Perempuan memiliki peran yang signifikan di dalam sektor pariwisata dimana data yang diperoleh dari World Tourism Organization (WTO) menunjukkan 60-70% pekerja sektor pariwisata dunia adalah perempuan (WTO, 2008). Namun sayangnya, peran perempuan dalam sektor pariwisata masih terbatas pada peran domestik dengan aktivitas tipikal seperti kegiatan masak-memasak, membuat souvenir atau benda-benda kerajinan tangan, dan mengurus kebersihan akomodasi/penginapan (Monica, 2018). Keterlibatan perempuan dalam usaha bisnis di sektor pariwisata juga lebih banyak bersifat informal dalam skala kecil-menengah. Serupa halnya dengan sektor lain, keterlibatan perempuan dalam pariwisata pada tingkat manajerial atau pengambil keputusan masih sangat terbatas.
Salah satu pilar agenda pemulihan pariwisata dunia dari krisis akibat pandemi adalah penguatan peran perempuan dalam komunitas lokal penggerak pariwisata dan usaha bisnis pariwisata sebagai inovator, pemimpin, pembuat kebijakan dan pengambil keputusan (G20 Guideline, 2022). Sehingga, diperlukan berbagai upaya peningkatan kapasitas dan keterlibatan perempuan salah satunya dengan memberi mereka kesempatan mengambil posisi sentral dalam pengelolaan pariwisata.