• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • FIB UGM
  • FIB UGM
  • hal. 91
Arsip:

FIB UGM

Lecture Series on Theory FIB UGM

AGENDAHEADLINENews Release Senin, 13 Oktober 2014

Senin, 30 Mei 2016 ; pukul 13.00 – 15.00
Ruang Sidang 1 Dekanat FIB UGM

Pembicara: Lyn Parker
University of Western Australia

Topik: “Understanding Social, Economic and Health Vulnerabilities in Indonesia”

This talk will outline a large, proposed inter-disciplinary research project which aims to understand social, economic and health vulnerabilities in Indonesia. Although Indonesia is developing rapidly, around half the population is still clustered around the poverty line, contributing to their vulnerability. Using a common framework of the “life course” in eight field sites across Indonesia, the team will conduct deep ethnographic research as well as quantitative research to explore the risks that people face in their everyday life and how they can be mitigated to avoid bad outcomes. The project will a.) identify key vulnerable groups and the factors and conditions contributing to their vulnerability; b.) investigate the effectiveness of social networks in lessening risk, focusing on people’s agency, resourcefulness and adaptability; c.) assess the effectiveness of state and community welfare programs in reducing vulnerability; and d.) pinpoint strategies for reducing vulnerabilities in the future. The findings will show how vulnerable citizens in Indonesia can be made more secure, helping to build a more stable and prosperous country.

Bio-note: Lyn Parker is an anthropologist and Professor in Asian Studies, in the School of Social Science, University of Western Australia. She has published several books and many articles on Indonesia, including Adolescents in Contemporary Indonesia, with Pam Nilan (Routledge, 2013) and From Subjects to Citizens: Balinese Villagers in the Indonesian Nation-State. NIAS, 2003).

Call For Participants: A Day International Conference, Negotiation of Discourses in Europe

AGENDAHEADLINENews Release Kamis, 9 Oktober 2014

The multicultural era is an old global phenomenon which cannot be denied by countries on different continents. The exchange of ideas and cultures, as well as travel of people from one place to another, is not a new experience for people in the world. It can be traced to the historical experiences of people travelling from France to Nusantara in the 16th century, or those from Java travelling to Suriname 100 years ago. In term of ideas and cultures, the word “original” may be difficult to prove, because it is not easy to show that originality. Europe is a continent that has witnessed this phenomenon. The European people have travelled to many different continents since the middle ages, initially through colonialism but later for other purposes. They brought their different cultural products and symbolic capitals to all parts of the world. People from outside of Europe, such as Asia, Africa and Latin America, have also been travelling to Europe, to marry, seek refuge or employment, and other such reasons. The movement of people from other countries to Europe has introduced new discourses, because these people come from different cultural, ethnic, and religious backgrounds. They have their own languages, fashion systems, foods and traditions, but they must speak European languages, deal with new climates, new rules, and new values; this meeting of the old and new may sometimes create conflict. How these immigrants have to negotiate in this different environment, and how the European peoples who have long inhabited the continent also have to deal with these different, outside cultures, is an interesting subject to be explored. It leads to questions such as: How is the process of negotiation done? Which actors are involved in the negotiation? What instruments do they use in the negotiation? What challenges do different groups face during the negotiation?

This international conference, titled Negotiation of Discourses in Europe, is organised by French Department of the Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. This conference invites scholars from many different disciplines in the social sciences and humanities to participate as presenters or in the audience

Road to BWCF 2014

AGENDA Kamis, 9 Oktober 2014

“Road to BWCF 2014″ merupakan kegiatan kerjasama antara pihak S2 Ilmu Sastra FIB UGM dan pihak Samana Foundation. Kegiatan ini sebagai acara pra BWCF 2014 yang akan dilaksanakan pada bulan November 2014. Bentuk kegiatan ini semacam seminar dengan tema ” Ratu Adil, Kuasa dan Pemberontakan di Nusantara”. Pembicara acara ini adalah Dr. G. Budi Subanar (Sanata Dharma), M. Sudibyo, M. Hum (FIB UGM), dan Lailly Prihatiningtyas (TWC Borobudur).

Mengikuti Festival di Eropa, Rampoe UGM Harumkan Indonesia

HEADLINENews Release Selasa, 22 Juli 2014

Setelah mengikuti Workshop Tari Internasional di Universiti Teknologi Petronas (UTP), Malaysia pada bulan Maret 2014, Rampoe UGM sebagai komunitas seni yang bergerak di bidang seni tari Aceh kembali mewakili Indonesia dan Asia Tenggara dalam misi budaya di Eropa pada bulan Juni 2014. Hampir tiga pekan Rampoe UGM berada di tanah Eropa mengikuti Festival Mondial De Folklore De La Ville De Saint Ghislain, Belgia dan Festi’roche-Roche La Moliere, Perancis.

Tim tari yang menjadi delegasi Indonesia ini mengikuti festival tersebut secara berturut-turut pada tanggal 2-11 Juni 2014 dan 12-16 Juni 2014. Sebanyak 22 anggota Tim Rampoe UGM terlibat dalam festival ini, terdiri dari 1 manajer, 1 fotografer, 8 penari putra, dan 12 penari putri. Selama mengikuti Festival Mondial De Folklore De La Ville De Saint Ghislain di Belgia, Rampoe UGM berhasil menampilkan sebanyak 6 kali tari Ratoeh Pukat, 4 kali tari Ratoeh Duek, 3 kali tari Saman Gayo, dan 3 kali tari Rapa’i Geleng.

Dudung Abdulah, salah satu anggota tim mengatakan selain Tim Rampoe UGM mewakili Indonesia dan Asia Tenggara, Festival Mondial De Folklore De La Ville De Saint Ghislain di Belgia, diikuti pula delegasi kesenian dari Belgia, Brasil, Irlandia, Meksiko, Mongolia, Rusia, Slovakia, dan Ukraina. Tidak hanya berkesenian, Tim Rampoe UGM di Belgia mendapat paket wisata ke kota Mons dan Square of Brussel.

“Tim Rampoe UGM pun sempat didatangi Devdy Risa, Second Secretary, Embassy of The Republic of Indonesia. Menjadi salah satu penonton di Festival Mondial De Folklore De La Ville De Saint Ghislain, Pak Devdy mengungkapkan kekagumannya atas tarian spektakuler Rampoe UGM dan mengapresiasi perjuangan Rampoe UGM sehingga bisa tampil di panggung Eropa,” ujar Dudung Abdullah, di Kampus UGM, Selasa (22/7).

Sementara saat mengikuti Festi’roche-Roche La Moliere di Perancis, Tim Rampoe UGM berhasil menampilkan Ratoeh Pukat tiga kali, tari Ratoeh Duek tiga kali, tari Saman Gayo tiga kali dan tari Rapa’i Geleng sekai. Festival di Perancis inipun, diikuti beberapa negara diantaranya dari Indonesia, Meksiko, Mongolia, Rusia, Perancis, dan Polandia.

Dudung menjelaskan Rampoe UGM merupakan sebuah komunitas seni yang bergerak di bidang seni tari Aceh. Tim ini berada dibawah Departemen Minat dan Bakat, Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.

Tim kesenian yang dibentuk pada bulan Oktober 2009 ini bertujuan untuk melestarikan seni tari Aceh dan mewadahi para mahasiswa yang cinta akan budaya Indonesia. Di tahun ini, Rampoe UGM kembali mengharumkan nama Indonesia di panggung internasional dalam misi budayanya melalui duta seni mahasiswa.

“Dengan mengikuti festival di Eropa, ini Tim Rampoe UGM dinilai berhasil mengharumkan nama Indonesia. Saat di Perancis pun, kita juga mendapat paket wisata mengunjungi Lake Saint Victor, Perancis,” papar Dudung. (Humas UGM/ Agung)

Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/9139-mengikuti.festival.di.eropa.rampoe.ugm.harumkan.indonesia

CATATAN DARI HAMBURG

HEADLINENews Release Senin, 21 Juli 2014

Sudah hampir satu bulan kami kembali menjalani rutinitas di kampus FIB UGM setelah sebelumnya mengikuti Summer School di Universität Hamburg, Jerman. Selain pengalaman-pengalaman pribadi yang mengesankan, ada banyak informasi yang kami dapatkan yang mungkin akan berguna jika disampaikan kepada civitas akademik lain di lingkungan fakultas ini.

Seputar Program Summer School
Summer School bertema Mutual Perceptions in Europe and Southeast Asia di Universität Hamburg merupakan rangkaian kegiatan summer school yang diadakan pada bulan Agustus 2013 di FIB UGM. Sebagai bentuk kerja sama lanjutan, Universität Hamburg memberikan kesempatan kepada dua lulusan S2 FIB UGM untuk mengikuti program summer school dengan tema yang sama di Jerman selama satu bulan.

Dalam perkembangannya, ketika kami terpilih untuk mengikuti program tersebut, FIB UGM memberikan dukungan dana tambahan untuk memperpanjang waktu summer school menjadi tiga bulan. Selain itu, kami juga diwajibkan untuk membuat proposal atau rancangan penelitian sebagai syarat utama mengambil studi S3.

Universität Hamburg: Der Forschung, Der Lehre, Der Bildung
Semboyan di atas, secara sederhana berarti penelitian, pengajaran dan pendidikan. Seperti semboyan tersebut, yang kami lihat pertama kali dari universitas ini adalah pelayanan yang sangat sistematis yang memprioritaskan segala jenis kebutuhan terkait penelitian dan pengajaran. Dalam segi infrastruktur, tidak ada yang terlalu berbeda dengan sistem pelayanan yang ada di FIB UGM. Perbedaan hanya terletak pada bagaimana infrastruktur tersebut ditata, difungsikan dan diintegrasikan satu dengan yang lain.

Misalnya saja perpustakaan. Koleksi perpustakaan bisa diakses secara online dan sistem yang disediakan memungkinkan pengguna untuk mengakses seluruh koleksi yang ada di masing-masing perpustakaan fakultas di Universität Hamburg. Beberapa koleksi terutama jurnal bisa dibaca online atau diunduh secara cuma-cuma dan legal. Seandainya tidak bisa diunduh, setiap katalog buku disertai dengan sinopsis dan daftar isi buku sehingga orang dapat mengetahui dengan jelas buku apa yang hendak mereka pinjam. Sistem pelayanan perpustakaan ini semi-mandiri, artinya, pengguna perpustakaan bisa memesan atau memperpanjang pinjaman secara online dari akun pribadi masing-masing kapan dan di manapun mereka berada. Lama waktu peminjaman adalah satu bulan dengan jumlah maksimal 50 buku. Perpustakaan ini juga buka setiap hari, dari jam 09.00-24.00 di hari kerja dan 09.00-19.00 pada hari Jumat-Minggu.

Fasilitas lain yang perlu dicermati adalah sistem transportasi dan pusat-pusat kegiatan mahasiswa. Seperti di UGM, Universität Hamburg juga menyediakan fasilitas peminjaman sepeda secara gratis dengan jangka waktu maksimal 30 menit. Universität Hamburg juga memiliki beberapa halte untuk perhentian bis dan stasiun bawah tanah untuk kereta api.

Beberapa fasilitas yang terintegrasi dengan lingkungan kampus, yang mendukung kegiatan-kegiatan mahasiswa di universitas ini juga cukup menarik. Ada sebuah bioskop di lingkungan kampus bernama Abaton. Bioskop ini memutar baik film-film komersial maupun film-film dokumenter, film-film festival dan film-film lokal buatan mahasiswa. Untuk pembelian tiket, disediakan diskon yang bervariasi terutama untuk penonton yang memiliki kartu mahasiswa.

Universität Hamburg juga memiliki area taman yang luas, yang dikenal dengan sebutan planten and bloomen. Selain sebagai tempat preservasi berbagai jenis flora, taman ini juga menjadi area tempat berbagai pertunjukkan diadakan. Kami sempat menyaksikan pertunjukkan musik Hamburg Jazz 2014 dan festival kembang api di taman ini.

Selain bioskop dan taman di atas, Universität Hamburg juga memiliki banyak public space baik yang termasuk dalam wilayah administratif universitas maupun yang dimiliki pihak lain seperti kafe-kafe, restoran, dan toko-toko buku. Yang menarik bagi kami kemudian adalah situasi di Universität Hamburg ini telah dikondisikan sedemikian rupa sehingga batas-batas antara yang universitas dan yang milik publik lebur menjadi satu.

Hamburg: Dari Jendela Kamar Kami
Selama tiga bulan di Hamburg, kami sempat tinggal di dua tempat yang berbeda. Satu bulan pertama, kami tinggal di hotel Seemanns Mission, di daerah pelabuhan Fischmarkt di Distrik Altona. Dua bulan berikutnya kami tinggal di asrama mahasiswa Mission Akademie, di daerah Hochkamp. Pada minggu-minggu pertama, kami benar-benar hidup dalam atmosfer kota pelabuhan yang khas. Dari jendela kamar, kami bisa melihat aktivitas pelabuhan, burung-burung yang terbang dan hinggap, bahkan sesekali kami melihat kapal pesiar dari berbagai negara melintas pelan. Di hotel, kami sering bertemu awak kapal pesiar tersebut, yang beberapa di antaranya berasal dari Indonesia. Sesekali kami makan Indomie bersama mereka sambil berbincang ringan.

Di sekitar tempat kami tinggal itu, setiap hari Minggu pagi diadakan pasar Fischmarkt. Berbagai jenis ikan dijual di situ. Buah-buahan dan bunga-bunga segar juga menjadi favorit para pelanggan. Kami juga sempat ikut merayakan hari jadi pelabuhan Hamburg yang dikenal sebagai Hafengeburtstag di pelabuhan sekitar Sungai Elbe pada tanggal 9-11 Mei yang lalu. Berbagai jenis kapal ikut dalam parade perayaan. Diadakan pula pertunjukkan musik dan festival makanan di sekitar pelabuhan.

Dua bulan berikutnya kami tinggal di Hochkamp, salah satu daerah elite di Hamburg. Hochkamp merupakan daerah permukiman yang sangat tenang dengan jalan lengang dan pohon-pohon rindangnya. Situasi ini sangat kondusif bagi kami, mengingat berbagai tugas yang perlu kami kerjakan. Dari asrama inilah kami berangkat ke kampus setiap hari, mengikuti kursus Bahasa Jerman pada hari Jumat dan melakukan ekskursi di setiap akhir pecan. Ekskursi dilakukan di kota sekitar Hamburg, yang termasuk dalam liga kota Hanseatic pada Abad Pertengahan Eropa. Selain kota-kota Hanseatic, kami juga sempat mengunjungi Berlin untuk belajar mengenai sejarah Jerman pada periode Perang Dunia II dan 1960-an.

Masih di seputaran Hochkamp, jika merasa jenuh, kami hanya perlu berjalan-jalan di seputar kompleks dan mampir di beberapa tempat yang bagi kami cukup menyenangkan. Kami menemukan kompleks makam tua yang luas dan sangat indah. Kami juga menemukan beberapa toko kecil yang menjual sepatu buatan tangan dan beberapa tempat di mana sering diadakan live music atau pertunjukkan seni lainnya. Di antara berbagai tempat itu, Dante kafe menjadi favorit kami. Di sore-sore yang cerah, kami biasa membeli gelato dan mengerjakan beberapa pekerjaan rumah dari tempat kursus bahasa di kafe ini.

Sampai saat harus kembali ke Indonesia, banyak daerah yang belum kami kunjungi, terutama beberapa museum di sekitar Hamburg. Sampai pada saatnya pulang juga, kami tidak pernah merasakan summer seperti dalam bayangan kami. Suhu secara keseluruhan selalu dingin dan sesekali hujan. Daftar berbagai tempat yang belum kami kunjungi itu masih tersimpan dengan baik karena kami berharap beberapa bulan lagi kami bisa kembali ke tempat ini untuk melanjutkan studi. Semoga.

Yogyakarta, Juli 2014

1…8990919293…95

Rilis Berita

  • Kunjungan Fakultas Ushuludin Adab dan Humaniora UIN Salatiga ke FIB UGM
  • Pengukuhan Prof. Dr. Hendrokumoro, M.Hum. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya UGM
  • Makna Tanggung Jawab Ditekankan dalam Ikmasa Mentoring #1
  • Sharing Study Humas dan Kerja Sama FIB UGM ke Media FISIPOL UGM
  • SANJUNG: Kolaborasi Kerja Sama antara HMPS BSA UAD dengan IKMASA UGM

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY