Yogyakarta, 31 Oktober 2025 — Program Studi Pengkajian Amerika, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM), menyelenggarakan kegiatan Public Lecture bertajuk “Trauma and Cultural Awareness” yang berlangsung di Gedung Soegondo FIB UGM.
Kegiatan ini menghadirkan Dr. Jack Leslie Redfern, Jr. dari Goshen College, Indiana, Amerika Serikat, seorang affiliate professor yang dikenal memiliki kepakaran dalam kajian lintas budaya dan psikologi trauma.
Dalam pemaparannya, Dr. Leslie menjelaskan bahwa trauma merupakan respons emosional, psikologis, maupun fisik yang sangat intens terhadap suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang melampaui kemampuan seseorang untuk mengatasinya. Trauma, menurutnya, dapat meninggalkan dampak jangka panjang terhadap fungsi dan kesejahteraan individu.
Lebih lanjut, Dr. Leslie menekankan bahwa trauma tidak hanya ditentukan oleh peristiwa objektif, tetapi juga oleh pengalaman subjektif dari individu yang mengalaminya. Ia menambahkan bahwa tekanan kecil yang terjadi secara berulang (chronic adversity) dapat menimbulkan dampak yang sama beratnya dengan satu peristiwa besar yang bersifat katastrofik.
Selain itu, konteks budaya memiliki peran penting dalam menentukan bagaimana trauma dikenali, diekspresikan, dan ditangani oleh masyarakat. Dr. Leslie mencontohkan kondisi di sejumlah desa di pedesaan Jawa, di mana nilai-nilai seperti menjaga muka (saving face) dan mempertahankan kehormatan keluarga (rasa malu) sering kali membuat individu enggan mengungkapkan pengalaman kekerasan dalam rumah tangga. Alih-alih mencari bantuan profesional, kasus seperti ini biasanya diselesaikan secara internal melalui pertemuan dengan tokoh masyarakat atau forum RT/RW.
Melalui kuliah umum ini, mahasiswa diajak untuk memahami bahwa penanganan trauma tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial dan budaya masyarakat. Kesadaran budaya menjadi kunci dalam membangun empati serta menciptakan pendekatan yang lebih manusiawi terhadap penyintas trauma.
Kegiatan ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) dan SDG 4 (Pendidikan Berkualitas). Melalui kegiatan akademik seperti ini, FIB UGM berkomitmen untuk memperluas pemahaman mahasiswa mengenai kesehatan mental dan keberagaman budaya, sekaligus menumbuhkan kesadaran akan pentingnya dukungan sosial yang inklusif dan berperspektif kemanusiaan.
[Humas FIB UG,M Alma Syahwalani]
