• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • SDGs 10: Berkurangnya kesenjangan
Arsip:

SDGs 10: Berkurangnya kesenjangan

Sosmas Berbagi 2025: Berkah di Bulan Ramadhan

HEADLINERilis BeritaSDGs 10: Berkurangnya kesenjanganSDGs 10: Mengurangi KetimpanganSDGs 2: Tanpa Kelaparan Selasa, 6 Mei 2025

Yogyakarta, 30/4/2025 – Menjelang akhir bulan Ramadan lalu, divisi sosial masyarakat HMJ KAMASTAWA melaksanakan proker tahunan yaitu Sosmas Berbagi. Sosmas Berbagi adalah agenda tahunan divisi sosial masyarakat yang umumnya dilaksanakan di bulan Ramadan tiap tahunnya, yaitu penyaluran sedekah kepada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk konsumsi untuk berbuka puasa.

Tahun ini, Sosmas Berbagi dilaksanakan pada hari Sabtu, 22 Maret 2025. Bersama anggota divisi sosial masyarakat dan perwakilan dari divisi lain, mereka berangkat dari kampus dan berkeliling di sekitar Kotabaru dan Gejayan. Dari dana yang terkumpul sejumlah satu juta rupiah, pihak sosmas menyalurkan dengan bentuk makan berat yaitu nasi ayam goreng dan es teh. 

Diputuskan bahwa target penerima penyaluran sedekah ini adalah orang-orang yang sekiranya hidup dan pekerjaannya kebanyakan di jalan. Contohnya tukang ojek online, tukang becak, tukang parkir, dan lain-lain. 

Perjalanan dimulai sekitar jam 16.40. Tim yang berangkat dipecah jadi dua, satu ke arah Kotabaru, satu ke arah Gejayan. Namun, tidak lama kemudian, hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Akhirnya tim sosmas pun terpaksa meneduh di pinggir jalan hingga kira-kira 20 menit, menunggu hujan setidaknya reda sedikit. Setelah hujan lumayan reda, tim sosmas melanjutkan misi, namun untuk mengantisipasi turunnya hujan lagi, semua anggota mengenakan jas hujan.

Puji syukur meskipun terdapat kendala cuaca, tim sosmas berhasil menyelesaikan program kerja mereka dan disambut baik oleh masyarakat yang menerima. Semoga dengan adanya program kerja ini, sosmas HMJ KAMASTAWA bisa terus berperan menjadi mitra kegiatan sosial non-profit yang dapat dipercaya dalam jangka waktu yang panjang.

[Humas Sastra Jawa FIB UGM, Haryo Untoro]

Warung Sastra Hadirkan Dialog Kritis tentang Sejarah dalam Novel Dari Dalam Kubur bersama Soe Tjen Marching dan Ramayda Akmal

HEADLINERilis BeritaSDGs 10: Berkurangnya kesenjanganSDGs 10: Mengurangi KetimpanganSDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang TangguhSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 5: Kesetaraan Gender Senin, 28 April 2025

Yogyakarta, 21 April 2025 – Warung Sastra kembali menjadi ruang dialog sastra yang hangat dan kritis dalam acara “Malam Buku” yang digelar pada Minggu, 21 April 2025. Acara ini menghadirkan penulis novel Dari Dalam Kubur, Soe Tjen Marching, dan turut hadir juga sebagai pembicara, Ramayda Akmal, dosen Magister Sastra Universitas Gadjah Mada. Dialog ini akan mengulas dengan tajam bagaimana novel ini membangun narasi sejarah melalui pengalaman lintas generasi para tokoh dalam novel Dari Dalam Kubur.

Dalam diskusi tersebut, Ramayda menyatakan bahwa novel ini bukan hanya menyampaikan cerita secara personal, melainkan juga menjadi ruang artikulasi luka kolektif bangsa. “Cerita Carla, ibunya, hingga neneknya bukan hanya kisah individu. Mereka membawa luka sejarah, membawa suara yang selama ini ditekan.” Ujarnya. Lebih lanjut, Ramayda menyampaikan bahwa novel ini menjadikan tubuh perempuan sebagai situs historis yang membongkar kekerasan sistemik dalam negara, ras, dan patriarki yang dominan.

Dari Dalam Kubur sendiri menyoroti isu trauma lintas generasi dalam keluarga korban kekerasan politik 1965. Karya ini juga ditandai dengan pendekatan retrospektif. “Bu Soe Tjen hadir di masa kini, menulis dalam kesadaran masa kini terkait peristiwa di masa lalu, untuk kepentingan kita hari ini.” jelas Ramayda. Ia menegaskan bahwa fungsi fiksi sejarah bukan untuk menghidupkan masa lalu, tetapi untuk mengkritisi ketimpangan yang masih berlanjut hingga kini. Ketika narasi masa lalu etrus muncul di masa kini, artinya masih terdapat masalah yang belum terselesaikan—dan itu menjadi perhatian bersama.

Soe Tjen Marching, dalam kesempatan tersebut, mengungkap bahwa proses penulisan novel ini diwarnai oleh blok trauma yang menghalangi narasi untuk mengalir. “Ketika sesuatu terlalu menyakitkan, tubuh kita memblokir. Kita pikir sudah lupa, tapi sebenarnya trauma utu semakin nyata,” tuturnya. Ia menekankan bahwa Dari dalam Kubur bukan sekadar karya fiksi, melainkan ruang reflektif yang mengajak pembaca berdialog dengan luka-luka lama yang diwariskan antar generasi.

Diskusi ini menggarisbawahi pentingnya literasi sejarah, kesadaran gender, dan kebebasan berekspresi—nilai-nilai yang menjadi pondasi dalam upaya pembangunan berkelanjutan. Dari Dalam Kubur menawarkan ruang perenungan bagi siapa pun yang ingin memahami bagaimana luka sejarah masij terasa dalam denyut kehidupan masa kini.

[Humas Magister Sastra, Marsya Kamila]

Mahasiswa Magister Sastra UGM, Hadijah Rima, Terpilih sebagai Presenter di 2nd International Conference on Debate & Dialogue di Doha

HEADLINERilis BeritaSDGs 10: Berkurangnya kesenjanganSDGs 10: Mengurangi KetimpanganSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 5: Kesetaraan Gender Senin, 21 April 2025

Yogyakarta, 14 April 2025 – Prestasi akademik membanggakan kembali diukir oleh Hadijah Rima, mahasiswa Program Magister Sastra Universitas Gadjah Mada (UGM), yang berhasil terpilih sebagai presenter dalam 2nd International Conference on Debate & Dialogue (ICDD2). Konferensi bergengsi ini akan berlangsung di Doha, Qatar, pada 19-20 Mei 2025, diselenggarakan oleh QatarDebate di bawah naungan Qatar Foundation. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata atas ketekunan dan dedikasi Rima dalam bidang debat dan kajian akademik.

Sebagai sosok yang telah aktif dalam dunia debat bahasa Arab sejak tahun 2020, Rima memiliki rekam jejak yang mengesankan di berbagai ajang kompetitif. Ia pernah mengikuti kompetisi debat yang diselenggarakan oleh QatarDebate pada periode 2021-2022, sebuah pengalaman yang memperkaya wawasan dan kemampuannya dalam seni argumentasi. Terpilihnya makalah penelitian Rima sebagai salah satu yang dipresentasikan di ICDD2 merupakan hasil dari proses seleksi yang sangat kompetitif, di mana lebih dari 300 abstrak dan 100 makalah lengkap diajukan oleh akademisi dan praktisi dari berbagai negara. Dengan standar akademik yang ketat serta tinjauan menyeluruh oleh para ahli, makalah yang ia susun sejak Agustus 2024 ini berhasil memperoleh pengakuan internasional setelah melewati berbagai tahap seleksi hingga akhirnya dinyatakan lolos pada tahun 2025.

QatarDebate, sebagai penyelenggara utama konferensi ini, merupakan pusat debat nasional Qatar yang didirikan oleh Qatar Foundation pada tahun 2008. Lembaga ini berperan sebagai wadah pengembangan budaya berpikir kritis, dialog terbuka, dan debat konstruktif di dunia Arab dan internasional. Dengan visi “Enriching Dialogue, Empowering Minds”, QatarDebate membekali generasi muda dengan keterampilan argumentasi yang mendalam serta memfasilitasi eksplorasi berbagai isu global dari perspektif yang lebih luas. Sebagai bagian dari Qatar Foundation, yang merupakan organisasi nirlaba dengan fokus pada pendidikan, penelitian, inovasi, dan pengembangan masyarakat, QatarDebate berupaya menciptakan dampak signifikan di tingkat lokal, regional, dan global.

ICDD2 sendiri merupakan kelanjutan dari edisi pertama konferensi yang diadakan pada tahun 2023 dan bertujuan untuk memperkuat jaringan akademisi lintas disiplin dalam bidang argumentasi, retorika, linguistik, dialog, pemikiran kritis, pendidikan, dan filsafat Islam. Dengan menghadirkan akademisi, praktisi, serta para penggiat debat dan dialog, konferensi ini menjadi forum penting dalam pengembangan diskursus intelektual di tingkat global. Penyelenggaraan konferensi ini juga menandai semakin luasnya ekspansi budaya debat dan dialog dalam konteks akademik modern, yang semakin berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir.

Selain berprestasi dalam debat, Rima juga aktif sebagai penerjemah akademik, menerjemahkan dokumen konferensi dari bahasa Arab ke Inggris, Inggris ke Indonesia, serta Arab ke Indonesia. Ia juga kerap mengikuti berbagai perlombaan akademik dan telah meraih berbagai penghargaan. Tahun ini, ia mendapatkan kesempatan emas sebagai penerima beasiswa LPDP PK 222 untuk melanjutkan studinya di Magister Sastra UGM, sebuah pencapaian yang semakin memperkuat posisinya sebagai akademisi muda berbakat.

Dalam wawancaranya, Rima mengungkapkan rasa syukur dan ketidakpercayaannya atas pencapaian yang ia raih. Ia mengaku tidak pernah membayangkan bahwa perjalanannya yang dimulai sejak 2020 di dunia debat berbahasa Arab akan membawanya hingga ke panggung internasional. “Awalnya hanya coba-coba ikut lomba, tapi ternyata membawa aku sejauh ini,” ujarnya. Rima juga menceritakan tantangan besar yang ia hadapi, termasuk saat harus berdebat dengan penutur asli bahasa Arab. “Sempat merasa minder dan hampir menyerah, tapi aku terus belajar dan mengasah kemampuan argumen,” tuturnya. Ia menekankan bahwa ketekunan dan kesungguhan dalam menekuni suatu bidang adalah kunci, karena kesempatan sering datang dari arah yang tidak terduga. “Kalau kita benar-benar tekun, selalu ada jalan—dan dari situlah semua peluang bermula,” pungkasnya.

Dengan keberhasilannya dalam ajang akademik ini, Rima tidak hanya membawa nama baik UGM tetapi juga memperkuat representasi Indonesia dalam kancah akademik internasional. Diharapkan partisipasinya dalam ICDD2 dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan kajian debat dan dialog, serta menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkarya dan mengeksplorasi potensi akademik mereka di tingkat global.

[Humas Magister Sastra FIB UGM, Anisa Dien Rahmawati]

Lini Masa Semester Ganjil INCULS 2025/2026

HEADLINERilis BeritaSDGs 10: Berkurangnya kesenjanganSDGs 10: Mengurangi KetimpanganSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Kamis, 10 April 2025

Yogyakarta, 10/4/2025 – Menjelang dilaksanakannya program reguler INCULS Semester Ganjil 2025/2026, baru-baru ini INCULS merilis lini masa program mulai dari pendaftaran hingga periode perkuliahan. Di bawah ini merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai lini masa tersebut.

  • Pendaftaran Online
    Pendaftaran program reguler INCULS untuk Semester Ganjil 2025/2026 dibuka secara online mulai 21 Maret sampai 26 Mei 2025 mendatang. Para pendaftar dapat melakukan proses registrasi melalui pranala http://admission.ugm.ac.id/registration.
  • Batas Akhir Seleksi Administrasi
    Seluruh dokumen administrasi yang dibutuhkan untuk proses registrasi harus di-submit paling lambat 28 Mei 2025.
  • Batas Akhir Seleksi Akademik dan Letter of Offer (LO)
    Para pendaftar yang telah mengumpulkan semua dokumen akan mendapat Letter of Offer (LO) yang dikirim melalui E-mail secara berkala paling lambat 30 Mei 2025. LO tersebut berisi jumlah biaya yang perlu dibayar oleh pendaftar beserta tata cara pembayarannya.
  • Batas Akhir Pembayaran
    Para pendaftar harus membayar biaya program sesuai yang tertera di LO sebelum 11 Juni 2025. Dengan ini, Letter of Acceptance (LoA) dapat segera diproses.
  • Batas Akhir Letter of Acceptance
    Pendaftar yang telah melakukan pembayaran akan mendapat Letter of Acceptance (LoA) yang dikirim melalui email secara berkala paling lambat 16 Juni 2025. Setelah mendapat LoA, yang bersangkutan diharuskan mendaftar atau klaim akun Simaster UGM untuk mendapatkan Nomor Induk Mahasiswa (NIM). Dengan demikian, pendaftar tersebut resmi menjadi mahasiswa reguler INCULS semester ganjil 2025/2026. 
  • Placement Test (Tes Penempatan)
    Placement test akan dilakukan pada 27 Juni 2025 untuk menentukan level kelas yang sesuai bagi mahasiswa berdasarkan kemampuan bahasa Indonesia mereka. Kelas di INCULS akan dibagi menjadi 6, yaitu Pemula 1 (A1), Pemula 2 (A2), Madya 1 (B1.1), Madya 2 (B1.2), Lanjut 1 (B2.1), dan Lanjut 2 (B2.2). Placement test terdiri atas tes tertulis dan tes wawancara, yang biasanya dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting.
  • Pengumuman Hasil Placement Test

Hasil placement test akan diumumkan pada 2 Juli 2025, dan peserta akan mengetahui kelas yang mereka tempati selama periode perkuliahan di INCULS.

  • Orientasi Mahasiswa INCULS
    Orientasi bagi mahasiswa baru INCULS akan diselenggarakan pada 20 Agustus 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait program INCULS, sistem pembelajarannya, serta memperkenalkan mahasiswa pada Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan kehidupan di Yogyakarta, termasuk budaya lokal. Hal ini diharapkan dapat membantu mahasiswa mempersiapkan diri dalam menjalani kehidupan selama belajar di Yogyakarta.

Periode Perkuliahan
Perkuliahan secara resmi dimulai pada 25 Agustus 2025 dan akan berlangsung hingga 19 Desember 2025. Selama periode ini, mahasiswa akan mengikuti dua ujian: Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS). Setelah periode perkuliahan selesai, mahasiswa akan menerima transkrip nilai dan sertifikat yang menunjukkan partisipasi mereka dalam program INCULS.

[Humas INCULS FIB UGM, Karnesti Septianingrum]

Menelusuri Jejak Globalisasi: Interaksi Jepang dan Amerika dalam Perspektif Sejarah

HEADLINERilis BeritaSDGs 10: Berkurangnya kesenjanganSDGs 10: Mengurangi KetimpanganSDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang TangguhSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 5: Kesetaraan Gender Kamis, 10 April 2025

Yogyakarta, 25 Maret 2025 – Teori-teori Globalisasi merupakan mata kuliah wajib di Departemen Antarbudaya yang membahas dampak globalisasi dari berbagai perspektif. Globalisasi dipahami sebagai fenomena yang memiliki pengaruh beragam—tidak selalu positif—terhadap budaya, ekologi, dan cara hidup masyarakat lokal. Dengan pendekatan interdisipliner, mahasiswa diajak untuk memahami bagaimana globalisasi memengaruhi struktur sosial dan identitas budaya di berbagai belahan dunia. Di akhir perkuliahan, mahasiswa diharapkan memiliki persepsi yang lebih proporsional terhadap globalisasi dan mampu menganalisis dampaknya terhadap budaya lokal. Perkuliahan diselenggarakan melalui kombinasi ceramah, diskusi, dan presentasi, dengan evaluasi berbasis penugasan terstruktur serta penulisan esai.

Pada pertemuan keenam, mata kuliah ini diampu oleh Ibu Dr. Sri Pangastoeti, M. Hum.yang membahas berbagai perspektif keilmuan mengenai globalisasi, termasuk kajian dari sastra Jepang. Salah satu topik yang menjadi perhatian adalah fenomena karayuki-san, peran geisha, kebijakan isolasi Jepang, serta dinamika hubungan Jepang-Amerika yang mempengaruhi identitas dan budaya kedua negara hingga saat ini.

Salah satu dampak globalisasi yang sering luput dari perhatian adalah bagaimana sistem ekonomi dunia membentuk dinamika migrasi dan peran perempuan dalam sejarah. Mobilitas tenaga kerja, baik secara sukarela maupun karena keterpaksaan, sering kali dipengaruhi oleh kondisi sosial dan ekonomi yang lebih luas. Jepang pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 menjadi salah satu negara yang mengalami fenomena ini, terutama dalam kasus perempuan yang dikenal sebagai karayuki-san.

Fenomena karayuki-san merujuk pada perempuan Jepang dari daerah miskin, terutama dari Nagasaki, yang pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 merantau ke berbagai negara di Asia Tenggara, Asia Timur, Siberia, hingga Australia. Mereka bekerja sebagai tenaga kerja perempuan, termasuk dalam industri hiburan dan prostitusi. Kondisi ekonomi yang sulit serta tekanan sosial membuat banyak perempuan muda dikirim keluar negeri sebagai cara untuk bertahan hidup. Keberadaan karayuki-san mencerminkan kompleksitas migrasi dalam konteks globalisasi awal, di mana faktor ekonomi dan sosial mendorong mobilitas tenaga kerja yang melintasi batas negara.

Diskusi ini juga sempat menyinggung perbedaan antara geisha dan oiran. Geisha merupakan seniman profesional yang terlatih dalam seni tradisional seperti musik, tari, dan percakapan. Berbeda dengan anggapan umum di luar Jepang, geisha bukanlah pekerja seks, melainkan penghibur yang mempertahankan nilai-nilai budaya dan seni Jepang. Sayangnya, geisha sering kali mendapat mispersepsi, salah satunya disebabkan oleh representasi yang keliru dalam media populer Amerika. Film dan literatur Barat sering kali menggambarkan geisha sebagai pekerja seks atau oiran, yang merupakan wanita penghibur kelas atas yang tidak hanya menguasai seni pertunjukan tetapi juga menawarkan layanan seksual. Stereotip ini berkembang melalui framing dalam budaya pop, yang menyederhanakan dan mengaburkan perbedaan antara peran-peran perempuan di Jepang pada masa lalu.

Salah satu bagian penting dalam sejarah Jepang adalah kebijakan isolasi atau sakoku, yang diterapkan selama periode Edo di bawah kepemimpinan Keshogunan Tokugawa (1603–1868). Jepang menutup diri dari dunia luar selama lebih dari dua abad, membatasi interaksi dengan negara lain demi menjaga stabilitas politik dan sosial dari pengaruh eksternal. Kebijakan ini baru berakhir ketika Amerika Serikat mendesak Jepang untuk membuka pelabuhan mereka bagi perdagangan internasional. Peristiwa ini menandai babak baru dalam sejarah Jepang, memicu modernisasi yang membawa negara tersebut ke dalam arus globalisasi.

Hubungan Jepang dan Amerika Serikat terus berkembang, tetapi tidak selalu harmonis. Pada awal abad ke-20, Amerika memberlakukan kebijakan imigrasi yang diskriminatif terhadap orang Asia, termasuk Jepang. Salah satu yang paling signifikan adalah Undang-Undang Imigrasi 1924 yang secara tegas melarang masuknya imigran Jepang ke Amerika Serikat. Kebijakan ini didorong oleh sentimen anti-Asia, kekhawatiran terhadap persaingan tenaga kerja, serta tekanan politik dari kelompok pekerja kulit putih. Diskriminasi terhadap imigran Jepang menjadi cerminan dari ketegangan global yang mewarnai interaksi antarnegara pada masa itu.

Meskipun hubungan Jepang dan Amerika sempat diwarnai oleh ketegangan, terutama dalam Perang Dunia II, dinamika hubungan kedua negara terus berkembang. Setelah perang, Jepang mengalami rekonstruksi yang didukung oleh Amerika, hingga akhirnya menjadi salah satu sekutu terdekat AS di kawasan Asia-Pasifik. Selain kerja sama ekonomi dan politik, budaya kedua negara juga saling memengaruhi. Seni tradisional Jepang mendapatkan apresiasi luas di Amerika, sementara budaya pop Amerika, seperti film dan musik, memiliki pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat Jepang. 

Mata kuliah ini diampu oleh tim pengajar dari berbagai program studi, yang menghadirkan perspektif multidisipliner dalam memahami globalisasi. Ibu Sri Pangastoeti memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana globalisasi mempengaruhi budaya Jepang. Pembahasan dalam kuliah ini menunjukkan bahwa globalisasi bukan hanya tentang pertukaran ekonomi dan teknologi, tetapi juga berkaitan dengan sejarah, identitas, dan dinamika budaya yang kompleks. Interaksi antara Jepang dan Amerika menjadi contoh nyata bagaimana globalisasi membentuk hubungan antarbangsa dan menciptakan lanskap budaya yang terus berkembang.

[Humas Magister Pengkajian Amerika, Nariza Ayu Pasha]

123…14

Rilis Berita

  • Pemotongan Tumpeng Perayaan Kemenangan FIB UGM pada Nitilaku 2024
  • Menyebrangi Cakrawala: Menjelajahi Lithuania Lewat IISMA
  • Prodi Bahasa dan Kebudayaan Korea Gelar Kuliah Umum “Teknik Berorasi dalam Bahasa Korea” bersama K-Speech Indonesia
  • Kunjungan Fakultas Ushuludin Adab dan Humaniora UIN Salatiga ke FIB UGM
  • Pengukuhan Prof. Dr. Hendrokumoro, M.Hum. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya UGM

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY