
Yogyakarta, 15/8/2025 – Dua dosen Magister Sastra Universitas Gadjah Mada, Prof. Faruk Tripoli, S.U dan Dr. phil. Ramayda Akmal, S.S., M.A meluncurkan buku terbaru mereka berjudul Naratologi Klasik melalui acara diskusi yang digelar di SaRang Art, Books & Coffee pada Jum’at, 15 Agustus 2025. Acara ini merupakan bagian dari program Forum Bakal Buku yang memberi ruang bagi penulis dan penerbit untuk memaparkan karya yang akan segera terbit.
Dalam diskusi yang dimoderatori oleh Heru, para penulis menekankan pentingnya naratologi sebagai salah satu pilar kajian sastra. Prof. Faruk menganalogikan naratologi sebagai kamera yang dapat melakukan “shoot” dan “zoom” untuk membantu pembaca memahami cerita secara menyeluruh. “Seberapapun kita mengkaji isi dengan berbagai pendekatan, kajian naratologi bisa mempermudah kita dalam memahami isi cerita,” ujarnya.
Moderator Heru menambahkan bahwa naratologi membuat pembaca lebih peka pada teknik penceritaan, bukan hanya isi cerita. Ia mencontohkan bagaimana peristiwa 1998 dapat dipahami berbeda melalui kesaksian langsung dan melalui novel yang berbicara mengenai peristiwa yang sama. “Kesalahan besar mahasiswa sastra adalah langsung berkutat pada isi karya, padahal naratologi justru menjelaskan bagaimana cerita disampaikan,” jelasnya.
Sementara itu, Dr. Ramayda Akmal menegaskan bahwa cara penyampaian cerita kerap sarat dengan muatan ideologi. “Dasar naratologi itu ada dua, pertama, mengkaji isi cerita dalam karya sastra dan kedua, bagaimana cerita dalam karya sastra itu disampaikan. Cara penyampaian inilah yang seringkali justru sangat politis,” ungkapnya.
Diskusi berlangsung interaktif dengan audiens yang antusias berdialog langsung dengan penulis. Kehadiran buku Naratologi Klasik diharapkan menjadi kontribusi penting dalam memperkaya khazanah teori sastra di Indonesia, sekaligus mempertegas posisi kajian naratologi sebagai alat kritis untuk membaca teks sastra dalam konteks sosial, budaya, dan politiknya.
Penulis: Marsya Kamila/Humas Magister Sastra