Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Seminar Proposal Antropologi Budaya sebagai salah satu tahap penting bagi mahasiswa sebelum melakukan pengambilan data lapangan. Seminar ini terbagi dalam 10 kluster, di antaranya Kluster Care dan Kesehatan, Ekonomi, Lingkungan dan Manusia, Infrastruktur, Seni & Media, Pemuda, Gender, Petani, Komunitas, dan Budaya Populer, dengan total 58 mahasiswa peserta. Seminar ini merupakan forum terbuka, yang dihadiri oleh para dosen penguji dan pendamping dari mahasiswa S2 dan S3, serta terbuka untuk umum.
Setiap harinya, 10 hingga 20 mahasiswa mempresentasikan proposal penelitian mereka, di mana mereka akan mendapatkan masukan dan saran konstruktif dari dosen dan pendamping. Kegiatan seminar berlangsung selama tiga hari, yaitu Kamis, 19 September 2024, Jumat, 20 September 2024, dan Senin, 23 September 2024. Seminar ini diadakan di tiga ruangan, yaitu Soegondo 511, 514, dan 709, dengan kehadiran 12 dosen penguji dan 9 mahasiswa S2 dan S3 sebagai pendamping. Dalam seminar ini, setiap mahasiswa memaparkan proposal penelitian mereka di depan dosen penguji dan pendamping, diikuti oleh sesi diskusi untuk memberikan saran dan kritik. Diharapkan, masukan yang didapatkan membantu mahasiswa menyempurnakan rencana penelitian sebelum terjun ke lapangan.
Dalam seminar ini Dr. Muhammad Zamzam Fauzanafi, S.Ant., M.A., salah satu dosen penguji, atau yang lebih sering dikenal dengan sapaan Mas Zamzam, mengatakan bahwa awal dari sebuah penelitian adalah keresahan kita akan suatu hal, atau pertanyaan apa yang ingin kita ketahui jawabannya. Oleh sebab itu, sebelum kita memulai sebuah riset, tinjau secara mendalam pertanyaan penelitian kita terlebih dahulu. Hal ini dimaksutkan untuk melihat kecocokan judul dengan pertanyaan, batasan penelitian, dan sedalam apa pemahaman kita terhadap topik yang kita pilih dalam sebuah penelitian skripsi (cara berpikir kritis). Hal ini tak lupa secara berulang ditekankan beliau selama memasuki sesi diskusi dengan mahasiswa. Setiap mahasiswa selalu diminta untuk menjelaskan lebih dalam mengenai pertanyaan penelitian yang telah dipaparkan. Harapannya, ketika nanti mahasiswa terjun sebagai peneliti di lapangan, dirinya sudah mengetahui sejauh mana data yang diperlukan dan batasan apa yang sesuai dengan judul yang diangkat.
Seminar Proposal Antropologi Budaya ini bukan hanya langkah penting dalam perjalanan akademis mahasiswa, tetapi juga mendukung beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 10 (Pengurangan Kesenjangan). Lewat bimbingan serta diskusi terbuka, mahasiswa dilatih untuk memahami lebih dalam isu-isu sosial, ekonomi, dan budaya yang mereka teliti. Harapannya, penelitian yang mereka lakukan nantinya dapat memberikan kontribusi nyata dalam mengatasi berbagai tantangan pembangunan di masyarakat, seperti ketimpangan sosial, masalah kesehatan, lingkungan, gender, dan komunitas, yang pada akhirnya membantu tercapainya pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
[HUMAS FIB UGM, Penulis: Bonifacius Edo, Editor: Aldiza]