Gamelan Mahasiswa Jurusan Sastra Nusantara (Gamasutra) meraih kategori juara II dalam Lomba Karawitan Gebyar Wayang UI (GWUI), pada Kamis (21/5). Tim karawitan di bawah naungan Jurusan Sastra Nusantara, Prodi Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menampilkan Gendhing Kalatidha dalam perlombaan yang di gelar di Balairung Universitas Indonesia.
Sajian Ladrang Wilujeng dan Gugur Gunung Laras Pelog Pathet Barang merupakan syarat wajib, serta satu gendhing pilihan yang bernuansa kontemporer ditampilkan dalam perlombaan. “Kami memilih Gendhing Kalatidha karena sesuai dengan kondisi zaman sekarang. Kehidupan masyarakat Indonesia saat ini dapat dikatakan berada dalam situasi Kalatidha, yang segala sesuatunya serba kacau dan labil,” papar Bayu Purnama selaku pelatih Gamasutra.
Dalam tradisi filosofi Jawa, kata Bayu, Kalatidha yang secara harfiah berarti ‘zaman kacau’ merupakan istilah yang dipopulerkan oleh seorang pujangga besar Kraton Surakarta, yakni Raden Ngabehi Ranggawarsita, untuk menggambarkan keadaan masyarakat pada waktu tertentu.
“Tema ini bagi kami menjadi pengingat bagi kita semua. Manusia begitu dikuasai oleh waktu, banyak dari kita yang tidak tahu aturan. Sehingga lingkaran kehidupan kita berada pada, atau bahkan dipenuhi oleh tindakan-tindakan adharma (kejahatan),” jelas Bayu.
Oleh karena itu, lanjut Bayu, Gendhing Kalatidha ini dikreasikan. Selain sebagai ajang pengembangan kesenian gamelan dalam konteks modernitas, penciptaan Gendhing Kalatidha juga ditujukan sebagai sarana untuk mengajak generasi muda Indonesia agar mampu melepaskan diri dari lingkaran Kalatidha. “Tentunya dengan memegang teguh ajaran trisula wedha, yaitu berupa nilai-nilai kebajikan, keimanan, serta kejujuran,” tegas Bayu.
Perlombaan yang digelar oleh Komunitas Wayang UI ini, dikatakan Bayu, merupakan motivasi bagi Gamasutra agar ke depannya lebih baik. Pasalnya, selain Gamasutra baru kali pertama mengikuti perlombaan, rata-rata peserta lain ialah perwakilan dari tingkat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Pembina Gamasutra, Bagus Febriyanto menambahkan, sejak 5 November 2009 Gamasutra berdiri merupakan proses yang panjang untuk menorehkan prestasi. Ini merupakan bukti keseriusan Gamasutra dalam berproduksi. “Selain pentingnya regenarasi untuk tahun-tahun berikutnya, kami juga berharap dukungan sepenuhnya dari pihak Fakultas mau pun Universitas demi kelangsungan aktifitas pelestarian budaya ini,” kata Bagus.
Sementara itu, Ketua Jurusan Sastra Nusantara Prodi Jawa, Soeharto Mangkusudharmo, dengan raihan prestasi kali ini, pihaknya mengaku bangga dan dituntut untuk mawas diri. Sebagai perwakilan dari Yogyakarta, menurut dia, Gamasutra membawa nama baik daerah dan almamater di kancah nasional.
”Baru kali pertama Gamasutra mengikuti perlombaan dan menyabet gelar terhormat. Saya rasa, kami harus lebih memacu semangat, karena tantangan ke depan tentunya lebih berat. Capaian kali ini diharapkan menjadi motivasi bagi kita semua untuk melestarikan seni tradisi yang adiluhung ini,” pungkas Soeharto.[]Tafufiq Hakim