Senin, 16 Oktober 2023, Departemen Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa mengadakan seminar kuliah umum yang bertajuk “Cinta Kakak-Beradik dalam Sastra Jawa Modern: Sebuah Cangkriman untuk Peneliti Sastra”. Seminar ini diselenggarakan secara gratis dan terbuka untuk umum di Auditorium Soegondo, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Dalam seminar ini dihadirkan narasumber seorang dosen senior dari Australian National University yakni Dr. George Quinn. Rudy Wiratama, S.I.P., M.A., dosen Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Universitas Gadjah Mada juga turut hadir dalam seminar ini sebagai moderator.
Sebagai pembuka Dr. George Quinn menceritakan latar belakang pendidikannya serta pengalamannya ketika Beliau berkuliah di Universitas Gadjah Mada. Dr. George Quinn melanjutkan pemaparanya dengan melakukan bedah karya novel jawa, diantaranya “Puspitasari”, “Truntum” karya Siti Aminah, dan “Kinanti” karya Margareth Widhy Pratiwi.
Dalam paparan ini Quinn melakukan tafsiran terhadap karya-karya novel jawa bergenre roman yan mengandung unsur perkawinan inses atau perkawinan yang dilakukan oleh pasangan yang memiliki ikatan keluarga atau kekerabatan dari sudut pandang Kesusastraan Jawa. Tafsir pertama, masyarakat Jawa memiliki cara pandang mengenai hubungan cinta suami-istri yang ideal adalah seperti cinta tulus adik dan kakak. Oleh karena itu, mungkin sering kita dengar di wilayah Jawa seorang istri memanggil suaminya dengan sebutan mas, dan seorang suami akan memanggil sang istri dengan sebutan dik. Tafsir kedua, hubungan inses ini sudah dimiliki oleh kisah mitos kuno kisah kasih Dewi Sri dan Sedhana. Terdapat pula kisah Prabu Watugunung dalam Babad Tanah Jawi dan cerita Sangkuriang dari Jawa Barat.
Lalu mengapa mitos kuno dengan unsur inses berperan dalam perkembangan kesusastraan Jawa Modern? Rupanya kisah-kisah kuno ini menjadi memori kolektif di masa modern saat ini. Hal tersebut membuat cerita mengenai kisah roman dalam kekerabatan terus direproduksi. Selain sebagai kisah fiktif yang bertujuan untuk menghibur rupanya kisah bertopik hubungan inses ini juga berfungsi sebagai media belajar bahwa hubungan inses merupakan suatu hal yang sebaiknya dihindari. Pesan moral tersebut lebih mudah dipahami ketika dikemas dalam bentuk mitos dan cerita.
Seminar ini dikemas dengan apik. Topik yang dipilih pun sangat menarik. Audiens yang hadir mengikuti seminar ini dengan saksama. Seminar ditutup dengan sesi tanya jawab. Kiranya seminar ini dapat menjadi media reflektif bagi kita dan kesusastraan Jawa terus berkembang di era modern saat ini.