Yogyakarta, Selasa, 26 November 2024. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan pameran kelas pengantar gender yang menghadirkan Prof. Dr. Wening Udasmoro, SS, M.Hum., DEA dan Dr. Wulan Tri Astuti, SS, MA, sebagai narasumber untuk kegiatan ini. Acara ini akan berlangsung pada 26 dan 28 November 2024, dari pukul 09.00 hingga 16.00 di Selasar Soegondo. Pameran ini bertujuan untuk memberdayakan individu dengan memberikan akses yang setara terhadap ekspresi artistik yang mengangkat isu-isu penting seperti kesetaraan gender, keadilan, dan stereotip.
Pameran ini menampilkan instalasi interaktif dan karya seni yang diciptakan oleh berbagai suara yang akhirnya menemukan keberanian untuk berbicara. Ini menjadi platform untuk pemberdayaan, dengan fokus khusus pada pemberdayaan perempuan dan komunitas yang terpinggirkan. Dengan menampilkan narasi-narasi kuat ini, pameran ini berupaya mempromosikan peluang yang setara bagi semua orang, tanpa memandang gender atau latar belakang.
“Meretas Diam” bukan hanya sekadar pameran; ini adalah seruan untuk bertindak. Acara ini mengundang pengunjung untuk terlibat dalam diskusi tentang pentingnya kesetaraan dan kebutuhan akan akses yang setara terhadap sumber daya dan peluang. Karya seni yang ditampilkan akan menantang norma-norma sosial dan mendorong penonton untuk merenungkan persepsi mereka sendiri tentang keadilan dan kesetaraan.
Acara ini dirancang untuk menginspirasi dan mendidik. Pengunjung akan memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam lokakarya dan diskusi yang dipimpin oleh seniman dan aktivis yang peduli dengan isu-isu ini. Pendekatan interaktif ini bertujuan untuk memberdayakan individu agar menjadi advokat perubahan di komunitas mereka masing-masing.
Selain seni visual, pameran ini juga akan menampilkan pertunjukan dan sesi puisi yang memperkuat suara mereka yang secara historis terpinggirkan. Pertunjukan ini akan menyoroti pentingnya bercerita dalam perjuangan untuk keadilan dan kesetaraan, menekankan bahwa setiap suara memiliki arti.
Fakultas Ilmu Budaya percaya bahwa seni memiliki kekuatan untuk mengubah masyarakat. Dengan menyediakan ruang untuk percakapan penting ini, pameran ini bertujuan untuk membangun rasa komunitas dan solidaritas di antara para pengunjung. Ini adalah kesempatan bagi individu untuk berkumpul, berbagi pengalaman, dan saling mendukung dalam upaya mencapai keadilan.