Yogyakarta, Rabu, 7 Agustus 2024. Departemen Arkeologi FIB UGM menyelenggarakan rapat Departemen dalam rangka evaluasi pada pelaksanaan kurikulum dan sesi Focus Group Discussion persiapan akreditasi nasional. Rapat ini mengundang sejumlah stakeholder dari mahasiswa, dosen Departemen Arkeologi, Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional, dan tamu undangan lainnya. Rapat ini bertujuan untuk membahas dan mendiskusikan perkembangan program studi Arkeologi dari berbagai perspektif.
Rapat dipimpin oleh Dr. Mahirta, MA., selaku Ketua Departemen Arkeologi UGM. Pada awal rapat, kegiatan membahas mata kuliah dan program studi yang diselenggarakan oleh Departemen Arkeologi UGM, terutama dalam program Sarjana. Dalam pembahasan ini, terjadi evaluasi dan pemberian umpan balik dari mata kuliah yang telah tepat sasaran, diminati, dan membutuhkan evaluasi lebih lanjut. Dalam diskusi ini, Devina Ocsanda, salah satu alumni Arkeologi UGM memberikan pendapat terhadap persepsi dan minat dari program studi Arkeologi UGM.
Setelah pembahasan evaluasi, dilanjutkan dengan sesi FGD yang membahas secara rinci langkah-langkah yang perlu dilakukan. Sesi terarah melalui FGD ini diharapkan menghasilkan keputusan konkrit untuk bahan evaluasi dalam peningkatan mutu Departemen Arkeologi FIB UGM kedepannya, khususnya untuk persiapan akreditasi nasional yang telah berhasil.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan kurikulum oleh Sekretaris Departemen Antarbudaya FIB UGM, Dr. Mahmudah, M.Hum. Kurikulum merumuskan bahwa profil Alumni KBTT memiliki kesempatan besar dalam pekerjaan, mulai dari akademisi, peneliti, dan diplomat. Demi mencapai profil lulusan yang berkualitas, dibutuhkan kerja keras dari mahasiswa untuk mengembangkan keilmuan dengan riset dan menarasikannya dalam publikasi karya Ilmiah. Dr. Mahmudah mengatakan “Magister Kajian Budaya Timur Tengah merupakan prodi kajian antarbudaya yang cakupannya luas. Penelitian dengan objek antar negara, baik dalam ranah sastra, bahasa, dan sosial, dapat dilakukan dengan catatan menjadikan ketiganya sebagai “jendela”. Penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan dan dipublikasikan dalam jurnal bereputasi agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat”.
