SDG 4: Quality education | SDGs 4: Education | SDG 8: Decent work and economic growth | SDGs 8: Culture | SDG 11: Sustainable cities and communities | SDGs 11: Adaptable | SDG 16: Peace, justice, and strong institutions | SDGs 16: Education | SDG 17: Partnerships for the goals | SDGs 17: Fostering Innovation
Judul Kuliah Umum ini berhasil menarik perhatian Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada yang tertarik dengan konsentrasi terjemahan untuk hadir di Ruang Multimedia lantai 2 Gedung Margono pada Selasa tanggal 20 Februari 2024. Mahasiswa dari berbagai jenjang dan angkatan serta dosen memenuhi ruangan sejak jam 9 pagi untuk menimba ilmu baru tentang terjemahan dari narasumber luar biasa di bidangnya. Narasumber tersebut merupakan Kepala Pacific and Asian Student dari University of Victoria (British Columbia, Canada). Sebelum memaparkan materinya, beliau menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Fakultas Ilmu Budaya yang telah mendukung penelitiannya dan kepada mahasiswa yang bersedia meluangkan waktu untuk hadir pada kuliah umumnya.

Materi dibuka dengan memaparkan pengertian terjemahan agar peserta kuliah umum mengetahui ilmu dasar terlebih dahulu sebelum kemudian membahas terjemahan dan masalah-masalahnya secara lebih mendalam. Penggunaan pembedaan pada tiap konsep agama dan atma menjadi salah satu masalah dalam terjemahan dimana harus terjadi adanya transformasi bahasa disesuaikan dari konsep yang lama ke dalam konstitusi yang baru. Pada masalah agama dan atma tersebut, ada sejumlah istilah dan bahasa lain yang terjebak dalam usaha transformasi bahasa. Pemateri menyampaikan materi dengan cara yang mudah dipahami yaitu dengan menghubungkan pada contoh-contoh yang ditemukan di kehidupan sehari-hari berdasarkan pengalaman pribadi si pemateri. Dari pemaparan yang disampaikan, ia menyimpulkan bahwa penggunaan linguistik khususnya di bidang terjemahan tidak dapat dipisahkan dari konsep di kehidupan sehari-hari.
Prof. Dr. Faruk HT., moderator pada kuliah umum ini, menutup dengan memberikan kesimpulan yang lebih sederhana bahwa ada tiga poin penting yang dapat dicatat. Yang pertama, terjemahan sebagai penyeberangan makna. Ia tidak hanya berlaku pada terjemahan antarbahasa tapi juga interbahasa contohnya antara satu kelompok dengan kelompok lain. Kedua, konsep metafora yaitu menyampaikan sesuatu dengan maksud yang lain. Makna ini juga bisa dibalik yaitu menyampaikan maksud dengan nama atau tanda yang berbeda. Ketiga, makna itu adalah sebuah proses yang cair yang bisa berubah dari satu tempat ke tempat lain, dari satu kasus ke kasus yang lain seperti kasus agama dan atma. Terakhir, sesi tanya jawab dipimpin oleh moderator yang berbeda yaitu Dr. Arsanti Wulandari, M.Hum.
Acara hari kedua dilaksanakan keesokan harinya yaitu hari Rabu tanggal 7 Februari 2024 di Ruang Sidang 1, Gedung Poerbatjaraka Lantai 1, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada jam 08.00-12.15 WIB. Karena hari pertama peserta sudah disuguhkan materi-materi dasar mengenai Posbindu dan semacamnya, maka di hari kedua ini peserta digiatkan untuk melakukan praktek. Para peserta pelatihan Posbindu melaksanakan simulasi dan latihan 5 meja Posbindu dengan antusias dan penuh semangat, lalu kemudian langsung melaksanakan Post test yang kedua untuk melihat perkembangan yang didapatkan sebagai kader Posbindu setelah mendapatkan materi serta pelatihan selama acara dilangsungkan selama dua hari.
Perlu diketahui, acara ini mendapat kerjasama dan bantuan dari Bapak/Ibu Tim HPU UGM. Ketua HPU UGM, Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., PhD, berkesempatan langsung mendampingi para peserta pelatihan sebagai Narasumber mengenai kegiatan pemeriksaan dalam posbindu dan praktek periksa kesehatan (mengukur tekanan darah/tensi dan mengambil sampel darah untuk pemeriksaan kadar kolesterol, gula dan asam urat). Beliau mendapat undangan langsung dari Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset dan Sumber Daya Manusia yaitu bapak Suray Agung Nugroho, M.A., Ph.D. Pelatihan kader Posbindu diikuti oleh para staf Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Adapun sasaran dari layanan Posbindu adalah semua staf baik Dosen maupun Tenaga Pendidik di lingkungan fakultas


