• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • AGENDA
  • hal. 4
Arsip:

AGENDA

Serangkaian Kegiatan IASFM20: Hari Kedua

AGENDA Kamis, 30 Januari 2025

Yogyakarta, 22/1/2025 – Hari kedua Konferensi Internasional ke-20 Asosiasi Internasional untuk Studi Migrasi Paksa (IASFM20) dilaksanakan pada Rabu, 22 Januari 2025 di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Serangkaian agenda di hari kedua meliputi kuliah umum, pleno, berbagai sesi paralel dan virtual, serta penyambutan oleh Resilience Development Initiative Urban Refugee Research Group (RDI UREF).

Dokumentasi Departemen Antropologi UGM

Agenda pertama pada hari kedua adalah kuliah umum yang bertajuk “The Urban Perspective on Forced Displacement” yang disampaikan oleh Prof. Dr. Stephen Cairns, akademisi dari Monash University Indonesia yang memiliki keahlian di bidang studi perkotaan dan arsitektur di Ruang Auditorium Gedung Soegondo Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada. Prof. Dr. Stephen Cairns telah melakukan beberapa penelitian yang berfokus pada tumpang tindih antara arsitektur, urbanisme, dan kelestarian lingkungan dengan penekanan kuat pada wilayah Asia Tenggara. Prof. Cairns telah berkontribusi secara luas dalam studi perkotaan, terutama dalam memahami dinamika kota dalam konteks perubahan iklim dan keberlanjutan.

Sebelum dilanjutkan dengan sesi coffe break, terdapat sesi pleno dengan topik “Reflection on the (Re)conception of Urban Displacement and the Right to the City“. Sesi pleno tersebut diawali dengan penyampaian materi “Cosmological Markings and Erasures: The Politics of Heritage, Gentrification and Displacement in Yogyakarta’s Kraton” yang mengkaji sebuah studi tentang rekonstruksi tembok benteng di sekitar kawasan Kraton Yogyakarta. Ada tiga elemen utama yang dibahas dalam penyampaian presentasi pada pleno ini. Pertama, rekonstruksi terkait pembangunan ekonomi berdasarkan pariwisata. Kedua, perencanaan dan pembangunan telah ditandai dengan observasi untuk menciptakan dan menciptakan kembali keaslian lingkungan yang dibangun. Ketiga, proyek ini menarik bagi otoritas karena Sultan, pemimpin berdaulat Provinsi dan pemilik tanah yang dulunya merupakan lahan istana, dihormati dan dikenal karena kebaikannya dalam hal perumahan rakyat.

Materi kedua disampaikan oleh Marco Kusumawijaya, seorang profesional dan aktivis di bidang arsitektur, lingkungan, seni, warisan budaya, perencanaan, dan pengembangan kota. Beliau menyampaikan materi dengan judul “Gentrification + Suburbanisation = Ab-urbanisation” yang membahas pergeseran populasi dari pusat kota yang semakin menipis ke daerah pinggiran kota yang semakin padat di beberapa kota kecil, menengah, dan besar di Indonesia. Tren saat ini, yang didorong oleh gentrifikasi neoliberal dan suburbanisasi, menghasilkan ”ab-urbanisasi’, urbanisasi ”menjauh dari kota” yang semakin jauh tanpa batas.

Pada penyampaian materi terakhir, Prof. Dr.-Ing. Wiwandari Handayani, guru besar di Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, menjelaskan adanya penurunan permukaan tanah di beberapa kota utama di sepanjang pesisir utara Jawa mencapai 15 cm per tahun karena sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Menurut beliau, tekanan ini diperparah dengan pesatnya urbanisasi yang terjadi di Pulau Jawa, di mana tercatat oleh Badan Pusat Statistik bahwa 56,10% penduduk Indonesia mendiami Pulau Jawa pada tahun 2021. Tekanan ganda ini menghadapkan penduduk pesisir utara pada ancaman yang lebih tinggi. Namun, terlepas dari tantangan tersebut, migrasi atau mobilitas tidak muncul sebagai solusi untuk mengatasi risiko lingkungan bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir.

Dengan berakhirnya rangkaian kuliah umum dan sesi pleno pada hari kedua Konferensi Internasional ke-20 IASFM di Universitas Gadjah Mada, diharapkan peserta semakin menyadari kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh masyarakat terdampak migrasi paksa di wilayah perkotaan. Berbagai perspektif yang diangkat, mulai dari gentrifikasi, perubahan lingkungan, hingga hak atas kota, menegaskan perlunya pendekatan multidisiplin dalam mencari solusi yang berkelanjutan. Konferensi ini tidak hanya menjadi ruang pertukaran gagasan, tetapi juga momentum untuk memperkuat kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan dalam merancang strategi yang lebih inklusif dan berkeadilan bagi komunitas terdampak.

[Humas FIB UGM, Muhammad Ebid El Hakim]

Serangkaian Kegiatan IASFM 20: Hari Pertama

AGENDA Kamis, 30 Januari 2025

Yogyakarta, 21/1/2025 – Hari pertama Konferensi Internasional ke-20 Asosiasi Internasional untuk Studi Migrasi Paksa (IASFM20) dilaksanakan pada Selasa, 21 Januari 2025 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Serangkaian agenda di hari pertama meliputi sambutan-sambutan, kuliah umum, sidang pleno, presentasi kreatif, berbagai sesi paralel, Rapat Umum IASFM, dan makan malam bersama.

Dokumentasi Departemen Antropologi UGM

Setelah upacara pembukaan yang diselenggarakan di Gedung Grha Sabha Pramana, agenda dilanjutkan dengan adanya kuliah umum yang bertajuk “International Migration and Forced Displacement in The Southeast Asia Region” yang disampaikan oleh Prof. Dr. Tri Nuke Pudjiastuti, M.A., profesor dengan spesialisasi di bidang keamanan nasional dan isu-isu strategis di Indonesia. Beliau memegang posisi penting di Pusat Penelitian Politik, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), di mana beliau mendedikasikan karirnya untuk mendalami migrasi, keamanan manusia, dan hubungan internasional, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Prof. Pudjiastuti adalah seorang ahli yang diakui dalam bidang migrasi paksa dan penyelundupan manusia. Penelitiannya yang secara signifikan mempengaruhi pembuatan kebijakan dan wacana akademik tentang isu-isu tersebut.

Setelah diselingi dengan sesi coffe break, terdapat sesi pleno dengan topik “Reflection on the Global Agenda for International Migration“. Sesi pleno tersebut diawali dengan penyampaian materi “Global Migration Agenda and Realities in Southeast Asia” yang mengkaji hubungan antara agenda migrasi global dan realitas di lapangan di Asia Tenggara. Presentasi ini menyelidiki dampak dari kebijakan migrasi dan suaka ASEAN (atau ketiadaan kebijakan tersebut) terhadap perlindungan hak-hak migran, perdebatan mengenai keteraturan dan ketidakteraturan dalam konteks Asia Tenggara dengan fokus khusus pada bagaimana ASEAN menangani migran dari Myanmar setelah kudeta Februari dan isu represi transnasional. Presentasi ini diakhiri dengan beberapa pemikiran untuk memikirkan kembali implikasi dari kurangnya tata kelola migrasi ASEAN serta komitmen terhadap perlindungan hak-hak migran di kawasan ini. Materi tersebut disampaikan oleh Dr. Sriprapha Petcharamesree, ahli dalam bidang hak asasi manusia, studi ASEAN/SEA, migrasi, kewarganegaraan, bisnis dan hak asasi manusia, serta hubungan internasional.

Materi kedua disampaikan oleh Prof. Ranabir Samaddar, ilmuwan politik India yang menjabat sebagai Ketua Terhormat dalam Studi Migrasi dan Migrasi Paksa di Mahanirban Calcutta Research Group. Beliau menyampaikan materi dengan judul “Protection as Punishment” yang dalam penjelasannya, Prof. Ranabir Samaddar mengungkapkan bahwa sosok pengungsi dalam situasi tertentu mewakili keberadaan ilegal – yang secara “sah” kehilangan hak, moda mobilitas, dan sumber daya. Kemanusiaan dalam kondisi seperti itu mengikat sosok ilegal ini dengan negara demi kelangsungan kehidupan ilegal atau semi-legal. Kedaulatan dikembalikan oleh neoliberalisme dengan cara ini. Mode kontrol digital dan mode kontrol lainnya digunakan. Dan, ingat, di sini juga, alasan di awal selalu perlindungan. Memang, dorongan global compact untuk menggunakan teknologi baru untuk melindungi pengungsi dan migran sangat jelas dan lantang.

Pada penyampaian materi terakhir, Dr. Susan Banki, ahli dalam bidang politik, kelembagaan, dan sosial, menjelaskan akar dan solusi untuk pelanggaran hak asasi manusia dan pelanggaran keadilan sosial, menyampaikan materi dengan judul “What Refugee Activists Contribute to Global Protection Regimes“. Menurut beliau, agenda migrasi global, proses, dan aktor yang terkait dengannya dapat dibedakan dari Global Protection Regime yang tanpa ragu mengedepankan perlindungan terhadap populasi migran daripada kontrol terhadap mereka. Dalam materi ini, Dr. Susan Banki menunjukkan bahwa migran dan pengungsi memainkan peran penting dalam bentuk-bentuk aktivisme yang memajukan Global Protection Regime.

Dengan berakhirnya hari pertama Konferensi Internasional ke-20 IASFM di Universitas Gadjah Mada, diskusi secara mendalam telah membuka portal penghalang bagi kolaborasi lebih lanjut dalam mengkaji isu-isu migrasi paksa di tingkat regional maupun global. Para peserta, baik yang berprofesi sebagai peneliti atau individu yang tertarik dengan topik ini tidak hanya mendapatkan wawasan baru dari para pakar ternama, tetapi juga diajak untuk merenungkan peran kebijakan, teknologi, dan aktivisme dalam menciptakan sistem perlindungan yang lebih inklusif dan adil bagi para migran dan pengungsi.

 

[Humas FIB UGM, Muhammad Ebid El Hakim]

Departemen Antropologi UGM Sukses Menyelenggarakan Serangkaian Kegiatan IASFM 20

AGENDA Kamis, 30 Januari 2025

Yogyakarta, 23/1/2025 – Departemen Antropologi Budaya Universitas Gadjah Mada bersama dengan Resilience Development Initiative Urban Refugee Research Group (RDI UREF) telah sukses menyelenggarakan serangkaian kegiatan Konferensi Internasional ke-20 Asosiasi Internasional untuk Studi Migrasi Paksa (IASFM). Konferensi bergengsi ini diadadakan selama tiga hari, yaitu pada Selasa, 21 Januari 2025 hingga Kamis, 23 Januari 2025.

Konferensi ini mengundang peneliti dan individu yang memiliki pengalaman hidup terkait migrasi (paksa), pembuat kebijakan, dan praktisi yang bekerja dengan para migran (paksa) untuk membangun ruang refleksi, pertukaran pengetahuan, dan diskusi seputar perpindahan paksa dan manajemen perkotaan dengan semangat GCM, GCR, dan NUA untuk meningkatkan perencanaan kota dan respon terhadap perpindahan paksa dan untuk memperkuat jaringan akademisi, praktisi, dan pengambil keputusan di bawah IASFM untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai perpindahan paksa internasional dalam konteks perkotaan serta menyaring isu-isu yang menjadi perhatian untuk penelitian kolaboratif di masa depan, terutama dalam konteks Kawasan Asia Pasifik.

Upacara pembukaan berlangsung pada hari pertama di lantai dua Gedung Grha Sabha Pramana yang diawali dengan sambutan Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., yang turut menyambut hangat kedatangan peserta yang datang dari berbagai penjuru dunia. Sambutan berikutnya juga turut disampaikan oleh Direktur Resilience Development Initiative Urban Refugee Research Group (RDI UREF), Dr. Elisabeth Rianawati, Presiden IASFM, Dr. Veronica Fynn Bruey, dan Ketua Pelaksana IASFM 20, Dr. Akino Tahir serta Dr. Realisa Darathea Masardi.

Pada hari pertama juga diselenggarakan penyampaian materi tentang migrasi internasional dan pemindahan paksa di kawasan Asia Tenggara oleh pembicara utama, Prof. Dr. Tri Nuke Pudjiastuti, M.A., profesor di bidang riset keamanan nasional dan isu strategis di Indonesia. Kemudian, sidang pleno terkait “Global Agenda for International Migration” yang disampaikan oleh Prof Ranabir Samaddar, Dr. Sripapha Petcharamesree, dan Prof. Susan Banki juga turut menambah wawasan peserta yang hadir. Selain itu, juga dilaksanakan berbagai program utama yang diselenggarakan di ruang kelas Gedung Soegondo Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.

Pembicara utama selanjutnya, Prof. Dr. Stephen Cairns, profesor dari Monash University Indonesia yang ahli dalam bidang studi perkotaan dan arsitektur, juga turut menyampaikan materi tentang perspektif perkotaan dalam pemindahan paksa di hari kedua. Selain itu, juga diselenggarakan sidang pleno terkait “(Re)conception of Urban Displacement and the Right to the City” yang disampaikan oleh Prof. Wiwandari Handayani, Marco Kusumawijaya, dan Dr. Tular Sudarmadi, M.A. Kedua agenda tersebut diselenggarakan di Ruang Auditorium lantai 7 Gedung Soegondo Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.

Pada hari ketiga, sidang pleno terakhir terkait “Knowledge Production on Urban Displacement” disampaikan oleh Prof. Itty Abraham, Dr. Silke Lange, dan Baqir Bayani di Ruang Auditorium lantai 7 Gedung Soegondo Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada. Kemudian, di ruang yang sama, juga diselenggarakan agenda Ignite State kedua yang membahas tentang “Refugee-Led Community Impact: Youth Stage“. Selain itu, juga dilaksanakan berbagai program utama yang diselenggarakan di ruang kelas Gedung Soegondo Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada seperti pada hari pertama dan kedua.

Dengan mengundang peneliti dan individu yang memiliki pengalaman di bidang migrasi paksa, pembuatan kebijakan, dan praktisi, konferensi ini diharapkan dapat memperkuat jaringan antar akademisi, praktisi, dan pengambil keputusan, terutama dalam konteks kawasan Asia Pasifik.

[Humas FIB UGM, Muhammad Ebid El Hakim]

Open House Magister Arkeologi

AGENDAANNOUNCEMENTHEADLINE Rabu, 31 Januari 2024

Magister Arkeologi mengadakan acara Open House yang akan dilaksanakan pada Kamis, 1 Februari 2024 dari pukul 15:30 – 17:00 WIB. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan program-program yang tersedia di program studi Magister Arkeologi kepada calon mahasiswa baru. Kegiatan ini bersifat online sehingga calon mahasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia dapat mengikuti acara ini.

Acara ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab untuk merealisasikan SDGs 4: “Pendidikan Berkualitas” yang menekankan pentingnya memberikan akses yang setara dan inklusif terhadap pendidikan yang berkualitas dan mempromosikan peluang akademik untuk calon mahasiswa. Dengan demikian, acara Open House ini tidak hanya menciptakan kesempatan untuk memperkenalkan program studi Magister Arkeologi dengan sejumlah program-program menariknya, tetapi juga mendukung tujuan pembangunan pendidikan berkelanjutan.

Peserta dapat mengikuti kegiatan ini melalui tautan berikut: bit.ly/OpenHouseS2ArkeologiUGM

Diseminasi Penelitian Mejan Pakpak Bharat: Penguatan Identitas Masyarakat Menuju Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

AGENDAAKADEMIKHEADLINERilis BeritaSDGs 11: Kota dan Pemukiman Yang BerkelanjutanSDGs 12: Konsumsi dan Produksi Yang Bertanggung JawabSDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang TangguhSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 5: Kesetaraan GenderSTICKY NEWS Jumat, 22 Desember 2023

Hasil penelitian tim survei dan ekskavasi Pakpak Bharat melalui tinggalan pentingnya berupa mejan telah  didiseminasikan kepada seluruh pemangku kepentingan yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, pada hari Senin, 18 Desember 2023 di Salak, Pakpak Bharat, Sumatera Utara. Mejan merupakan tinggalan leluhur Pakpak Bharat berupa arca yang Istimewa dan unik karena tidak ditemukan di wilayah lain dan oleh karenanya layak untuk menjadi identitas yang membanggakan masyarakat Pakpak Bharat.

Koordinator tim peneliti, Dr. Mimi Savitri, M.A. menguraikan pentingnya pengetahuan kehidupan di masa lampau masyarakat Pakpak Bharat terkait dengan keberadaan mejan. Menurutnya, mejan merupakan penanda, pusat, atau sumber kehidupan masyarakat Pakpak di masa lampau, sebab darinya diketahui kehidupan sosial, ekonomi, budaya, ritual, dan persamaan gender leluhur Pakpak Bharat.  Satu hal penting  dalam mempelajari kehidupan leluhur Pakpak Bharat melalui mejan adalah bagaimana kita dapat merefleksikan kehidupan leluhur yang telah go international serta cinta damai pada kehidupan kini dan masa mendatang. Perdamaian merupakan salah satu modal dasar bagi suksesnya pembangunan suatu bangsa sebagaimana tujuan pada SDG’S 16.

Sekretaris Daerah Pakpak Bharat, Jalan Berutu, S.Pd. M.M. yang hadir mewakili Bupati menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Tim Peneliti dari Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, UGM, sebab kerjasama ini dipandang sebagai upaya besar dalam pelestarian Cagar Budaya Pakpak Bharat. Kerjasama antara dua belah pihak ini merupakan upaya mencapai SDG’s 17 berupa kemitraan untuk mencapai tujuan. Beliau juga menyatakan bahwa diseminasi ini penting untuk penentuan strategi pembangunan Pakpak Bharat selanjutnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sesuai dengan SDG’s 1 terkait dengan kehidupan tanpa kemiskinan dan SDG’s 12 berupa upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup agar dapat menopang pelaksanaan Pembangunan.

 

123456…34

Rilis Berita

  • Mengenal Tutor: Khoirunisa Diah Pranata
  • Mike McGovern dari Universitas Michigan : Apakah Rasa Sakit Hati Merusak secara Politik, atau Bisakah Ia Membangun?
  • Menggali Budaya, Mendaki Bahasa: Petualangan Mahasiswa KNB
  • Mengenal Tutor: Yohan Akbariantoro
  • Syair, Kesaksian, dan Doa Mengalun dalam Perayaan 72 Tahun Cak Nun

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY