Yogyakarta, 11/9/2025 – Program Magister Sastra, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, menyelenggarakan workshop penulisan kreatif dengan tema flash fiction selama dua hari, yakni pada Selasa (9/9) dan Kamis (11/9) di Gedung Soegondo, Ruang 125, FIB, UGM.
Acara menghadirkan penulis kreatif internasional, Alexandra Masri Do atau akrab disapa Maz Do, lulusan Master of Fine Arts (MFA) bidang fiksi dari Cornell University, Amerika Serikat. Alexandra, yang tengah menjalani program Fulbright di Yogyakarta, dikenal luas melalui publikasi cerpen-cerpennya di Guernica, The Baffler, dan McSweeney’s Quarterly Concern. Kegiatan ini diikuti kurang lebih 20 peserta, tidak hanya dari Program Magister Sastra UGM, tetapi juga dari kalangan luar yang tertarik mendalami penulisan kreatif.
Sesi pertama, bertajuk “Flash Fiction: Discover the Art of Short-Form Storytelling”, memperkenalkan konsep dasar flash fiction sebagai bentuk narasi yang ringkas namun tetap mampu menghadirkan kedalaman cerita. Alexandra membuka materi dengan sebuah latihan provokatif yang disebut Lying Exercise karya Steven Doung.
Menurutnya, latihan ini penting karena menulis fiksi pada dasarnya adalah “berbohong” dalam arti positif dengan menciptakan realitas baru melalui imajinasi. “Fiction is a lie, but it is a lie that reveals truth. As writers, we invent, we fabricate—but through this act of lying, we reach something deeply human and meaningful,” ujar Maz Do.
Melalui latihan ini, peserta diajak menyadari bahwa kebohongan yang diciptakan dalam fiksi justru dapat menjadi pintu masuk untuk mengungkap kebenaran yang lebih luas. Setelah itu, Maz Do memperkenalkan konsep bentuk, perspektif, dan bagaimana sebuah cerita bisa dilihat sebagai rangkaian pertanyaan yang menantang ekspektasi pembaca.
Sesi kedua, bertajuk “Generative Creative Workshop: Write Your Own Flash Fiction”, lebih banyak berfokus pada praktik menulis dan mengembangkan cerita. Peserta diajak memulai cerita melalui latihan sederhana seperti Chair Exercise, yang menghubungkan kata-kata dengan visual dan memori personal. Maz Do mengajak peserta memulai dengan kata sederhana, “kursi”, kemudian menuliskan sinonim, membandingkan bayangan visual yang muncul, serta menghubungkannya dengan memori pribadi. Dari sana, peserta diminta menulis kalimat singkat dan menceritakannya dalam forum diskusi.
Antusiasme peserta sangat terlihat selama dua hari pelaksanaan. Suasana kelas berlangsung dinamis, dipenuhi diskusi, latihan berpasangan, dan refleksi bersama. Kehadiran peserta dari berbagai latar belakang baik akademisi, mahasiswa, maupun pecinta sastra membawa warna tersendiri dalam proses kreatif.
Workshop ini memberikan pengalaman berharga tentang bagaimana sebuah cerita singkat mampu menggugah imajinasi pembaca. Maz Do tidak hanya menawarkan teori, tetapi juga membekali peserta dengan keterampilan praktis untuk menulis, merevisi, dan mengasah sensitivitas sastra mereka.
Melalui workshop ini, Program Magister Sastra FIB UGM menegaskan komitmennya dalam menghadirkan ruang pembelajaran kreatif yang terbuka, inovatif, dan berkelas internasional. Dengan bimbingan Maz Do, flash fiction terbukti mampu menjadi medium segar dalam mengeksplorasi imajinasi, menghadirkan inovasi baru dalam pengayaan keterampilan bidang sastra hari ini.
Penulis: Marsya Kamila/Humas Magister Sastra