• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • SDGs 11: Sustainable Cities and Communities
  • SDGs 11: Sustainable Cities and Communities
  • hal. 5
Arsip:

SDGs 11: Sustainable Cities and Communities

PKM FIB UGM: Sosialisasi dan Simulasi Penanganan Sampah Rumah Tangga di Dasa Wisma A Perumahan Naga Asri Permai, Nogotirto, Gamping, Sleman

Rilis Berita Rabu, 29 Mei 2024

SDGs 3: Good Health and Well-Being | SDGs 4: Quality Education | SDGs 8: Decent Work and Economic Growth | SDGs 11: Sustainable Cities and Communities | SDGs 16: Peace, Justice, and Strong Institutions | SDGs 17: Partnerships for the Goals

Darurat sampah yang terjadi di Yogyakarta dan wilayah sekitarnya akibat penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan yang mengalami kelebihan kapasitas berdampak negatif pada masalah lingkungan, termasuk di Perumahan Naga Asri Permai, Kwarasan, Nogotirto, Gamping, Sleman. Sampah yang tidak terangkut untuk waktu yang lama menimbulkan bau tidak sedap yang mencemari lingkungan dan mengundang serangga, terutama lalat datang dan berkembang biak. Beberapa warga juga berinisiatif membakar sampah di lingkungan perumahan sehingga asap pembakaran mencemari udara yang dapat membahayakan kesehatan. Masalah tersebut telah berlangsung lama dan kemungkinan terus berlanjut mengingat hingga saat ini pemerintah daerah belum mampu mengatasi permasalahan darurat sampah ini. Untuk itu perlu pemikiran dan tindakan bersama pada tataran terbawah yakni masyarakat untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut. Jika selama ini penanganan sampah hanya terfokus pada hilir dalam bentuk pembuangan akhir, perlu dipikirkan
bersama untuk mengatasinya dari hulu yakni rumah tangga sebagai produsen sampah.

Rumah tangga sebagai produsen sampah terbesar perlu dilibatkan dalam upaya pengendalian dan pengelolaan sampah yang dihasilkannya. Gerakan mengurangi atau meminimalkan produksi sampah melalui aksi pemilahan sampah, Gerakan 3R (Reduce, Reuse, Recycle), dan lain-lain, pada tataran rumah tangga. Kegiatan sosialisasi perlu digalakkan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa masalah sampah menjadi tanggung jawab bersama dimulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan terdekat hingga lingkungan sekitar. Untuk itu, Stedi Wardoyo, S.S., M.A., dosen Bahasa dan Kebudayaan Jepang menginisiasikan kegiatan sosialisasi dan simulasi penanganan sampah sebagai langkah awal untuk menggugah kesadaran warga pada lingkungan terkecil yakni Dasa Wisma A Perumahan Naga Asri Permai, Gamping, Sleman yang berjumlah 14 Kepala Keluarga. Kegiatan berupa ceramah dan penyuluhan terkait pengelolaan sampah di lingkup rumah tangga. Dalam kesempatan juga dilakukan demonstrasi pengolahan sampah organik menjadi kompos dan bio-enzym oleh praktisi lingkungan dan pengolahan sampah, Ibu Neni Widuri Lestari dari Guwosari Training Center (GWTC) Pajangan, Bantul.

Diskusi Buku Novel “Tangan Kotor di Balik Layar Oleh Saeful Anwar, S.S., M.A.

Rilis BeritaSDGs 11: Kota dan Pemukiman Yang BerkelanjutanSDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang TangguhSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi Rabu, 29 Mei 2024

SDGs 4: Quality Education | SDGs 8: Decent Work and Economic Growth | SDGs 11: Sustainable Cities and Communities | SDGs 16: Peace, Justice, and Strong Institutions | SDGs 17: Partnerships for the Goals

Minggu, 12 Mei 2024, bertempat di The Ratan, Kampung Mataraman, Bantul, diselenggarakan diskusi buku ke-10 dalam gelaran acara Jogja Art and Book Festival. Sekitar pukul 15.10 WIB diskusi novel Tangan Kotor di Balik Layar dengan narasumber Puthut EA selaku penulis dan Saeful Anwar selaku pembahas dibuka oleh Abdul Rahman yang menjadi moderator. Di hadapan sekitar 50-an peserta, diskusi dimulai dengan pemaparan hasil pembacaan Saeful Anwar yang secara garis besar mengaitkan antara tradisi penulisan kritik atas pemerintahan yang sedang berjalan dalam novel-novel Indonesia dan muatan kritik dalam karya Puthut EA. Di samping itu, dalam bahasan pertama itu, narasumber juga mengungkapkan kesan adanya distraksi akibat nama-nama tokoh dalam novel berasal dari tokoh-tokoh nyata di sekitar penulis.

Puthut EA selaku penulis mengakui hal tersebut dan mengungkapkan bahwa ia memiliki kelemahan dalam mengingat nama-nama sehingga menggunakan nama-nama yang dikenalnya dalam keseharian sebagai solusi atas masalah tersebut. Puthut juga mengungkapkan bahwa sebenarnya kritik pada kekuasaaan yang sedang berjalan bukanlah fokus utama novel tersebut. Ia menyatakan bahwa novelnya lebih ditujukan untuk memperkarakan kondisi masyarakat sekarang yang mudah sekali mengkultuskan seseorang. Hal ini juga direspons oleh narasumber yang menyitir pendapat Pierre Bourdie bahwa ada kecenderungan masyarakat sekarang menganggap seseorang yang memiliki keistimewaan sebagai auctor (nabi), bukan sebagai lector (guru/pengajar). Jika seorang nabi dipercayai dan diyakini karena personalnya, seorang guru/pengajar diikuti bukan karena personalnya, melainkan karena ajaran yang dibawanya. Nah, masyarakat sekarang cenderung kehilangan kekritisan, sehingga tidak melihat apa ajarannya, tapi siapa sosoknya.

Dalam sesi tanya jawab muncul banyak pertanyaan, antara lain, apa motivasi penulisan novel (untuk penulis) dan sejauh mana motivasi itu berhasil dituangkan dalam novel (untuk narasumber), dapatkah seseorang mengkritik novel tanpa tahu teori sastra, bagaimana jika novel yang dibaca ternyata memiliki ciri sebagai novelet yang cenderung ringkas dan sekali duduk dalam membaca, mengapa kritik terhadap penguasa jarang muncul dalam karya, dan adakah kemungkinan penulis diperkaran secara hukum karena kritik dalam karyanya?

Semua pertanyaan tersebut bergantian dijawab oleh penulis dan narasumber dengan memberikan uraian masalah dan contoh-contoh kasusnya. Diskusi diakhiri dengan kesimpulan bahwa novel Tangan Kotor di Balik Layar memang tidak menjadikan kritik pada pemerintah sebagai pusat cerita, tetapi merupakan daya tarik utama dari novel ini karena isu yang masih aktual

PKM FIB UGM: Sosialisasi Kepariwisataan Pengembangan Destinasi Dewi Pandang

Rilis Berita Rabu, 29 Mei 2024

SDGs 4: Quality Education | SDGs 8: Decent Work and Economic Growth | SDGs 11: Sustainable Cities and Communities | SDGs 16: Peace, Justice, and Strong Institutions | SDGs 17: Partnerships for the Goals

Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya membantu pelaku wisata untuk mendesain pariwisata berkelanjutan di destinasi wisata Dewi Pandang. Berbagai kegiatan yang dilakukan ini juga sebagai upaya dari pelaksanaan Sustainable Development Goals (SDGs) No. 1: No Poverty, No. 11: Ssustainable Cities and Communities, dan No. 17: Partnership for the Goals dalam praktik pariwisata. Kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan tridarma, yaitu pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh dosen Program Studi Pariwisata UGM, Runavia Mulyasari, S.Ant., M.A., bersama M. Jhony Fonsen (mahasiswa), dan Fatimah Azzahrah, S.Par., alumni Program Studi Pariwisata FIB UGM.

Pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 menjadikan pariwisata sebagai salah satu bentuk pengembangan perekonomian di wilayah pedesaan. Wilayah pedesaan dianggap memiliki potensi besar berupa kekayaan alam dan nilai kultural masyarakatnya. Pengintegrasian masyarakat desa dengan pariwisata dilakukan melalui pengembangan desa wisata di berbagai wilayah termasuk di destinasi wisata yang telah berkembang. Namun demikian, proses perencanaan pengembangan destinasi wisata menjadi desa wisata seringkali tidak mendapatkan perhatian dan dukungan dari pemerintah. Hal ini tentu saja berimplikasi pada proses perencanaan seringkali tidak berjalan mulus.

Namun seringkali muncul permasalahan dalam proses perencanaan dan pengembangan desa wisata. Salah satunya adalah perencanaan pengembangan desa wisata sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat tanpa adanya pendampingan intensif dari pihak berwenang dalam mengembangkan desa wisata yang berkelanjutan.

Pariwisata merupakan berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas dan layanan yang disediakan oleh berbagai stakeholder yang terlibat dalam kegiatan wisata. Menurut UU No.1 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan terdapat empat unsur dalam pariwisata yaitu industri, destinasi, pemasaran, dan kelembagaan. Keempat unsur ini diisi oleh berbagai aktor dengan peran dan tugasnya masing-masing.

Sebagai upaya menyelenggarakan pariwisata yang berkelanjutan di wilayah pedesaan, pemerintah mendesain konsep desa wisata yang memiliki prinsip economically feasible, environmentally feasible, socially acceptable, dan technologically appropriate. Untuk mengubah satu wilayah menjadi desa wisata perlu memperhatikan beberapa kriteria yaitu melihat adanya potensi wisata di daerah tersebut, adanya masyarakat yang bersedia terlibat, memiliki kelembagaan yang formal, mampu merespon peluang dengan memberikan dukungan berupa fasilitas wisata, dan memiliki kemampuan dalam mengembangkan pasar wisatawan.

Dalam proses perencanaan masyarakat di sekitar destinasi Dewi Pandang perlu untuk melakukan identifikasi kondisi eksisting dari berbagai potensi wisata yang ada (perikanan, budaya, pertanian dan UMKM). Proses identifikasi ini kemudian diturunkan melalui rencana pengembangan pariwisata yang matang sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melestarikan alam, dan kebudayaan masyarakat. Penguatan melalui temu kenali potensi yang dimiliki masyarakat lokal dapat membantu pelaksanaan kegiatan pariwisata yang berkelajutan.

Adapun hasil luaran berupa video perencanaan Dewi Pandang dapat diakses melalui tautan berikut:

  • Perencanaan Dewi Pandang

PKM FIB UGM: Peningkatan Skill Bahasa Inggris (TOEFL ITP) Untuk Mahasiswa di Lingkungan Mardliyah Islamic Center

Rilis Berita Rabu, 29 Mei 2024

SDGs 4: Quality Education | SDGs 8: Decent Work and Economic Growth | SDGs 11: Sustainable Cities and Communities | SDGs 16: Peace, Justice, and Strong Institutions | SDGs 17: Partnerships for the Goals

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini merupakan subtema dari tema besar yang diusung oleh Fakultas Ilmu Budaya UGM, yaitu “Pelatihan Bahasa Asing yang Dapat Diterapkan di Masyarakat atau Mahasiswa”. FIB UGM mendorong munculnya pemberdayaan masyarakat sekitar kampus untuk menjadi komunitas belajar dan berdaya. Program ini difokuskan untuk masyarakat di lingkungan sekitar kampus yaitu Kelurahan Caturtunggal, Terban, dan Sinduadi. Dalam konteks ini, masyarakat dapat diartikan secara luas, tidak terbatas pada penduduk asli/lokal di kelurahan tersebut. Oleh karenanya, mahasiswa pendatang juga menjadi bagian penerima manfaat program ini.

Pada tanggal 15-29 Maret 2024, tim Pengabdian kepada Masyarakat FIB UGM yang dipandu oleh Alvanita, S.S., M.Ed., Dosen Sastra Inggris FIB UGM, bekerja sama dengan Mardliyah Islamic Center (MIC) menggelar kegiatan peningkatan kemampuan bahasa Inggris, khususnya untuk TOEFL ITP bagi mahasiswa di sekitar lingkungan MIC. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bekal kepada peserta agar semakin meningkatkan keterampilan mereka dalam berbahasa Inggris, terutama dalam listening, grammar, dan reading. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu peserta untuk mendapatkan nilai TOEFL yang bagus, sehingga mempermudah mereka untuk magang, pertukaran pelajar, dan bekerja di masa depan. Selain kemampuan bahasa Inggris, kegiatan ini juga bertujuan untuk memotivasi peserta untuk lebih berani berkecimpung di ranah internasional dengan bekal kemampuan bahasa Inggris mereka.

Kegiatan ini diikuti 20 peserta yang tersebar dari berbagai universitas di sekitar wilayah MIC. Umumnya, mereka adalah mahasiswa yang tinggal di sekitar MIC dengan latar belakang program studi yang berbeda-beda. Program ini dilaksanakan seminggu sekali setiap hari Sabtu selama dua jam. Peserta dibekali dengan Modul TOEFL ITP yang dikompilasikan oleh tim PkM untuk membantu peserta belajar mandiri di luar sesi kelas TOEFL. Selain itu, pengajar juga memberikan materi meliputi apa itu TOEFL, fungsi, skoring, tips, dan trik, untuk mendapatkan skor bagus, serta penjelasan mendetail untuk setiap skill. Di sela-sela materi TOEFL, pengajar juga bercerita tentang budaya- budaya negara lain untuk memperluas pengetahuan mahasiswa dan mengurangi gegar budaya.

Kegiatan ini juga merupakan suatu upaya untuk mendukung SDGs khususnya Quality Education (SDGs 4). Dengan pendidikan yang berkualitas, peserta akan mempunyai bekal yang lebih unggul untuk memasuki dunia kerja yang semakin kompetitif. Pelatihan TOEFL memang menjadi satu langkah awal untuk membekali peserta mengepakkan sayap yang lebih lebar ke dunia internasional, untuk menjadi insan yang lebih unggul.

Manuskrip Sebagai Jendela Masa Lalu oleh Arsanti Wulandari Pada Dimyati Podcast

Rilis Berita Rabu, 29 Mei 2024

SDGs 4: Quality Education | SDGs 8: Decent Work and Economic Growth | SDGs 9: Industry, Innovation and Infrastructure | SDGs 11: Sustainable Cities and Communities | SDGs 16: Peace, Justice, and Strong Institutions | SDGs 17: Partnerships for the Goals

Minggu, 28 Januari 2024, Dosen Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Dr. Arsanti Wulandari, S.S., M.Hum., hadir sebagai narasumber dalam salah satu episode Dimyati Podcast yang bertajuk, ““Manuskrip Sebagai Jendela Masa Lalu”. Dimyati Podcast adalah salah satu podcast Amerika yang banyak bicara tenteng kajian ke-Indonesia dari masalah seni, budaya hingga politik. Naskah sebagai salah satu produk budaya tradisonal Indonesia diangkat menjadi salah satu tema yang dibahas, karena hasil budaya dari naskah memuat pola pikir masyarakat masa itu. Teks yang termuat merupakan data dan dokumentasi budaya masa lampau yang apabila diungkapkan, kita juga dapat merasakan manfaatnya.

Dalam konteks menceritakan masa lalu masyarakat Jawa pada masa itu, rekaman tentang rentetan peristiwa, rekaman pengobatan, dan nilai-nilai yang tersamarkan dalam sebuah cerita pada naskah mampu mengungkapkan peradaban, berpikir, bahkan teknologi yang digunakan dalam kehidupan masa lalu.  Aneka macam naskah dan fungsinya disampaikan secara singkat pada Dimyati Podcast. Selain itu, Sarana podcast juga menjadi salah satu media untuk mengangkat salah satu produk budaya seperti naskah serta meingkatkan reputasi Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, untuk lebih dikenal dalam dunia internasional.

Adapun tautan video podcast sebagai berikut:

  • Manuskrip Sebagai Jendela Masa Lalu – Dr. Arsanti Wulandari, S.S., M.Hum
1…34567…18

Rilis Berita

  • Pemotongan Tumpeng Perayaan Kemenangan FIB UGM pada Nitilaku 2024
  • Menyebrangi Cakrawala: Menjelajahi Lithuania Lewat IISMA
  • Prodi Bahasa dan Kebudayaan Korea Gelar Kuliah Umum “Teknik Berorasi dalam Bahasa Korea” bersama K-Speech Indonesia
  • Kunjungan Fakultas Ushuludin Adab dan Humaniora UIN Salatiga ke FIB UGM
  • Pengukuhan Prof. Dr. Hendrokumoro, M.Hum. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya UGM

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY