• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • Feature Headline
  • Feature Headline
  • hal. 2
Arsip:

Feature Headline

Laporan Hibah Penelitian Tesis di Geneva

AKADEMIKNews Release Jumat, 9 Oktober 2015

Saya sampai di Switzeland hari Jumat 11 September 2015 pukul 14:20 waktu Geneva. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Versoix tempat di mana saya akan tinggal selama kurang lebih tiga bulan bersama orang Swiss. Tempat tinggal yang cukup sulit untuk didapatkan dengan harga 550 CHF per bulan di negara yang terkenal dengan mahalnya. Versoix terletak tidak begitu jauh dari pusat Geneva, hanya membutuhkan waktu sekitar 12 menit dengan menggunakan kereta. Saya beruntung karena apartemen yang saya tinggali hanya berjarak 700 meter dari stasiun kereta dan membutuhkan waktu satu menit berjalan kaki untuk menjangkaunya. Semua yang saya temui di tempat ini merupakan hal baru yang sangat menakjubkan. Hari pertama yang saya lakukan adalah berjalan kaki mengelilingi kota kecil Versoix yang letaknya dekat dengan danau Léman. Bahkan pemandangan danau yang cantik itu bisa dinikmati hanya dari balkon apartemen. Danau yang membentang dari wilayah Geneva hingga Montreux serta deretan pegunungan Eropa menjadi pemandangan setiap hari dari balik jendela kereta ketika pergi ke kampus.

Saya bisa menjadi bagian dari kampus The Graduate Institute Geneva atau dalam bahasa Prancis sering disebut Institut de hautes études internationals et du développement (IHEID) karena hibah penelitian tesis ke luar negeri yang diberikan oleh Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Sebagai mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun tesis, saya sangat beruntung mendapatkan kesempatan untuk melakukan penelitian langsung di Geneva. Berkat kerja sama yang baik antara kedua perguruan tinggi ini, saya sebagai mahasiswa program Exchange periode musim gugur, tidak hanya melakukan research yang mendukung penelitian, tetapi juga mendapatkan kesempatan mengikuti kuliah layaknya mahasiswa The Graduate Institute lainnya. Saya merasa bangga karena menjadi mahasiswa pertama dan satu-satunya dari Indonesia yang mengikuti program tersebut.

Orientasi mahasiswa baru program Exchange dilaksanakan hari Senin, 14 September 2015. Dalam kegiatan tersebut, kami diberi fasilitas yang mendukung proses pembelajaran selama berada di IHEID berupa kartu mahasiswa multifungsi, flashdisk, password dan username untuk akses IT serta alamat email yang menjadi kebutuhan wajib bagi mahasiswa agar dapat mendapatkan informasi dan berkomunikasi dengan para pengajar dengan mudah. Kemudian, Concepta Canal yang bertanggung jawab atas program Exchange di IHEID ditemani oleh Dr. Laurent Neury yang bertindak sebagai penanggung jawab akademik memberikan pengarahan mengenai proses pembelajaran yang ada di institut tersebut. Setelah itu acara dilanjutkan dengan presentasi mengenai institute yang diisi dengan ceramah direktur IHEID dan beberapa staff kemahasiswaan yang lainnya. Tidak berhenti di situ, di akhir sesi orientasi mahasiswa dianjurkan mengikuti kegiatan perkenalan departemen atau jurusan yang ada di IHEID sesuai dengan minat masing-masing. Saya memilih jurusan Antropologi dan Sosiologi karena di sana terdapat mata kuliah yang dapat menambah informasi untuk penelitian, baik secara teori maupun analisis. Selain itu, para ahli gender (yang menjadi pokok kajian dalam penelitian saya) juga berada di jurusan ini, sehingga saya dapat melakukan bimbingan dan diskusi dengan para ahli tersebut untuk proses penyusunan tesis. Dalam kesempatan itu, saya bertemu dengan Françoise Grange dan Christine Verschuur.

Minggu pertama menjadi minggu adaptasi untuk saya. Beradaptasi dengan cuaca, transportasi, teman-teman mahasiswa yang berasal dari berbagai negara, dan juga lingkungan kampus. Saya mengambil dua mata kuliah dalam program ini, Social and Cultural Theory I dan “Inégalités de genre, développement et théories féministes postcoloniales”. Mata kuliah pertama menggunakan bahasa Inggris dan yang kedua menggunakan bahasa Prancis sebagai pengantarnya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri karena terkadang dalam satu waktu saya harus memahami dan berkomunikasi dengan dua bahasa tersebut. Minggu pertama kuliah diisi dengan perkenalan, penjelasan beberapa aturan main dalam kuliah untuk satu semester, pembagian materi untuk presentasi dan pemberian tugas reading.
Sebagai mahasiswa asing di Geneva, saya tidak hanya cukup memiliki visa, tetapi juga harus memiliki residence permit yang bisa didapatkan di Office cantonal de la population et des migrations, semacam kantor kependudukan. Di sela-sela waktu kuliah dan belajar, saya pergi ke kantor tersebut untuk mengajukan permohonan ijin tinggal sebagai mahasiswa dengan membawa surat keterangan yang diberikan oleh pihak The Graduate Institute. Saya harus menyiapkan 237 CHF untuk mendapatkan residence permit tersebut. Semua mahasiswa, baik dari program Exchange maupun program yang lain wajib mengajukan permohona tersebut dan pihak kampus The Graduate Institute sangat membantu dalam hal administrasi.

Hampir setiap ada waktu luang, saya manfaatkan untuk pergi ke perpustakaan karena suasana belajar di kampus ini sangat mendukung. Tidak hanya itu, sesekali saya menyempatkan diri untuk menikmati pemandangan yang disuguhkan sebelum pulang ke apartemen karena Geneva merupakan kota yang tidak terlalu besar. Selain mengikuti kegiatan akademik dan penelitian, selayaknya kehidupan di lingkungan kampus, saya juga mengikuti beberapa kegiatan yang diadakan oleh organisasi kemahasiswaan. Salah satunya adalah Asian Night yang diselenggarakan oleh organisasi mahasiswa Asia. Kegiatan tersebut semacam pesta penyambutan untuk mahasiswa Asia, tetapi banyak juga mahasiswa dari Eropa dan Amerika yang ikut bergabung. Dalam kesempatan ini, Hani mahasiswa dari Indonesia di program Master of Development Studies di IHEID meminjam beberapa pakaian adat Indonesia dari KBRI di Switzerland. Banyak mahasiswa asing yang tertarik dan mencobanya.

Belum begitu banyak kegiatan yang berkaitan dengan penelitian di minggu-minggu pertama karena saya masih butuh waktu untuk beradaptasi di tempat baru. Hampir setiap hari ada informasi baru yang dikirimkan melalui email mahasiswa dan saya harus menyeleksi mana informasi yang penting dan mana yang tidak perlu saya ikuti. Menjadi bagian dari kampus ini memberikan konsekuensi untuk lebih aktif mencari tahu, mau belajar lebih, tidak malu bertanya dan memanfaatkan fasilitas yang diberikan agar tidak ketinggalan dengan mahasiswa yang lainnya. Selain itu, saya harus benar-benar memanfaatkan kesempatan ini yang tidak akan datang dua kali.
Mendapatkan dana hibah untuk penelitian di luar negeri dari Fakultas Ilmu Budaya sekaligus menjadi mahasiswa program Exchange di kampus yang bergengsi di Geneva benar-benar hal yang tidak terbayangkan sebelumnya. Apalagi di minggu pertama saya mendapatkan keistimewaan dijenguk oleh dosen pembimbing tesis saya, yaitu Bu Wening Udasmoro. Kebetulan beliau ada presentasi di Geneva dan beliau jugalah yang menyarankan saya untuk datang ke sini karena ada banyak hal yang dapat mendukung penelitian. Saya sangat berterima kasih kepada beliau karena memberikan banyak informasi berkaitan dengan kehidupan di Geneva karena beliau juga menamatkan studi masternya di kota ini. Benar-benar menjadi kebanggaan tersendiri mengikuti jejak dosen pembimbing untuk menuntut ilmu di sini, di negara paling aman dan menjujung tinggi perdamaian.

Memasuki minggu kedua perkuliahan, saya disibukkan dengan tugas reading. Bukan hal yang baru mendapatkan tugas seperti, hanya saja sekarang sedikit berbeda karena semua sumber yang diberikan dalam bahasa Inggris dan bahasa Prancis. Hal ini membuat saya harus meluangkan waktu lebih banyak dari yang luangkan ketika berada di Indonesia. Saya juga mencoba mencari tambahan informasi dalam bahasa Indonesia agar membantu pemahaman saya. Selain itu, seperti halnya Fakultas Ilmu Budaya, The Graduate Institute juga sering mengadakan seminar yang membahas isu-isu terkini berkaitan dengan kajian tertentu. Kali ini saya berkesempatan untuk mengikuti Gender Seminar Series yang diadakan rutin setiap bulan oleh program Gender Studies dengan tema Beyond the Normative: Can Women’s Inclusion Really Make for Better Peace Processes? yang disampaikan oleh Thania Paffenholz dari The Graduate Institute’s Centre on Conflict, Development and Peacebuilding (CCDP). Tidak banyak yang bisa tangkap dari pembahasan tersebut, tetapi saya bisa memahami bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Thania besama timnya di beberapa negara di Timur Tengah, perempuan mempunyai pengaruh yang signifikan dalam proses kekuasaan yang bersifat fleksibel dan dapat berubah kapanpun. Kelompok perempuan yang terorganisir dapat memiliki pengaruh yang sangar positif ketika melakukan suatu negosiasi. Pembahasan yang sangat menarik dan menyulut semangat saya untuk selalu belajar.
Akhir minggu ini ditutup dengan pengambilan foto mahasiswa program Exchange yang merupakan perwakilan pertama dari masing-masing universitas yang menjalin kerja sama dengan IHEID. Dari sini saya tahu, saya tidak sendiri. Nourhan dan Amal, mahasiswa The American University in Cairo, Mariasole dari Bocconi University, Milan dan saya, Novi dari Gadjah Mada University.

Laporan Hibah Penelitian Tesis di Monash University

AKADEMIKNews Release Kamis, 8 Oktober 2015

Pada hari kamis (1/9/2015) kami diajak pak Basoeki untuk datang ke wisma konjen RI (Victoria). Kami disambut baik, ada jamuan makan juga, dan bertemu dengan pak Sultan Hamengku beserta ratu Hemas, bapak Nadjib Riphat (pak Dubes), Ibu Dewi Savitri Wahab (Consul General), ibu prof.Dwikorita (rektor UGM), serta beberapa mahasiswa UGM yang lain yang ikut hadir.

Kami sempat berbincang sesaat dengan ibu Dwikorita mengenai penelitian yang kami lakukan di Monash. Selain itu juga, ibu Dwikorita sangat tertarik untuk menindaklanjuti adanya Australian Studies di UGM. Kami pun diminta untuk ikut membantu sesampainya nanti kami kembali ke Yogyakarta. Kami diberi kontak ibu Dwikorita untuk segera dihubungi mengenai kelanjutan Australian Studies ini. Semoga dengan terbukanya jalan ini, FIB juga antusias untuk mengembangankan Australian Studies ini. Semoga dengan adanya beberapa mahasiswa UGM yang pernah melakukan studi tentang Australia juga bisa ikut berkontribusi dengan program Australian Studies ini.

Sultan Hamengku juga sempat berbincang sesaat dengan kami, beliau mengatakan bahwa UGM sudah saatnya bergerak ke ‘luar’, dalam artian pusat studi UGM di luar negeri lebih banyak dan bisa mewadahi dan memberi akses lebih mudah untuk para mahasiswa yang akan melakukan penelitian.
Pak Dubes juga sangat tertarik untuk memberikan kuliah umum tentang Australia di UGM, seperti yang pernah beliau lakukan di UI.

Semoga perbincangan sesaat kami dengan beliau tersampaikan dengan baik kepada yang berwenang. Semoga juga pesan dari pak Sultan dan lebih utamanya dari bu Dwikorita segera bisa diwujudkan. Kami berharap juga kerja sama antara UGM dengan Monash University bisa ikut membantu adanya Australian Studies di UGM.
Kami di sini hanya ingin menyampaikan kabar tersebut, semoga FIB dan UGM maju terus di bidang ilmu pengetahuan.

Setelah kami sampai di Melbourne, kami datang ke kampus Monash Clayton. Hari pertama di Monash, kami diperkenalkan kepada beberapa staff dan pengajar di Arts Faculty. Kemudian kami diberitahu ruangan kami untuk mengerjakan thesis yang berada di Menziez Building Level 7. Kemudian kami mendapat kartu identitas Monash untuk bisa mengakses email monash dan beberapa fasilitas di kampus.
Kami didampingi thesis advisor untuk mendiskusikan thesis kami, yaitu bernama Dr. Mridula Chakraborty. Selain itu kami juga diperkenalkan dengan dean of Arts, Prof. Rae Frances. Kami berbincang mengenai penelitian yang akan kami lakukan di Monash. Beliau sangat baik dan antusias dengan apa yang akan kami lakukan di Monash, dan berharap hubungan antara UGM dan Monash akan terus berlanjut baik.

Selain mendiskusikan thesis dengan Mridula, kami juga melakukan library research dan datang ke beberapa seminar yang diadakan di Monash. Kami menghadiri seminar dari MIC (Monash Indigenous Center) dan juga The Philipine Round Table. Saat berkunjung ke Monash Caulfield, kami juga diperkenalkan dengan beberapa dosen serta staff di Australia-Indonesia Center. Beberapa dari mereka pernah melakukan penelitian di Indonesia, sehingga mereka juga antusias mendengar kami melakukan penelitian tentang sastra Australia di Monash.
Pada weekend, kami diajak berkunjung ke Ballarat oleh pak Basoeki. Di Ballarat, kami jalan-jalan di pusat kotanya dan kemudian makan di dekat danau di Botanical garden. Sempat berjalan-jalan dan mengambil beberapa foto di dalam Botanical Garden, yang memiliki patung-patung perdana menteri Australia serta bunga-bunga yang sangat warna warni indah.

Kemudian pada hari kamis (1/9/2015) kami diajak pak Basoeki untuk datang ke konsulat jendral RI (Victoria). Kami disambut baik, ada jamuan makan juga, dan bertemu dengan pak Sultan Hamengku beserta ratu Hemas, bapak Nadjib Riphat (duta besar Indonesia), Ibu Dewi Savitri Wahab (Consul General), ibu prof.Dwikorita (rektor UGM), serta beberapa mahasiswa UGM yang lain yang ikut hadir.

Kami sempat berbincang sesaat dengan ibu Dwikorita mengenai penelitian yang kami lakukan di Monash. Selain itu juga, ibu Dwikorita sangat tertarik untuk menindaklanjuti adanya Australian Studies di UGM. Kami pun diminta untuk ikut membantu sesampainya nanti kami kembali ke Yogyakarta. Kami diberi kontak ibu Dwikorita untuk segera dihubungi mengenai kelanjutan Australian Studies ini. Semoga dengan terbukanya jalan ini, FIB juga antusias untuk mengembangankan Australian Studies ini. Semoga dengan adanya beberapa mahasiswa UGM yang pernah melakukan studi tentang Australia juga bisa ikut berkontribusi dengan program Australian Studies ini.

Sultan Hamengku juga sempat berbincang sesaat dengan kami, beliau mengatakan bahwa UGM sudah saatnya bergerak ke ‘luar’, dalam artian pusat studi UGM di luar negeri lebih banyak dan bisa mewadahi dan memberi akses lebih mudah untuk para mahasiswa yang akan melakukan penelitian.
Pak Dubes juga sangat tertarik untuk memberikan kuliah umum tentang Australia di UGM, seperti yang pernah beliau lakukan di UI.
Kemudian kami juga mengunjungi pusat kota Melbourne. Tepat saat diadakan parade untuk menyambut grandfinal AFL (Australian Football League). Sehingga pada hari jumat (2/10/15) yang merupakan hari libur nasional untuk menyambut grandfinal AFL , kota Melbourne dipadati pengunjung.

Senin kemarin (5/10/15) kami mendiskusikan thesis kami dengan Mridula. Banyak sekali masukan dari Mridula yang sangat bermanfaat untuk progress thesis kami. Selain itu beliau juga sangat membantu dalam hal untuk pencarian referensi yang dibutuhkan.

UGM Gelar Lomba dan Anugerah Sastra dan Seni

News Release Sabtu, 29 Agustus 2015

Anugerah Sastra dan Seni III Universitas Gadjah Mada 2015

Fakultas Ilmu Budaya UGM kembali mengadakan perlombaan berikut:
1. Film pendek
2. Fotografi
3. Kritik Sastra
4. Cerpen
5. Puisi

Seluruh lomba terbuka bagi Warga Negara Indonesia. Memperebutkan hadiah puluhan juta rupiah.
Atas permintaan dari peserta, maka batas akhir pengumpulan materi lomba diperpanjang hingga 09 November 2015
di Unit Humas Fakultas Ilmu Budaya UGM (humasfib@ugm.ac.id)
Pengumuman pemenang lomba akan dilaksanakan pada
Malam Anugerah Seni dan Sastra III FIB UGM
Rabu, 2 Desember 2015

KETENTUAN UMUM
1. Peserta adalah seluruh Warga Negara Indonesia yang dibuktikan dengan menyertakan salinan KTP.
2. Karya harus asli ciptaan sendiri, belum pernah dipublikasikan, dan tidak sedang diikutkan dalam kompetisi lain.
3. Untuk karya tulis (puisi, cerpen, dan kritik) nama peserta ditulis di halaman terpisah di bagian tersendiri dirangkai dengan biodatanya. DILARANG menulis identitas di bawah judul karya.
4. Untuk karya tulis dan fotografi, materi harus dikirim dengan rangkap 3 disertai softfile dalam bentuk CD. Cover CD hanya boleh ditulisi judul, DILARANG menulis identitas pengirimnya.
5. Materi perlombaan dimasukkan dalam amplop lalu di bagian atasnya ditulis sesuai kategori. Misal: LOMBA PENULISAN PUISI apabila amplop itu berisi karya puisi.
6. Seluruh karya yang masuk menjadi hak milik panitia.
7. Apabila di kemudian hari terdapat gugatan hak cipta, pihak panitia tidak bertanggung jawab terhadap hal tersebut.

KETENTUAN KHUSUS

1. LOMBA FILM PENDEK
Tema bebas.
Durasi film 7—10 menit (sudah dengan credit title).
Menggunakan kamera jenis apa pun dengan minimum resolusi 800 x 600 px.
Jika terdapat konten berupa video/musik/hasil karya apa pun yang merupakan hak cipta milik oran lain, peserta wajib melampirkan surat persetujuan penggunaan karya tersebut atau menyebutkan sumbernya.
Bahasa yang dapat digunakan di dalam keseluruhan film adalah bahasa Indonesia, bahasa asing, ataupun bahasa daerah. Jika menggunakan bahasa asing atau daerah diwajibkan untuk menyertakan subtitle (terjemahan) dalam bahasa Indonesia.
Setiap peserta hanya hanya dapat mengirimkan satu judul film terbaiknya.
Peserta harus melampirkan data diri, judul dan sinopsis film.
Materi film yang diikutkan lomba dikirim dalam DVD dengan format .MOV, .AVI, .MPEG.
Peserta harus mempunyai master video dengan kualitas baik (HD atau Full HD) untuk penayangan penjurian.
Format hasil karya berupa .MOV, .AVI, dan .MPEG
Film yang dikirimkan berhak disiarkan atau ditayangkan oleh panitia untuk keperluan mediasi pendidikan atau sosialisasi.

2. LOMBA FOTOGRAFI
Tema “Budaya Digital”.
Foto dicetak ukuran A3, dof atau glossy.
Dilampiri dengan identitas peserta, judul foto, informasi yang berkenaan dengan foto, dan kamera yang dipakai di lembar sebaliknya.
Peserta dapat mengirimkan maksimal 2 lembar foto.

3. LOMBA PENULISAN PUISI
1. Puisi ditulis dengan bahasa Indonesia
2. Tema puisi bebas.
3. Puisi ditulis dengan font Times New Roman spasi 1 (maksimal 1 puisi 2 halaman kertas HVS berukuran kuarto).
4. Peserta dapat mengirimkan 1 sampai 3 judul puisi terbaiknya disertai softfile dalam CD.

4. LOMBA PENULISAN CERPEN
1. Cerpen menggunakan bahasa Indonesia
2. Tema cerpen bebas
3. Cerpen ditulis dengan font Times New Roman 12, spasi 1,5, dengan kisaran 6 sampai 8 halaman kertas HVS berukuran kuarto.
4. Peserta hanya dapat mengirimkan 1 judul cerpen terbaiknya

5. LOMBA KRITIK SASTRA
1. Kritik ditulis menggunakan bahasa Indonesia
2. Tema kritik bebas
3. Naskah diharapkan mengangkat isu-isu terkini tentang kesusastraan dan menggunakan perspektif baru dalam mengkaji karya sastra.
4. Naskah ditulis dengan font Times New Roman 12; spasi 1,5; kisaran 10—15 halaman kertas HVS kuarto.
5. Apabila memuat sejumlah kutipan diharuskan menuliskannya dengan format penulisan ilmiah dan menuliskan referensi tersebut dalam daftar pustaka.
6. Peserta hanya dapat mengirimkan 1 karya terbaiknya..

Poster SEni dan Sastra sampel - diperpanjang

MANASSA Yogyakarta Diskusikan Paugeran Kraton

News Release Senin, 1 Juni 2015

Yogyakarta- Masyarakat Pernaskahan Nusantara (MANASSA) cabang Yogyakarta menggelar Diskusi Triwulanan bertajuk ‘Paugeran sebagai Dasar Kebijakan Pewaris Praja Kejawen Mataram’ pada Kamis (28/05) bertempat di Ruang Sidang I Gedung Poerbatjaraka, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada (FIB UGM). Diskusi dihadiri oleh dosen, karyawan dan mahasiswa.
Hadir sebagai narasumber, Prof. Dr. Suhartono, guru besar sejarah FIB UGM dan K.R.T. Jatiningrat, pengageng Tepas Dwarapura Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan dipandu oleh Drs. Sudibyo, M.Hum., ketua Manassa Cabang Yogyakarta. “Diskusi kali ini diharapkan dapat memberikan kejelasan tentang kedudukan paugeran dalam pengambilan kebijakan kraton yang belakangan ini marak dibicarakan oleh masyarakat,” ujar Arsanti Wulandari, SS., M.Hum., sekretaris Manassa Cabang Yogyakarta mewakili penyelenggara.
Dalam kesempatan tersebut, Suhartono memaparkan bahwa paugeran ialah dasar yang dijadikan sebagai pedoman dan mempunyai konsekuensi. Munculnya paugeran baru merupakan sebuah produk anak zaman yang menginginkan perubahan. “Munculnya paugeran juga menyebabkan mindset atau pun opini baru di tengah masyarakat,” jelasnya.
Guru besar bidang sejarah ini menjelaskan, secara historis, hubungan raja dan kawula amatlah dekat. Keduanya saling berkaitan yang disimbolkan dengan gelar ‘manunggaling kawula lan gusti.’ “Ada simbiosis, keduanya berkaitan. Ini menyebabkan paugeran bersifat kontekstual dan legal, dapat dikompromikan secara bersama,” kata dia.
Suhartono menambahkan, masyarakat Jawa menganut sistim patriarki. Pewarisan takhta dilaksanakan menurut garis keturunan ayah, yang mengangkat putra mahkota dari anak laki-laki tertua dan biasanya dari garwa padmi (permaisuri). “Selain itu, menurut catatan sejarah, ada juga pergantian kekuasaan yang berlangsung melalui perebutan kekuasaan,” kata dia.
Sementara itu, K.R.T. Jatiningrat menegaskan bahwa di kalangan Kraton Ngayogyakrta Hadiningrat, seorang raja hendaknya memperhatikan tiga asas ‘cemani jalu jati.’ Cemani dipahami sebagai sifat hitam yang bermakna kematangan, jalu berarti seorang laki-laki dan jati berarti sejati. “Seorang raja, atau pun penerus raja, hendaknya seorang lelaki sejati yang matang,” kata kerabat kraton yang akrab dipanggil Romo Tirun ini.
Terkait dengan Sabdaraja yang dikeluarkan oleh Sultan Hamengkubuwono ke-X, Romo Tirun menganjurkan supaya paugeran kraton tetap mempertimbangkan Undang-undang Keistimewaan. “Ini penting sebab UUK merupakan produk rembugan masyarakat dan telah disepakati bersama dan memiliki dampak bagi kehidupan masyarakat Yogyakarta,” jelas Romo Tirun.
Menanggapi usul Prof. Sumiati agar UGM turut berperan dalam menyatukan kembali dua pihak yang berbeda pendapat pasca sabda raja, Romo Tirun tidak menolak adanya pihak ketiga yang bersikap netral sebagai mediator. “Saya berharap kalangan akademisi, khususnya akademisi dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada dapat membantu menyelesaikan permasalahan ini,” pungkasnya.[]

Tampilkan Kalatidha, Gamasutra Sabet Juara

News Release Kamis, 28 Mei 2015

Gamelan Mahasiswa Jurusan Sastra Nusantara (Gamasutra) meraih kategori juara II dalam Lomba Karawitan Gebyar Wayang UI (GWUI), pada Kamis (21/5). Tim karawitan di bawah naungan Jurusan Sastra Nusantara, Prodi Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menampilkan Gendhing Kalatidha dalam perlombaan yang di gelar di Balairung Universitas Indonesia.

Sajian Ladrang Wilujeng dan Gugur Gunung Laras Pelog Pathet Barang merupakan syarat wajib, serta satu gendhing pilihan yang bernuansa kontemporer ditampilkan dalam perlombaan. “Kami memilih Gendhing Kalatidha karena sesuai dengan kondisi zaman sekarang. Kehidupan masyarakat Indonesia saat ini dapat dikatakan berada dalam situasi Kalatidha, yang segala sesuatunya serba kacau dan labil,” papar Bayu Purnama selaku pelatih Gamasutra.

Dalam tradisi filosofi Jawa, kata Bayu, Kalatidha yang secara harfiah berarti ‘zaman kacau’ merupakan istilah yang dipopulerkan oleh seorang pujangga besar Kraton Surakarta, yakni Raden Ngabehi Ranggawarsita, untuk menggambarkan keadaan masyarakat pada waktu tertentu.

“Tema ini bagi kami menjadi pengingat bagi kita semua. Manusia begitu dikuasai oleh waktu, banyak dari kita yang tidak tahu aturan. Sehingga lingkaran kehidupan kita berada pada, atau bahkan dipenuhi oleh tindakan-tindakan adharma (kejahatan),” jelas Bayu.

Oleh karena itu, lanjut Bayu, Gendhing Kalatidha ini dikreasikan. Selain sebagai ajang pengembangan kesenian gamelan dalam konteks modernitas, penciptaan Gendhing Kalatidha juga ditujukan sebagai sarana untuk mengajak generasi muda Indonesia agar mampu melepaskan diri dari lingkaran Kalatidha. “Tentunya dengan memegang teguh ajaran trisula wedha, yaitu berupa nilai-nilai kebajikan, keimanan, serta kejujuran,” tegas Bayu.

Perlombaan yang digelar oleh Komunitas Wayang UI ini, dikatakan Bayu, merupakan motivasi bagi Gamasutra agar ke depannya lebih baik. Pasalnya, selain Gamasutra baru kali pertama mengikuti perlombaan, rata-rata peserta lain ialah perwakilan dari tingkat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

Pembina Gamasutra, Bagus Febriyanto menambahkan, sejak 5 November 2009 Gamasutra berdiri merupakan proses yang panjang untuk menorehkan prestasi. Ini merupakan bukti keseriusan Gamasutra dalam berproduksi. “Selain pentingnya regenarasi untuk tahun-tahun berikutnya, kami juga berharap dukungan sepenuhnya dari pihak Fakultas mau pun Universitas demi kelangsungan aktifitas pelestarian budaya ini,” kata Bagus.

Sementara itu, Ketua Jurusan Sastra Nusantara Prodi Jawa, Soeharto Mangkusudharmo, dengan raihan prestasi kali ini, pihaknya mengaku bangga dan dituntut untuk mawas diri. Sebagai perwakilan dari Yogyakarta, menurut dia, Gamasutra membawa nama baik daerah dan almamater di kancah nasional.

”Baru kali pertama Gamasutra mengikuti perlombaan dan menyabet gelar terhormat. Saya rasa, kami harus lebih memacu semangat, karena tantangan ke depan tentunya lebih berat. Capaian kali ini diharapkan menjadi motivasi bagi kita semua untuk melestarikan seni tradisi yang adiluhung ini,” pungkas Soeharto.[]Tafufiq Hakim

123

Rilis Berita

  • Rina Dwi Astuti Pelajari Pentingnya Perdamaian dalam Perjalanan ke Hiroshima
  • “Indonesian Friends Program” Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia FIB UGM dengan Warren Wilson College, US: Menjalin Persahabatan dan Komunikasi Lintas Budaya
  • Menelusuri Arsip, Meresapi Rasa: Mahasiswa INCULS dalam Napak Tilas Budaya dan Sejarah Jogja
  • Menjembatani Timur dan Barat: Sufisme Carl W. Ernst dalam Sorotan Disertasi Mahasiswa Doktor Pengkajian Amerika
  • Prof. Wening Udasmoro Dianugerahi Penghargaan Inclusive Global Engagement oleh Universitas 21

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY