AGENDA
Lecture Series on Theory
Hari/Tanggal: Selasa, 22 Maret 2016
Waktu: Pukul 08.00 – 10.00
Tempat: Ruang A201, Fakultas Ilmu Budaya, UGM
Pembicara: Dr. Kris Budiman, dosen Program Studi Kajian Budaya dan Media, SPs UGM
Tema:
Estetika Semiotik
Estetika biasa dipahami sebagai cabang filsafat yang menaruh perhatian terhadap fenomena keindahan pada umumnya dan seni pada khususnya. Bagaimana jadinya jika estetika ditempatkan dalam ranah semiotika? Topik-topik dan isu-isu estetika apa yang mungkin ditawarkan oleh semiotika?
Lecture Series on Theory
Hari/tanggal: Selasa, 8 Maret 2016
Waktu: 08.00 – 10.00 WIB
Tempat: Ruang A 201, Fakultas Ilmu Budaya, UGM
Pembicara: Dr. Tular Sudarmadi (Departemen Arkeologi/Prodi Pariwisata, FIB, UGM)
Studi Arkeologi, Tantangan dan Peluang dalam Pengelolaan Warisan Budaya Indonesia
Studi arkeologi berupaya mempelajari peninggalan-peninggalan manusia di masa lampau (artefak) untuk mengungkapkan segala aspek kehidupan manusia di masa lampau. Dalam hubungannya dengan warisan budaya Indonesia, studi arkeologi kerap bersinggungan dengan pengelolaan warisan budaya Indonesia. Hal ini terutama jika warisan budaya tersebut berupa hasil budaya materi peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia. Meskipun demikian, warisan budaya Indonesia tidak hanya berupa hasil budaya materi masa lampau (tangible heritage) melainkan dapat juga berupa hasil budaya yang bukan kebendaan (intangible heritage). Di samping itu, warisan budaya tersebut ada yang masih difungsikan oleh generasi pewarisnya di masa sekarang. Satu hal yang menarik untuk didiskusikan, mampukah studi arkeologi mengembangkan konsep dan metode yang berkaitan dengan pengelolaan warisan budaya Indonesia, khususnya yang berhubungan dengan warisan budaya non bendawi dan warisan budaya yang masih aktif berfungsi dalam konteks budaya masa kini?
“LENA”-NYA DASAMUKA
Pertempuran antara prajurit kera balatentara Sri Ramawijaya dan tentara Prabu Dasamuka alias Rahwana telah mencapai puncaknya. Dasamuka tetap bersikukuh mempertahankan Dewi Sinta, sedangkan pasukan Sri Rama di bawah pimpinan Hanoman tetap menerjang dan berusaha membebaskan Sinta. Alhasil, Dasamuka sendiri maju ke medan pertempuran untuk menghadapi Ramawijaya. Didorong ketulusan hati akan cintanya terhadap Sinta, pada detik akhir menjelang majunya ke medan perang, Dasamuka pergi menemui Sinta untuk berpamitan dan menyatakan perpisahan. Pada bagian inilah dapat diketahui apa maksud sebenarnya Rahwana menculik Sinta. Perang tak terhindarkan antara dua raja pun berlangsung dalam gegap gempita….
Penggalan di atas adalah bagian dari cerita “Dasamuka Lena” yang akan dipentaskan dalam pergelaran Wayang Kulit Purwa. Diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis ke-70 FIB UGM, gelaran ini dimainkan oleh dalang yang adalah seorang dosen FIB, Ki Eddy Pursubaryanto. Unik dan menariknya, pergelaran wayang ini akan menjadi pentas yang mengakomodasi penonton yang tidak atau belum memahami bahasa pedalangan. Untuk itu, spontaneous translation atau terjemahan secara simultan dan langsung dihadirkan agar memudahkan penonton memahami maksud yang disampaikan dalang. Yaitu seorang pakar terjemahan bahasa pewayangan, Kitsie Emerson, akan membantu mengalihbahasakan dari bahasa Jawa ke dalam bahasa Inggris. Di samping itu, terjemahan dalam bahasa Indonesia pun disajikan.
Pentas kali ini bukan sekadar pentas, namun memiliki muatan pembelajaran, yakni bagaimana penerjemahan langsung dilakukan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Tidak ketinggalan, penerjemahan juga akan dilakukan ke dalam beberapa bahasa, seperti Jawa ke Prancis, Jawa ke Arab, Jawa ke Jepang, dan Jawa ke Korea. Jadi, jangan sampai ketinggalan untuk menyaksikan pergelaran wayang yang berbeda dari pergelaran wayang pada umumnya di gedung PKKH UGM, Sabtu, 20 Februari 2016 mulai pukul 19.00 WIB.