• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • Magister Sastra
  • Magister Sastra
  • hal. 3
Arsip:

Magister Sastra

Warung Sastra Hadirkan Dialog Kritis tentang Sejarah dalam Novel Dari Dalam Kubur bersama Soe Tjen Marching dan Ramayda Akmal

HEADLINERilis BeritaSDGs 10: Berkurangnya kesenjanganSDGs 10: Mengurangi KetimpanganSDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang TangguhSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 5: Kesetaraan Gender Senin, 28 April 2025

Yogyakarta, 21 April 2025 – Warung Sastra kembali menjadi ruang dialog sastra yang hangat dan kritis dalam acara “Malam Buku” yang digelar pada Minggu, 21 April 2025. Acara ini menghadirkan penulis novel Dari Dalam Kubur, Soe Tjen Marching, dan turut hadir juga sebagai pembicara, Ramayda Akmal, dosen Magister Sastra Universitas Gadjah Mada. Dialog ini akan mengulas dengan tajam bagaimana novel ini membangun narasi sejarah melalui pengalaman lintas generasi para tokoh dalam novel Dari Dalam Kubur.

Dalam diskusi tersebut, Ramayda menyatakan bahwa novel ini bukan hanya menyampaikan cerita secara personal, melainkan juga menjadi ruang artikulasi luka kolektif bangsa. “Cerita Carla, ibunya, hingga neneknya bukan hanya kisah individu. Mereka membawa luka sejarah, membawa suara yang selama ini ditekan.” Ujarnya. Lebih lanjut, Ramayda menyampaikan bahwa novel ini menjadikan tubuh perempuan sebagai situs historis yang membongkar kekerasan sistemik dalam negara, ras, dan patriarki yang dominan.

Dari Dalam Kubur sendiri menyoroti isu trauma lintas generasi dalam keluarga korban kekerasan politik 1965. Karya ini juga ditandai dengan pendekatan retrospektif. “Bu Soe Tjen hadir di masa kini, menulis dalam kesadaran masa kini terkait peristiwa di masa lalu, untuk kepentingan kita hari ini.” jelas Ramayda. Ia menegaskan bahwa fungsi fiksi sejarah bukan untuk menghidupkan masa lalu, tetapi untuk mengkritisi ketimpangan yang masih berlanjut hingga kini. Ketika narasi masa lalu etrus muncul di masa kini, artinya masih terdapat masalah yang belum terselesaikan—dan itu menjadi perhatian bersama.

Soe Tjen Marching, dalam kesempatan tersebut, mengungkap bahwa proses penulisan novel ini diwarnai oleh blok trauma yang menghalangi narasi untuk mengalir. “Ketika sesuatu terlalu menyakitkan, tubuh kita memblokir. Kita pikir sudah lupa, tapi sebenarnya trauma utu semakin nyata,” tuturnya. Ia menekankan bahwa Dari dalam Kubur bukan sekadar karya fiksi, melainkan ruang reflektif yang mengajak pembaca berdialog dengan luka-luka lama yang diwariskan antar generasi.

Diskusi ini menggarisbawahi pentingnya literasi sejarah, kesadaran gender, dan kebebasan berekspresi—nilai-nilai yang menjadi pondasi dalam upaya pembangunan berkelanjutan. Dari Dalam Kubur menawarkan ruang perenungan bagi siapa pun yang ingin memahami bagaimana luka sejarah masij terasa dalam denyut kehidupan masa kini.

[Humas Magister Sastra, Marsya Kamila]

Mahasiswa Magister Sastra UGM, Hadijah Rima, Terpilih sebagai Presenter di 2nd International Conference on Debate & Dialogue di Doha

HEADLINERilis BeritaSDGs 10: Berkurangnya kesenjanganSDGs 10: Mengurangi KetimpanganSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 5: Kesetaraan Gender Senin, 21 April 2025

Yogyakarta, 14 April 2025 – Prestasi akademik membanggakan kembali diukir oleh Hadijah Rima, mahasiswa Program Magister Sastra Universitas Gadjah Mada (UGM), yang berhasil terpilih sebagai presenter dalam 2nd International Conference on Debate & Dialogue (ICDD2). Konferensi bergengsi ini akan berlangsung di Doha, Qatar, pada 19-20 Mei 2025, diselenggarakan oleh QatarDebate di bawah naungan Qatar Foundation. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata atas ketekunan dan dedikasi Rima dalam bidang debat dan kajian akademik.

Sebagai sosok yang telah aktif dalam dunia debat bahasa Arab sejak tahun 2020, Rima memiliki rekam jejak yang mengesankan di berbagai ajang kompetitif. Ia pernah mengikuti kompetisi debat yang diselenggarakan oleh QatarDebate pada periode 2021-2022, sebuah pengalaman yang memperkaya wawasan dan kemampuannya dalam seni argumentasi. Terpilihnya makalah penelitian Rima sebagai salah satu yang dipresentasikan di ICDD2 merupakan hasil dari proses seleksi yang sangat kompetitif, di mana lebih dari 300 abstrak dan 100 makalah lengkap diajukan oleh akademisi dan praktisi dari berbagai negara. Dengan standar akademik yang ketat serta tinjauan menyeluruh oleh para ahli, makalah yang ia susun sejak Agustus 2024 ini berhasil memperoleh pengakuan internasional setelah melewati berbagai tahap seleksi hingga akhirnya dinyatakan lolos pada tahun 2025.

QatarDebate, sebagai penyelenggara utama konferensi ini, merupakan pusat debat nasional Qatar yang didirikan oleh Qatar Foundation pada tahun 2008. Lembaga ini berperan sebagai wadah pengembangan budaya berpikir kritis, dialog terbuka, dan debat konstruktif di dunia Arab dan internasional. Dengan visi “Enriching Dialogue, Empowering Minds”, QatarDebate membekali generasi muda dengan keterampilan argumentasi yang mendalam serta memfasilitasi eksplorasi berbagai isu global dari perspektif yang lebih luas. Sebagai bagian dari Qatar Foundation, yang merupakan organisasi nirlaba dengan fokus pada pendidikan, penelitian, inovasi, dan pengembangan masyarakat, QatarDebate berupaya menciptakan dampak signifikan di tingkat lokal, regional, dan global.

ICDD2 sendiri merupakan kelanjutan dari edisi pertama konferensi yang diadakan pada tahun 2023 dan bertujuan untuk memperkuat jaringan akademisi lintas disiplin dalam bidang argumentasi, retorika, linguistik, dialog, pemikiran kritis, pendidikan, dan filsafat Islam. Dengan menghadirkan akademisi, praktisi, serta para penggiat debat dan dialog, konferensi ini menjadi forum penting dalam pengembangan diskursus intelektual di tingkat global. Penyelenggaraan konferensi ini juga menandai semakin luasnya ekspansi budaya debat dan dialog dalam konteks akademik modern, yang semakin berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir.

Selain berprestasi dalam debat, Rima juga aktif sebagai penerjemah akademik, menerjemahkan dokumen konferensi dari bahasa Arab ke Inggris, Inggris ke Indonesia, serta Arab ke Indonesia. Ia juga kerap mengikuti berbagai perlombaan akademik dan telah meraih berbagai penghargaan. Tahun ini, ia mendapatkan kesempatan emas sebagai penerima beasiswa LPDP PK 222 untuk melanjutkan studinya di Magister Sastra UGM, sebuah pencapaian yang semakin memperkuat posisinya sebagai akademisi muda berbakat.

Dalam wawancaranya, Rima mengungkapkan rasa syukur dan ketidakpercayaannya atas pencapaian yang ia raih. Ia mengaku tidak pernah membayangkan bahwa perjalanannya yang dimulai sejak 2020 di dunia debat berbahasa Arab akan membawanya hingga ke panggung internasional. “Awalnya hanya coba-coba ikut lomba, tapi ternyata membawa aku sejauh ini,” ujarnya. Rima juga menceritakan tantangan besar yang ia hadapi, termasuk saat harus berdebat dengan penutur asli bahasa Arab. “Sempat merasa minder dan hampir menyerah, tapi aku terus belajar dan mengasah kemampuan argumen,” tuturnya. Ia menekankan bahwa ketekunan dan kesungguhan dalam menekuni suatu bidang adalah kunci, karena kesempatan sering datang dari arah yang tidak terduga. “Kalau kita benar-benar tekun, selalu ada jalan—dan dari situlah semua peluang bermula,” pungkasnya.

Dengan keberhasilannya dalam ajang akademik ini, Rima tidak hanya membawa nama baik UGM tetapi juga memperkuat representasi Indonesia dalam kancah akademik internasional. Diharapkan partisipasinya dalam ICDD2 dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan kajian debat dan dialog, serta menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkarya dan mengeksplorasi potensi akademik mereka di tingkat global.

[Humas Magister Sastra FIB UGM, Anisa Dien Rahmawati]

Seabad A.A. Navis: Magister Sastra UGM dan Toko Buku Natan Menghidupkan Warisan Sastra melalui Diskusi dan Peluncuran Buku

HEADLINERilis BeritaSDGs 10: Berkurangnya kesenjanganSDGs 10: Mengurangi KetimpanganSDGs 11: Kota dan Pemukiman Yang BerkelanjutanSDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang TangguhSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Kamis, 10 April 2025

Yogyakarta, 23 Maret 2025 – Dalam upaya menghidupkan kembali warisan intelektual sastrawan besar Indonesia, Toko Buku Natan bersama Program Studi Magister Sastra UGM menyelenggarakan peringatan Seabad A.A. Navis di Rumah Budaya Ndalem Natan, Kotagede, Yogyakarta. Acara ini menjadi magnet bagi para pecinta sastra, akademisi, dan budayawan yang hadir untuk mendalami lebih lanjut pemikiran kritis dan kontribusi A.A. Navis terhadap perkembangan sastra nasional. Dengan rangkaian kegiatan yang mencakup diskusi akademik, peluncuran buku, pameran seni, serta pertunjukan musik, peringatan ini menjadi momentum reflektif yang menggali lebih dalam aspek sosial, budaya, dan kebahasaan dalam karya-karya Navis.

Sebagai salah satu tokoh penting dalam kesusastraan Indonesia, A.A. Navis dikenal luas melalui cerpen klasiknya, Robohnya Surau Kami, yang menawarkan kritik sosial terhadap tatanan masyarakat. Dalam suasana Ramadan yang penuh kebersamaan, acara ini mempertemukan berbagai kalangan untuk mendiskusikan kiprah dan pemikiran kritis Navis, dengan menghadirkan narasumber ternama, yaitu Dhianita Kusuma Pertiwi (penulis dan kurator), Prof. Dr. Aprinus Salam (akademisi dan pakar sastra), serta Nasir Tamara, M.A., M.Sc., Ph.D. (budayawan). Diskusi semakin hangat dengan penampilan cello oleh Lintang Pramudia Swara, yang menghadirkan pengalaman estetika yang mendalam bagi para peserta.

Salah satu agenda penting dalam acara ini adalah peluncuran buku “Kesalahan dan Kejahatan dalam Berbahasa” karya Prof. Dr. Aprinus Salam. Buku ini membahas secara kritis kesadaran berbahasa dalam konteks sosial dan hukum. Karya ini didasarkan pada pengalaman akademis dan profesional Prof. Aprinus sebagai saksi ahli dalam berbagai kasus kebahasaan, sehingga menjadi referensi utama bagi studi linguistik dan peran bahasa dalam praktik hukum di Indonesia.

Dalam sesi diskusi, Prof. Aprinus Salam mengulas perbandingan antara kritik sosial dalam karya A.A. Navis dan Pramoedya Ananta Toer, dengan menyoroti bagaimana Navis lebih banyak mengkritik struktur sosial masyarakat, sedangkan Pramoedya lebih menitikberatkan kritiknya pada pemerintah dan struktur kekuasaan. Sementara itu, Dhianita Kusuma Pertiwi berbagi pengalaman penelitian dan pengarsipannya untuk pameran 100 Tahun A.A. Navis yang diselenggarakan di Jakarta dan UNESCO Paris. Ia menelusuri latar belakang pendidikan Navis di INS Kayutanam, sebuah institusi pendidikan yang berperan penting dalam membentuk pemikiran kritisnya, tidak hanya dalam bidang sastra tetapi juga dalam musik dan seni rupa.

Sementara itu, Nasir Tamara, M.A., M.Sc., Ph.D. dalam diskusinya menghubungkan pemikiran A.A. Navis dengan garis Académie française di Eropa, khususnya di Prancis, yang banyak dipengaruhi oleh gagasan René Descartes. Dengan mengutip filosofi “Cogito, ergo sum” (Saya berpikir, maka saya ada), Nasir Tamara menegaskan bahwa kesadaran intelektual dan daya kritis merupakan landasan utama dalam keberadaan seorang pemikir dan sastrawan. Pemikiran ini sejalan dengan cara A.A. Navis membangun wacana kritis dalam karya-karyanya, di mana ia tidak hanya mencatat realitas, tetapi juga menggugat, mempertanyakan, dan menginspirasi perubahan sosial.

Sebagai bagian dari perayaan ini, Lintang Pramudia Swara menghadirkan pertunjukan musik cello yang memperkaya pengalaman reflektif peserta. Sementara itu, pameran seni oleh perupa Anagard turut meramaikan acara dengan menghadirkan 11 lukisan tokoh-tokoh besar Minangkabau, termasuk A.A. Navis, Tan Malaka, Sutan Sjahrir, Buya Hamka, dan Asrul Sani. Pameran ini memberikan perspektif visual mengenai kontribusi intelektual dan peran tokoh Minangkabau dalam sejarah kebangsaan Indonesia.

Kegiatan ini juga menjadi ruang apresiasi sastra dengan pembacaan puisi oleh Afnan Malay dan pembawaan Gurindam 12 karya Raja Ali Haji oleh Nasir Tamara, yang semakin memperkaya makna dan atmosfer perayaan literasi ini.

Dalam sesi reflektif, Prof. Aprinus Salam menyampaikan dua pemantik pemikiran yang menjadi renungan bagi para peserta. Yang pertama, ia mengutip ungkapan “Lidahmu lebih tajam daripada pedang”, menegaskan bahwa kata-kata memiliki kekuatan luar biasa dalam membentuk, mempengaruhi, dan bahkan menggulingkan tatanan sosial. Kedua, ia menambahkan bahwa “kata-kata lebih tajam hanya untuk orang yang berperasaan”, menunjukkan bahwa bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga ekspresi mendalam yang memiliki daya transformatif bagi individu yang peka terhadap realitas sosial dan kemanusiaan.

Acara ini merupakan bagian dari inisiatif lebih luas dalam memperingati tokoh-tokoh besar dalam sastra Indonesia, menyusul peringatan 100 tahun Pramoedya Ananta Toer yang telah lebih dulu digelar. Dengan peringatan seabad A.A. Navis, diskusi ini memperkuat kesadaran tentang literasi, warisan pemikiran, serta relevansinya bagi generasi muda. Prof. Aprinus Salam menegaskan bahwa bahasa memiliki daya dan kekuatan transformatif, bahkan membayangkan suatu saat para cerpenis dan penyair dapat berunjuk rasa dengan membaca puisi di depan gedung legislatif, membuktikan bahwa kata-kata memiliki daya lebih besar dibanding senjata fisik.

Sebagai penutup, acara ini diakhiri dengan sesi buka puasa bersama, yang tidak hanya mempererat kebersamaan tetapi juga menghadirkan refleksi mendalam mengenai peran sastra dalam membangun kesadaran sosial dan kebudayaan. Toko Buku Natan, bersama Program Magister Sastra UGM, tetap berkomitmen untuk terus menghadirkan diskusi akademik, forum sastra, serta berbagai inisiatif literasi guna mendukung perkembangan intelektual dan kebudayaan di Indonesia.

[Humas Magister Sastra, Anisa Dien Rahmawati]

Dari Magister Sastra ke Panggung Internasional: Nur Fitriyanti Aspany Menorehkan Prestasi di Emerging Writers Makassar International Writers Festival (MIWF) 2025

HEADLINERilis BeritaSDGs 11: Kota dan Pemukiman Yang BerkelanjutanSDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang TangguhSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 5: Kesetaraan Gender Rabu, 26 Maret 2025

Yogyakarta, 26/3/2025 – Di tengah semarak perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, kabar membanggakan datang dari dunia sastra. Nur Fitriyanti Aspany, alumni Program Magister Sastra, berhasil menjadi salah satu dari tujuh penulis terpilih dalam ajang prestisius Emerging Writers Makassar International Writers Festival (MIWF) 2025 yang mengusung tema “Land and Hand”.

MIWF 2025 yang akan berlangsung pada 29 Mei – 1 Juni 2025 mengusung tema “Land and Hand” sebagai bentuk perlawanan terhadap berbagai bentuk perampasan ruang hidup, penindasan, dan penghancuran lingkungan yang masih terjadi di berbagai wilayah. Tahun ini, karya visual acara tersebut diciptakan oleh Taufiqurrahman ‘Kifu’, seorang seniman lintas disiplin asal Palu, Sulawesi Tengah.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, MIWF membuka kesempatan bagi para penulis untuk berpartisipasi dengan mengirimkan karya dalam berbagai bentuk, seperti puisi, cerpen, novel, atau kritik sastra. Pada tahun ini, terdapat 256 pendaftar dari berbagai latar belakang dengan karya-karya luar biasa dalam beragam genre. Dari ratusan pendaftar tersebut, hanya tujuh penulis yang terpilih, termasuk Nur Fitriyanti Aspany—atau yang akrab disapa Pany.

Pany berhasil menarik perhatian juri melalui dua karya kritik sastranya, yakni puisi digital berjudul “Aporia dan Epiphany dalam Sebuah Puisi Digital” serta puisi cetak berjudul “Tragedi yang Dibalut Serendipity”. Karya-karya tersebut lahir dari proses kreatif dan bimbingan Prof. Dr. Faruk, S.U., seorang pakar ilmu budaya sekaligus Guru Besar di Universitas Gadjah Mada.

Menanggapi pencapaiannya, Pany mengungkapkan bahwa awalnya ia merasa ragu untuk berpartisipasi, mengingat banyaknya pesaing yang luar biasa. Namun, ia tetap konsisten dalam menulis dan akhirnya berhasil mendapatkan kesempatan berharga ini. “Awalnya nggak yakin, dibanding teman-teman yang lain, bisa nggak ya tulisan-tulisan saya dimuat? Ketika ada kesempatan seperti ini, kebetulan sudah punya tulisan dan untungnya saya tidak berhenti menulis,” ujarnya.

Prestasi yang diraih oleh Nur Fitriyanti Aspany menjadi bukti nyata bahwa semangat dan konsistensi dalam berkarya dapat membawa hasil yang gemilang. Keberhasilannya di MIWF 2025 tidak hanya membanggakan Program Magister Sastra tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk terus berkreasi dan berkontribusi di dunia sastra.

[Humas Magister Sastra FIB UGM, Anisa Dien Rahmawati]

Dialektika Bahasa dan Keislaman dalam Pendidikan: Refleksi Akademik dari Kegiatan SEBAR (Semangat Berbahasa dan Berkah Ramadan)

HEADLINERilis BeritaSDGs 10: Berkurangnya kesenjanganSDGs 10: Mengurangi KetimpanganSDGs 11: Kota dan Pemukiman Yang BerkelanjutanSDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang TangguhSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Selasa, 25 Maret 2025

Yogyakarta, 17/3/2025 – Program Studi Magister Sastra bersama pondok a.salam dan komunitas Sekolah Keliling sukses menyelenggarakan kegiatan SEBAR (Semangat Berbahasa dan Berkah Ramadan) di MI Daarul Ulum Sinar Melati. Kegiatan ini merupakan bentuk sinergi antara akademisi, komunitas sosial, serta masyarakat dalam upaya melestarikan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang bahasa dan agama. Kegiatan ini diinisiasi oleh Prof. Dr. Aprinus Salam, M.Hum., selaku pemilik pondok a.salam sekaligus Ketua Program Studi Magister Sastra. Acara ini turut melibatkan beberapa pengurus komunitas Sekolah Keliling dan pondok a.salam, termasuk mahasiswa Magister Sastra yang aktif dalam berbagai rangkaian kegiatan.

Rangkaian kegiatan SEBAR dimulai dengan pembelajaran bahasa yang mengajarkan tiga bahasa utama, yakni Bahasa Jawa, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab. Kelas-kelas interaktif ini dirancang untuk meningkatkan literasi anak-anak di MI Daarul Ulum Sinar Melati, serta memperkenalkan berbagai pendekatan dalam berkomunikasi yang relevan dengan kebutuhan zaman. Setelah sesi pembelajaran bahasa, kegiatan dilanjutkan dengan buka puasa bersama. Momentum ini menjadi ajang kebersamaan dan mempererat ikatan antara pengajar, relawan, serta anak-anak peserta didik. Kegiatan ini juga mendapatkan dukungan dari berbagai donatur yang berkontribusi dalam menyediakan hidangan berbuka, obat-obatan, dan beberapa pakaian layak pakai.

Sebagai bentuk penguatan nilai-nilai spiritual, para peserta melaksanakan Salat Tarawih berjamaah. Momen ini tidak hanya menjadi sarana ibadah, tetapi juga wadah pembelajaran mengenai tata cara dan hikmah Salat Tarawih bagi peserta. Salah satu kegiatan unggulan adalah Surau Adventure, yakni eksplorasi dan interaksi anak-anak dengan nilai-nilai keislaman melalui permainan edukatif dan simulasi kehidupan berbasis surau. Kegiatan ini dirancang untuk membangun karakter dan menanamkan nilai-nilai keagamaan secara kreatif dan menyenangkan.

Menurut Marisa Santi Dewi, Co-founder Sekolah Keliling, kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang agama dan bahasa. “Jadi, adanya Sekolah Keliling ini memang kami niatkan untuk melestarikan ilmu pengetahuan, terutamanya agama dan bahasa. Target kegiatan ini sebenarnya anak-anak TPQ atau surau-surau yang ada di desa pelosok. Namun, di mana ada yang membutuhkan tetap kami fasilitasi secara gratis, melalui bantuan donatur. Harapannya, kami dapat memperkokoh pendidikan dasar anak-anak desa tertinggal, yang minim akan akses ilmu pengetahuan yang memadai,” ujar Marisa.

Dengan adanya kegiatan seperti SEBAR, Mahasiswa Program Studi Magister Sastra tidak hanya mampu berkontribusi dalam ranah akademik, tetapi juga turut serta dalam pemberdayaan masyarakat. Diharapkan, program ini dapat menjadi inspirasi bagi berbagai pihak untuk terus mendukung literasi bahasa dan pendidikan agama di kalangan anak-anak di daerah pelosok. Dengan keberhasilan SEBAR, Mahasiswa Magister Sastra yang turut serta berpartisipasi, pondok a.salam, dan Sekolah Keliling menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung pendidikan inklusif. Program ini diharapkan dapat berkembang lebih luas serta menjangkau lebih banyak anak-anak yang membutuhkan akses pendidikan berkualitas.

[Humas Magister Sastra FIB UGM, Anisa Dien Rahmawati]

123456

Rilis Berita

  • Doa Lintas Iman di UGM: Merawat Harapan Perdamaian Melalui Kebersamaan
  • Mahasiswa FIB UGM Tunjukkan Kreativitas di Pameran Seni Rupa “Gamarupa”
  • Mahasiswa Sastra Arab UGM Ikut Serta dalam Uji Coba UKBI Adaptif
  • Perjalanan Panjang Haris Menuju Podium Kejuaraan Pidato Bahasa Arab
  • Strategi Penulisan Artikel Jurnal Scopus: Spiritualitas Urban dan Reformulasi Ritual Sufi dalam Kelas Bersama Prof. Dr. Che Zarrina binti Sa’ari

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju