• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • SDG 8
  • SDG 8
Arsip:

SDG 8

Diseminasi Inventarisasi dan Kajian Warisan Budaya Tak Benda Kabupaten Sleman 2023

HEADLINE Kamis, 9 November 2023

Sleman (9/11/2023) – Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB-UGM) dan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Sleman memaparkan hasil kajian objek kebudayaan tak bendawi yang berpotensi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Kemendikbud di Puri Mataram, Sleman. Pemaparan kajian ini ditujukan untuk memberikan rekomendasi bagi Dinas Kebudayaan dalam menetapkan WBTB.

 

“Ada sepuluh objek kebudayaan yang ditemukan di empat kecamatan, antara lain di Minggir, Tempel, Pakem, Turi,” kata Imam Prakoso selaku ketua tim inventarisasi dan kajian WBTB dari FIB di Puri Mataram pada 9 November 2023.

 

Lebih lanjut menurut Imam, sebanyak sepuluh objek kebudayaan tersebut antara lain mencakup seni, pengetahuan tradisional, dan tradisi lisan. Pada lingkup seni ada sholawat katolik, sholawat pitutur, rodat, keroncong tunas mekar, dan reog campursari eko budoyo. Sementara pengetahuan tradisional meliputi kuliner bebek bacem nglengis, jamu gendong gesikan, dan sistem ekonomi pasaran. Terakhir adalah tradisi lisan yang berupa ngelmu titen Gunung Merapi dan Legenda Bukit Turgo.

 

“Setiap objek kebudayaan memiliki potensi untuk ditetapkan sebagai WBTB, namun perlu diperhatikan lagi sesuai dengan konteks implementasi Undang-undang Objek Pemajuan Kebudayaan.” tegas Imam.

 

Selain itu, Kepala Bidang Warisan Budaya Tak Benda, Dekhi Nugroho, menuturkan bahwa tujuan kegiatan ini merupakan langkah awal untuk menetapkan warisan budaya tak benda. Hal ini berkaitan dengan belum meratanya jenis kebudayaan yang ditetapkan dari wilayah Kabupaten Sleman, selain ranah seni.

 

“Untuk penetapan warisan budaya tak benda masih minim di bidang seni. Oleh karena itu kegiatan inventarisasi dan kajian warisan budaya tak benda ini bertujuan untuk melihat lebih luas potensi-potensi bentuk kebudayaan lain seperti pengetahuan tradisional yang terwujudkan oleh kuliner, sehingga bisa dioptimalisasikan ke dalam ranah ekonomi demi memajukan kesejahteraan masyarakat.” tegas Dekhi.

 

Kegiatan Diseminasi Inventarisasi dan Kajian WBTB Kabupaten Sleman 2023 melibatkan tim dosen FIB UGM yang terdiri atas Imam Prakoso, M.A, selaku ketua dengan anggota Dr. Mimi Savitri, M.A., Dr. Suzie Handayani, M.A., Agus Indiyanto, M.Si, Aditya Revianur, M.Hum., dan Dama Qory Arjanto, M.Si. Tim juga dibantu oleh para mahasiswa FIB UGM sebagai asisten pengumpul data kebudayaan, antara lain Ervita Ninda Iswantari Siti Nur Aqidatul Izza Ulfa Ifatul N Ridho Qholbi Nurvania Rachmah.

 

 

Karya Mahadaya! Aulia Rachmi Kurnia Sabet Juara 1 di Kejurda Paralimpi DIY

HEADLINERilis Berita Rabu, 1 November 2023

 Kejuaraan Daerah (Kejurda) II, National Paralympik Committe (NPC) Daerah Istimewa Yogyakarta telah berlangsung dari Selasa (3/10) dan resmi ditutup pada Sabtu Sore (7/10). Upacara penutupan berlangsung di  Gedung Olahraga (GOR) Universitas Mercu Buana (UMBY) Kabupaten Bantul. Pada kesempatan kali ini, salah satu Mahadaya turut menyumbang piala kemenangan dalam caban olahraga Catur Klasik dan Catur Cepat. Adalah Aulia Rachmi Kurnia, mahasiswi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia FIB UGM.

Selamat untuk Aulia!

Prof. Dr. Inajati Adrisijanti Terima Anugerah Kebudayaan 2023

HEADLINERilis Berita Rabu, 1 November 2023

Pada tanggal 31 Oktober 2023, Prof. Dr. Inajati Adrisijanti memperoleh penghargaan yang sangat prestisius, yaitu Anugerah Kebudayaan 2023. Penghargaan ini diberikan secara langsung oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam upacara yang digelar di Bangsal Kepatihan. Prof Inajati adalah salah satu dari 25 tokoh yang dipilih untuk menerima penghargaan ini dalam kategori Pelestari atau Pelaku Budaya.

Anugerah Kebudayaan 2023 merupakan apresiasi dan ucapan terima kasih Pemerintah Daerah DIY atas nama seluruh masyarakat DIY. Penghargaan ini diberikan sebagai penghormatan terhadap komitmen, dedikasi, aksi nyata, serta konsistensi para pelaku budaya dan pelestari kearifan lokal di DIY. Hal ini menjadi bukti konkret bahwa DIY selalu menghargai dan mendukung upaya-upaya untuk menjaga serta melestarikan budaya daerah, yang merupakan aset berharga dalam membangun identitas dan keberlanjutan kehidupan sosial dan budaya masyarakat DIY.

Prof Dr. Inajati Adrisijanti, merasa sangat terhormat menerima penghargaan ini. Ia menyampaikan rasa terima kasihnya yang mendalam. Dalam pengakuannya, dia mengungkapkan bahwa dia tidak pernah bermimpi atau berharap untuk menerima penghargaan sebesar ini. Baginya, Anugerah Kebudayaan 2023 adalah sebuah bentuk penghargaan yang seharusnya diberikan kepada para pelestari budaya, seniman, dan budayawan di DIY. Dia pun dengan tekad yang kuat berjanji untuk terus melanjutkan tugas dan kegiatan-kegiatan yang telah diembannya demi menghormati nama baik dan memajukan kebudayaan di DIY.

Menurut Prof Dr. Inajati, penghargaan ini bukan hanya sebuah pencapaian pribadi, melainkan juga sebuah pengingat bagi dirinya agar terus berkarya dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus. Baginya, peran ini sangat penting, mengingat bahaya potensial bahwa generasi muda mungkin akan lebih tergoda oleh budaya asing dan melupakan budayanya sendiri. Namun, dia menekankan pentingnya bahwa seseorang dapat memahami dan menghargai budaya asing tanpa melupakan akar budayanya sendiri. Penghargaan ini, dengan demikian, memperkuat tekadnya untuk menjadi pelopor dalam melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya DIY dan menjadikannya sebagai sumber inspirasi yang tak tergantikan bagi generasi mendatang.

Kuliah Umum: The Choiceless Decisions of Migrant Workers: Navigating Impossibility from Indonesia to Luar Negeri and Back

AGENDAHEADLINEHEADLINERilis Berita Kamis, 26 Oktober 2023

Pada hari Senin tanggal 23 Oktober 2023, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan kuliah umum bertajuk The Choiceless Decisions of Migrant Workers: Navigating Impossibility from Indonesia to Luar Negeri and Back yang diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan baik akademisi, peneliti, maupun masyarakat umum yang tertarik pada isu mengenai tenaga kerja migran. 

Kuliah umum ini menghadirkan Lai Wo dari Universitas Michigan, seorang pakar di sosiokultural antropologi yang fokus studinya adalah migrasi tenaga kerja berbasis gender antara Hong Kong dan Indonesia. Bertindak sebagai moderator adalah Dr. Realisa Darathea Masardi, staf pengajar di Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya,

Lai Wo memulai dengan membahas tentang fenomena migrasi paksa. Dia menggambarkan bagaimana individu atau kelompok dipaksa untuk meninggalkan tempat asal mereka, sering kali karena alasan politik atau sosial.

Kemudian, seminar ini beralih ke topik feminisasi migrasi yang dibawakan oleh Eni Lestari seorang aktivis migrasi yang berasal dari Jogja. Dia menjelaskan bagaimana jumlah perempuan dalam arus migrasi telah meningkat. Namun, dia menantang anggapan bahwa feminisasi migrasi selalu berarti pemberdayaan perempuan. “Di mana titik pemberdayaannya?” tanyanya kepada audiens, memicu diskusi yang mendalam.

Diskusi tersebut berlanjut ke isu-isu ancaman yang dihadapi oleh migran perempuan. Lai Wo dan Eni Lestari menyoroti bagaimana kaum laki-laki, khususnya mereka yang berstatus sebagai suami para migran perempuan, sering kali menjadi sumber ancaman. Dia berbicara tentang kekerasan fisik, emosional, dan seksual, serta eksploitasi dan diskriminasi yang mungkin mereka alami.

Akhirnya, Lai Wo dan Eni Lestari menutup dengan pesan kuat tentang penolakan terhadap penggunaan migran sebagai tumbal pembangunan. Dia menekankan bahwa migran sering kali dieksploitasi sebagai tenaga kerja murah dalam proses pembangunan, tanpa mendapatkan perlindungan hak-hak mereka.

Perkuliahan umum ini memberikan wawasan baru dan mendalam tentang isu-isu migrasi dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tantangan yang dihadapi oleh para migran.

Lima Mahasiswa UGM Teliti tentang Survival Life System Mahasiswa Batak Toba di Yogyakarta Menggunakan Falsafah Dalihan Na Tolu

HEADLINERilis Berita Senin, 23 Oktober 2023

Yogyakarta yang dijuluki sebagai Kota Pelajar memiliki kuantitas dan kualitas bidang pendidikan yang sangat baik. Banyak mahasiswa menjadikan Yogyakarta sebagai salah satu destinasi untuk melanjutkan studi pendidikan, tak terkecuali pemuda Batak.  Melanjutkan kehidupan dengan tujuan pendidikan di salah satu kota besar yang juga terkenal kental dengan budayanya, mengharuskan pemuda Batak beradaptasi pada lingkungan baru dengan lebih cepat dan efektif di berbagai bidang kehidupan agar pemuda Batak sukses meraih apa yang mereka usahakan. Problem seperti disimilaritas budaya menjadi tantangan yang besar untuk segera diselesaikan dengan penyesuaian diri yang baik dari pemuda Batak, ditambah lagi bagi yang baru pertama kali merantau. Dengan demikian diperlukan bekal ilmu dari kampung halaman untuk bisa bertahan di dunia perantauan.

Berangkat dari persoalan adaptasi tersebut, Tim Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Sosial dan Humaniora (PKM-RSH) UGM melakukan penelitian belum lama ini. Tim yang beranggotakan Geraldo Situmorang (Kehutanan 2020), Julian Dwi Efendi (Sejarah 2020), Fahri Reza (Sastra 2021), Hendra Prasetya (Kebijakan Publik 2022), dan Iqbal Sinulingga (Teknologi Industri Pertanian 2022) telah berhasil melakukan penelitian dengan topik “Dalihan Na Tolu : Life Survival System Orang Batak di Perantauan pada Komunitas Mahasiswa Batak Toba Yogyakarta”.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terungkap bahwa falsafah Dalihan Na Tolu yang merupakan sistem kekerabatan sanggup menjadi pembawa perubahan dalam penyesuaian diri mahasiswa Batak di perantauan. Adanya marga yang menjadi dasar berjalannya sistem membawa mahasiswa masuk ke dalam komunitas, baik di dalam maupun luar kampus. Adanya komunitas dari mahasiswa Batak Toba menjadi implikasi dari persoalan adaptasi yang dihadapi mahasiswa Batak ditambah interaksi sesama orang Batak yang ada di perantauan.

Dalihan Na Tolu diartikan sebagai tiga tungku yang terdiri dari Manat Mardongan Tubu, Somba Marhula-hula, dan Elek Marboru. Ketiganya merupakan trilogi inti yang berlaku sebagai tema dasar dari Dalihan Na Tolu. Peran Dalihan Na Tolu dalam mempermudah mahasiswa Batak beradaptasi di Yogyakarta diterapkan dengan tarombo. Tarombo merupakan sistem yang dibentuk dengan asas kekeluargaan yang menunjukkan hak dan kewajiban seseorang terhadap keluarganya dengan menggarisbawahi peran dan fungsi seseorang  dalam struktur kekeluargaan  yaitu melalui partuturan (tutur-sapa). Dengan begitu, mahasiswa diajarkan untuk bersikap bagaimana, kepada siapa, untuk alasan apa, dan tidak terbatas hanya pada struktur keluarga.

Sistem Dalihan Na Tolu, yang mengajarkan interaksi sosial dalam budaya Batak, berdampak pada pembentukan komunitas Batak di dalam dan di luar kampus. Beberapa komunitas seperti Komunitas Mahasiswa Batak (Universitas Atma Jaya Yogyakarta), Imbada (Universitas Duta Wacana Yogyakarta), Sada Pardomuan (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta), dan Marga Sumut (Universitas Gadjah Mada) di Yogyakarta membantu mahasiswa dalam beradaptasi sosial. Motivasi bergabung dengan komunitas bervariasi, dan kegiatan yang diadakan oleh komunitas mampu membantu menjaga warisan budaya Batak.

Di luar kampus, komunitas berbasis marga seperti Situmorang dan Parna serta kelompok pemuda gereja juga memberikan dukungan dan memperluas jaringan sosial mahasiswa. Namun, terdapat beberapa pergeseran dari sistem Dalihan Na Tolu, seperti penggunaan sistem pemanggilan bahasa Batak yang terbatas pada lingkungan sesama Batak dan penurunan pemahaman tentang sistem Partuturan. Mahasiswa merasa malu atau kurang edukasi dalam menggunakan bahasa Batak, dan sistem pemanggilan tradisional mulai bergeser menjadi penggunaan bahasa umum seperti “Mas” dan “Mbak.” Ini mengindikasikan perubahan dalam pembelajaran budaya Batak di kalangan mahasiswa perantauan.

Dalam penerapan konsep Dalihan Na Tolu, terdapat dua faktor yang memengaruhi mahasiswa Batak di Yogyakarta. Faktor internal dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan yang diwariskan dari keluarga terdekat, kurangnya kepedulian terhadap tradisi adat, rasa penasaran yang tinggi terhadap budaya lokal, dan kurangnya partisipasi dalam acara adat di perantauan. Faktor eksternal, dipengaruhi oleh perbedaan budaya antara Batak Toba dan Kota Yogyakarta, yang didominasi oleh budaya Jawa dan budaya lainnya. Keberagaman mahasiswa dari berbagai daerah juga berkontribusi pada percampuran budaya.

Dengan demikian , sistem Dalihan Na Tolu dan tarombo sebagai penerapannya membantu mahasiswa Batak dalam beradaptasi. Marga dan komunitas Batak di dalam dan di luar kampus menjadi wadah yang mempermudah proses adaptasi dan memungkinkan mahasiswa untuk menjalin hubungan sosial. Namun, dari hasil penelitian terindentifikasi adanya pergeseran dalam penerapan budaya Batak, terutama dalam penggunaan bahasa Batak dan sistem partuturan. Faktor internal, seperti kurangnya pengetahuan yang diwariskan dari keluarga, dan faktor eksternal, seperti dominasi budaya Jawa, memengaruhi perubahan ini. Dalam analisis lebih dalam, pergeseran dalam penggunaan bahasa dan partuturan menunjukkan adanya penyesuaian budaya yang terjadi pada mahasiswa Batak di Yogyakarta. Meskipun Dalihan Na Tolu tetap menjadi pegangan, implementasinya dapat berubah sesuai dengan lingkungan budaya yang dihadapi.

 

123

Rilis Berita

  • IKMASA Future Leaders 2025: Menumbuhkan Kepemimpinan Strategis di Tengah Tekanan
  • Healthy Environments in the Era of Anthropocene: Belajar Bersama Komunitas Pelestari Lingkungan di Kulon Progo
  • Mengenal Sejarah Indonesia di Museum Benteng Vredeburg: Wujud Pembelajaran Bahasa yang Kontekstual
  • Workshop Kesiapan Kerja: Resume & Interview Tips Bersama Career Consultant AS
  • Mahasiswa Exchange Piknik ke Oemah Petroek dan Berdiskusi dengan Para Pimpinan FIB UGM

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY