Yogyakarta, 09/05/2025 – Peserta kelas Healthy Environments in the Era of Anthropocene yang diampu oleh Professor Sabine Troeger telah melakukan presentasi final hasil penelitian mereka selama kuliah lapangan di Kabupaten Kulon Progo, kuliah lapangan ini dilakukan setelah serangkaian kelas pendalaman teori dan metodologi penelitian partisipatoris selama bulan Februari-April 2025.
Healthy Environments in the Era of Anthropocene merupakan kelas yang membahas mengenai dominasi pengaruh umat manusia pada perubahan ekosistem di Bumi, perubahan-perubahan yang diakibatkan manusia tersebut tidak sepenuhnya bersifat destruktif, alih-alih pada kelas ini peserta diajak untuk menilik inisiatif para aktor penggerak perubahan melalui komunitas pelestari lingkungan di Kabupaten Kulon Progo. Adapun pada kuliah lapangan tersebut peserta kelas berkesempatan untuk mengeksplorasi beberapa inisiatif, yakni sebagai berikut:
- Penggunaan energi alternatif untuk pengembangan objek wisata Pantai Mlarangan Asri. Memanfaatkan penyinaran matahari yang intensif di sekitar kawasan pantai, pengelola objek wisata Pantai Mlarangan Asri bersama dengan BAPPERIDA Kabupaten Kulon Progo dan Sekolah Vokasi UGM membangun unit panel surya untuk menyuplai kebutuhan listrik untuk penerangan kawasan pantai saat petang.
- Pembangunan greenhouse Semangka Kotak Farm. Greenhouse ini dibangun di desa Bugel melalui inisiatif pemuda setempat bernama Mas Ervin yang tertarik dengan budidaya melon namun pertanian konvensional seringkali terhalang kondisi cuaca yang tidak menentu dan hama, sehingga ia belajar mengembangkan greenhouse sejak 2 tahun belakangan ini dan membuahkan hasil, Mas Ervin memasarkan hasil panen melonnya dengan cara yang unik yaitu dengan membuka wisata petik melon secara langsung di kebun greenhouse.
- Pemanfaatan maggot untuk meminimalisir limbah organik. Di Desa Beji Kabupaten Kulon Progo telah dikembangkan budidaya maggot oleh sekelompok masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap sampah organik yang kian menggunung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), limbah organik ini sebagian besar adalah limbah rumah tangga berupa sisa-sisa makanan. Menurut Bapak Royke, salah seorang inisiator, budidaya maggot adalah metode pengelolaan sampah yang sangat sustainable bahkan menurutnya memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan karena maggot hasil budidaya dapat dijual kembali sebagai pakan ternak dan pupuk.
- Pengelolaan bank sampah Dadi Asri di Desa Triharjo. Permasalahan pengelolaan sampah masih menjadi pembahasan utama dalam rangkaian kuliah lapangan Antroposen, sampah di desa seringkali berakhir dibakar karena tidak ada petugas pengepul sampah yang tetap, berangkat dari keprihatinan ini Pak Suyatin merintis pendirian bank sampah Dadi Asri bersama beberapa rekan-rekannya, bank sampah Dadi Asri kini telah aktif melakukan kegiatan setiap bulan pada tanggal 20 dan 21 serta memiliki lebih dari 50 nasabah dari Triharjo dan desa-desa lainnya.
Rangkaian kuliah lapangan ini dilaksanakan dengan kolaborasi bersama Field Research Center Sekolah Vokasi UGM, dengan diselenggarakannya kegiatan perkuliahan ini mahasiswa berkesempatan untuk menerapkan metode penelitian partisipatoris bersama masyarakat.
Sumber Foto: Manarul Hidayat
[Humas Antropologi Budaya, Novilatul Ananda Ramadhani]