• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • HEADLINE
  • hal. 66
Arsip:

HEADLINE

Ceramah Pakar Bidang Sastra “Literature In Digital Age”

HEADLINEHEADLINERilis BeritaSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Selasa, 16 Juli 2024

Ceramah Pakar Bidang Sastra “Literature In Digital Age”

Halo, Mahadaya dan Sahabat FIB UGM!

Fakultas Ilmu Budaya UGM akan mengadakan seminar yang diselenggarakan oleh Departemen Bahasa dan Sastra FIB UGM, bertajuk Ceramah Pakar Bidang Sastra “Literature In Digital Age”.

Seminar pakar ini akan membahas seputar seluk-beluk dunia literatur dalam era digital modern. Ada pun kegiatan ini akan dilakukan pada:

  • Hari/Tanggal: Kamis, 18 Juli 2024
  • Waktu: 12.30-15.30 WIB
  • Tempat: Ruang Soegondo 709, Fakultas Ilmu Budaya UGM
  • Tautan Registrasi: ugm.id/FormLiteratureinDigitalAge

Seminar ini bersifat umum dan terbuka untuk seluruh mahasiswa dan sahabat FIB UGM!

Penelitian PKM-RSH UGM Mengenai Eksploitasi Hewan Berdasarkan Konsep Critical Animal Studies oleh Mahasiswa UGM

HEADLINEHEADLINERilis BeritaSDGs 11: Kota dan Pemukiman Yang BerkelanjutanSDGs 15: Ekosistem daratanSDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang Tangguh Selasa, 16 Juli 2024

Yogyakarta, Selasa, 16 Juli 2024 – Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) Universitas Gadjah Mada melakukan penelitian mengenai eksploitasi hewan di media sosial dengan melihat sejarah eksploitasi hewan berdasarkan konsep Critical Animal Studies. Tim yang diketuai oleh Muhammad Fernanda Dhiyaul Hak (FIB), beranggotakan Fatiya Hasna Alifan (FIB), Nurul Hilda (FKH), dan Laras Tristanti (FIB) dibimbing Dr. Fahmi Prihantoro, M.A., juga menyusun strategi dalam meningkatkan kesadaran akan kesejahteraan hewan di Indonesia.

Fernanda menjelaskan latar belakang penelitian berangkat dari data yang dikeluarkan oleh Asia for Animals Coalition pada 2021, bahwa Indonesia menjadi negara dengan peringkat pertama yang membuat konten eksploitasi hewan di media sosial. Kasus eksploitasi hewan di media sosial tersebut diperparah dengan adanya pemahaman di tengah masyarakat Indonesia bahwa eksploitasi hanya sebatas kekerasan. Padahal, seiring berkembangnya zaman, bentuk-bentuk eksploitasi hewan pun juga berkembang, dengan didukung konsep five freedoms dalam animal welfare.

Pemahaman masyarakat bahwa eksploitasi hewan hanya sebatas kekerasan didasari oleh pengalaman masa lalu. Hal ini diperkuat dengan teori psikologi lingkungan yang menyatakan bahwa persepsi masyarakat saat ini dibangun berdasarkan faktor pribadi dan memori atau pengalaman masa lalu. Pengalaman eksploitasi hewan di masa lalu tersebut dapat dikaji melalui konsep Critical Animal Studies (CAS). Pada intinya, CAS mempertanyakan segala bentuk privilege, antroposentrik, dan penindasan manusia terhadap hewan. Oleh karena itu, CAS memiliki komitmen kuat untuk mengakhiri eksploitasi terhadap hewan.

Fernanda menyampaikan bahwa mereka juga melakukan penyusunan strategi guna mengakhiri eksploitasi hewan di media sosial. Selain itu, penelitian ini melibatkan 100 responden yang merupakan Warga Negara Indonesia. Di sisi lain, penelitian ini juga melibatkan narasumber yang berasal dari kalangan aktivis kesejahteraan hewan, dokter hewan, sejarawan, dan arkeolog guna memperkuat data serta penting sebagai tanda bahwa ada pembicaraan dari dua arah (native’s point of view).

Berdasarkan hasil penelitian, Fernanda menyampaikan bahwa kasus eksploitasi hewan di media sosial memiliki bentuk-bentuk yang berbeda setiap platformnya. Bentuk-bentuk ini berkembang mengikuti perkembangan zaman, dan terbukti, bahwa eksploitasi hewan tidak sebatas kekerasan. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi baru yang dapat mencegah terjadinya kasus eksploitasi hewan di media sosial. Salah satu cara yang efektif adalah edukasi ke masyarakat supaya berhenti like, comment, subscribe, dan share karena hal itu dapat memengaruhi engagement. Apabila engagement terhadap konten bisa ditekan, maka secara efektif akan mengurangi peredaaran konten di medsos.

Berkaca dari Kasus Pedofilia, Mahasiswa UGM Teliti Persoalan Child Sex Tourism di Bali

HEADLINERilis BeritaSDGs 10: Mengurangi KetimpanganSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 5: Kesetaraan Gender Selasa, 16 Juli 2024

Bali adalah sebuah pulau dengan daya tarik pariwisata yang terus berkembang dan dikenal dunia internasional. Gemerlapnya dunia pariwisata mendatangkan keuntungan ekonomi yang besar, namun seringkali mengaburkan praktik-praktik pariwisata yang melibatkan anak-anak, sebuah rahasia umum yang diketahui banyak orang. Sayangnya, dalam beberapa waktu terakhir, keterlibatan anak-anak dalam pariwisata ini terhubung dengan praktik pariwisata seksual, dan kasus-kasusnya sering tertutup dari dinamika sosial.

Hal ini mendorong empat mahasiswa interdisipliner dari Universitas Gadjah Mada untuk mengangkat topik Child Sex Tourism (CST) di Bali. Mereka adalah I Ketut Aditya Prayoga dari Program Studi Pariwisata, Ni Luh Feby Riveranika dari Program Studi Sosiologi, Putu Daryatti dari Program Studi Psikologi, dan Adi Surya dari Program Studi Hukum, dengan bimbingan dari dosen pendamping Dr. Fahmi Prihantoro, S.S., M.A., yang memiliki ketertarikan dalam kebijakan pariwisata. Penelitian ini dilakukan dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial-Humaniora (PKM-RSH) yang telah lolos pendanaan pada 20 April 2024. Proses lolosnya tim PKM-RSH ini melalui tahapan yang panjang, mulai dari seleksi di tingkat fakultas, universitas, hingga seleksi nasional.

Urgensi topik yang diangkat terbilang sensitif karena berhubungan dengan isu seksual dan anak-anak. Namun, proyeksi kebermanfaatan penelitian ini sangat besar terhadap lingkungan yang lebih berpihak pada hak dan kebebasan anak-anak. Dalam proses penelitian, para peneliti menghadapi kesulitan dalam mencari penyintas kasus CST di Bali karena akses yang terbilang tertutup. Meski demikian, penelitian ini menjadi wadah untuk menganalisis lebih dalam kasus CST, mulai dari faktor yang menyebabkan munculnya korban, trauma yang dialami penyintas, hingga upaya-upaya perlindungan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kasus ini di masa depan melalui policy brief dan penerbitan jurnal ilmiah.

Mahasiswa UGM Tunjukkan Tradisi Lokal sebagai Upaya Konservasi Ekologi dalam Pencegahan Deforestasi untuk Mitigasi Perubahan Iklim

HEADLINERilis BeritaSDGs 11: Kota dan Pemukiman Yang BerkelanjutanSDGs 12: Konsumsi dan Produksi Yang Bertanggung JawabSDGs 13: Penanganan Perubahan IklimSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Selasa, 16 Juli 2024

World Meteorological Organization, memperkirakan bahwa suhu rata-rata dunia diperkirakan akan naik sebesar 1,5°C pada tahun 2025 dibandingkan tahun 1900-an. Salah satu faktor penyebabnya adalah deforestasi. Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa luas hutan Indonesia menurun sebesar 956.258 hektar (0,5% dari total daratan) antara tahun 2017 hingga 2021. Salah satu contoh keberhasilan konservasi adalah Hutan Wonosadi di Gunungkidul, yang kembali lestari berkat kesadaran masyarakat dan tradisi lisan Sadranan Wonosadi.

Hutan Wonosadi merupakan sebuah hutan di Dusun Duren, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul. Hutan ini berstatus SG (Sultan Ground) dan berfungsi sebagai hutan lindung yang melindungi sistem penyangga kehidupan. Pada tahun 1960, Hutan Wonosadi mengalami deforestasi besar-besaran akibat pergeseran ideologi PKI. Saat ini, berkat tradisi lisan Sadranan, masyarakat berhasil mengembalikan kelestarian hutan ini.

Tradisi lisan yang berperan penting dalam konservasi Hutan Wonosadi adalah wasiat Ki Onggoloco, yang menyatakan bahwa:

  1. Hutan Wonosadi harus dijaga demi kemakmuran anak-cucu.
  2. Hutan ini menyimpan banyak tanaman obat.
  3. Setiap tahun diadakan ritual Sadranan untuk mempererat silaturahmi.

Menurut keterangan dari Muhammad Lodhi Firmansyah (Antropologi Budaya, 2023), “Kami mengusung tema riset mengenai tradisi sadranan sebagai kesadaran kolektif untuk mempertahankan Hutan Wonosadi dari deforestasi, riset ini akan menggunakan ecocriticism sebagai pendekatan utamanya, sehingga tujuan utama kami ialah untuk menemukan formula baru dalam menginternalisasi nilai-nilai pada Tradisi Lisan Sadranan sebagai upaya pelestarian lingkungan demi menekan laju perubahan iklim.” Selain Lodhi, tim riset terdiri dari Ghina Danilah sebagai ketua (Bahasa dan Sastra Indonesia, 2022), Syifa Hasna Yunifa (Kehutanan, 2023), Afif Naufal Widiadi (Antropologi Budaya, 2021), dan Febriano Agung Nugroho (Hukum, 2023), dengan bimbingan Dr. Aprillia Firmonasari, S.S., M.Hum., DEA.

Penelitian ini melibatkan survei terhadap 78 masyarakat Dusun Duren dengan metode observasi dan wawancara kepada juru kunci, jagawana, jagabaya, carik, serta lurah Desa Beji. “Sebagai data pendukung, kami melakukan pembacaan arsip dan sensus penduduk,” ujar Lodhi.

Hasil survei menunjukkan mayoritas responden (43,9%) termasuk dalam kelompok yang aktif dan berkomitmen dalam melestarikan tradisi. Sebagian kecil (8,5%) berada dalam kelompok yang ikut dan percaya namun tidak memahami dan menyebarkan tradisi.

Analisis ecocriticism dalam Tradisi Lisan Sadranan menunjukkan bahwa kesadaran manusia terhadap alam dapat menjaga keseimbangan ekosistem dan menciptakan konservasi ekologi. Namun, faktor sosial dan ekonomi dapat mengancam kelestarian ini, terutama minimnya partisipan dalam kelompok usia muda (<25 tahun) yang berisiko mengikis budaya lokal.

Partisipasi aktif dan komitmen masyarakat dalam melestarikan tradisi lisan Sadranan menunjukkan bahwa sistem sosial di Dusun Duren telah mencapai keseimbangan dan keberlanjutan. Melalui tradisi ini, masyarakat berhasil membangun sistem dan struktur sosial yang mendukung pelestarian Hutan Wonosadi.

Dengan pendekatan ecocriticism, penelitian ini menegaskan pentingnya integrasi tradisi lokal dalam strategi konservasi ekologi untuk mitigasi perubahan iklim, dan membuka pandangan baru terhadap upaya konservasi di hutan-hutan lain di Indonesia.

Perwakilan Fakultas Ilmu Budaya Mengikuti Workshop Kaligrafi AAS

HEADLINESDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Jumat, 12 Juli 2024

Pada Rabu, 10 Juli 2024, perwakilan Fakultas Ilmu Budaya berpartisipasi dalam workshop kaligrafi yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan konferensi internasional Association for Asian Studies (AAS) in Asia 2024. Perwakilan tersebut di antaranya adalah Maulita Shinta Maharani dan Aulia Muchtarom. Workshop tersebut berlangsung di selasar Gedung B Fakultas Filsafat UGM, Yogyakarta, dari pukul 11:30 hingga 15:30 WIB.

Acara ini dibuka dengan round table discussion yang menghadirkan para ahli kaligrafi dari berbagai budaya, seperti kaligrafi Islam, Jawa, Cina, dan Korea. Diskusi ini memberikan wawasan mendalam mengenai sejarah, teknik, dan filosofi di balik masing-masing jenis kaligrafi, yang diharapkan dapat memperkaya pemahaman peserta mengenai seni kaligrafi dari perspektif budaya yang berbeda.

Setelah sesi diskusi, para peserta menikmati makan siang bersama yang berfungsi sebagai ajang untuk mempererat hubungan dan berbagi pengalaman antar peserta dari berbagai latar belakang budaya. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan sesi praktik membuat kaligrafi, di mana peserta dibagi ke dalam empat kelas berdasarkan jenis kaligrafi yang diminati: kaligrafi Cina, Islam, Jawa, dan Korea.

Setiap kelas dipandu oleh instruktur ahli yang memberikan bimbingan langsung kepada peserta. Peserta diajarkan berbagai teknik dasar hingga lanjutan dalam membuat kaligrafi, serta memahami makna filosofis yang terkandung dalam setiap guratan tinta yang dibuat. Melalui kegiatan ini, peserta diajak untuk menyadari bahwa kaligrafi bukan hanya sekedar tulisan indah, tetapi juga merupakan bentuk ekspresi diri yang memerlukan kedalaman hati dan jiwa dalam pembuatannya.

Workshop ini menarik minat peserta dari berbagai negara, menciptakan suasana yang penuh keanekaragaman dan semangat belajar yang tinggi. Keikutsertaan perwakilan dari Fakultas Ilmu Budaya UGM dalam acara ini menunjukkan komitmen mereka dalam menjalin hubungan internasional dan memperkaya wawasan budaya melalui seni kaligrafi.

Acara ini ditutup dengan sesi foto bersama dan coffee break, di mana para peserta berkesempatan untuk berbincang santai dan mempererat jaringan sosial. Workshop kaligrafi ini tidak hanya memberikan pengetahuan teknis dan artistik, tetapi juga memperkenalkan peserta pada filosofi mendalam di balik setiap goresan kaligrafi, mengajarkan bahwa seni harus dilakukan dengan hati.

1…6465666768…135

Rilis Berita

  • Prof. Wening Udasmoro Dianugerahi Penghargaan Inclusive Global Engagement oleh Universitas 21
  • Pemotongan Tumpeng Perayaan Kemenangan FIB UGM pada Nitilaku 2024
  • Menyebrangi Cakrawala: Menjelajahi Lithuania Lewat IISMA
  • Prodi Bahasa dan Kebudayaan Korea Gelar Kuliah Umum “Teknik Berorasi dalam Bahasa Korea” bersama K-Speech Indonesia
  • Kunjungan Fakultas Ushuludin Adab dan Humaniora UIN Salatiga ke FIB UGM

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY