Lecture Series on Theory
Hari/Tanggal: Selasa, 1 Desember 2015
Waktu: 08.00 – 10.00
Ruang: A 201
Pemateri: Dr. Haryatmoko
Topik: Jean Baudrillard: Tatanan Tanda dan Teori Pencitraan

2. Public Lecture
Hari/Tanggal: Rabu, 2 Desember 2015
Waktu: 13.00 – 15.00
Ruang: Ruang Sidang Pimpinan
Pemateri: Dr. Paul Thomas (Indonesian Studies, Monash University)
Topik: Translation Studies

3. Weekly Forum
Hari/Tanggal: Kamis, 3 Desember 2015
Waktu: 13.00 – 15.00
Ruang: Ruang Sidang 1
Pemateri: Dr. Paul Thomas (Indonesian Studies, Monash University)
Topik: Trends in Translation Research.

4. Lecture Series on Theory
Hari/tanggal: Selasa, 8 Desember 2015
Waktu: 08.00 – 10.00
Ruang: Ruang A201
Pemateri: Dr. Haryatmoko
Topik: Anti-Oedipus: Gilles Deleuze Mendobrak Psikoanalisis

5. Public Lecture
Hari/Tanggal: Rabu, 9 Desember 2015
Waktu: 13.00 – 15.00
Ruang: Ruang Sidang Pimpinan
Pemateri: Dr. Paul Thomas (Indonesian Studies, Monash University)
Topik: Translation Studies

6. Weekly Forum
Hari/Tanggal: Kamis, 10 Desember 2015
Waktu: 13.00 – 15.00
Ruang: Ruang Sidang 1
Pemateri: Dr. Paul Thomas (Indonesian Studies, Monash University)
Topik: Trends in Translation Research.

FIB Weekly Forum

hari/tanggal: Kamis, 19 November 2015
jam: 13.00 – 14.30 WIB
Ruang sidang 1
Pembicara: Prof. John Murphy (School of Social and Political Science, Faculty of Arts, University of Melbourne)
Topik: Australia and Indonesian Independence 1945-1949.

Hari/tangggal: Rabu, 18 November 2015
Waktu: Pukul 13:00-15:00
Ruang Sidang Pimpinan Gedung C
Pembicara: Emilie Wellfelt

The Wali in Wati and Woi: Oral traditions on the introduction of Islam in the Aru Islands

The twin islands Wasir (Wati) and Ujir (Woi) in the Aru archipelago are as far as we know the easternmost reach of early Muslim missions in Island Southeast Asia. According to local oral traditions Islam was introduced by a wali (holy man) from the Holy Land.

The talk presents new findings achieved through an ongoing project aimed at documenting Ujir, one of Indonesia’s endangered languages. The project, “Roos and Ruins”, has generated a body of recordings of oral traditions pertaining to the arrival of Islam in Aru. This event (as yet undated) highlights the early involvement of Aru in international networks.

Ujir, or Woi, is known from previous archaeological research as the location of extensive and so far unidentified ruin areas. Some of these seem to be of pre-Islamic date, while others are associated with Islam. Ruins, religion and oral traditions provide intriguing possibilities for exploring the historical past of Aru and the spread of Islam into the eastern parts of the Indonesian archipelago. The presentation concerns work in progress which might form the basis of a future interdisciplinary research project. Comments and suggestions on possible directions for further studies and interpretations of the findings presented are highly appreciated.

The presentation is held in English. Questions and comments can be posed in English or Indonesian.

About the speaker:
Emilie Wellfelt is a Swedish researcher with extensive experience from ethnographical, anthropological and historical studies in Indonesia. She holds an MA in Social Anthropology and is about to finish her PhD in History.
At present Wellfelt holds a split position, working for Linnaeus University Centre for Concurrences in Colonial and Postcolonial Studies, Sweden, and University of Cologne in Germany on language documentation in Aru while also doing research on material culture at Linnaeus University in Sweden.
Wellfelt studied Indonesian at UGM in the years 2000-2001.

Lecture Series on Theory FIB UGM

Selasa, 3 November 2015
Pukul 08.00WIB
Ruang A.201
Pembicara:
Dr. Laksmi A. Savitri (Antropologi, UGM)

Kerja akademisi dalam proses produksi pengetahuan sering menghadapi dilema etis. Dalam konteks globalisasi dimana aliran kapital global mewujud dalam keseharian praktik produksi dan konsumsi pengetahuan, menjadi penting untuk mempertanyakan bagaimana akademisi memposisikan diri dan pengetahuan yang dihasilkannya. Membawa kembali dan selalu membawa Reflexivity dan Positionality dalam kerja akademik adalah tawaran keberpihakan untuk membumikan dan memanusiakan proses produksi pengetahuan

Pemateri:
Fahmi Prihantoro

Judul : Wisata Budaya dan Manajemen Heritage
di Kampung Kauman Yogyakarta
(Menuju Terbentuknya Kawasan Cagar Budaya)

Kamis, 29 Oktober 2015
Ruang Sidang 1 FIB UGM – Pukul 13.00

Setelah pada penelitian yang disusun sebelumnya berfokus pada inventarisasi heritage di Kampung Kauman dan hasil uji kelayakan Kampung Kauman dijadikan sebagai objek wisata budaya di Kota Yogyakarta, sebagai penelitian lanjutan, penelitian ini mengulas manajemen wisata budaya dan manajemen heritage di Kampung Kauman dalam rangka mempersiapkan terbentuknya Kawasan Cagar Budaya di sana.
Penelitian model manajemen pariwisata dan Cultural Resource Management (CRM) ini menggunakan metode kualitatif yang disajikan dengan deskriptif yang mencoba menawarkan gagasan pengembangan wisata budaya dan manajemen heritage di Kampung Kauman Yogyakarta. Dua rumusan masalah yang berusaha dijawab oleh penelitian ini adalah pertama, bagaimana rancangan pengembangan wisata budaya di Kampung Kauman dalam rangka tetap melestarikan heritage dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sana; kedua, bagaimana rancangan manajemen heritage yang dapat dioperasikan dalam membangun kawasan cagar budaya di Kampung Kauman. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan obeservasi, wawancara, dan studi pustaka.
Hasil yang diperoleh bahwa Kampung Kauman berpotensi menjadi Kawasan Cagar Budaya mengingat keberadaan heritage yang cukup banyak dan kondisinya masih baik. Untuk melestarikan Kampung Kauman dilakukan dengan membuat konsep konservasi heritage berupa:zonasi, klasifikasi, konservasi bangunan. dan konservasi tagible heritage dan upaya pelestarian intagible heritage. Sedangkan untuk mengembangkan atraksi wisata dapat dilakukan dengan penataan fisik kawasan Kampung Kauman serta paket wisata walking tour. Selain itu hal lain yang cukup penting adalah pengelolaan kawasan cagar budaya. Dapat dilakukan kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dan pihak swasta

Kata kunci: Kauman, wisata budaya, manajemen heritage