anak-anak, secara tidak langsung isi dari tembang dolanan mengandung nilai moral dan kehidupan yang dapat menjadi pengajaran pembentukan karakter.

Penampilan Band Wangoen dalam acara Integrated Career Days

Selain tampil dalam Integrated Career Days 2024, Band Wangoen juga mendapatkan kesempatan untuk membawakan 8 buah lagu dalam acara Malam Alumni sebagai rangkaian dari Nitilaku 2024 yakni Dies Natalis Universitas Gadjah Mada ke-75 dan lustrum ke-15. Kali ini Band Wangoen menggaet Lala Atila, seorang sinden, penyanyi, sekaligus mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya angkatan 2021 sebagai vokalis. Suara merdu Lala Atila berhasil menciptakan suasana yang intim diantara para alumni Universitas Gadjah Mada yang hadir. Acara yang juga dihadiri oleh Basuki Hadimuljono, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara ke-2 ini berjalan lancar dengan iringan hangat musik keroncong oleh Band Wangoen. 

Penampilan Band Wangoen dalam Malam Alumni 2024

Keberhasilan Band Wangoen ini juga menunjukkan pentingnya keseimbangan antara akademik dan kegiatan non-akademik. Para anggota band tersebut membuktikan bahwa dengan manajemen waktu yang baik, mereka bisa berprestasi tidak hanya di dalam kelas tetapi juga di luar kelas. Diharapkan keberhasilan mereka menjadi contoh bagi seluruh mahasiswa untuk lebih aktif mengeksplorasi potensi diri dalam berbagai bidang. Dengan langkah yang semakin mantap, Band Wangoen menunjukkan bahwa dunia perkuliahan tidak hanya tempat untuk menimba ilmu, tetapi juga wadah untuk mengembangkan bakat dan meraih kesuksesan di berbagai aspek kehidupan.

[Humas FIB UGM, Editor: Sandya Kirani]

Abhiseka Kramasisya 2024: Kreativitas Panitia dan Solidaritas Keluarga Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya

Rilis BeritaSDGSSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Senin, 30 Desember 2024

Abhiseka kramasisya adalah acara rutin setiap tahun yang diselenggarakan oleh Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa untuk mengukuhkan mahasiswa baru Program Studi Sastra Jawa. Pada tahun 2024 ini, Abhiseka Kramasisya dilaksanakan dalam 2 hari, yakni pada tanggal 19-20 Oktober 2024 dengan peserta 45 mahasiswa baru Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Abhiseka Kramasisya 2024 mengangkat tema “Sedya, Darma, Guna” setiap kata dalam tema tersebut memiliki kalimatnya masing-masing yang bermakna sangat mendalam dan diharapkan dapat sesuai dengan mahasiswa baru yang akan dikukuhkan.

“Sedya” dalam Sedya Tuhu Gayuh Widya bermakna niat yang penuh untuk menggapai ilmu. “Darma” dalam Darma Bekti Kang Utama mengandung arti kebaikan yang diutamakan. “Guna” yang ada pada kalimat Guna Mring Nuswantara berarti berguna untuk negara, bangsa, dan Nusantara. Dengan dibentuknya tema filosofis tersebut diharapkan agar mahasiswa baru senantiasa meresapi makna agar dapat menjalankan “Sedya, Darma, Guna” tersebut dan mampu melestarikan nilai-nilai luhur kebudayaan Jawa serta menjaga eksistensi budaya yang ada pada Nusantara terutama budaya Jawa.

Sebelum pelaksanaan Abhiseka Kramasisya, seluruh panitia dan peserta melakukan First Gathering yang dimaksudkan agar terjalin komunikasi yang baik antara panitia dan peserta. First Gathering yang dilaksanakan pada tanggal 8 September 2024 ini menjadi ajang bounding dan berkenalan antar satu sama lain.

Pada tanggal 21 September 2024 dilangsungkan Technical Meeting untuk menjelaskan teknis pelaksanaan hari-H Abhiseka Kramasisya 2024. Dengan tujuan mengenalkan sedikit tentang pengetahuan Jawa, seluruh mahasiswa baru dibagi menjadi 4 kelompok dengan nama Damarwulan, Centhini, Wedharaga, dan Ambiya. Penamaan kelompok-kelompok ini berasal dari nama serat-serat atau manuskrip yang ada di Jawa. Technical Meeting juga menjelaskan beberapa teknis pelaksanaan seluruh rangkaian Abhiseka Kramasisya 2024.

Hari pertama Abhiseka Kramasisya 2024 dilaksanakan di Auditorium Gedung Soegondo Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada dengan rangkaian acara pembukaan secara simbolis dengan “Asa Lokatara”. Sebuah kotak yang didalamnya berisi balon-balon yang akan menerbangkan selembar kain bertuliskan Abhiseka Kramasisya 2024. Asa Lokatara ini memiliki makna mimpi yang terbang menjulang tinggi, menjadi doa untuk seluruh mahasiswa baru agar mimpi-mimpinya dapat tercapai. Asa Lokatara dibuka oleh Dr. Daru Winarti M.Hum, selaku Ketua Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dan didampingi oleh Zidna Nabila selaku Ketua Pelaksana Abhiseka Kramasisya 2024.

“Asa Lokatara” simbolis pembukaan Abhiseka Kramasisya 2024

Setelah opening simbolis, acara dilanjutkan dengan pengenalan program studi yang diisi oleh beberapa perwakilan bapak/ibu dosen. Abhiseka Kramasisya 2024 turut mengundang alumni sebagai narasumber talkshow. Salah satu narasumber yang dihadirkan adalah Rizky Inggar yang terjun kedalam dunia entertain dan memiliki beberapa program di televisi seperti Main Hakim Sendiri dan Rumah Bulekkk. Narasumber menyampaikan karir yang telah dilaluinya, bertujuan memotivasi mahasiswa baru agar memiliki semangat untuk mengemban pendidikan dan mencari minat bakatnya. Memasuki rangkaian acara terakhir di hari pertama, ditutup oleh Gilang Cahya Nusantara selaku Ketua Himpunan KAMASTAWA memaparkan materi pengenalan Himpunan Mahasiswa Jurusan yang kelak akan diikuti oleh mahasiswa baru.

Hari kedua rangkaian Abhiseka Kramasisya dilaksanakan di Selasar Gedung Margono Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada. Keadaan hujan membuat panitia harus memikirkan cara agar acara tetap dapat berlangsung dengan lancar. Rencana “Lelaya Wiyata” atau jelajah budaya harus digantikan dengan quiz antar kelompok. Terjadi beberapa perubahan rencana. Namun, semua dapat berjalan lancar. Acara dilanjutkan dengan perpindahan seluruh peserta dan panitia menuju Pusaka Jawa (Pusat Kajian Jawa) yang terletak pada Jl. Bungur, Bulaksumur Komplek No. F9 untuk melanjutkan prosesi pengukuhan Siraman. Prosesi Siraman menjadi inti dari acara Abhiseka Kramasisya. Prosesi siraman ini dipimpin oleh perwakilan dosen Dr. Sulistyowati, M.Hum. dibersamai dengan Ketua Himpunan KAMASTAWA, dengan dilaksanakannya prosesi Siraman, peserta secara resmi telah menjadi bagian dari Keluarga Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Seluruh peserta juga mendapatkan korsa Himpunan Mahasiswa Jurusan Keluarga Mahasiswa Sastra Jawa.

Acara ditutup dengan pentas seni peserta Abhiseka Kramasisya 2024. Peserta menampilkan kreativitas masing-masing kelompok mempertunjukkan tari, lagu, drama, dan sebagainya. Sesi ini berlangsung dengan meriah, hangat, dan menunjukkan kekeluargaan Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Berakhirnya pentas seni diikuti dengan penutupan secara simbolis “Abinawa Prasraya” yang berwujud pintu yang dapat berputar 180 derajat menunjukkan diterimanya mahasiswa baru menambah warna dalam Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya.

Rangkaian Abhiseka Kramasisya 2024, mengharapkan mahasiswa baru Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dapat lebih mencintai produk-produk kebudayaan lokal terutama budaya Jawa dan dapat melestarikannya. Mahasiswa yang telah dikukuhkan diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan kegiatan pendidikan, penelitian, serta pengabdian masyarakat sehingga tercipta karakter mahasiswa unggul, berprestasi, dan bermartabat.

[Humas FIB UGM, Editor: Sandya Kirani]

1…2223242526…63

Rilis Berita

  • Penandatanganan Dokumen Kerjasama antara HOMSEA dan FIB serta FKKMK UGM untuk Sukseskan 10th International Conference on The History of Medicine in Southeast Asia
  • Memenuhi Tugas UAS, Mahasiswa Semester 4 dan 6 Program Studi S1 Arkeologi Menggelar Pameran
  • Selamat kepada Mahasiswa Terpilih Program Magang RWS – Batch 2025
  • Childisme dan Defamiliarisasi Bahasa Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
  • Menulis Lewat Hati: Perjalanan Kumala dari Sastra Arab ke Dunia Content Writing

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY