• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • SDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang Tangguh
  • SDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang Tangguh
Arsip:

SDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang Tangguh

Film “Unexpected Peace” Angkat Perspektif Baru tentang Perdamaian

Rilis Berita Rabu, 1 Oktober 2025

Yogyakarta, 17 September 2025 – Acara Premiering Unexpected Peace digelar pada Rabu (17/9/2025) dengan menghadirkan sejumlah tokoh yang menekankan pentingnya melihat konflik dari sisi kemanusiaan, bukan sekadar politik atau teritorial.

Dalam forum tersebut, Pak Michael dan Johnathan membuka diskusi dengan membedah konflik Israel-Palestina sebagai contoh nyata kompleksitas perdamaian. Mereka menyoroti kehidupan keras masyarakat Gaza yang kerap terjebak dalam dehumanisasi. “Individu memang memiliki keterbatasan dalam menghadapi kekerasan berskala besar, namun setiap orang tetap punya kewajiban untuk menyuarakan kebenaran,” ujar Michael.


Pak Johnathan menambahkan, jalan non-kekerasan terbukti lebih efektif untuk menyelesaikan konflik. Ia merujuk pada kisah dalam film yang ditayangkan, serta menekankan bahwa agama dapat berperan sebagai panduan spiritual dalam membangun perdamaian.

Sementara itu, akademisi Pak Achmad Munjid menyoroti pentingnya narasi dalam menyampaikan pesan moral. Menurutnya, cerita lebih mudah dipahami masyarakat sebagai refleksi nilai kemanusiaan. Ia juga menegaskan bahwa konflik lahir dari berbagai faktor, mulai dari ekonomi, politik, hingga budaya. “Genosida adalah bentuk paling ekstrem dari dehumanisasi yang hingga kini masih menjadi ancaman global,” tegasnya.


Sesi tanya jawab memperdalam diskusi soal agama, media, dan sikap memaafkan. Pak Johnathan mencontohkan komunitas Amish yang selalu memaafkan terlebih dahulu sebelum memikirkan konsekuensi lain. Pak Michael menilai, memaafkan bisa datang dari mana saja, sementara Munjid menggambarkannya sebagai “tindakan radikal yang hampir mustahil,” namun justru itulah yang membuatnya bermakna.

Pertanyaan mengenai syarat terwujudnya perdamaian dijawab Paulus dengan menekankan pentingnya saling menghormati perbedaan. Menurutnya, keaslian dan kejujuran menjadi kunci dalam membangun kepercayaan. Yanni menambahkan bahwa resolusi konflik memerlukan keterlibatan aktif, pencarian tujuan bersama, serta kesepakatan yang jelas dan dihormati.

Acara-nya kemudian merumuskan bahwa perdamaian bukanlah sesuatu yang instan, melainkan perjalanan panjang yang membutuhkan keberanian, keterlibatan kolektif, serta komitmen untuk mengikis stereotip. Menghargai perbedaan dan memiliki keberanian untuk memaafkan disebut sebagai fondasi utama rekonsiliasi.

Premiering Unexpected Peace pun berhasil menunjukkan bahwa memahami konflik melalui lensa kemanusiaan adalah langkah awal menuju dunia yang lebih damai. Narasi, pengalaman nyata, dan dialog terbuka diyakini menjadi sarana ampuh untuk menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya perdamaian.

[Humas FIB UGM, Alma Syahwalani]

Doa Lintas Iman di UGM: Merawat Harapan Perdamaian Melalui Kebersamaan

Rilis Berita Rabu, 1 Oktober 2025

Yogyakarta, 11 September 2025 – Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM) turut ambil bagian dalam kegiatan Doa Lintas Iman yang digelar di Fasilitas Kerohanian UGM, Jalan Podocarpus I, Sendowo, Sleman. Acara yang mengangkat tema “Ruwat Bumi: Manunggaling Manah Kagem Rahayuning Nagari” ini menjadi ruang kebersamaan untuk mendoakan perdamaian Indonesia di tengah situasi sosial dan politik yang sedang genting.

Hadir dalam kegiatan ini para tokoh lintas agama, yakni Romo Prasetyo perwakilan agama Hindu, Pendeta Risang Anggoro Elliarso perwakilan agama Kristen, Romo Pasadhi Lan Pasani perwakilan agama Buddha), serta Joko Purwono perwakilan agama Islam. Mereka memimpin doa secara bergantian dengan penuh kekhidmatan, disertai simbol penyalaan lilin oleh para peserta.

Acara dimulai dengan sambutan pembuka dari panitia dan dilanjutkan doa bersama, sarasehan, hingga makan bersama yang diwarnai suasana penuh keakraban. Selain sivitas akademika UGM, kegiatan ini juga diikuti oleh masyarakat sekitar dan perwakilan dari Kraton Yogyakarta.

Dari FIB UGM, dua mahasiswa, yaitu Bernadetta Rahayuning Tyas (Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa 2023) serta I Putu Purnama Wisnu Aji (Sejarah 2023), turut berperan sebagai Divisi Logistik yang memastikan kebutuhan teknis acara berjalan dengan baik, mulai dari penataan tempat, pengaturan suara, hingga logistik lainnya.

Bernadetta menyampaikan kesan positifnya atas keterlibatannya dalam kegiatan ini.

“Kesannya menyenangkan dapat ambil bagian dalam kegiatan ini karena dapat berdinamika dengan teman-teman yang berbeda keyakinan. Untuk menanggapi situasi genting yang terjadi, tidak hanya menyuarakan lewat story namun juga bisa lewat doa bersama. Dengan berbeda keyakinan tidak menghalangi kami untuk saling mendoakan dan menguatkan satu sama lain. Harapannya semoga tidak ada pertumpahan darah lagi dan memohon berkat agar pemerintah menggunakan wewenangnya dengan baik, dengan memberikan kebijakan yang tepat untuk kesejahteraan rakyat,” ungkapnya.

Kegiatan ini lahir dari keprihatinan atas peristiwa nasional pada akhir Agustus 2025, ketika demonstrasi mahasiswa di Jakarta dan Yogyakarta berujung pada kekerasan, korban jiwa, dan kerusakan fasilitas publik. Doa bersama lintas iman di UGM dihadirkan sebagai ikhtiar menyatukan hati untuk menjaga perdamaian, merawat solidaritas, serta mengingatkan pemerintah agar kembali pada perannya sebagai pelayan masyarakat.

Sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), kegiatan ini mencerminkan komitmen pada SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh. Melalui doa lintas iman, sivitas akademika UGM dan masyarakat menunjukkan upaya nyata untuk memperkuat perdamaian, mencegah konflik, dan menumbuhkan ruang dialog yang inklusif di tengah keberagaman.

[Humas FIB UGM, Alma Syahwalani]

Talkshow Arkeologi UGM dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Bahas Arkeologi Maritim dan BMKT

Rilis Berita Jumat, 26 September 2025

Yogyakarta, 26 September 2025 – Program Studi Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM), berkolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam menyelenggarakan Talkshow Arkeologi UGM dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan. Acara ini berlangsung secara bauran, yakni luring di Gedung Soegondo lantai 7 (709) serta daring melalui Zoom Meeting, dengan menghadirkan tema besar tentang arkeologi maritim dan Badan Muatan Kapal Tenggelam (BMKT).

Talkshow menghadirkan tiga narasumber lintas bidang yaitu yang pertama dari Departemen Arkeologi UGM, Widya Nayati, M.A., Ph.D., membawakan materi berjudul “Pelabuhan: Pusat Pertukaran Komoditas atau Pusat Pertukaran Budaya?” yang menyoroti peran pelabuhan dalam lintas sejarah dan interaksi budaya. Selanjutnya, Frista Yorhanita, S.Si., M.Si., Direktur Sumber Daya Kelautan Kementrian Kelautan dan Perikanan, menjelaskan “BMKT: Sumber Daya Kelautan dalam Perspektif Kebijakan” dengan menekankan pentingnya tata kelola sumber daya laut secara berkelanjutan. Sementara itu, dari Fakultas Hukum UGM, Dr. Jur. Any Andjarwati, S.H., M. Jur., mengulas “Kajian Hukum terkait BMKT” yang menyoroti aspek regulasi serta perlindungan hukum atas pemanfaatan BMKT.

Usai pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi interaktif yang memberi ruang bagi peserta untuk memperdalam wawasan seputar arkeologi maritim, aspek kebijakan, hingga regulasi hukum yang mendukung pelestarian BMKT. Talkshow kemudian ditutup dengan sesi foto bersama.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang akademik untuk mempertemukan perspektif arkeologi, kelautan, dan hukum, tetapi juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam merawat warisan maritim Indonesia.

Sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), kegiatan ini mendukung SDG 14: Ekosistem Lautan dan SDG 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan, dengan menekankan pentingnya pelestarian warisan maritim sekaligus pemanfaatan sumber daya kelautan secara berkelanjutan. Selain itu, talkshow ini juga mendukung SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh melalui penguatan regulasi hukum yang transparan dan berpihak pada kepentingan publik.

[Humas FIB UGM, Alma Syahwalani]

Kuliah Umum Magister Sastra Mengungkap yang Tak Terlihat dalam English Pop Literature

Rilis Berita Kamis, 18 September 2025

Yogyakarta, 15/9/2025 – Program Magister Sastra, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, kembali menyelenggarakan kuliah umum yang kali ini bertajuk “Make the Invisible Visible Again: Race, Gender, and Language in Popular Literature”. Acara berlangsung pada Senin (15/9) di Auditorium Gedung Soegondo FIB UGM dengan menghadirkan Dr. Ashika Prajnya Paramita, S.S., M.A. sebagai narasumber utama.

Kuliah umum ini diikuti mahasiswa dan pemerhati sastra yang antusias mendalami bagaimana ideologi bekerja dalam teks-teks populer. Dengan gaya pemaparan yang komunikatif, Dr. Ashika mengajak peserta untuk melihat bahwa sastra tidak pernah hadir sebagai cerita yang netral, melainkan selalu membawa ideologi yang kadang tersembunyi.

Dalam paparannya, Dr. Ashika membuka diskusi dengan pertanyaan sederhana, What’s visible? and What’s invisible? Ia mencontohkan hal-hal sehari-hari yang tampak netral namun sesungguhnya sarat ideologi, mulai dari warna band-aid yang menyesuaikan warna kulit tertentu, wacana beauty, hingga bahasa tertentu yang dianggap lebih baik dari bahasa yang lain. Mengutip Antonio Gramsci, Mbak Ashika menekankan bahwa ideologi bekerja melalui common sense yang dianggap wajar dan alamiah oleh masyarakat. “Everyday ideology is always around us, if we are not aware, we need to check,” jelasnya.

Dr. Ashika juga menyoroti bagaimana representasi ras dan gender hadir dalam karya populer, khususnya film superhero. Contoh yang diangkat antara lain perdebatan tentang Sam Wilson sebagai Captain America, serta anggapan bahwa terpilihnya Barack Obama sebagai presiden kulit hitam otomatis menandai akhir rasisme di Amerika, padahal realitas sosial menunjukkan sebaliknya.

Dalam isu gender, ia menggarisbawahi bagaimana kekuatan fisik dalam film superhero lebih sering dikaitkan dengan laki-laki, sementara karakter perempuan kerap diberikan kekuatan tak kasat mata. “Gender is a kind of imitation for which there is no original,” kutipnya dari Judith Butler (1993), sambil menekankan bahwa maskulinitas dan femininitas selalu dikonstruksi dan berubah sesuai konteks sosial.

Menariknya, Dr. Ashika juga mengajak audiens membaca representasi dalam film Indonesia Satria Dewa: Gatotkaca (2022). Ia menunjukkan bagaimana tokoh-tokoh berkulit putih sering digambarkan sebagai bos, sementara karakter berkulit gelap tampil sebagai satpam atau pekerja kelas bawah. Selain itu, penggunaan aksen bahasa juga membentuk hierarki tersendiri, bahasa Jawa dilekatkan pada orang desa, sedangkan tokoh utama menggunakan gaya bahasa gaul Jakarta.

“Literature is never just stories. Ideologies hide in plain sight. Reading critically is seeing power,” tegasnya, menutup sesi utama kuliah umum.

Sesi tanya jawab berlangsung hangat dengan pertanyaan seputar representasi perempuan dalam komik, bias ideologi dalam membaca karya sastra, hingga standar maskulinitas dalam karakter superhero modern. Mbak Ashika menekankan bahwa progres ideologi tidak pernah linear, melainkan messy dan penuh resistensi. Ia juga mengingatkan pentingnya kesadaran kritis pembaca dalam memeriksa bias masing-masing.

Kuliah umum ini memperlihatkan bahwa kajian sastra populer bukan sekadar membahas hiburan, melainkan juga membuka ruang refleksi kritis tentang kekuasaan, representasi, dan ideologi dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kegiatan ini, Magister Sastra UGM menegaskan komitmennya untuk menghadirkan ruang akademik yang relevan dengan isu-isu kontemporer, sekaligus membekali mahasiswa dengan cara pandang kritis dalam membaca teks dan budaya.

