• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • SDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang Tangguh
  • hal. 2
Arsip:

SDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang Tangguh

IKMASA Balalan 2025: Momen Kebersamaan Mahasiswa dan Dosen di Bulan Syawal

HEADLINERilis BeritaSDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang TangguhSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Rabu, 23 April 2025

Yogyakarta, 16 April 2025 – Keluarga Mahasiswa Sastra Arab (IKMASA) mengadakan acara Syawalan bertajuk Ikmasa Balalan 2025 di Gedung Soegondo, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Acara yang berlangsung dari pukul 10.00 hingga 12.00 WIB ini menjadi ajang silaturahmi dan refleksi spiritual pasca-Ramadan 1446 H bagi mahasiswa dan dosen Sastra Arab.

Acara dibuka oleh MC dan dilanjutkan dengan pembacaan ikrar syawalan dari perwakilan setiap angkatan, mulai dari angkatan 2021 hingga 2024. Suasana khidmat menyelimuti ruangan ketika ikrar syawalan disampaikan secara bergantian oleh Muhammad Ardiansyah (2021), Shang Narendra (2022), Faris Zaky Ramadhan (2023), dan Haris Arfakhsyadz Azka Maula Harapan (2024). Tak hanya mahasiswa, dosen Sastra Arab juga ikut membacakan ikrar syawalan yang disampaikan oleh Bapak Abdul Jawat Nur, S.S., M.Hum. 

Ikrar syawalan tersebut menjadi momen sakral sebagai sarana saling memaafkan atas segala kesalahan yang mungkin terjadi, baik di antara mahasiswa maupun antara mahasiswa dan dosen. Nilai-nilai keikhlasan, kebersamaan, dan kekeluargaan sangat terasa dalam penyampaian ikrar tersebut.

Puncak acara diisi dengan tausiyah oleh Bapak Dr. Nur Kholid, M.Pd.I., yang menyampaikan pesan-pesan pasca-Ramadhan dan pentingnya menjaga kualitas ibadah di bulan Syawal. Beliau menekankan makna sejati dari ungkapan “Minal Aidin wal Faidzin”, makna bulan Syawal sebagai momentum peningkatan diri, serta pentingnya menjadi pribadi yang bertakwa.

Acara ditutup dengan pembacaan doa oleh Bapak Abdul Jawat Nur, S.S., M.Hum, diikuti dengan sesi dokumentasi bersama dan mushofahah atau salam-salaman. Suasana hangat dan penuh keakraban tercermin dari interaksi antarmahasiswa dan dosen. Melalui Ikmasa Balalan ini, IKMASA berhasil memperkuat tali silaturahmi sekaligus memperdalam pemahaman spiritual mahasiswa dan dosen di momen Syawal yang penuh berkah di tahun ini.

[Humas Sastra Arab FIB UGM, Muhammad Ardiansyah]

Guru Besar FIB UGM Uji Disertasi Pendidikan Qur’ani Mahasiswa Internasional di UIN Sunan Ampel Surabaya

HEADLINERilis BeritaSDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang TangguhSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Kamis, 17 April 2025

Yogyakarta, 16/4/2025 – Sinergi akademik lintas kampus dan negara terwujud dalam Sidang Terbuka Ujian Disertasi yang digelar pada 15 April 2025 di Ruang Sidang Terbuka Lantai 3 Tower KH. Mahrus Aly, UIN Sunan Ampel Surabaya. Dalam acara ini, Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM), Prof. Dr. Sangidu, M.Hum., diundang sebagai penguji tamu, memperkuat kolaborasi keilmuan antara dua institusi besar. Disertasi yang diuji merupakan karya Mohammed Ramadhan Abraheem Al-Shaykh Ali, mahasiswa internasional asal Libya yang meneliti prinsip-prinsip pendidikan dalam kisah Sayyidina Ibrahim dan Luqman Al-Hakim, serta relevansinya dalam membentuk karakter manusia melalui nilai-nilai Al-Qur’an.

Penelitian disertasi ini mengupas tuntas metode pendidikan Qur’ani yang diambil dari kisah-kisah inspiratif dalam Al-Qur’an, khususnya kisah Ibrahim dan Luqman Al-Hakim. Dengan menggunakan metode analisis isi, peneliti mendekonstruksi ayat-ayat terkait untuk menemukan prinsip, pendekatan, serta metode pendidikan yang efektif dalam membentuk perilaku dan moralitas manusia. Penelitian ini menyoroti bagaimana Al-Qur’an tidak hanya membimbing manusia ke jalan yang benar, tetapi juga menawarkan solusi atas konflik kejiwaan melalui integrasi kekuatan spiritual, akal, dan pengendalian hawa nafsu, yang terus berlangsung sejak awal penciptaan hingga kini.

Kehadiran Guru Besar FIB UGM sebagai penguji tamu dalam forum ini menjadi bukti nyata kolaborasi lintas institusi dan negara dalam mengembangkan pendidikan Islam yang berwawasan global dan berorientasi pada SDGs khususnya poin pendidikan berkualitas (SDG 4), penguatan institusi (SDG 16), dan kolaborasi (SDG 17). Integrasi nilai-nilai Qur’ani dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan memperkaya kurikulum dan memperkuat peran perguruan tinggi Islam dalam mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kesadaran spiritual dan tanggung jawab sosial. Sinergi ini diharapkan mampu mendorong terciptanya masa depan yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pengembangan pendidikan Islam yang progresif di tingkat global.

[Humas Kajian Budaya Timur Tengah, Nafila Azzahra]

Guru Besar FIB UGM Berikan Perspektif Baru dalam Seminar Nasional Linguistik dan Studi Islam di Pondok Modern Tazakka Batang

HEADLINERilis BeritaSDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang TangguhSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Selasa, 15 April 2025

Yogyakarta, 15/4/2025 – Seminar Nasional bertajuk “Linguistik Modern dan Relevansinya pada Studi Islam dan Humaniora” sukses digelar pada Sabtu, 12 April 2025, di Aula Rabithah Pondok Modern Tazakka Batang. Acara ini menghadirkan Prof. Dr. Sangidu, M.Hum., Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM), sebagai pemateri utama yang mengupas penafsiran QS. Al-Fath:29 melalui pendekatan linguistik dan humaniora. Seminar ini dibuka oleh KH Anang Rikza Masyhadi sebagai Keynote Speaker, yang menekankan pentingnya kolaborasi antara ilmu modern dan nilai-nilai keagamaan untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam pendidikan berkualitas dan pelestarian budaya. 

Dalam paparannya, Prof. Dr. Sangidu menggunakan kerangka teori semiotik untuk membahas QS. Al-Fath:29 dengan dua metode pembacaan, yaitu heuristik dan hermeneutik. Metode heuristik memanfaatkan tafsir Al-Maroghi untuk memahami arti kata per kata secara literal, sedangkan metode hermeneutik atau retroaktif mengacu pada tafsir Ibnu Katsir, Fi Zhilalil Quran karya Sayyid Quthb, serta tafsir-tafsir lainnya guna menggali makna yang lebih mendalam dari ayat tersebut. Pendekatan ini menunjukkan bagaimana linguistik modern dapat menjadi alat analisis yang relevan dalam memahami teks-teks keagamaan secara kontekstual dan multidimensional. 

 

Seminar ini merupakan ajang diskusi ilmiah dengan fokus utama pada integrasi linguistik modern dalam studi Islam dan humaniora yang berkontribusi pada pengembangan pendidikan berkualitas. Dengan pendekatan yang inovatif dalam memahami teks-teks keagamaan, seminar ini bertujuan untuk memperkaya kurikulum pendidikan agama Islam dan meningkatkan kualitas pengajaran. Para peserta seminar, yang terdiri dari akademisi, guru, mahasiswa, dan para santri menyambut baik gagasan-gagasan yang disampaikan. Selain sebagai ajang diskusi ilmiah, penyelenggaraan seminar ini sekaligus memperkuat relasi kemitraan yang dibangun antara Program Studi Kajian Budaya Timur Tengah FIB UGM dengan Pondok Modern Tazakka. Dengan semangat kolaborasi, acara ini diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan pendidikan berbasis nilai-nilai keagamaan sekaligus mendukung pencapaian SDGs di Indonesia.

[Humas Kajian Budaya Timur Tengah, Nafila Azzahra]

Menelusuri Jejak Globalisasi: Interaksi Jepang dan Amerika dalam Perspektif Sejarah

HEADLINERilis BeritaSDGs 10: Berkurangnya kesenjanganSDGs 10: Mengurangi KetimpanganSDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang TangguhSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 5: Kesetaraan Gender Kamis, 10 April 2025

Yogyakarta, 25 Maret 2025 – Teori-teori Globalisasi merupakan mata kuliah wajib di Departemen Antarbudaya yang membahas dampak globalisasi dari berbagai perspektif. Globalisasi dipahami sebagai fenomena yang memiliki pengaruh beragam—tidak selalu positif—terhadap budaya, ekologi, dan cara hidup masyarakat lokal. Dengan pendekatan interdisipliner, mahasiswa diajak untuk memahami bagaimana globalisasi memengaruhi struktur sosial dan identitas budaya di berbagai belahan dunia. Di akhir perkuliahan, mahasiswa diharapkan memiliki persepsi yang lebih proporsional terhadap globalisasi dan mampu menganalisis dampaknya terhadap budaya lokal. Perkuliahan diselenggarakan melalui kombinasi ceramah, diskusi, dan presentasi, dengan evaluasi berbasis penugasan terstruktur serta penulisan esai.

Pada pertemuan keenam, mata kuliah ini diampu oleh Ibu Dr. Sri Pangastoeti, M. Hum.yang membahas berbagai perspektif keilmuan mengenai globalisasi, termasuk kajian dari sastra Jepang. Salah satu topik yang menjadi perhatian adalah fenomena karayuki-san, peran geisha, kebijakan isolasi Jepang, serta dinamika hubungan Jepang-Amerika yang mempengaruhi identitas dan budaya kedua negara hingga saat ini.

Salah satu dampak globalisasi yang sering luput dari perhatian adalah bagaimana sistem ekonomi dunia membentuk dinamika migrasi dan peran perempuan dalam sejarah. Mobilitas tenaga kerja, baik secara sukarela maupun karena keterpaksaan, sering kali dipengaruhi oleh kondisi sosial dan ekonomi yang lebih luas. Jepang pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 menjadi salah satu negara yang mengalami fenomena ini, terutama dalam kasus perempuan yang dikenal sebagai karayuki-san.

Fenomena karayuki-san merujuk pada perempuan Jepang dari daerah miskin, terutama dari Nagasaki, yang pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 merantau ke berbagai negara di Asia Tenggara, Asia Timur, Siberia, hingga Australia. Mereka bekerja sebagai tenaga kerja perempuan, termasuk dalam industri hiburan dan prostitusi. Kondisi ekonomi yang sulit serta tekanan sosial membuat banyak perempuan muda dikirim keluar negeri sebagai cara untuk bertahan hidup. Keberadaan karayuki-san mencerminkan kompleksitas migrasi dalam konteks globalisasi awal, di mana faktor ekonomi dan sosial mendorong mobilitas tenaga kerja yang melintasi batas negara.

Diskusi ini juga sempat menyinggung perbedaan antara geisha dan oiran. Geisha merupakan seniman profesional yang terlatih dalam seni tradisional seperti musik, tari, dan percakapan. Berbeda dengan anggapan umum di luar Jepang, geisha bukanlah pekerja seks, melainkan penghibur yang mempertahankan nilai-nilai budaya dan seni Jepang. Sayangnya, geisha sering kali mendapat mispersepsi, salah satunya disebabkan oleh representasi yang keliru dalam media populer Amerika. Film dan literatur Barat sering kali menggambarkan geisha sebagai pekerja seks atau oiran, yang merupakan wanita penghibur kelas atas yang tidak hanya menguasai seni pertunjukan tetapi juga menawarkan layanan seksual. Stereotip ini berkembang melalui framing dalam budaya pop, yang menyederhanakan dan mengaburkan perbedaan antara peran-peran perempuan di Jepang pada masa lalu.

Salah satu bagian penting dalam sejarah Jepang adalah kebijakan isolasi atau sakoku, yang diterapkan selama periode Edo di bawah kepemimpinan Keshogunan Tokugawa (1603–1868). Jepang menutup diri dari dunia luar selama lebih dari dua abad, membatasi interaksi dengan negara lain demi menjaga stabilitas politik dan sosial dari pengaruh eksternal. Kebijakan ini baru berakhir ketika Amerika Serikat mendesak Jepang untuk membuka pelabuhan mereka bagi perdagangan internasional. Peristiwa ini menandai babak baru dalam sejarah Jepang, memicu modernisasi yang membawa negara tersebut ke dalam arus globalisasi.

Hubungan Jepang dan Amerika Serikat terus berkembang, tetapi tidak selalu harmonis. Pada awal abad ke-20, Amerika memberlakukan kebijakan imigrasi yang diskriminatif terhadap orang Asia, termasuk Jepang. Salah satu yang paling signifikan adalah Undang-Undang Imigrasi 1924 yang secara tegas melarang masuknya imigran Jepang ke Amerika Serikat. Kebijakan ini didorong oleh sentimen anti-Asia, kekhawatiran terhadap persaingan tenaga kerja, serta tekanan politik dari kelompok pekerja kulit putih. Diskriminasi terhadap imigran Jepang menjadi cerminan dari ketegangan global yang mewarnai interaksi antarnegara pada masa itu.

Meskipun hubungan Jepang dan Amerika sempat diwarnai oleh ketegangan, terutama dalam Perang Dunia II, dinamika hubungan kedua negara terus berkembang. Setelah perang, Jepang mengalami rekonstruksi yang didukung oleh Amerika, hingga akhirnya menjadi salah satu sekutu terdekat AS di kawasan Asia-Pasifik. Selain kerja sama ekonomi dan politik, budaya kedua negara juga saling memengaruhi. Seni tradisional Jepang mendapatkan apresiasi luas di Amerika, sementara budaya pop Amerika, seperti film dan musik, memiliki pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat Jepang. 

Mata kuliah ini diampu oleh tim pengajar dari berbagai program studi, yang menghadirkan perspektif multidisipliner dalam memahami globalisasi. Ibu Sri Pangastoeti memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana globalisasi mempengaruhi budaya Jepang. Pembahasan dalam kuliah ini menunjukkan bahwa globalisasi bukan hanya tentang pertukaran ekonomi dan teknologi, tetapi juga berkaitan dengan sejarah, identitas, dan dinamika budaya yang kompleks. Interaksi antara Jepang dan Amerika menjadi contoh nyata bagaimana globalisasi membentuk hubungan antarbangsa dan menciptakan lanskap budaya yang terus berkembang.

[Humas Magister Pengkajian Amerika, Nariza Ayu Pasha]

Seabad A.A. Navis: Magister Sastra UGM dan Toko Buku Natan Menghidupkan Warisan Sastra melalui Diskusi dan Peluncuran Buku

HEADLINERilis BeritaSDGs 10: Berkurangnya kesenjanganSDGs 10: Mengurangi KetimpanganSDGs 11: Kota dan Pemukiman Yang BerkelanjutanSDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang TangguhSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Kamis, 10 April 2025

Yogyakarta, 23 Maret 2025 – Dalam upaya menghidupkan kembali warisan intelektual sastrawan besar Indonesia, Toko Buku Natan bersama Program Studi Magister Sastra UGM menyelenggarakan peringatan Seabad A.A. Navis di Rumah Budaya Ndalem Natan, Kotagede, Yogyakarta. Acara ini menjadi magnet bagi para pecinta sastra, akademisi, dan budayawan yang hadir untuk mendalami lebih lanjut pemikiran kritis dan kontribusi A.A. Navis terhadap perkembangan sastra nasional. Dengan rangkaian kegiatan yang mencakup diskusi akademik, peluncuran buku, pameran seni, serta pertunjukan musik, peringatan ini menjadi momentum reflektif yang menggali lebih dalam aspek sosial, budaya, dan kebahasaan dalam karya-karya Navis.

Sebagai salah satu tokoh penting dalam kesusastraan Indonesia, A.A. Navis dikenal luas melalui cerpen klasiknya, Robohnya Surau Kami, yang menawarkan kritik sosial terhadap tatanan masyarakat. Dalam suasana Ramadan yang penuh kebersamaan, acara ini mempertemukan berbagai kalangan untuk mendiskusikan kiprah dan pemikiran kritis Navis, dengan menghadirkan narasumber ternama, yaitu Dhianita Kusuma Pertiwi (penulis dan kurator), Prof. Dr. Aprinus Salam (akademisi dan pakar sastra), serta Nasir Tamara, M.A., M.Sc., Ph.D. (budayawan). Diskusi semakin hangat dengan penampilan cello oleh Lintang Pramudia Swara, yang menghadirkan pengalaman estetika yang mendalam bagi para peserta.

Salah satu agenda penting dalam acara ini adalah peluncuran buku “Kesalahan dan Kejahatan dalam Berbahasa” karya Prof. Dr. Aprinus Salam. Buku ini membahas secara kritis kesadaran berbahasa dalam konteks sosial dan hukum. Karya ini didasarkan pada pengalaman akademis dan profesional Prof. Aprinus sebagai saksi ahli dalam berbagai kasus kebahasaan, sehingga menjadi referensi utama bagi studi linguistik dan peran bahasa dalam praktik hukum di Indonesia.

Dalam sesi diskusi, Prof. Aprinus Salam mengulas perbandingan antara kritik sosial dalam karya A.A. Navis dan Pramoedya Ananta Toer, dengan menyoroti bagaimana Navis lebih banyak mengkritik struktur sosial masyarakat, sedangkan Pramoedya lebih menitikberatkan kritiknya pada pemerintah dan struktur kekuasaan. Sementara itu, Dhianita Kusuma Pertiwi berbagi pengalaman penelitian dan pengarsipannya untuk pameran 100 Tahun A.A. Navis yang diselenggarakan di Jakarta dan UNESCO Paris. Ia menelusuri latar belakang pendidikan Navis di INS Kayutanam, sebuah institusi pendidikan yang berperan penting dalam membentuk pemikiran kritisnya, tidak hanya dalam bidang sastra tetapi juga dalam musik dan seni rupa.

Sementara itu, Nasir Tamara, M.A., M.Sc., Ph.D. dalam diskusinya menghubungkan pemikiran A.A. Navis dengan garis Académie française di Eropa, khususnya di Prancis, yang banyak dipengaruhi oleh gagasan René Descartes. Dengan mengutip filosofi “Cogito, ergo sum” (Saya berpikir, maka saya ada), Nasir Tamara menegaskan bahwa kesadaran intelektual dan daya kritis merupakan landasan utama dalam keberadaan seorang pemikir dan sastrawan. Pemikiran ini sejalan dengan cara A.A. Navis membangun wacana kritis dalam karya-karyanya, di mana ia tidak hanya mencatat realitas, tetapi juga menggugat, mempertanyakan, dan menginspirasi perubahan sosial.

Sebagai bagian dari perayaan ini, Lintang Pramudia Swara menghadirkan pertunjukan musik cello yang memperkaya pengalaman reflektif peserta. Sementara itu, pameran seni oleh perupa Anagard turut meramaikan acara dengan menghadirkan 11 lukisan tokoh-tokoh besar Minangkabau, termasuk A.A. Navis, Tan Malaka, Sutan Sjahrir, Buya Hamka, dan Asrul Sani. Pameran ini memberikan perspektif visual mengenai kontribusi intelektual dan peran tokoh Minangkabau dalam sejarah kebangsaan Indonesia.

Kegiatan ini juga menjadi ruang apresiasi sastra dengan pembacaan puisi oleh Afnan Malay dan pembawaan Gurindam 12 karya Raja Ali Haji oleh Nasir Tamara, yang semakin memperkaya makna dan atmosfer perayaan literasi ini.

Dalam sesi reflektif, Prof. Aprinus Salam menyampaikan dua pemantik pemikiran yang menjadi renungan bagi para peserta. Yang pertama, ia mengutip ungkapan “Lidahmu lebih tajam daripada pedang”, menegaskan bahwa kata-kata memiliki kekuatan luar biasa dalam membentuk, mempengaruhi, dan bahkan menggulingkan tatanan sosial. Kedua, ia menambahkan bahwa “kata-kata lebih tajam hanya untuk orang yang berperasaan”, menunjukkan bahwa bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga ekspresi mendalam yang memiliki daya transformatif bagi individu yang peka terhadap realitas sosial dan kemanusiaan.

Acara ini merupakan bagian dari inisiatif lebih luas dalam memperingati tokoh-tokoh besar dalam sastra Indonesia, menyusul peringatan 100 tahun Pramoedya Ananta Toer yang telah lebih dulu digelar. Dengan peringatan seabad A.A. Navis, diskusi ini memperkuat kesadaran tentang literasi, warisan pemikiran, serta relevansinya bagi generasi muda. Prof. Aprinus Salam menegaskan bahwa bahasa memiliki daya dan kekuatan transformatif, bahkan membayangkan suatu saat para cerpenis dan penyair dapat berunjuk rasa dengan membaca puisi di depan gedung legislatif, membuktikan bahwa kata-kata memiliki daya lebih besar dibanding senjata fisik.

Sebagai penutup, acara ini diakhiri dengan sesi buka puasa bersama, yang tidak hanya mempererat kebersamaan tetapi juga menghadirkan refleksi mendalam mengenai peran sastra dalam membangun kesadaran sosial dan kebudayaan. Toko Buku Natan, bersama Program Magister Sastra UGM, tetap berkomitmen untuk terus menghadirkan diskusi akademik, forum sastra, serta berbagai inisiatif literasi guna mendukung perkembangan intelektual dan kebudayaan di Indonesia.

[Humas Magister Sastra, Anisa Dien Rahmawati]

1234…26

Rilis Berita

  • Pemotongan Tumpeng Perayaan Kemenangan FIB UGM pada Nitilaku 2024
  • Menyebrangi Cakrawala: Menjelajahi Lithuania Lewat IISMA
  • Prodi Bahasa dan Kebudayaan Korea Gelar Kuliah Umum “Teknik Berorasi dalam Bahasa Korea” bersama K-Speech Indonesia
  • Kunjungan Fakultas Ushuludin Adab dan Humaniora UIN Salatiga ke FIB UGM
  • Pengukuhan Prof. Dr. Hendrokumoro, M.Hum. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya UGM

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY