Pada hari kamis (1/9/2015) kami diajak pak Basoeki untuk datang ke wisma konjen RI (Victoria). Kami disambut baik, ada jamuan makan juga, dan bertemu dengan pak Sultan Hamengku beserta ratu Hemas, bapak Nadjib Riphat (pak Dubes), Ibu Dewi Savitri Wahab (Consul General), ibu prof.Dwikorita (rektor UGM), serta beberapa mahasiswa UGM yang lain yang ikut hadir.
Kami sempat berbincang sesaat dengan ibu Dwikorita mengenai penelitian yang kami lakukan di Monash. Selain itu juga, ibu Dwikorita sangat tertarik untuk menindaklanjuti adanya Australian Studies di UGM. Kami pun diminta untuk ikut membantu sesampainya nanti kami kembali ke Yogyakarta. Kami diberi kontak ibu Dwikorita untuk segera dihubungi mengenai kelanjutan Australian Studies ini. Semoga dengan terbukanya jalan ini, FIB juga antusias untuk mengembangankan Australian Studies ini. Semoga dengan adanya beberapa mahasiswa UGM yang pernah melakukan studi tentang Australia juga bisa ikut berkontribusi dengan program Australian Studies ini.
Sultan Hamengku juga sempat berbincang sesaat dengan kami, beliau mengatakan bahwa UGM sudah saatnya bergerak ke ‘luar’, dalam artian pusat studi UGM di luar negeri lebih banyak dan bisa mewadahi dan memberi akses lebih mudah untuk para mahasiswa yang akan melakukan penelitian.
Pak Dubes juga sangat tertarik untuk memberikan kuliah umum tentang Australia di UGM, seperti yang pernah beliau lakukan di UI.
Semoga perbincangan sesaat kami dengan beliau tersampaikan dengan baik kepada yang berwenang. Semoga juga pesan dari pak Sultan dan lebih utamanya dari bu Dwikorita segera bisa diwujudkan. Kami berharap juga kerja sama antara UGM dengan Monash University bisa ikut membantu adanya Australian Studies di UGM.
Kami di sini hanya ingin menyampaikan kabar tersebut, semoga FIB dan UGM maju terus di bidang ilmu pengetahuan.
Setelah kami sampai di Melbourne, kami datang ke kampus Monash Clayton. Hari pertama di Monash, kami diperkenalkan kepada beberapa staff dan pengajar di Arts Faculty. Kemudian kami diberitahu ruangan kami untuk mengerjakan thesis yang berada di Menziez Building Level 7. Kemudian kami mendapat kartu identitas Monash untuk bisa mengakses email monash dan beberapa fasilitas di kampus.
Kami didampingi thesis advisor untuk mendiskusikan thesis kami, yaitu bernama Dr. Mridula Chakraborty. Selain itu kami juga diperkenalkan dengan dean of Arts, Prof. Rae Frances. Kami berbincang mengenai penelitian yang akan kami lakukan di Monash. Beliau sangat baik dan antusias dengan apa yang akan kami lakukan di Monash, dan berharap hubungan antara UGM dan Monash akan terus berlanjut baik.
Selain mendiskusikan thesis dengan Mridula, kami juga melakukan library research dan datang ke beberapa seminar yang diadakan di Monash. Kami menghadiri seminar dari MIC (Monash Indigenous Center) dan juga The Philipine Round Table. Saat berkunjung ke Monash Caulfield, kami juga diperkenalkan dengan beberapa dosen serta staff di Australia-Indonesia Center. Beberapa dari mereka pernah melakukan penelitian di Indonesia, sehingga mereka juga antusias mendengar kami melakukan penelitian tentang sastra Australia di Monash.
Pada weekend, kami diajak berkunjung ke Ballarat oleh pak Basoeki. Di Ballarat, kami jalan-jalan di pusat kotanya dan kemudian makan di dekat danau di Botanical garden. Sempat berjalan-jalan dan mengambil beberapa foto di dalam Botanical Garden, yang memiliki patung-patung perdana menteri Australia serta bunga-bunga yang sangat warna warni indah.
Kemudian pada hari kamis (1/9/2015) kami diajak pak Basoeki untuk datang ke konsulat jendral RI (Victoria). Kami disambut baik, ada jamuan makan juga, dan bertemu dengan pak Sultan Hamengku beserta ratu Hemas, bapak Nadjib Riphat (duta besar Indonesia), Ibu Dewi Savitri Wahab (Consul General), ibu prof.Dwikorita (rektor UGM), serta beberapa mahasiswa UGM yang lain yang ikut hadir.
Kami sempat berbincang sesaat dengan ibu Dwikorita mengenai penelitian yang kami lakukan di Monash. Selain itu juga, ibu Dwikorita sangat tertarik untuk menindaklanjuti adanya Australian Studies di UGM. Kami pun diminta untuk ikut membantu sesampainya nanti kami kembali ke Yogyakarta. Kami diberi kontak ibu Dwikorita untuk segera dihubungi mengenai kelanjutan Australian Studies ini. Semoga dengan terbukanya jalan ini, FIB juga antusias untuk mengembangankan Australian Studies ini. Semoga dengan adanya beberapa mahasiswa UGM yang pernah melakukan studi tentang Australia juga bisa ikut berkontribusi dengan program Australian Studies ini.
Sultan Hamengku juga sempat berbincang sesaat dengan kami, beliau mengatakan bahwa UGM sudah saatnya bergerak ke ‘luar’, dalam artian pusat studi UGM di luar negeri lebih banyak dan bisa mewadahi dan memberi akses lebih mudah untuk para mahasiswa yang akan melakukan penelitian.
Pak Dubes juga sangat tertarik untuk memberikan kuliah umum tentang Australia di UGM, seperti yang pernah beliau lakukan di UI.
Kemudian kami juga mengunjungi pusat kota Melbourne. Tepat saat diadakan parade untuk menyambut grandfinal AFL (Australian Football League). Sehingga pada hari jumat (2/10/15) yang merupakan hari libur nasional untuk menyambut grandfinal AFL , kota Melbourne dipadati pengunjung.
Senin kemarin (5/10/15) kami mendiskusikan thesis kami dengan Mridula. Banyak sekali masukan dari Mridula yang sangat bermanfaat untuk progress thesis kami. Selain itu beliau juga sangat membantu dalam hal untuk pencarian referensi yang dibutuhkan.