Penulis: Marsya Kamila/Humas Magister Sastra

Menggali Arsip Etnografi: FIB UGM Gelar Workshop Bersama Marco Del Gallo

SDGs 11: Kota dan Pemukiman Yang BerkelanjutanSDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang TangguhSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Rabu, 10 September 2025

Yogyakarta, 28/8/2025 – Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM) kembali menghadirkan ruang diskusi ilmiah melalui workshop bertajuk “Archives of Ethnographic Encounters”. Acara yang digelar di Ruang Multimedia Gedung Margono, berlangsung dari pukul 10.00 hingga 14.00 WIB dan menghadirkan Marco Del Gallo, kandidat doktor Antropologi di London School of Economics.

Dalam kesempatan ini, Marco berbagi pengalamannya bekerja dengan arsip fotografi pribadi milik mendiang Haswinar Arifin, seorang mahasiswa antropologi sekaligus fotografer yang mendokumentasikan kehidupan di Jakarta Utara sejak dekade 1970-an hingga awal 2000-an. Melalui arsip tersebut, Marco mengajak peserta merenungkan kembali bagaimana arsip bukan hanya sekadar kumpulan dokumen, melainkan jejak hidup yang menyimpan cerita, emosi, dan dinamika sosial.

Diskusi berkembang pada pertanyaan-pertanyaan mendasar seputar definisi arsip. Apakah setiap orang, dengan kebiasaan menyimpan foto, catatan, atau rekaman, sesungguhnya sedang menghasilkan dokumen sejarah masa depan? Jika demikian, bagaimana peneliti harus memperlakukan arsip—baik miliknya maupun milik orang lain—sebagai bahan penelitian? Refleksi ini membuka ruang untuk melihat arsip bukan semata dokumen resmi, melainkan juga foto, rekaman suara, video, hingga tulisan kreatif yang merekam pengalaman sehari-hari.

Di sisi lain, Marco menekankan adanya tanggung jawab etis dalam bekerja dengan arsip yang dikumpulkan oleh orang lain. Arsip pribadi yang kemudian dibawa ke ruang akademik menyimpan dilema tersendiri: bagaimana menjaga keintiman dari materi tersebut ketika dipublikasikan? Apa batas antara tanggung jawab peneliti, hak kepemilikan, dan kepentingan masyarakat yang menjadi bagian dari arsip itu sendiri? Pertanyaan-pertanyaan ini menuntut peneliti untuk peka terhadap etika, kepedulian, dan bentuk kolaborasi yang adil.

Pengalaman Marco sendiri berangkat dari penelitian doktoral yang didasarkan pada 26 bulan kerja lapangan di komunitas nelayan Jakarta Utara. Penelitiannya berkontribusi pada perbincangan akademik seputar urbanisme, kapitalisme, transformasi lingkungan, politik kolektif, hingga dinamika kerja. Kehadirannya di FIB UGM memperlihatkan bagaimana pengalaman etnografis yang terjalin di lapangan dapat dipertemukan dengan refleksi teoretis yang lebih luas melalui arsip.

Workshop ini akhirnya tidak hanya menjadi forum pertukaran pengetahuan, tetapi juga pengingat bahwa arsip adalah ruang hidup yang merekam masa lalu sekaligus membuka kemungkinan baru bagi penelitian di masa depan. Melalui arsip, kita diajak untuk melihat kembali bagaimana kehidupan sehari-hari bisa menjadi sejarah, dan bagaimana merawat arsip berarti juga merawat ingatan kolektif.

[Humas FIB UGM, Candra Solihin]

123…30

Rilis Berita

  • Pertemuan Keenam Kuliah Kewirausahaan Sastra Arab UGM: Mahasiswa Sastra Arab UGM Rancang Bisnis Plan Kewirausahaan Sosial Berbasis Literas
  • Kolaborasi UGM dan UNAIR dalam Seminar ASN 2025 Hidupkan Wacana Ekologi dalam Sastra dan Budaya
  • Fakultas Ilmu Budaya Menerima Kunjungan Studi dari SMA Daarut Tauhid dan SMA Thursina IIBS
  • Mahasiswa FIB Sukses Menggelar Acara Pentas Ambal Warsa UKM Swagayugama Ke-57 Tahun
  • UGM Raih Peringkat Pertama Nasional dan Masuk 50% Teratas Dunia dari Data EduRank

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju