Yogyakarta, 19 November 2025 — Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada menggelar acara “Book Talk: Novel Kontemporer” pada Rabu, 19 November 2025, bertempat di Teras Belakang Gedung Pusaka Jawa. Acara ini menghadirkan mahasiswa Magister Sastra UGM, Mumtaz Hauna Hakim, sebagai pembicara. Dalam suasana santai dan penuh keakraban, peserta berbagi bacaan, rekomendasi, dan refleksi atas novel-novel mutakhir dari berbagai negara dan genre.
Mumtaz membahas dengan antusias novel As Long as the Lemon Tree Grows karya Zoulfa Katouh, yang menurutnya menyuguhkan penceritaan yang kuat tentang konflik Suriah dan trauma kemanusiaan di tengah perang. “Novel ini mengungkap persoalan konflik di Suriah. Sangat menarik karena penulis benar-benar menggambarkan secara detail trauma dan fenomena konflik di Suriah, dan cukup membuat pembaca emosional.” terangnya. Hal ini mempertegas bahwa fiksi dapat menjadi medium untuk menyuarakan isu atau trauma yang dialami oleh masyarakat tertentu di berbagai belahan dunia.
Tidak hanya memaparkan novel tersebut, Mumtaz juga mengajak audiens untuk ikut serta dalam sesi berbagi bacaan. Di momen ini, banyak peserta yang menyampaikan novel fiksi favorit mereka dari berbagai latar negara dan budaya. Beberapa judul yang disampaikan termasuk Novel kontemporer Indonesia berjudul Eliana karya Tere Liye dan Telembuk dari Kedung Darma Romansa, novel Francophone berjudul Ru karya Kim Thúy, novel Jepang berjudul Norwegian Wood karya Haruki Murakami, dan novel Italia yang telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris berjudul My Brilliant Friend karya Elena Ferrante. Para audiens dengan antusias menyampaikan tema-tema dalam novel yang mereka baca seperti fenomena migrasi, trauma, hubungan keluarga, dan identitas, dan feminisme..
Diskusi ini menunjukkan bahwa membaca novel kontemporer bukan sekadar hiburan semata, melainkan sebuah praktik reflektif yang memungkinkan mahasiswa menjelajahi realitas sosial dan budaya melalui perspektif fiksi. Melalui acara ini, Perpustakaan FIB UGM memperkuat perannya sebagai pusat literasi yang tidak hanya menyediakan koleksi buku, tetapi juga menjadi ruang dialog intelektual.
Acara diakhiri dengan harapan agar kegiatan “Book Talk: Novel Kontemporer” bisa menjadi kegiatan rutin di kampus, sebagai sarana untuk terus memupuk budaya baca yang kritis dan terbuka. Melalui inisiatif ini, mahasiswa diberi kesempatan bukan hanya untuk berbagi apa yang mereka baca, tetapi juga untuk saling memahami dunia lewat sudut pandang karya fiksi yang beragam dan mendalam.
[Magister Sastra, Marsya Kamila]
