• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • Rilis Berita
  • hal. 199
Arsip:

Rilis Berita

Bupati Kulon Progo Apresiasi Program Pengabdian kepada Masyarakat Departemen Antarbudaya FIB UGM

Rilis Berita Selasa, 24 Juli 2018

Bupati Kulon Progo, dr. Hasto Wardoyo, mengapresiasi program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan oleh Departemen Antarbudaya, Fakultas Ilmu Budaya UGM dalam bentuk penyusunan Buku Panduan Wisata Kabupaten Kulon Progo. Bupati mengungkapkan bahwa percepatan pengembangan sektor pariwisata pada saat ini turut diakselerasi oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, terutama media sosial. Sektor pariwisata di wilayah Kabupaten Kulon Progo juga harus mengambil manfaat dari media sosial ini. Di samping itu, realisasi pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di wilayah Kabupaten Kulon Progo telah hampir dipastikan memacu perkembangan ekonomi yang cukup signifikan di wilayah Kulon Progo. Program “Bedah Menoreh”, misalnya, diharapkan menjadi suatu program yang dapat mengakselerasi ekonomi Kulon Progo melalui sektor pariwisata. Program ini merencanakan pembangunan dan pengembangan sektor pariwisata di sekitar jalur Menoreh dengan panjang mencapai 55 kilometer. Oleh karena itu, adanya Buku Panduan Wisata akan sangat membantu pengembangan dan pengenalan berbagai destinasi wisata di Kabupaten Kulon Progo. Hal ini terungkap dalam pidato Bupati Kulon Progo yang disampikan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Kulon Progo, Ir. Agus Langgeng Basuki dalam acara launching Buku Panduan Wisata Kabupaten Kulon Progo hasil kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Departemen Antarbudaya FIB UGM, yang digelar di Aula Adikarta, Senin, 23 Juli 2018.

Sementara itu, Ketua Departemen Antarbudaya FIB UGM, Prof. Dr. Sangidu, M.Hum., mengungkapkan bahwa kampus memiliki peran stategis dalam kaitannya dengan pengembangan sektor pariwisata di daerah. Prof. Sangidu mengungkapkan bahwa pihaknya berharap agar kerja sama yang sudah terjalin antara Departemen Antarbudaya dan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dapat terus dijaga dan dikembangkan. Pada kesempatan ini, Bupati Kulon Progo melalui Kepala BAPPEDA mengungkapkan apresiasi dan rasa terima kasih kepada Departemen Antarbudaya FIB UGM yang telah membantu npenyusunan Panduan Wisata dalam empat bahasa.

Dalam paparannya, Ketua Tim Penyusun Buku Panduan Wisata Kabupaten Kulon Progo, Prof. Dr. Marsono, S.U. menyampaikan bahwa buku panduan wisata ini disusun berdasarkan jenis-jenis atraksi wisata yang ada di wilayah Kabupaten Kulon Progo, yang dikelompokkan menjadi daya tarik wisata alam, budaya, dan wisata minat khusus. Buku Panduan Wisata ini menampilkan tidak kurang dari 38 daya tarik wisata, termasuk wisata pertunjukan budaya. Uniknya, buku panduan wisata ini ditulis dalam 4 bahasa sekaligus, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, dan Bahasa Arab. Harapannya, informasi wisata yang termuat dalam buku panduan wisata ini dapat menjangkau lebih banyak calon wisatawan dari berbagai negara yang diharapkan sebagai pasar potensial bagi pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Kulon Progo.

FIB Brown Bag Seminar: Antropologi Konservasi dan Ekologi Politik di Berau, Kalimantan Timur

Rilis Berita Selasa, 24 Juli 2018

Hubungan yang rumit antara manusia dan lingkungannya telah menarik perhartian banyak ilmuwan, khususnya antropolog. Salah satu isu yang muncul adalah bagaimana konservasi lingkungan dan ekologi berkaitan dengan hak-hak masyarakat lokal. Kawasan Kabupaten Berau di Provinsi Kalimantan Timur adalah contoh yang unik karena hampir semua wilayah di sini sudah dikonsesi. Dengan kata lain penduduk setempat nyaris tidak memiliki hak atas kawasan mereka sendiri. Hal ini mengemuka di dalam kegiatan FIB Brown Bag Seminar yang digelar pada hari Selasa, 25 Juli 2018 di Ruang Multimedia Gd. R.M. Margono kampus FIB, yang bertajuk “Antropologi Konservasi dan Ekologi Politik di Berau, Kalimantan Timur”. Kuliah umum ini disampaikan oleh Walker DePuy, mahasiswa S3 Antropologi, University of Georgia, Amerika Serikat.

Lebih jauh, DePuy menambahkan bahwa agenda-agenda konservasi berbasis hak masyarakat (right-based conservation) kini cukup populer di seluruh dunia. Salah satu contoh model konservasi ini adalah REDD+ social safeguards yang dirancangkan sebagai sarana untuk mendorong partisipasi komunitas dan menjaga kearifan lokal serta hak masyarakat. “Namun demikian, masih ada satu pertanyaan penting yang butuh diteliti, yakni bagaimana agenda konservasi berbasis hak masyarakat dan tujuannya ini diterjemahkan pada level pemerintahan dan diimplementasikan di lapangan yang nyata?”, ungkap DePuy.

Dengan kasus Program Karbon Hutan Berau (PKHB) di Kalimantan Timur, penelitian DePuy ini mengunakan etnografi secara budaya untuk memahami beberapa hal, di antaranya: bagaimana REDD+ social safeguards berjalan dan diimplementasikan di PKHB; apa saja tantangan dari program ini ada untuk berbagai aktor seperti LSM, pemerintah, dan masyarakat Dayak; serta apa pelajaran bisa dilihat untuk menciptakan program konservasi berasis hak masyarakat baik yang lebih efektif maupun yang lebih adil.

Vitalitas Bahasa Rejang: Melacak Daya Hidup Bahasa Kuno Bengkulu oleh Mahasiswa UGM

Rilis Berita Senin, 23 Juli 2018

Bahasa Rejang merupakan salah satu bahasa asli di antara ratusan bahasa suku bangsa di Indonesia yang terletak di Bengkulu. Bahasa Rejang sendiri memiliki dialek yang unik dan cukup sulit untuk dilafalkan, serta memiliki aksara sendiri yang bernama Ka Ga Nga. Oleh sebab itu, penutur bahasa Rejang kebanyakan hanya berasal dari masyarakat penutur aslinya yaitu Suku Rejang. Namun, seiring berkembangnya zaman pada era globalisasi seperti sekarang, terdapat pergeseran dalam pemilihan terhadap penggunaan bahasa Rejang.
Pergeseran bahasa bukanlah sesuatu masalah yang dapat disepelekan. Di Indonesia, penelitian bahasa masih berkutat pada penelitian jumlah penutur, dialek, kekerabatan dan wilayah pakai. Namun, masih sedikit penelitian mengenai tingkat (level) daya hidup berdasarkan angka yang mana dapat digunakan sebagai tolak ukur pengambilan langkah pemertahanan bahasa pada tahap selanjutnya. Fenomena ini memberikan ide bagi Putri Meilinda Sari, Muhammad Dian Saputra Taher dan Akhmad Khanif yang berasal dari Fakultas Ilmu Budaya beserta dosen pembimbing Aprilia Firmonasari, S.S., M. Hum., DEA untuk mengungkap pada level mana vitalitas bahasa Rejang berada melalui program PKM-PSH Dikti.
Putri sebelumnya bersama tim melakukan penelitian di Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu selama 3 minggu (29 April sampai 18 Mei 2018). Penelitian tersebut melibatkan 390 siswa SMA di seluruh Kabupaten Lebong yang digunakan sebagai responden dan pihak pemuka adat yaitu Badan Musyawarah Adat (BMA) Kabupaten Lebong serta pemerintah seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebong beserta Wakil Bupati Kabupaten Lebong Bapak Wawan Fernandez, SH, M.Kn untuk diwawancarai mengenai program revitalisasi bahasa Rejang sebagai bahasa yang memiliki jumlah penutur terbanyak di Bengkulu.
“Masyarakat tidak sadar bahwa bahasa mereka tengah mengalami pergeseran. Bahkan, penduduk tidak tahu bahwa bahasa mereka memiliki aksara yang menjadi bagian dari 12 aksara daerah penting di Indonesia. Pengukuran daya hidup bahasa ini diusahakan mampu meningkatkan atensi masyarakat dan pihak terkait agar terus melakukan upaya pemertahanan bahasa Rejang baik secara lisan maupun tulisan.” jelas Putri.
Minimnya dokumentasi baik berupa video maupun tulisan mengenai bahasa Rejang membuat Putri dan tim berinisiatif untuk membuat video informatif dengan judul “Mengupas Daya Hidup Bahasa Rejang dan Proses Revitalisasinya” yang diunggah lewat akun Youtube.
“Ibarat peribahasa “Apa gunanya kemenyan sebesar tungku kalau tidak dibakar”, maksudnya dengan ilmu yang kita bagikan lewat video informatif dan bukan hanya sekadar tulisan, masyarakat akan lebih semangat untuk terus melestarikan bahasa daerah.” Tambah Putra.
Selain dapat menambah kontribusi terhadap ilmu humaniora bidang studi etnolinguistik, tim ini juga berharap kajian ini dapat menjadi pemantik adanya cara pemertahanan kebudayaan lokal yang lebih efektif sehingga bahasa daerah tetap lestari.
Foto: Aksara Ka Ga Nga
Video Informatif: https://youtu.be/N51mkg0Efgw

FIB UGM Brown Bag Seminar: Indonesians’ Competitive Pilgrimages to Jerusalem bersama Mirjam Lücking dari The Hebrew University of Jerusalem

Rilis Berita Jumat, 20 Juli 2018

Perjalanan wisata ziarah warga Indonesia ke berbagai kawasan tanah suci akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Selain Makah dan Madinah di Arab Saudi, Jerusalem kini berkembang juga sebagai sebuah destinasi wisata ziarah bagi para peziarah (pilgrims) dari Indonesia. Menariknya, bagi peziaran asal Indonesia, Jerusalem dikenal sebagai destinasi wisata ziarah Al-Aqsha, terutama bagi kalangan Muslim, dan ‘The Holy Land Tours” bagi kalangan Kristen. Sering kali peziarah Muslim dan Kristen asal Indonesia menggunakan jasa biro perjalanan wisata yang sama untuk berwisata ziaran ke Jerusalem, yang mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan mereka saat berwisata, terutama dalam penyediaan sarana akomodasi dan restoran yang menyediakan makanan Indonesia di Jerusalem. Menariknya, di Jerusalem, tanah suci bagi tiga agama samawi, para peziarah Muslim dan Kristen menekankan batasan-batasan yang jelas melalui narasi perjalanan yang berbeda. Hal ini mengemuka dalam brown bag seminar yang diselenggarakan FIB UGM pada hari Selasa 17 Juli 2018, yang bertajuk “Indonesians’ Competitive Pilgrimages to Jerusalem” oleh Mirjam Lücking dari the Hebrew University of Jerusalem, yang diselenggarakan di ruang Multimedia, Gedung RM. Margono kampus FIB UGM.

Dalam paparannya, Mirjam Lücking mengungkapkan bahwa meskipun para peziarah Muslim, Kristen, bahkan Yahudi, warga Israel, dan Palestina bekerja bersama dalam konteks industri pariwisata di Jerusalem, namun dalam pola-pola perjalanan dan narasi yang dibangun, para peziarah Indonesia menekankan batasan yang jelas, yang berbasis afiliasi agamanya masing-masing. Nampaknya wisata ziarah Jerusalaem bukan hanya merupakan ajang kompetisi biro perjalanan wisata, yang mencari keuntungan ekonomi dari para peziarah itu, namun juga merupakan ajang kompetisi normatif yang dilandasi sentimen agama dan ideologi, yakni peziaran Kristen yang berortientasi Israel di satu sisi, dan Peziarah Muslim yang menunjukkan dukungannya bagi Palestina di sisi yang lain. Lebih jauh Mirjam Lücking menambahkan bahwa dalam konteks wisata ziarah Jerusalem para peziarah asal Indonesia didasari persepsi mereka tentang konflik Palestina-Israel dalam praktik-praktik perjalanan wisatanya, termasuk dalam pola-pola belanja souvenir dan aktivitas sosial media mereka ketika mereka berziarah di Jerusalem.

unnamed_parwi

Telisik Islamofobia di Prancis melalui Model Pemetaan Berita di Setiap Propinsi Menggunakan Framing Discorse Analysis

Rilis Berita Jumat, 20 Juli 2018

Terorisme merupakan suatu tindakan yang kejam dan banyak dikecam oleh berbagai pihak karena tindakan tersebut dapat mengancam jiwa banyak orang. Aksi-aksi terorisme pada akhir-akhir ini banyak terjadi akibat munculnya kelompok-kelompok teroris seperti ISIS dan Al-Qaeda. Kelompok ini banyak diasosiasikan dengan kelompok islam radikal. Kelompok-kelompok terorisme ini berkontribusi dalam menyebarkan ketakutan kepada masyarakat, khususnya ketakutan terhadap muslim yang memiliki istilah islamofobia.
Media memiliki peranan yang besar dalam menyebarkan isu-isu islamofobia. Dengan adanya rentetan sejarah panjang mulai dari Revolusi Iran sampai tragedi 9/11, pihak-pihak tertentu dengan cepat menyebarkan isu-isu anti-islam dan media pemberitaan merupakan sarana untuk menyebarkan informasi tersebut. Hal ini menyebabkan tumbuhnya Common sense di dalam masyarakat Barat bahwa Islam merupakan agama yang radikal dan barbar.
Beberapa tahun belakangan, Prancis mendapatkan serangan yang traumatis pada tahun 2015 dan 2016 di Paris dan di Nice. Dari pemberitaan-pemberitaan tentang tragedi tersebut, ditemukan pilihan kata (leksikon) yang merugikan posisi masyarakat muslim sebagai kelompok minoritas di sana. Berdasarkan masalah tersebut, Rosidin Ali Syabana, Rizqi Hayatunnisa, dan Alvie Marata Azmie, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, bersama dosen pembimbing Aprilia Firmonasari, S.S., M.Hum., DEA, berusaha menganalisis 120 artikel tentang penyerangan di Paris dan di Nice untuk mengetahui media regional mana saja yang mempunyai potensi menyebarkan wacana islamofobia di Prancis.
“Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui media-media pemberitaan mana saja yang memiliki agenda menyebarkan wacana anti islam di Prancis setelah itu dibandingkan dengan media pemberitaan yang lain yang mengangkat wacana bahwa islam adalah agama yang damai dan toleran.” Papar Nisa.
Luaran dari penelitian ini adalah beberapa artikel ilmiah yang sudah diterima di beberapa konferensi internasional yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat sebagai bentuk kontribusi keilmuan dalam bidang ilmu linguistik, terutama analisis wacana. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sarana edukasi, baik bagi masyarakat, industri media pemberitaan, dan pemerintah tentang bahaya framing dan leksikon yang dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat.
“Kami berharap bahwa penelitian ini tidak hanya menjadi artifak dalam bentuk karya tulis saja, namun juga sebagai media pembelajaran mengenai media pemberitaan, framing, dan analisis wacana yang dapat dijangkau dan dipahami oleh semua lapisan masyarakat.” Tutup Nisa.

Rosidin Ali Syabana (15/384078/SA/18185)
Rizqi Hayatunnisa (15/378583/SA/17862)
Alvia Marata Azmie (16/399771/SA/18679)

1…197198199200201…214

Rilis Berita

  • Dosen Arkeologi UGM, Dr. Fahmi Prihantoro, Jadi Pemateri Seminar Antarbangsa Kajian Melayu-Jawa IV dengan Studi Kasus Pasar Pasan Kotagede Yogyakarta
  • Mahasiswa BKK UGM dan CUFS Jalin Kolaborasi Lewat Pertukaran Budaya
  • Kenali Potensi Diri: Bagus Ulin, Mahasiswa Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa 2023 yang Aktif di Dunia MC dan Public Speaking
  • Sibuk Bukan Alasan: Vari Mahasiswi Sastra Inggris 2023 Sudah Rilis Lagu, Tampil di Banyak Festival, dan Produksi Album Sendiri
  • UGM dan Universitas Kebangsaan Malaysia Perkuat Jejaring Keilmuan Serumpun dalam Seminar Antarbangsa Melayu-Jawa

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY