Pusat Pelatihan Bahasa berdiri pada tahun 1971 di bawah naungan Fakultas Sastra, Fakultas Ilmu Budaya pada saat itu, oleh Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Soeroso H. Prawirohardjo. Lembaga ini dibentuk berdasarkan kesadaran atas pentingnya bahasa asing pada dunia pendidikan dan profesi.
Sebelum berubah nama menjadi Pusat Bahasa, lembaga ini bernama SELTU (Staff English Language Training Unit). Nama ini dibuat oleh Drs. Soegondo, Dekan Fakultas Sastra sekaligus koordinator pertama Pusat Bahasa dan Ken Moody dari British Council. Meskipun demikian, SELTU tidak hanya menyediakan kursus bahasa Inggris, tetapi juga kursus bahasa asing lainnya. Lembaga kursus ini dijalankan di bawah pengawasan Kementrian Pendidikan yang bekerja sama dengan British Council.
Pada 1988, SELTU berubah nama menjadi Pusat Pelatihan Bahasa dan berada di bawah naungan Fakultas Pasca Sarjana. Pengubahan nama ini didasarkan pada komitmen Rektor UGM, Profesor Koesnadi Hardjasoemantri (1985–l990) untuk memperluas cakupan dan mengefektifkan pelatihan bahasa yang ditawarkan oleh universitas kepada staf UGM, nonstaf UGM, dan masyarakat umum.
Saat ini, Pusat Bahasa dinaungi oleh Fakultas Ilmu Budaya. Dalam pembelajaran global, lembaga ini berkomitmen dan berfokus dalam meningkatkan kemampuan bahasa serta pemahaman budaya. Hal ini sejalan dengan nilai TPB/SDGs poin ke-4, yaitu Pendidikan Berkualitas. Selain itu, dengan adanya kolaborasi bersama lembaga bahasa lain, seperti British Council, IDP, dan sebagainya, Pusat Pelatihan Bahasa mewujudkan komitmennya dengan menjalankan TPB/SDGs poin ke-17, yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.