
Yogyakarta, 6 September 2025 — Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, melalui komunitas K-Lit UGM, menyelenggarakan acara Talk Show Novel Cursed Bunny dan Temu Pengarang bersama penulis ternama Chung Bora. Acara ini terlaksana berkat kerja sama dan sponsor antara Literature Translation Institute of Korea (LTI Korea), King Sejong Institute Yogyakarta, serta Prodi Bahasa dan Kebudayaan Korea, yang menghadirkan ruang dialog antara penulis dan pembaca lintas negara.
Acara diawali dengan pemaparan materi oleh pengurus K-Lit UGM mengenai karya-karya Chung Bora dan pengaruh Cursed Bunny dalam dunia sastra Korea kontemporer. Setelah itu, diumumkan pemenang juara 1 lomba karya tulis ilmiah, yaitu Az Zahra Ahsana Amala yang merupakan mahasiswi Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea UGM. Kemudian, Zahra mempresentasikan karyanya yang berjudul Analisis Kecenderungan Gangguan Kepribadian Ambang pada Tokoh Utama Novel Jugigo Sipeun Ai karya Lee Kkonnnim.
Dalam sesi utama, Chung Bora berbagi pandangan kreatifnya serta menjawab pertanyaan dari peserta. Banyak yang tertarik dengan sumber inspirasinya dalam menulis cerita bergenre horor. Penulis menjelaskan bahwa ide-idenya kerap berakar dari pengalaman sehari-hari, yang kemudian dipadukan dengan nuansa horor untuk menggugah imajinasi pembaca. Karya-karyanya juga banyak menyoroti permasalahan sosial yang dialami perempuan, memperlihatkan bagaimana sastra dapat menjadi sarana refleksi dan pemberdayaan.
Suasana diskusi berlangsung hangat dan penuh antusiasme, dengan banyaknya peserta yang berpartisipasi aktif mengajukan pertanyaan. Kegiatan ini tidak hanya menjadi kesempatan untuk mengenal lebih dekat karya Chung Bora, tetapi juga untuk memperluas wawasan literasi dan membangun jejaring akademik internasional.
Acara diakhiri dengan sesi foto bersama dan tanda tangan buku, meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta. Melalui kegiatan seperti ini, K-Lit UGM dan LTI Korea terus mendorong pertukaran budaya, memperkaya wawasan mahasiswa, dan memperkuat hubungan literasi global melalui karya sastra.
[Bahasa dan Kebudayaan Korea, Nisa Khairuna Sabilla/ Sherina Azmi A.)