FIB UGM
Hibah Penulisan Buku
Untuk Alumni Mahasiswa S2 dan S3 Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Sebagai upaya meningkatkan minat dan jumlah penerbitan buku yang berkualitas, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, memberikan dana hibah untuk penulisan naskah buku bersumber dari Tesis S2 dan Disertasi, yang akan diterbitkan oleh Gama Press.
PERSYARATAN DAN PROSEDUR
1. Untuk Alumni Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.
2. Naskah buku bersumber dari Tesis S2 dan Disertasi yang sudah diujikan dalam periode 2011 – 2014 dan lulus dengan nilai A (dibuktikan dengan fotokopi transkrip nilai).
3. Format sudah dalam bentuk naskah buku (bukan dalam format tesis atau disertasi): diserahkan dalam bentuk hard copy sebanyak dua eksemplar; jumlah halaman untuk naskah bersumber
4. Tesis S2 maksimal 150 halaman dan Disertasi maksimal 200 halaman (ukuran kertas A4), termasuk bibliografi dan lampiran; dengan huruf Times New Roman 12; spasi 1,5; dan margin: kiri: 4, atas: 4, kanan: 3, bawah: 3. Gambar boleh dicetak hitam-putih atau berwarna. Jika naskah terpilih, peserta diwajibkan menyerahkan draft dalam bentuk soft copy.
5. Penulis naskah buku yang terpilih berkewajiban mencantumkan keterangan mengenai penerimaan hibah penerbitan buku dari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, dalam acknowledgement.
6. Naskah buku belum pernah dan tidak sedang diproses untuk diterbitkan. Naskah yang sudah terpilih tidak boleh diterbitkan selain oleh Gama Press.
7. Prosedur pengumpulan naskah buku: diserahkan ke Sekretariat Dekan FIB-UGM, paling lambat 30 Januari 2015, beserta CV singkat (maksimal 2 halaman termasuk berisi alamat korespondensi, nomor telepon, dan E-mail yang bisa dihubungi).
BESARAN HIBAH PENERBITAN:
Akan dipilih 10 (Sepuluh) naskah buku untuk diterbitkan. Masing-masing penulis yang naskahnya akan diterbitkan, menerima dana hibah sebesar Rp. 10.000.000,00 (Sepuluh Juta Rupiah). Aturan kontrak dan royalti akan mengikuti sistem yang diberlakukan oleh Gama Press.
CONTACT PERSONS:
– Dr. Wiwik Sushartami (Dosen FIB): sushartami@yahoo.com
– Mohamad Yusuf, M.A. (Dosen FIB): yusuf.mohamad@gmail.com
Lomba Penulisan Artikel Ilmiah dan Seminar
dalam Rangka Dies Natalis Ke-69 Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Dalam rangka Dies Natalis ke-69, Fakultas Ilmu Budaya UGM menyelenggarakan lomba penulisan artikel ilmiah bagi mahasiswa S1, S2, dan S3 dan seminar bagi peserta lomba yang artikelnya dinyatakan sebagai pemenang.
PERSYARATAN DAN PROSEDUR
1. Peserta lomba dibagi dalam 3 (tiga) kategori, yaitu Mahasiswa S1, Mahasiswa S2, dan Mahasiswa S3, dalam lingkup Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, baik individu maupun kelompok.
2. Tema artikel: “Dunia Kemaritiman Indonesia dalam Perspektif Bahasa, Sastra, dan Budaya”.
3. Format: artikel ilmiah mengikuti kaidah penulisan dengan merujuk pada Jurnal Humaniora; diserahkan dalam bentuk hard copy sebanyak dua eksemplar dan soft copy; batasan jumlah kata: untuk peserta Mahasiswa S1 adalah 2.500 – 3.000 kata, untuk peserta Mahasiswa S2 adalah 3.500 – 5.000 kata, dan untuk Mahasiswa S3 adalah 4.500 – 6.000 kata; ukuran kertas A4; dengan huruf Times New Roman 12; spasi 1,5; dan margin: kiri: 4, atas: 4, kanan: 3, bawah: 3. Artikel harus bebas dari unsur plagiarisme.
4. Prosedur pengumpulan artikel: diserahkan ke Ruang Sekretariat Dies FIB, Gedung B, FIB-UGM, paling lambat 6 Februari 2015, pukul 15.00 WIB, disertai CV singkat penulis (maksimal 2 halaman termasuk berisi alamat korespondensi, nomor telepon, dan E-mail yang bisa dihubungi).
5. Pemenang lomba akan diumumkan pada tanggal 18 Februari 2015 di website FIB-UGM (fib.ugm.ac.id/main/).
6. Semua peserta lomba akan menerima sertifikat keikutsertaan. Artikel pemenang lomba akan diseminarkan pada tanggal 25 Februari 2015.
BESARAN HADIAH LOMBA:
Akan dipilih 3 (tiga) pemenang untuk masing-masing kategori peserta Mahasiswa S1, S2, dan S3. Pemenang Lomba akan mendapatkan hadiah dalam bentuk uang dan sertifikat. Dengan perincian hadiah berupa uang sebagai berikut:
Juara I : Rp 2.000.000,00
Juara II : Rp 1.750.000,00
Juara III : Rp 1.500.000,00
CONTACT PERSONS:
– Dr. Abdul Wahid (kang_ahid@ugm.ac.id)
– Mimi Savitri, S.S., M.A. (mimi_savitri@yahoo.com)
– Dr. Wiwik Sushartami (sushartami@yahoo.com)
16 Desember 2014
Ruang Sidang 1 FIB UGM – Pukul 09.00
Pemateri: Timo Markus Duile
(PhD Candidate, University of Bonn, Germany)
Judul:
“Nature and Identity: Dayak movements within the context of ecological conflicts in West-Kalimantan”
Moderator:
Mark Philip Stadler, MA, MSc
(PhD Fellow at Asian Dynamics Initiative, Department of Cross-Cultural and Regional Studies, University of Copenhagen)
Nature in the Indonesian province of West-Kalimantan is contested in at least two ways: First, it is contested as a resource, especially since palm oil plantations found their way into West-Kalimantan and capital seeks for new strategies of accumulation in this part of the Indonesian periphery. A massive loss of forest and an accumulation of land in the hands of palm oil companies since the 80s are the result. Secondly, nature is contested in a discoursive-symbolic way: Actors are arguing about the very meaning of nature. The hegemonic meaning of nature that takes nature as an ensemble of resources and as the opposition of human society is challenged by indigenous actors like AMAN or the Pontianak-based Institut Dayakologi.
Alternative interpretations of nature became an important source for neo-traditional Dayak identity, since these interpretations helps indigenous activists to distinguish themselves from their constitutive outside, that are, the state of Indonesia as a neo-extractivist regime, palm oil companies and modernity with its premises of the distinction between nature and culture.
How do indigenous actors, then, conceptualize nature in contrast to hegemonic perceptions of nature and how can these conceptualization challenge ownership structures and strengthen traditional identities? Referring to Phlippe Descola’s ontological concept of animism and naturalism, indigenous activist’s concepts of nature are analyzed and it will be discussed whether their draft of nature and identity can challenge the threats indigenous societies are confronted with.