Yogyakarta, 24/6/2025 – Dalam upaya berkelanjutan untuk mendorong pertukaran talenta dan kerja sama akademik antara Indonesia dan Taiwan, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM) kembali bekerja sama dengan National Cheng Kung University (NCKU) Taiwan untuk menyelenggarakan Short Summer Training Program in Archaeology tahun 2025, yang tahun ini telah memasuki penyelenggaraan keempat.
Acara pembukaan diwakili oleh Dr. Mahirta dari Departemen Arkeologi FIB UGM, yang menyampaikan sambutan hangat serta apresiasi kepada dosen dan mahasiswa kedua universitas atas kerja sama jangka panjang dalam riset akademik dan kajian budaya. Beliau juga menekankan bahwa kelancaran program ini tidak terlepas dari dukungan erat unit administrasi dan hubungan internasional kedua belah pihak.
Ketua rombongan dari NCKU, Dr. Chung-Ching Shiung, menjelaskan bahwa sejak penandatanganan Memorandum of Understanding pada 2018, kedua universitas telah beberapa kali melaksanakan penggalian situs, analisis artefak, hingga pelestarian pengetahuan budaya secara bersama-sama di Indonesia. Tahun ini, program akan berfokus ke Desa Bayak, di mana para peserta akan belajar langsung cara pembuatan gerabah tradisional serta mendokumentasikan nilai budaya di balik keterampilan tersebut.
“Saya pikir ini sangat penting,” ujar Dr. Shiung. “Baru minggu lalu kami pergi ke Museum Nasional di Jakarta dan kami melihat pameran Desa Bayat. Jadi saya rasa hal ini akan menjadi semakin penting di masa depan. Itulah sebabnya kami ingin mendokumentasikan dan mempelajari manfaat kerajinan tradisional ini.”
Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia FIB UGM, Suray Agung Nugroho, S.S., M.A., Ph.D., juga menyampaikan pesan inspiratif kepada para peserta:
“Untuk yang pertama kali datang, saya hanya ingin— bukan memperingatkan, tapi sebagai catatan kecil. Kalian pasti terkejut dengan Yogyakarta dan berpikir, wah, ini sangat berbeda dengan negara kalian, Taiwan. Tapi manfaatkanlah waktu kalian di sini sebaik-baiknya— beberapa tahun lagi, kalian akan menyadari bahwa pengalaman ini adalah aset yang tak ternilai untuk masa depan kalian. Inilah harapan saya secara pribadi maupun secara institusional dari Gadjah Mada. Saya berharap kerja sama ini, yang sekarang memasuki tahun keempat, akan terus berkembang semakin kuat di tahun-tahun mendatang.”
Ke depan, kedua universitas berkomitmen untuk terus mengembangkan kerja sama multidisipliner yang terhubung erat dengan konteks lokal, mendorong pelestarian budaya, serta memperkuat riset warisan budaya Asia Tenggara melalui pengembangan talenta, penelitian lapangan, dan dialog lintas budaya.
[National Chengchi University, Wang Hui Chen]