“Road to BWCF 2014″ merupakan kegiatan kerjasama antara pihak S2 Ilmu Sastra FIB UGM dan pihak Samana Foundation. Kegiatan ini sebagai acara pra BWCF 2014 yang akan dilaksanakan pada bulan November 2014. Bentuk kegiatan ini semacam seminar dengan tema ” Ratu Adil, Kuasa dan Pemberontakan di Nusantara”. Pembicara acara ini adalah Dr. G. Budi Subanar (Sanata Dharma), M. Sudibyo, M. Hum (FIB UGM), dan Lailly Prihatiningtyas (TWC Borobudur).
FIB UGM
Setelah mengikuti Workshop Tari Internasional di Universiti Teknologi Petronas (UTP), Malaysia pada bulan Maret 2014, Rampoe UGM sebagai komunitas seni yang bergerak di bidang seni tari Aceh kembali mewakili Indonesia dan Asia Tenggara dalam misi budaya di Eropa pada bulan Juni 2014. Hampir tiga pekan Rampoe UGM berada di tanah Eropa mengikuti Festival Mondial De Folklore De La Ville De Saint Ghislain, Belgia dan Festi’roche-Roche La Moliere, Perancis.
Tim tari yang menjadi delegasi Indonesia ini mengikuti festival tersebut secara berturut-turut pada tanggal 2-11 Juni 2014 dan 12-16 Juni 2014. Sebanyak 22 anggota Tim Rampoe UGM terlibat dalam festival ini, terdiri dari 1 manajer, 1 fotografer, 8 penari putra, dan 12 penari putri. Selama mengikuti Festival Mondial De Folklore De La Ville De Saint Ghislain di Belgia, Rampoe UGM berhasil menampilkan sebanyak 6 kali tari Ratoeh Pukat, 4 kali tari Ratoeh Duek, 3 kali tari Saman Gayo, dan 3 kali tari Rapa’i Geleng.
Dudung Abdulah, salah satu anggota tim mengatakan selain Tim Rampoe UGM mewakili Indonesia dan Asia Tenggara, Festival Mondial De Folklore De La Ville De Saint Ghislain di Belgia, diikuti pula delegasi kesenian dari Belgia, Brasil, Irlandia, Meksiko, Mongolia, Rusia, Slovakia, dan Ukraina. Tidak hanya berkesenian, Tim Rampoe UGM di Belgia mendapat paket wisata ke kota Mons dan Square of Brussel.
“Tim Rampoe UGM pun sempat didatangi Devdy Risa, Second Secretary, Embassy of The Republic of Indonesia. Menjadi salah satu penonton di Festival Mondial De Folklore De La Ville De Saint Ghislain, Pak Devdy mengungkapkan kekagumannya atas tarian spektakuler Rampoe UGM dan mengapresiasi perjuangan Rampoe UGM sehingga bisa tampil di panggung Eropa,” ujar Dudung Abdullah, di Kampus UGM, Selasa (22/7).
Sementara saat mengikuti Festi’roche-Roche La Moliere di Perancis, Tim Rampoe UGM berhasil menampilkan Ratoeh Pukat tiga kali, tari Ratoeh Duek tiga kali, tari Saman Gayo tiga kali dan tari Rapa’i Geleng sekai. Festival di Perancis inipun, diikuti beberapa negara diantaranya dari Indonesia, Meksiko, Mongolia, Rusia, Perancis, dan Polandia.
Dudung menjelaskan Rampoe UGM merupakan sebuah komunitas seni yang bergerak di bidang seni tari Aceh. Tim ini berada dibawah Departemen Minat dan Bakat, Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.
Tim kesenian yang dibentuk pada bulan Oktober 2009 ini bertujuan untuk melestarikan seni tari Aceh dan mewadahi para mahasiswa yang cinta akan budaya Indonesia. Di tahun ini, Rampoe UGM kembali mengharumkan nama Indonesia di panggung internasional dalam misi budayanya melalui duta seni mahasiswa.
“Dengan mengikuti festival di Eropa, ini Tim Rampoe UGM dinilai berhasil mengharumkan nama Indonesia. Saat di Perancis pun, kita juga mendapat paket wisata mengunjungi Lake Saint Victor, Perancis,” papar Dudung. (Humas UGM/ Agung)
Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/9139-mengikuti.festival.di.eropa.rampoe.ugm.harumkan.indonesia
Sudah hampir satu bulan kami kembali menjalani rutinitas di kampus FIB UGM setelah sebelumnya mengikuti Summer School di Universität Hamburg, Jerman. Selain pengalaman-pengalaman pribadi yang mengesankan, ada banyak informasi yang kami dapatkan yang mungkin akan berguna jika disampaikan kepada civitas akademik lain di lingkungan fakultas ini.
Seputar Program Summer School
Summer School bertema Mutual Perceptions in Europe and Southeast Asia di Universität Hamburg merupakan rangkaian kegiatan summer school yang diadakan pada bulan Agustus 2013 di FIB UGM. Sebagai bentuk kerja sama lanjutan, Universität Hamburg memberikan kesempatan kepada dua lulusan S2 FIB UGM untuk mengikuti program summer school dengan tema yang sama di Jerman selama satu bulan.
Dalam perkembangannya, ketika kami terpilih untuk mengikuti program tersebut, FIB UGM memberikan dukungan dana tambahan untuk memperpanjang waktu summer school menjadi tiga bulan. Selain itu, kami juga diwajibkan untuk membuat proposal atau rancangan penelitian sebagai syarat utama mengambil studi S3.
Universität Hamburg: Der Forschung, Der Lehre, Der Bildung
Semboyan di atas, secara sederhana berarti penelitian, pengajaran dan pendidikan. Seperti semboyan tersebut, yang kami lihat pertama kali dari universitas ini adalah pelayanan yang sangat sistematis yang memprioritaskan segala jenis kebutuhan terkait penelitian dan pengajaran. Dalam segi infrastruktur, tidak ada yang terlalu berbeda dengan sistem pelayanan yang ada di FIB UGM. Perbedaan hanya terletak pada bagaimana infrastruktur tersebut ditata, difungsikan dan diintegrasikan satu dengan yang lain.
Misalnya saja perpustakaan. Koleksi perpustakaan bisa diakses secara online dan sistem yang disediakan memungkinkan pengguna untuk mengakses seluruh koleksi yang ada di masing-masing perpustakaan fakultas di Universität Hamburg. Beberapa koleksi terutama jurnal bisa dibaca online atau diunduh secara cuma-cuma dan legal. Seandainya tidak bisa diunduh, setiap katalog buku disertai dengan sinopsis dan daftar isi buku sehingga orang dapat mengetahui dengan jelas buku apa yang hendak mereka pinjam. Sistem pelayanan perpustakaan ini semi-mandiri, artinya, pengguna perpustakaan bisa memesan atau memperpanjang pinjaman secara online dari akun pribadi masing-masing kapan dan di manapun mereka berada. Lama waktu peminjaman adalah satu bulan dengan jumlah maksimal 50 buku. Perpustakaan ini juga buka setiap hari, dari jam 09.00-24.00 di hari kerja dan 09.00-19.00 pada hari Jumat-Minggu.
Fasilitas lain yang perlu dicermati adalah sistem transportasi dan pusat-pusat kegiatan mahasiswa. Seperti di UGM, Universität Hamburg juga menyediakan fasilitas peminjaman sepeda secara gratis dengan jangka waktu maksimal 30 menit. Universität Hamburg juga memiliki beberapa halte untuk perhentian bis dan stasiun bawah tanah untuk kereta api.
Beberapa fasilitas yang terintegrasi dengan lingkungan kampus, yang mendukung kegiatan-kegiatan mahasiswa di universitas ini juga cukup menarik. Ada sebuah bioskop di lingkungan kampus bernama Abaton. Bioskop ini memutar baik film-film komersial maupun film-film dokumenter, film-film festival dan film-film lokal buatan mahasiswa. Untuk pembelian tiket, disediakan diskon yang bervariasi terutama untuk penonton yang memiliki kartu mahasiswa.
Universität Hamburg juga memiliki area taman yang luas, yang dikenal dengan sebutan planten and bloomen. Selain sebagai tempat preservasi berbagai jenis flora, taman ini juga menjadi area tempat berbagai pertunjukkan diadakan. Kami sempat menyaksikan pertunjukkan musik Hamburg Jazz 2014 dan festival kembang api di taman ini.
Selain bioskop dan taman di atas, Universität Hamburg juga memiliki banyak public space baik yang termasuk dalam wilayah administratif universitas maupun yang dimiliki pihak lain seperti kafe-kafe, restoran, dan toko-toko buku. Yang menarik bagi kami kemudian adalah situasi di Universität Hamburg ini telah dikondisikan sedemikian rupa sehingga batas-batas antara yang universitas dan yang milik publik lebur menjadi satu.
Hamburg: Dari Jendela Kamar Kami
Selama tiga bulan di Hamburg, kami sempat tinggal di dua tempat yang berbeda. Satu bulan pertama, kami tinggal di hotel Seemanns Mission, di daerah pelabuhan Fischmarkt di Distrik Altona. Dua bulan berikutnya kami tinggal di asrama mahasiswa Mission Akademie, di daerah Hochkamp. Pada minggu-minggu pertama, kami benar-benar hidup dalam atmosfer kota pelabuhan yang khas. Dari jendela kamar, kami bisa melihat aktivitas pelabuhan, burung-burung yang terbang dan hinggap, bahkan sesekali kami melihat kapal pesiar dari berbagai negara melintas pelan. Di hotel, kami sering bertemu awak kapal pesiar tersebut, yang beberapa di antaranya berasal dari Indonesia. Sesekali kami makan Indomie bersama mereka sambil berbincang ringan.
Di sekitar tempat kami tinggal itu, setiap hari Minggu pagi diadakan pasar Fischmarkt. Berbagai jenis ikan dijual di situ. Buah-buahan dan bunga-bunga segar juga menjadi favorit para pelanggan. Kami juga sempat ikut merayakan hari jadi pelabuhan Hamburg yang dikenal sebagai Hafengeburtstag di pelabuhan sekitar Sungai Elbe pada tanggal 9-11 Mei yang lalu. Berbagai jenis kapal ikut dalam parade perayaan. Diadakan pula pertunjukkan musik dan festival makanan di sekitar pelabuhan.
Dua bulan berikutnya kami tinggal di Hochkamp, salah satu daerah elite di Hamburg. Hochkamp merupakan daerah permukiman yang sangat tenang dengan jalan lengang dan pohon-pohon rindangnya. Situasi ini sangat kondusif bagi kami, mengingat berbagai tugas yang perlu kami kerjakan. Dari asrama inilah kami berangkat ke kampus setiap hari, mengikuti kursus Bahasa Jerman pada hari Jumat dan melakukan ekskursi di setiap akhir pecan. Ekskursi dilakukan di kota sekitar Hamburg, yang termasuk dalam liga kota Hanseatic pada Abad Pertengahan Eropa. Selain kota-kota Hanseatic, kami juga sempat mengunjungi Berlin untuk belajar mengenai sejarah Jerman pada periode Perang Dunia II dan 1960-an.
Masih di seputaran Hochkamp, jika merasa jenuh, kami hanya perlu berjalan-jalan di seputar kompleks dan mampir di beberapa tempat yang bagi kami cukup menyenangkan. Kami menemukan kompleks makam tua yang luas dan sangat indah. Kami juga menemukan beberapa toko kecil yang menjual sepatu buatan tangan dan beberapa tempat di mana sering diadakan live music atau pertunjukkan seni lainnya. Di antara berbagai tempat itu, Dante kafe menjadi favorit kami. Di sore-sore yang cerah, kami biasa membeli gelato dan mengerjakan beberapa pekerjaan rumah dari tempat kursus bahasa di kafe ini.
Sampai saat harus kembali ke Indonesia, banyak daerah yang belum kami kunjungi, terutama beberapa museum di sekitar Hamburg. Sampai pada saatnya pulang juga, kami tidak pernah merasakan summer seperti dalam bayangan kami. Suhu secara keseluruhan selalu dingin dan sesekali hujan. Daftar berbagai tempat yang belum kami kunjungi itu masih tersimpan dengan baik karena kami berharap beberapa bulan lagi kami bisa kembali ke tempat ini untuk melanjutkan studi. Semoga.
Yogyakarta, Juli 2014
CAIRO (KRjogja.com) – Setelah bergelut dalam berbagai kajian dan penelitian di bidang Linguistik Arab, Prof Dr Syamsul Hadi MA (Guru Besar Universitas Gadjah Mada), mendapatkan penghargaan dari Universitas Suez Canal Mesir. Anugerah tersebut diserahkan langsung oleh Rektor Universitas Suez Canal Prof Dr Mohamed Mohammadein dalam Sidang Senat Universitas, Rabu (25/06/2014).
Acara ini secara khusus dihadiri Gubernur Ismailia (Mayjen Ahmed el-Qashash), Kepala Otoritas Terusan Suez (Jenderal Mahab Mimisy), Kapolda Ismailiyah, para wakil Rektor serta para dekan di lingkungan Universitas Suez Canal.
“Baru kali ini ada orang asing yang dapat hadir dengan leluasa dalam forum tertinggi Universitas, apalagi dihadiri Gubernur dan Kepala Otoritas Suez Canal. Sungguh ini merupakan kehormatan untuk kami,” ungkap Prof Dr Hasan Yusuf, Direktur Pusat Studi Indonesia di universitas Suez Canal.
Sedang Rektor Universitas Suez Canal, Prof Dr Mohamed Mohammedein sesaat sebelum menyerahkan penghargaan mengatakan, Prof Syamsul Hadi sangat berhak mendapatkan penghargaan tersebut. “Setelah lama mengenal, bergaul, bekerja sama serta membaca karya-karyanya dalam linguistik Arab, kami menilai bahwa Prof Syamsul Hadi sangat berhak mendapatkan penghargaan dari Perguruan Tinggi ini. Untuk itu, mewakili civitas academica Universitas Suez Canal, saya menganugerahkan penghargaan tersebut kepada yang bersangkutan atas segala jerih payahnya dalam mengembangkan Bahasa Arab di Indonesia dan kerja sama yang sangat baik antara Universitas Gadjah Mada dengan Universitas Suez Canal,” ucap Rektor.
Dalam catatan biografinya, Prof Syamsul hadi telah menulis lebih dari 30 karya dalam bidang lingustik Arab, baik berupa buku, makalah seminar, jurnal, tulisan lepas maupun bahan pelatihan. Bahkan beberapa karya dosen Jurusan Sastra Asia Barat (Sastra Arab) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM ini mendapatkan pujian dan sanjungan dari para pakar Bahasa Arab di Mesir, terutama Univeristas Suez Canal. “Saya sangat senang dan sangat bersyukur, karya-karya saya dalam bidang Bahasa Arab mendapat kepercayaan dari Civitas Academica Universitas Suez Canal. Sungguh ini merupakan sebuah anugerah yang tidak pernah saya bayangkan,” kata Profesor yang selalu memanfaatkan kunjungannya ke Mesir untuk memperkaya khazanah pustaka keilmaunnya.
Pada kesempatan tersebut, Atase Pendidikan KBRI Cairo, Dr Fahmy Lukman, hadir mendampingi Prof Syamsul Hadi sekaligus mewakili Duta Besar RI Nurfaizi Suwandi. (Fie)
Sumber:http://krjogja.com/read/221084/prof-syamsul-hadi-terima-penghargaan-dari-mesir.kr
Women on the Island of Dynamism: Maritime Communities along the Makassar Straits
oleh Hamamoto Satoko, Ph.D.
Prodi Bahasa dan Sastra Jepang FIB-UGM
Kepulauan Sepermonde terletak di sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Kebanyakan perempuan yang tinggal di pulau-pulau batu karang tersebut melakukan kegiatan ekonomi mikro dengan berbagai macam tujuan. Salah satu tujuan yang paling menonjol adalah menabung untuk naik haji. Setelah datang dari tanah suci, perempuan yang berdagang mendapat status sosial dan agama sehingga dapat memperluas peluang kegiatannya. Meskipun belum bersuami, karena sudah naik haji, mereka berani berangkat ke mana-mana, contoh; ke Samarinda, Balikpapan, Pasuruan, Sorong, Timika, Manokwali dan lain-lain di kawasan timur Indonesia. Jika sudah naik haji, perempuan yang berdagang tidak begitu bersemangat mencari jodoh untuk menikah karena mereka sudah memiliki kepercayaan diri menghidupi dirinya sendiri. Beberapa perempuan yang sudah naik haji dan berhasil dalam bisnisnya mempunyai anak buah. Anak buah tersebut ikut berdagang sambil belajar tentang bagaimana cara berbisnis. Selain itu, sebagian orang tua menyuruh anaknya naik haji karena naik haji bagi anak perempuan yang masih muda bisa menjadi daya tarik dalam mencari calon suami yang kaya dan makmur.