Rampoe UGM merupakan suatu komunitas tari berbasis budaya Aceh yang bernaung di bawah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada. Rampoe kembali mengharumkan nama Indonesia dengan prestasi gemilangnya di kancah internasional. Rampoe UGM berhasil mengikuti bergengsi “International Troya Folk Dance and Music Festival” yang diadakan di Canakkale, Turki pada tanggal 2-6 Juli dan kompetisi “Asia Art Festival” di Singapura pada tanggal 11-15 Juli 2023.

Pada “International Trojan Folk Dance and Music Festival”, Rampoe UGM menjadi satu-satunya tim yang mewakili Indonesia. Festival yang digelar di jantung kota Canakkale ini dihadiri sekitar 2.000 penonton, termasuk pejabat tinggi seperti Wali Kota Canakkale. Tim Rampoe UGM menampilkan dua tarian yaitu Ratoeh Pukat dan tarian medley Rapai Geleng-Meusare Sare. Meski belum begitu terkenal, Tim Rampoe UGM berhasil menampilkan kekayaan jati diri dan budaya Indonesia kepada dunia. Bahkan penampilan mereka diakui sebagai Penampilan Terbaik di kedua pertunjukan tersebut.

Prestasi luar biasa ini tidak hanya terjadi di Turki, Tim Rampoe UGM juga berangkat ke Singapura untuk mengikuti “Asia Art Festival 2023”. Dalam kompetisi tersebut, tim berhasil meraih emas dan diundang tampil di Gala sebagai Kategori Tari Rakyat Terbaik dengan menampilkan penampilan luar biasa tari Ratoeh Pukat.

Keberhasilan misi diplomatik ini terwujud berkat dukungan Bapak Haidar Alwi, Presiden Institut Haidar Alwi, dan sponsor dari Taman Sriwedari Solo. Dengan dukungan tiada henti dari para sponsor, Tim Rampoe UGM terus memberikan kontribusi berarti di kancah internasional sejak tahun 2010. Patut dicatat, Rampoe UGM telah menorehkan prestasi gemilang di Perancis, Belgia, Spanyol, Taiwan, Malaysia, Republik Ceko, dan Korea Selatan.

Keberhasilan Rampoe UGM di Turki dan Singapura menunjukkan kekayaan identitas budaya Indonesia, dan kinerja tim yang luar biasa merupakan bukti dedikasi, kerja keras, dan bakat mereka. Kami bangga dengan Tim Rampoe UGM dan prestasi yang telah diraihnya, dan kami berharap dapat terus meraih kesuksesan di masa mendatang.

Komunitas Kagama Poetry Reading (KAPOETREN) bekerja sama dengan komunitas perempuan penulis puisi Jawa “Melati Rinonce” dan Komunitas “Nyareng Boenga Ketjil” menyelenggarakan acara pembacaan puisi dan peluncuran buku “Nyareng 2”, yakni buku kumpulan geguritan atau puisi berbahasa Jawa. acara ini diselenggarakan di Museum UGM, Bulaksumur Blok D6-D7 pada Jumat, 26 Agustus 2023. Acara ini juga dihadiri oleh BSO Fakultas Ilmu Budaya yakni Lincak.

Terdapat lima belas penyair yang membacakan puisi. Tidak hanya berasal dari Yogyakarta saja, melainkan kota-kota lain diantaranya Jombang, Sragen, Pacitan, Magelang, juga Semarang. Selain membacakan puisi berbahasa Jawa, dalam acara ini juga dibacakan puisi berbahasa Indonesia dan Inggris.

Didik Eros Sudarjono sebagai salah satu penggagas komunitas “Nyareng Boenga Ketjil” juga turut hadir dalam acara ini. Dalam sesi peluncuran buku “Nyareng 2”, Didik menyatakan kegundahannya bahwa antologi puisi berbahasa Jawa masih sangat sedikit dibandingkan puisi berbahasa Indonesia. Untuk itulah tujuan komunitas ini dibentuk, yakni berkomitmen untuk melestarikan atau nguri-uri tradisi Jawa.

“Puji syukur kepada Tuhan, kami akhirnya berhasil menerbitkan buku kumpulan geguritan puisi untuk yang kedua kalinya,” ujar Didik.

Ketua komunitas KAPOETREN, Dr. Novi Indrastusti menyatakan bahwa kegiatan ini juga bertujuan untuk mengembangkan kemitraan dengan program kolaborasi dengan beberapa komunitas yang sebelumnya telah disebutkan. Novi sangat mengapresiasi acara ini. Ia juga secara khusus menyampaikan apresiasinya kepada komunitas “Nyareng Boenga Ketjil”  yang telah dua kali menerbitkan buku antologi geguritan.

“Hal itu menjadi sumber inspirasi bagi kami. Rencananya KAPOETREN akan bikin buku antologi puisi yang secara khusus merupakan karya anggota komunitas kami,” ujar Novi.

Program studi Bahasa dan Sastra Indonesia menggelar pembekalan karir untuk mahasiswanya. Pembekalan ini dilaksanakan pada Jumat, 1 September 2023, di Auditorium Lt. VII Gd.Soegondo FIB secara luring. Acara kali ini dimoderatori oleh Selvina Prisila, mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia. Sementara, narasumber acara ini dihadirkan dari alumni  program studi Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu Indah Fadhilla S.S., M.Hum. yang berprofesi sebagai dosen di Universitas Islam Negeri Jakarta. 

Indah mengangkat isu mengenai prospek kerja dari lulusan sastra. Berangkat dari kalimat “lulusan sastra mau jadi apa”, Indah menyampaikan pengalamannya dalam meniti karir khususnya dalam bidang akademisi sesuai dengan bidang pekerjaan Indah saat ini. Indah menyampaikan beberapa poin dalam pemaparannya, yakni tips untuk mengenali potensi diri, tips ketika mengalami kegagalan, serta menyampaikan berbagai prospek kerja dari sarjana sastra. 

“Ketika gagal, jangan berhenti begitu saja. Mungkin belum waktunya.”

Berbagai motivasi disampaikan oleh  Indah dalam kesempatan ini. Indah pun juga mempersilahkan mahasiswa menyampaikan tanggapan dan pertanyaan. Semua tanggapan dan pertanyaan mendapatkan respon yang baik dari Indah. Kiranya acara ini bermanfaat bagi mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia dan jangan khawatir untuk prospek karir mendatang ya!

Fakultas Ilmu Budaya UGM selalu menjadi pilihan populer di kalangan mahasiswa yang bercita-cita berkarir pada bidang jurnalisme, hubungan masyarakat, pendidikan, dan seni. Namun, pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan setelah lulus seringkali membuat banyak siswa merasa bingung dan tidak yakin akan masa depan mereka.

Untuk menyikapi permasalahan tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya bekerjasama dengan iRadio menyelenggarakan Career Day Talkshow bertajuk “How to be Content Creator”. Acara ini bertujuan untuk memberikan panduan bermanfaat bagi siswa tentang cara menavigasi jalur karir mereka dan membuat keputusan yang tepat tentang masa depan mereka.

Acara ini berjalan dengan baik sukses besar, berkolaborasi bersama Decolgen sebagai mitra, LEM FIB, dan iRadio. Talkshow tersebut menghadirkan Mahendra Duta Saputra sebagai narasumber yang menekankan bahwa apapun jurusan atau program yang dipelajari mahasiswanya, tujuan akhirnya selalu sama – berkarya atau berkreasi. Mahendra sebagai seorang content creator, tidak lupa memberikan trik menarik dalam menjadi content creator.

Pada sesi tanya jawab, siswa didorong untuk menyampaikan tanggapan dan pertanyaan masing-masing dan Mahendra memberikan jawaban dan dukungan penuh dari berbagai tanggapan dan pertanyaan yang diberikan oleh mahasiswa. Acara tersebut tidak hanya membahas bagaimana menjadi seorang content writer yang baik dan benar, namun juga bertujuan untuk menyoroti berbagai pilihan pekerjaan dan peluang kerja yang tersedia bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya.

Selaku pembawa acara, Saras Adellia menyatakan bahwa FIB UGM menawarkan berbagai macam jenjang karir bagi mahasiswanya, dan diharapkan acara Career Day ini dapat membantu mahasiswa FIB untuk setidaknya memetakan karir mereka jalur masa depan dalam studi mereka. Secara keseluruhan, acara ini berjalan dengan baik dan memberikan berbagai manfaat bagi mahasiswa. Mahasiswa merasa lebih terinformasi dan berdaya mengenai prospek karir masa depan mereka. Acara ini memberikan platform bagi mahasiswa untuk mendapatkan wawasan berharga tentang berbagai jalur karir dan peluang yang tersedia bagi mereka, sekaligus menumbuhkan semangat kolaborasi dan komunitas di antara para peserta.

Fakultas Ilmu Budaya UGM berdedikasi untuk melestarikan nilai-nilai budaya daerah dan mendorong pelestarian budaya. Fakultas akan selalu mendorong mahasiswanya untuk berpartisipasi dalam acara kebudayaan merupakan salah satu cara kami dalam mencapai tujuan ini. Festival Budaya Menoreh pada hari Sabtu, 26 Agustus 2023 merupakan contoh utama bagaimana fakultas membantu melestarikan kekayaan warisan budaya daerah.

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) baru saja mengirimkan 25 mahasiswanya untuk mengikuti Festival Budaya Menoreh yang digelar di Kabupaten Kulon Progo. Festival yang dikenal dengan nama Kirab Budaya Kulon Progo ini diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo dan menampilkan perwakilan dari Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

Mahadaya yang tergabung dalam BSO Sastro Obah menampilkan tarian Angkrek dan flashmob Gemu Famire dalam festival tersebut. Mereka berjalan dan menari secara interaktif sepanjang jalan bersama kontingen lain dan diiringi musisi dari band mahasiswa Antropologi, KawanAnt.

Mimi Savitri, Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, Kerjasama, dan Alumni FT UGM mengungkapkan kegembiraannya atas acara tersebut. “Pertunjukannya sangat menarik dan kami berharap dapat memacu kreativitas di masa depan,” ujarnya.

Kirab Budaya Kulon Progo juga menampilkan kompetisi, dan kelompok yang menang adalah dari SMKI Yogyakarta. Acara tahunan di Kulon Progo ini sangat dinantikan oleh para seniman di Yogyakarta dan sekitarnya.