• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • FIB UGM
  • FIB UGM
Arsip:

FIB UGM

Kajian Linguistik Mahasiswa UGM Ungkap Kekerasan Verbal terhadap Politisi di Twitter

SDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang TangguhSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Jumat, 22 Agustus 2025

Yogyakarta, 21/8/2025 – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM kembali melahirkan doktor baru dalam bidang linguistik. Novi Eka Susilowati resmi meraih gelar doktor melalui disertasi berjudul “Penggunaan Metafora Kekerasan Verbal terhadap Politisi Indonesia dalam Twitter”. Sidang promosi doktor ini digelar di Ruang Multimedia, Gedung Margono, FIB UGM dengan promotor Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, S.U., M.A. dan kopromotor Dr. Hayatul Cholsy, M.Hum.

Dalam penelitiannya, Novi menemukan bahwa wacana politik di media sosial sarat dengan metafora kekerasan verbal yang digunakan warganet untuk mendehumanisasi dan merendahkan politisi. Bentuknya beragam, mulai dari kata, frasa, hingga kalimat, dengan ranah sumber seperti binatang, sampah, makhluk metafisik, maupun objek fisik. Menariknya, metafora-metafora baru khas budaya digital Indonesia juga muncul, seperti Mak Lampir atau Kakek Sugiono.

Dalam disertasinya, terdapat enam faktor yang menyebabkan digunakannya metafora kekerasan verbal terhadap politisi, yaitu (1) kekecewaan terhadap politisi, (2) ideologi partai politik yang menaungi politisi, (3) adanya akses ke media sosial, (4) adanya fitur anonim pada Twitter, (5) jauhnya jarak sosial pengguna Twitter dan politisi, dan (6) konteks budaya.

Temuan ini menunjukkan bahwa media sosial tidak hanya ruang ekspresi, tetapi juga menjadi arena reproduksi kekerasan simbolik yang dapat merusak citra positif politisi dan mengurangi penghormatan terhadap hak-hak mereka sebagai manusia.

[Humas FIB UGM, Candra Solihin]

Pelajaran Berharga di AIYA: Dari Perkembangan Diri hingga Koneksi Global

SDGs 10: Mengurangi KetimpanganSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Rabu, 20 Agustus 2025

Australia-Indonesia Youth Association (AIYA) adalah organisasi nirlaba yang dipimpin oleh anak muda untuk mempererat hubungan antara pemuda Indonesia dan Australia. Melalui pertukaran budaya dan bahasa serta berbagai program yang ditawarkan, AIYA membuka ruang kolaborasi di antara kedua negara. Saat ini, AIYA memiliki cabang aktif di berbagai daerah di Australia dan Indonesia, salah satunya di Yogyakarta. Di tingkat nasional, AIYA dikelola oleh komite yang beranggotakan para profesional muda di awal karir mereka.

Bathari Sekar Dewangga, atau akrab disapa Atha, adalah salah satu mahasiswa Sastra Inggris yang berhasil meraih kesempatan magang sebagai penyelenggara acara edukasi di AIYA. Untuk sampai pada posisi itu, Atha melalui dua tahap seleksi yaitu penyaringan berkas dan wawancara. Mengingat AIYA adalah organisasi internasional, Atha harus memposisikan diri sebagai perwakilan dari negara Indonesia yang memiliki sikap terbuka, toleran, mau belajar, dan mampu memahami perspektif orang lain.

Sebagai petugas acara edukasi, Atha bertanggung jawab untuk mengatur jalannya program pertukaran bahasa, mulai dari merancang ide dan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan topik yang ditentukan, menyusun susunan acara, survei lokasi, menjadi pembawa acara dan fasilitator, hingga menjalin komunikasi dengan pihak luar yang ingin bekerja sama dengan AIYA. Selain itu, ia juga membantu divisi sosial-budaya dalam menjalankan berbagai kegiatan.

Menjadi bagian dari AIYA memberi Atha kesempatan untuk melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda. Pengalaman ini membuatnya lebih menghargai keragaman budaya, sekaligus melatih kemampuan untuk mengatur waktu dengan lebih baik di tengah kesibukan kuliah dan persiapan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Bagi Atha, program ini tidak hanya memberinya kesempatan untuk memperkuat kemampuan bahasa Inggris dan membangun koneksi global, tetapi juga melatih kemampuan komunikasi, manajemen waktu, dan pengambilan keputusan.

Bertemu orang-orang baru sembari mempelajari bahasa dan budaya mereka merupakan pengalaman yang menyenangkan sekaligus menantang bagi Atha. Melalui kolaborasi, ia memperoleh kesempatan untuk berkembang di lingkungan profesional dan membangun jalur karirnya. “Keikutsertaan saya di organisasi ini  telah meningkatkan minat saya untuk bekerja di luar negeri, melanjutkan pendidikan S2, atau membangun karir di Australia,” ungkap Atha.

Forum Bakal Buku SaRang Art Hadirkan Diskusi Buku Naratologi Klasik Karya Dua Dosen Magister Sastra UGM

SDGs 10: Mengurangi KetimpanganSDGs 11: Kota dan Pemukiman Yang BerkelanjutanSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Rabu, 20 Agustus 2025

Yogyakarta, 15/8/2025 – Dua dosen Magister Sastra Universitas Gadjah Mada, Prof. Faruk Tripoli, S.U dan Dr. phil. Ramayda Akmal, S.S., M.A meluncurkan buku terbaru mereka berjudul Naratologi Klasik melalui acara diskusi yang digelar di SaRang Art, Books & Coffee pada Jum’at, 15 Agustus 2025. Acara ini merupakan bagian dari program Forum Bakal Buku yang memberi ruang bagi penulis dan penerbit untuk memaparkan karya yang akan segera terbit.

Dalam diskusi yang dimoderatori oleh Heru, para penulis menekankan pentingnya naratologi sebagai salah satu pilar kajian sastra. Prof. Faruk menganalogikan naratologi sebagai kamera yang dapat melakukan “shoot” dan “zoom” untuk membantu pembaca memahami cerita secara menyeluruh. “Seberapapun kita mengkaji isi dengan berbagai pendekatan, kajian naratologi bisa mempermudah kita dalam memahami isi cerita,” ujarnya.

Moderator Heru menambahkan bahwa naratologi membuat pembaca lebih peka pada teknik penceritaan, bukan hanya isi cerita. Ia mencontohkan bagaimana peristiwa 1998 dapat dipahami berbeda melalui kesaksian langsung dan melalui novel yang berbicara mengenai peristiwa yang sama. “Kesalahan besar mahasiswa sastra adalah langsung berkutat pada isi karya, padahal naratologi justru menjelaskan bagaimana cerita disampaikan,” jelasnya.

Sementara itu, Dr. Ramayda Akmal menegaskan bahwa cara penyampaian cerita kerap sarat dengan muatan ideologi. “Dasar naratologi itu ada dua, pertama, mengkaji isi cerita dalam karya sastra dan kedua, bagaimana cerita dalam karya sastra itu disampaikan. Cara penyampaian inilah yang seringkali justru sangat politis,” ungkapnya.

Diskusi berlangsung interaktif dengan audiens yang antusias berdialog langsung dengan penulis. Kehadiran buku Naratologi Klasik diharapkan menjadi kontribusi penting dalam memperkaya khazanah teori sastra di Indonesia, sekaligus mempertegas posisi kajian naratologi sebagai alat kritis untuk membaca teks sastra dalam konteks sosial, budaya, dan politiknya.

Penulis: Marsya Kamila/Humas Magister Sastra

Kaprodi Magister Linguistik FIB UGM Resmi Buka Kegiatan Masa Orientasi Mahasiswa Baru 2025/2026

Rilis BeritaSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Jumat, 15 Agustus 2025

Yogyakarta, 14/8/2025 – Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM) kembali menyambut mahasiswa baru Program Studi Magister Linguistik tahun ajaran 2025/2026 melalui kegiatan Orientasi yang digelar pada Kamis, 14 Agustus 2025 di Auditorium Soegondo, lantai 7 FIB UGM. Acara ini menjadi langkah awal bagi mahasiswa baru untuk mengenal lingkungan akademik sekaligus membangun kebersamaan.

Acara dibuka dengan registrasi peserta, dilanjutkan sambutan oleh Ketua Panitia, Ketua Kalingga 2024, dan puncaknya adalah sambutan resmi sekaligus pembukaan simbolis oleh Kaprodi Magister Linguistik, Dr. Suhandano, M.A.. Dalam kesempatan tersebut, beliau memberikan arahan mendalam yang membekas bagi para peserta.

Dr. Suhandano memulai dengan menyampaikan gambaran umum program studi, khususnya mengenai kurikulum yang dirancang untuk dapat ditempuh selama empat semester. “Pada sesi ini kita membahas tentang program atau kurikulum di sini, sehingga mahasiswa baru mempunyai gambaran apa yang harus dilakukan selama menempuh studi,” ujarnya. Penjelasan tersebut menjadi langkah nyata untuk memastikan setiap mahasiswa mendapat akses pendidikan berkualitas dan terarah.

Tidak hanya itu, beliau juga menegaskan prestasi yang telah diraih oleh Program Studi Magister Linguistik, yakni memperoleh akreditasi unggul dan akreditasi internasional. Menurutnya, pencapaian ini merupakan hasil kerja sama antara dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. “Mari kerja sama itu kita lanjutkan, tingkatkan, dan pertahankan bersama,” ajak beliau penuh optimisme. Hal ini sejalan dengan upaya meningkatkan mutu pendidikan tinggi sekaligus memperluas jejaring akademik di tingkat global.

Dalam sambutannya, Dr. Suhandano juga mengungkapkan data menarik tentang jumlah mahasiswa baru tahun ini. Tercatat sebanyak 71 orang telah melakukan daftar ulang dan akan dibagi ke dalam dua kelas. “Masih ada yang diterima namun menunda daftar ulang, kemungkinan karena menunggu beasiswa,” jelasnya. Lebih dari separuh mahasiswa yang diterima mendapatkan beasiswa, yang menjadi bukti kepercayaan lembaga pemberi beasiswa terhadap kualitas program studi ini.

Suasana semakin hangat saat sesi perkenalan diri mahasiswa. Salah satu momen yang mencuri perhatian adalah ketika seorang mahasiswa internasional bernama Kenneth, asal Madagaskar, memperkenalkan dirinya. Jarak geografis yang begitu jauh menjadi bukti bahwa Magister Linguistik UGM telah menjadi pilihan studi lintas negara, serta berkontribusi pada penguatan keberagaman dan kolaborasi global.

Dengan sambutan yang penuh motivasi dari Kaprodi, rangkaian kegiatan pun berlanjut ke sesi informasi akademik, bincang konsentrasi, hingga berbagai aktivitas kebersamaan. Melalui acara ini, mahasiswa baru tidak hanya mendapat pemahaman akademis, tetapi juga merasakan atmosfer kekeluargaan yang menjadi ciri khas FIB UGM—sebuah awal yang selaras dengan misi menciptakan pendidikan inklusif, berkualitas, dan berdaya saing internasional.

[Humas FIB UGM, Candra Solihin] 

Belajar Budaya dari Sumbernya: Mahasiswa NCCU Menyusuri Tradisi di Jantung Yogyakarta

SDGs 10: Mengurangi KetimpanganSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Jumat, 1 Agustus 2025

Yogyakarta, 11/7/2025 – Yogyakarta kembali menjadi magnet pembelajaran budaya, kali ini bagi mahasiswa NCCU yang tengah menjalani program magangnya di Fakulas Ilmu Budaya UGM. Tak sekadar duduk di kantor, mereka diajak menyusuri langsung denyut kehidupan masyarakat lokal dan mengenal kekayaan budaya dari sumbernya.

Kunjungan dimulai dari Pasar Ngasem, salah satu pasar tradisional tertua di Yogyakarta. Di tempat ini, para mahasiswa menyaksikan secara langsung interaksi antara pedagang dan pembeli, beragam jenis bahan makanan lokal, serta suasana khas pasar yang hidup dan dinamis. Bagi sebagian dari mereka, pengalaman ini menjadi kali pertama melihat pasar tradisional yang sangat berbeda dari yang ada di negara asal mereka.

Perjalanan berlanjut ke Tamansari, bekas taman kerajaan Kesultanan Yogyakarta yang penuh nilai sejarah dan arsitektur. Di tengah lorong-lorong dan kolam-kolam pemandian yang penuh cerita, para mahasiswa tidak hanya mendengar kisah masa lalu, tetapi juga merenungkan bagaimana budaya dan sejarah terus hidup dalam ruang-ruang publik kota ini.

Menariknya, sepulang dari Tamansari, rombongan melewati sebuah lokasi produksi kerajinan wayang kulit. Rasa penasaran pun membawa mereka singgah. Di tempat ini, mereka tidak hanya melihat pengrajin bekerja, tetapi juga mendapat penjelasan langsung tentang dunia wayang—mulai dari jenis-jenis tokoh, filosofi cerita, hingga alat dan bahan pembuatannya. Beberapa bahkan mencoba memegang alat tatah dan kulit kerbau yang digunakan dalam proses produksi.

“Ini pengalaman yang sangat kaya. Saya tidak menyangka wayang kulit memiliki makna sedalam itu dan proses pembuatannya begitu rumit,” ujar salah satu peserta asal Taiwan.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa belajar budaya tidak cukup hanya lewat teori. Dengan terjun langsung ke tempat-tempat yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, mahasiswa asing tak hanya mendapat pengetahuan baru, tetapi juga pengalaman emosional yang membekas.

Lewat langkah-langkah kecil seperti ini, pertukaran budaya menjadi lebih hidup—mendekatkan yang jauh dan mempertemukan yang berbeda dalam pengalaman yang sama-sama memperkaya.

 

[Humas FIB UGM, Candra Solihin]

123…108

Rilis Berita

  • Tim UGM Menorehkan Prestasi di K-World Eloquence Speech Contest 2025 di Vietnam
  • Kajian Linguistik Mahasiswa UGM Ungkap Kekerasan Verbal terhadap Politisi di Twitter
  • 4 Mahasiswa FIB UGM bersama UKM Marching Band UGM Tampil Memukau Pada Acara Parade Senja di Istana Kepresidenan Yogyakarta
  • Unit Penelitian dan Publikasi Fakultas Ilmu Budaya UGM adakan Seminar Kemajuan Penelitian Skema Kolaborasi Tahun 2025
  • NGO Fair 2025: Inisiatif FIB UGM dan ACICIS Jembatani Mahasiswa dengan Komunitas Sosial di Yogyakarta

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju