• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • Fakultas Ilmu Budaya
  • Fakultas Ilmu Budaya
  • hal. 18
Arsip:

Fakultas Ilmu Budaya

Kuliah Praktikum Etnografi Wilayah Sumatera – Agus Indiyanto, S.Sos., M.Si

HEADLINERilis BeritaSDGs 12: Konsumsi dan Produksi Yang Bertanggung JawabSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 5: Kesetaraan Gender Kamis, 22 Agustus 2024

Pada hari Sabtu, 8 Juni 2024, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada telah melaksanakan kegiatan mata kuliah Etnografi Wilayah Sumatera yang berlangsung di halaman gedung Soegondo. Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai manusia dan dinamika kebudayaan etnis-etnis di wilayah Sumatera serta mengasah apresiasi terhadap bentuk dan praktik budaya lokal. Peserta dari kegiatan ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya yang mengambil mata kuliah Etnografi Wilayah Sumatera, berjumlah 74 mahasiswa. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh beberapa mahasiswa INCULS yang ikut berpartisipasi sebagai bagian dari program ini.

Kuliah praktikum berupa praktik memasak bersama ini adalah suplemen bermuatan afeksi untuk membangun sisi afektif mahasiswa misalnya kerjasama, kedisiplinan, dedikasi, etika dan tanggung jawab. Melalui aktivitas memasak bersama ini mahasiswa diharapkan mampu memahami bahwa makanan itu bukanlah sesederhana membeli dan menikmati. Terdapat proses kognitif mengenali rasa, mengasah sensitifitas rasa melalui kombinasi, yang secara keseluruhan itu membutuhkan kesabaran, ketelitian, kerjasama, dan empati. Lebih jauh, proses ini diharapkan memiliki sikap menghargai makanan secara lebih baik, tidak menyianyiakan makanan, dan apresiatif terhadap makanan lokal yang kini mulai ditinggalkan.

Acara dimulai dengan penjelasan umum oleh dosen terkait aturan main kegiatan, misalnya terkait tata tertib dan waktu pelaksanaan. Selanjutnya dosen menjelaskan tentang jenis bumbu pokok yang digunakan untuk memasak rendang. Keseluruhan bumbu tersebut didisplay di meja di depan teras Soegondo. Setelah cukup dengan penjelasan dan tanya jawab, setiap kelompok mengambil ‘jatah’ daging sapi 1 kilogram yang sudah disiapkan, serta bumbu-bumbu dasar yang telah disiapkan di display. Untuk bumbu mereka mengambil sendiri sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

Pada minggu sebelumnya, masalah teknis masak sudah didiskusikan di kelas. Mahasiswa diperkenankan mencari sendiri resep masakan rendang. Oleh karena itu, sangat dimungkinkan ada perbedaan dalam bumbu-bumbu tambahan maupun teknis masaknya.  Ada yang menyertakan gula merah, ada yang menyertakan parutan kelapa. Ada juga yang memasukkan unsur daun kunyit.

Tepat 09.30 wib para mahasiswa mulai kembali ke meja kerjanya dan mulai masak. Sementara mahasiswa masak, dosen dan ‘asistennya’ juga melakukan hal yang sama. Suasana menjadi seru. Apalagi juga diumumkan nanti akan ada penilaian yang dilakukan oleh ‘juri’. Jurinya adalah mahasiswa magang di departemen yang sejatinya bertugas menjadi pendokumentasi kegiatan. Oleh karena akan ada ‘penilaian’ ini para mahasiswa menjadi bersemangat. Beberapa kali mahasiswa datang ke meja kerja dosen untuk bertanya tentang teknis masak atau meminta bumbu tambahan. Beberapa mahasiswa juga terlihat melakukan telepon maupun panggilan video kepada orang tuanya tentang prosedur memasak ‘yang benar’. Meskipun terlihat sekali bahwa mayoritas para mahasiswa tidak terbiasa memasak, mereka terlihat bersemangat. Sesekali berteriak dan berceloteh riang. Sesekali datang ke meja kerja dosen untuk membandingkan masakannya dengan punya kelompoknya.

Akhirnya pukul 12.30 acara masak sesuai dengan kesepakatan dihentikan. Kemudian para Juri dadakan mendatangi setiap kelompok untuk memberikan penilaian berdasarkan dua kriteria: penampilan masakan dan rasa. Berdasarkan akumulasi skor, kelompok 3 menjadi juara untuk kategori rasa, dan kelompok 4 menjadi yang terbaik dari segi tampilan rendang (terlihat sangat coklat cantik, rupanya ditambahkan gula merah, dan itu menjadikannya rendang Jogja). Satu hal yang menarik juga adalah kreasi dari kelompok 5 yang membuat rendang dengan lembut dan rasa yang sangat ringan, sehingga cocok kalau dijadikan untuk konsumsi turis.

Acara ditutup dengan review singkat dari dosen tentang keseluruhan proses dan kesan-kesan mahasiswa. Acara ditutup dengan foto bersama dan makan bersama. Beberapa mahasiswa malah bersemangat ikut antri minta rendang hasil kerja dosen.Dari segi capaian, acara ini dapat dikatakan sukses. Sebagaimana tujuan utama mata kuliah etnografi adalah apresiasi dan penghormatan atas perbedaan, acara ini jelas memberikan pengalaman baru bagi mahasiswa tentang nasi padang. Selama ini mereka tidak pernah membayangkan bahwa untuk menikmati nasi rendang itu harus serepot itu. Dibutuhkan waktu, komitmen, dan kecerdasan dalam mengatur komposisi dan teknis. Hal ini membuat mahasiswa menjadi sadar untuk lebih menghargai makanan tradisional, meskipun mereka mampu membeli.

Hal lain yang penting juga ditegaskan adalah bahwa kuliah itu tidak harus selalu dengan melakukan review dan tugas yang paper oriented. Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk bahwa kuliah itu dapat dilakukan secara lebih rileks dan menyenangkan meskipun tetap kritis dan akademis.

Edukasi tentang Wisata dan Karakteristik Wisatawan di Kepulauan Seribu – Drs Eman Suherman, M.Hum.  

HEADLINERilis BeritaSDGs 10: Berkurangnya kesenjanganSDGs 11: Kota dan Pemukiman Yang BerkelanjutanSDGs 12: Konsumsi dan Produksi Yang Bertanggung JawabSDGs 14: Ekosistem LautanSDGs 15: Ekosistem daratanSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 1: Tanpa KemiskinanSDGs 3: Kehidupan Sehat dan SejahteraSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan EkonomiSDGs 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur Rabu, 21 Agustus 2024

Pada tanggal 7 Agustus 2024, sebuah acara edukasi yang signifikan berlangsung di aula Kalurahan Kelapa, yang terletak di Kalurahan Kelapa Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang wisata dan karakteristik wisatawan di kalangan masyarakat lokal, khususnya anggota Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) dari kedua kalurahan, yaitu kalurahan Kelapa dan Kalurahan Harapan. Acara ini diselenggarakan sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), dengan menekankan pentingnya pelestarian lingkungan, pendidikan dasar, perlindungan ekosistem,dan konservasi lautan.

Acara dimulai dengan sambutan dari perwakilan pemerintah setempat, yang menyoroti peran penting pariwisata dalam perekonomian daerah. Pembicara menekankan bahwa praktik pariwisata berkelanjutan sangat penting untuk menjaga keindahan alam dan keseimbangan ekologi pulau-pulau tersebut. Hal ini sejalan dengan tujuan SDG untuk melindungi lingkungan dan mempromosikan wisata berkelanjutan (Sustainable Tourism).

Setelah sambutan pembuka, disampaikan pemaparan tentang Wisata dan Karakteristik Wisatawan, yang berfokus pada berbagai aspek pariwisata, utamanya wisata Bahari sesuai dengan Lokasi tempat penyelenggaraan, yaitu laut dan Pantai Pulau Harapan dan Pulau Kelapa. Para ahli di bidangnya berbagi wawasan tentang wisata dan karakteristik wisatawan modern, termasuk preferensi mereka terhadap opsi perjalanan ramah lingkungan dan kesadaran mereka yang semakin meningkat terhadap isu-isu lingkungan. Informasi ini sangat penting bagi masyarakat lokal, karena membantu mereka menyesuaikan layanan mereka dengan harapan wisatawan yang peduli lingkungan.

Salah satu topik kunci yang dibahas adalah pentingnya perlindungan ekosistem. Peserta belajar tentang keseimbangan yang rapuh dari ekosistem laut dan dampak pariwisata terhadap lingkungan ini. Acara ini menekankan perlunya praktik pariwisata yang bertanggung jawab yang meminimalkan kerusakan pada satwa liar dan habitat lokal. Pendidikan ini sangat penting untuk memastikan bahwa sumber daya alam pulau-pulau tersebut dilestarikan untuk generasimendatang.

Selain perlindungan ekosistem, acara ini juga membahas pentingnya konservasi lautan. Pembicara menyoroti ancaman yang ditimbulkan oleh polusi dan penangkapan ikan yang berlebihan, mendesak masyarakat untuk mengadopsi praktik yang melindungi lingkungan laut mereka. Para nelayan dan operator tur lokal didorong untuk berpartisipasi dalam upaya konservasi lautan, memperkuat gagasan bahwa lautan yang sehat sangat penting untuk pariwisata berkelanjutan.

Sesi edukasi juga mencakup diskusi tentang pendidikan dasar kelautan dan sumber dayanya, begitu juga perannya dalam mempromosikan pariwisata berkelanjutan. Peserta didorong untuk terlibat dalam pembelajaran berkelanjutan dan membagikan pengetahuan mereka kepada orang lain di komunitas Pokdarwis. Pendekatan ini tidak hanya memberdayakan individu tetapi juga membangun budaya keberlanjutan, khususnya di dua kalurahan tersebut di atas.

Sesi selanjutnya, peserta terlibat dalam aktivitas interaktif yang dirancang untuk memperkuat konsep yang dipelajari selama pemaparan. Aktivitas ini termasuk diskusi dan tanya jawab, skenario peran, dan demonstrasi praktik pariwisata berkelanjutan. Antusiasme di antara peserta sangat terasa, mencerminkan komitmen mereka untuk menjadi pengelola lingkungan yang bertanggung jawab.

Acara ditutup dengan komitmen dari anggota POKDARWIS untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam praktik sehari-hari mereka. Mereka berjanji untuk mempromosikan inisiatif pariwisata ramah lingkungan dan mendidik pengunjung tentang pentingnya melindungi lingkungan lokal. Upaya kolektif ini merupakan langkah signifikan menuju pencapaian SDGs yang terkait dengan keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.

Secara keseluruhan, acara edukasi yang diadakan di Aula Kalurahan Kelapa merupakan kesuksesan yang menggembirakan. Acara ini tidak hanya memberikan informasi berharga tentang pariwisata dan dampaknya terhadap lingkungan, tetapi juga membangun rasa tanggung jawab komunitas terhadap perlindungan ekosistem dan konservasi lautan. Masyarakat lokal kini lebih siap untuk menyambut wisatawan sambil memastikan pelestarian warisan alam mereka.

Pengenalan Bahasa dan Budaya Jepang di Kepulauan Seribu – Drs Eman Suherman, M.Hum.

HEADLINERilis BeritaSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan EkonomiSDGs 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur Selasa, 20 Agustus 2024

Pada tanggal 8 Agustus 2024, Aula Kalurahan Pulau Kelapa menjadi tuan rumah acara menarik yang bertujuan untuk memperkenalkan keterampilan bahasa Jepang dasar dan wawasan budaya Jepang kepada anggota POKDARWIS dari Kelurahan Pulau Kelapa dan Kelurahan Pulau Harapan, yang terletak di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Kepulauan Seribu. Inisiatif ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama yang berfokus pada pendapatan, pendidikan dasar, keragaman budaya lokal, pendidikan untuk keberlanjutan, dan budaya asing

Acara dimulai dengan sambutan hangat dari pejabat pemerintah setempat, yang menekankan pentingnya pertukaran budaya dan pendidikan dalam membangun pemahaman dan kerjasama di antara komunitas yang beragam. Mereka menyoroti bahwa mempelajari bahasa baru tidak hanya meningkatkan komunikasi tetapi juga membuka peluang ekonomi baru, sehingga berkontribusi pada peningkatan tingkat pendapatan bagi peserta.

Peserta diperkenalkan dengan frasa dan kosakata bahasa Jepang dasar yang umum digunakan dalam percakapan sehari-hari. Instruktur bahasa, seorang pengajar Bahasa dan kebudayaan Jepang, menggunakan metode interaktif untuk melibatkan audiens, menjadikan proses pembelajaran menyenangkan dan efektif. Pendekatan ini tidak hanya memfasilitasi akuisisi bahasa tetapi juga mendorong peserta untuk menghargai nuansa budaya Jepang.

Selain pelajaran bahasa, acara ini menampilkan presentasi tentang berbagai aspek budaya Jepang, termasuk adat istiadat tradisional, karakteristik orang Jepang, dan lain-lain. Peserta terpesona oleh keragaman budaya yang kaya yang ditawarkan Jepang, yang ditampilkan melalui video dan demonstrasi langsung. Segmen program ini bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman yang lebih dalam tentang keragaman budaya dan signifikansinya dalam mempromosikan harmoni global.

Pemateri menekankan pentingnya pendidikan untuk keberlanjutan, mencatat bahwa memahami berbagai budaya dapat mengarah pada praktik yang lebih berkelanjutan di komunitas lokal. Dengan mempelajari pendekatan Jepang terhadap konservasi lingkungan dan kehidupan berkelanjutan, peserta didorong untuk merenungkan praktik mereka sendiri dan mempertimbangkan bagaimana mereka dapat mengintegrasikan nilai-nilai serupa ke dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Selama presentasi, peserta terlibat dalam aktivitas kelompok yang memungkinkan mereka untuk mempraktikkan keterampilan bahasa yang baru mereka peroleh. Aktivitas ini tidak hanya memperkuat pembelajaran mereka tetapi juga mempromosikan kerja sama dan kolaborasi di antara anggota komunitas. Rasa kebersamaan yang berkembang selama latihan ini menyoroti keberhasilan acara dalam membangun ikatan komunitas.

Pengenalan bahasa dan budaya Jepang dipandang sebagai batu loncatan untuk meningkatkan lanskap pendidikan di daerah tersebut. Dengan memberikan akses pendidikan dasar dalam bahasa asing, inisiatif ini bertujuan untuk memberdayakan individu dan membekali mereka dengan keterampilan yang semakin berharga di dunia yang semakin terglobalisasi.

Lebih jauh lagi, acara ini berfungsi sebagai platform untuk membahas potensi manfaat ekonomi dari mempelajari bahasa Jepang. Dengan Jepang menjadi pemain penting dalam ekonomi global, kemampuan berbahasa dapat membuka peluang kerja di berbagai sektor, termasuk pariwisata, perdagangan, dan hubungan internasional. Aspek program ini sangat menarik bagi peserta, banyak di antara mereka yang menyatakan minat untuk melanjutkan studi bahasa lebih lanjut.

Sebagai kesimpulan, pengenalan bahasa dan budaya Jepang di Aula Kalurahan Pulau Kelapa merupakan sukses besar. Acara ini tidak hanya memberikan konten pendidikan yang berharga tetapi juga menyajikan keragaman budaya dan mendorong keterlibatan komunitas. Saat peserta meninggalkan aula, mereka membawa tidak hanya keterampilan bahasa baru, tetapi juga penghargaan yang lebih besar terhadap kekayaan budaya Jepang dan relevansinya dengan kehidupan mereka sendiri.

Acara ini mencerminkan komitmen otoritas lokal untuk mempromosikan pendidikan untuk keberlanjutan dan pemahaman budaya, membuka jalan bagi inisiatif masa depan yang akan terus memperkaya komunitas dan berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Penyampaian Materi Sosialisasi Aturan Proctor kepada Guru-Guru SMKN 2 Jetis – Dr. Robi Wibowo, S.S.,M.A.

HEADLINERilis BeritaSDGs 12: Konsumsi dan Produksi Yang Bertanggung JawabSDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang TangguhSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan EkonomiSDGs 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur Selasa, 20 Agustus 2024

Kegiatan ini berupa ceramah dan sosialisasi aturan dan pedoman bagi proctor dalam menjalankan tugas sebagai pengawas di dalam kegiatan Ujian Kemampuan Bahasa Jepang (Japanese Language Proficiency Test atau JLPT). Acara ini diadakan di SMKN 2 Jetis Yogyakarta dan diikuti oleh kurang lebih 60 peserta serta 3 orang narasumber yang berpengalaman. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kerjasama dengan Panitia JLPT Pusat, yaitu Japan Foundation Jakarta.

Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif kepada para guru SMKN 2 Jetis yang telah ditugaskan oleh Kepala Sekolah untuk menjadi pengawas ujian pada Kepanitiaan periode Juli 2024. Dengan demikian, diharapkan mereka dapat menjalankan tugas pengawasan dengan lebih efektif dan efisien, sesuai dengan aturan dan pedoman yang telah ditetapkan oleh Japan Foundation.

Dalam acara sosialisasi ini, peserta mendapatkan penjelasan rinci mengenai berbagai aspek yang terkait dengan pelaksanaan JLPT. Mulai dari teknis pelaksanaan ujian, penanganan peserta ujian, hingga tata cara mengatasi berbagai situasi yang mungkin timbul selama ujian berlangsung. Narasumber yang hadir memberikan materi yang mendalam dan aplikatif, sehingga para peserta tidak hanya memahami aturan secara teoretis, tetapi juga dapat mempraktikkannya dengan baik.

Salah satu fokus utama dari sosialisasi ini adalah penjelasan tentang pentingnya integritas dan profesionalisme dalam menjalankan tugas sebagai pengawas. Narasumber menekankan bahwa pengawas ujian memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kredibilitas dan keabsahan hasil ujian. Oleh karena itu, setiap pengawas harus memastikan bahwa ujian dilaksanakan dengan jujur, adil, dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Selain itu, peserta juga diberikan simulasi mengenai situasi-situasi yang mungkin terjadi selama ujian. Misalnya, bagaimana menangani peserta yang terlambat datang, cara memastikan tidak adanya kecurangan, serta langkah-langkah yang harus diambil jika terjadi gangguan teknis atau keadaan darurat. Dengan adanya simulasi ini, diharapkan para pengawas dapat lebih siap dan tanggap dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang ada.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi para guru yang akan bertugas sebagai pengawas, tetapi juga bagi seluruh komunitas sekolah. Dengan adanya pengawas yang terlatih dan kompeten, pelaksanaan JLPT di SMKN 2 Jetis dapat berjalan dengan lancar dan tertib. Hal ini tentunya akan memberikan dampak positif bagi citra sekolah dan meningkatkan kepercayaan peserta ujian serta orang tua mereka terhadap penyelenggaraan ujian tersebut.

Pada akhir acara, para peserta diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan berdiskusi langsung dengan narasumber. Sesi tanya jawab ini menjadi ajang yang sangat bermanfaat bagi peserta untuk memperdalam pemahaman mereka dan mendapatkan klarifikasi langsung mengenai hal-hal yang belum jelas. Narasumber juga memberikan berbagai tips dan trik yang praktis untuk membantu pengawas dalam menjalankan tugasnya dengan lebih baik.

Secara keseluruhan, kegiatan ceramah dan sosialisasi ini berjalan dengan sukses dan mendapat respon positif dari para peserta. Mereka merasa mendapatkan banyak pengetahuan dan keterampilan baru yang sangat berguna untuk pelaksanaan tugas sebagai pengawas JLPT. Ke depan, diharapkan kegiatan semacam ini dapat terus dilakukan secara rutin untuk memastikan bahwa kualitas pelaksanaan ujian tetap terjaga dan semakin baik dari waktu ke waktu.

Dengan demikian, sosialisasi aturan dan pedoman bagi proctor ini tidak hanya berfungsi sebagai persiapan teknis semata, tetapi juga sebagai langkah penting dalam menjaga standar kualitas pendidikan di SMKN 2 Jetis, sekaligus memperkuat kerjasama internasional dalam bidang pendidikan.

 

FIB UGM Terima Kunjungan Benchmarking dari FIB UNAND untuk Pendirian Program Studi Baru

HEADLINERilis BeritaSDGs 10: Berkurangnya kesenjanganSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan EkonomiSDGs 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur Kamis, 15 Agustus 2024

Dalam upaya penyempurnaan jalinan kerja sama dan pengembangan akademik, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas (UNAND) melakukan kunjungan benchmarking ke Program Studi Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Kamis, 15 Agustus 2024. Kunjungan ini bertujuan untuk memperoleh masukan berharga dalam rangka pendirian Program Studi Arkeologi baru di FIB UNAND.

Kunjungan dari FIB UNAND dipimpin oleh Prof. Dr. Herwandi, M.Hum., Dekan FIB UNAND, bersama Dr. Zulqaiyyim, M.Hum., Ketua Departemen Sejarah, dan Alfa Noranda, S.S., M.A., Dosen Program Studi Sejarah. Mereka disambut oleh Dr. Nur Saktiningrum, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FIB UGM, serta Dr. Mahirta, M.A., Ketua Departemen Arkeologi, Dr. Anggraeni, M.A., Ketua Program Studi Arkeologi, dan Drs. Musadad, M.Hum., Sekretaris Program Studi Arkeologi di Ruang C103 FIB UGM.

Dalam pertemuan ini, Dr. Zulqaiyyim menyampaikan bahwa FIB UGM, sebagai “saudara tua” dari FIB UNAND, diharapkan dapat memberikan panduan dan masukan yang konstruktif terkait penyempurnaan proposal pendirian Program Studi baru di FIB UNAND. Diskusi ini bertujuan untuk mengoptimalkan kualitas dan relevansi program studi baru yang akan didirikan.

Acara benchmarking ini merupakan bagian dari komitmen kedua institusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian di bidang arkeologi, serta memperkuat kolaborasi antara FIB UGM dan FIB UNAND. Dengan pertukaran pengalaman dan pengetahuan ini, diharapkan program studi baru di FIB UNAND dapat segera terwujud dengan standar yang tinggi.

1…1617181920…35

Rilis Berita

  • Departemen Sejarah UGM Gelar Konferensi Internasional soal Lokalitas, Ontologi dan Sejarah Lingkungan
  • Menghidupkan Bahasa Jawa melalui Karya Film Pendek
  • Pengumuman Pendaftaran Ulang Mahasiswa Semester Gasal T.A. 2025/2026
  • Penandatanganan Dokumen Kerjasama antara HOMSEA dan FIB serta FKKMK UGM untuk Sukseskan 10th International Conference on The History of Medicine in Southeast Asia
  • Memenuhi Tugas UAS, Mahasiswa Semester 4 dan 6 Program Studi S1 Arkeologi Menggelar Pameran

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY