• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • SDGs 1: Non-discrimination
  • SDGs 1: Non-discrimination
Arsip:

SDGs 1: Non-discrimination

American Literature dan Masyarakat Amerika di era Post-Modernism: Bagaimana Mereka Bersatu

Rilis Berita Kamis, 16 Mei 2024

SDGs 4 Quality Education | SDGs 4: Education | SDGs 4: Cultural diversity | SDGs 16 Peace Justice and Strong Institutions | SDGs 1: Non-discrimination 

American Literature, atau Sastra Amerika, merupakan salah satu mata kuliah dalam Program Studi Magister Pengkajian Amerika yang menggunakan karya sastra Amerika dari era klasik hingga Post-Modernism sebagai objek serta bahan diskusi pembelajarannya. Kelas American Literature ini memberikan pengalaman baru pada mahasiswa untuk menjelajahi hubungan antara karya sastra Amerika dengan negara itu sendiri. Berpaku pada pemahaman bahwa narasi karya sastra merupakan isi pikiran dari si penulis mengenai kejadian yang dialaminya dan terjadi di sekitarnya, kelas ini menyajikan berbagai pemahaman mengenai sastra Amerika dan bagaimana sastra itu memproyeksikan keadaan masyarakat di tiap eranya, seperti era Romanticism, Realism, dan Harlem Renaissance.

Pada perkuliahan kali ini, pembahasan dimulai dengan penjelasan mengenai era Post-Modernism yang terjadi pada sekitar tahun 1960an. Dengan berkembangnya jenis kesenian baru seperti seni pertunjukan akibat adanya Perang Dunia ke 2, seni-seni lainnya, termasuk karya sastra juga menjadi salah satu kesenian yang juga ikut terpengaruh, terutama dari segi karakteristik. Beberapa karakteristik yang dijelaskan dalam pertemuan ini adalah bagaimana para penulis mulai berfokus kepada pengalaman orang lainnya dengan latar belakang yang berbeda, atau menuliskan mengenai bagaimana kuasa dan ideologi dari orang yang berkuasa bisa mempengaruh masyarakat dalam melihat sekitar mereka, sekaligus menyadarkan masyarakat mengenai semua yang mereka percayai dan yakini.

Menggunakan karya Amanda Gorman, The Hill We Climb, yang dibacakan pada masa pelantikan Presiden Joe Biden di 2021, diskusi kelas dilakukan dengan mengkoneksikan si penulis yang adalah seorang wanita muda kulih hitam dengan Amerika, terutama dalam kondisinya di dunia nyata. Menggunakan metode presentasi dan diskusi antar mahasiswa dengan dosen, kelas ini menghasilkan berbagai macam intepretasi mengenai bagaimana puisi ini menggambarkan demokrasi Amerika dari sudut pandang minoritas. Setelah diskusi yang panjang, hasil diskusi dan intepretasi antar mahasiswa dan dosen adalah walaupun Amerika sebagai negara memiliki banyak “dosa” di masa lalu, terutama pada kaum kulit hitam, puisi ini menjadi ajakan bagi semua masyarakat Amerika tanpa peduli ras mereka, untuk mewariskan demokrasi dan negara yang lebih baik kepada generasi yang akan datang.

Selain melakukan diskusi mendalam mengenai arti dari sebuah karya sastra, diskusi juga merambah kepada gaya penulisan orang kulit hitam yang menggunakan tata Bahasa tertentu dan keberadaan intertextuality, atau penggunaan tulisan dari orang kulit hitam lainnya untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Bahkan lebih dari gaya pembahasan, diskusi mengenai karakteristik dari karya sastra era post-modernism dan bagaimana The Hill We Climb memiliki salah satu karakteristik dari post-modernism itu sendiri.

 

Syawalan Keluarga Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada 1445 H

HEADLINERilis Berita Kamis, 18 April 2024

SDG 16: Peace, justice and strong institution | SDGs 8: Culture | SDGs 4: Equal access : SDGs 2 : Food | SDGs 1: Non-discrimination

Dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1445 H dirangkaikan dengan Syawalan, Keluarga Besar Fakultas Ilmu Budaya UGM yang terdiri dari dosen, tendik, paruh waktu,  purna tugas, dan mahasiswa FIB hadir pada acara Syawalan yang dilaksanakan hari Rabu tanggal 17 April 2024 bertempat di Panggung Terbuka Fakultas Ilmu Budaya UGM. Dimulai dari pukul 08.00 sampai pukul 10.30, acara ini dimulai dari sesi saling berjabat tangan dan maaf-maafan dengan cara berbaris mengitari halaman gedung Margono tepat setelah meja registrasi yang berada di pintu masuk selatan FIB. Suasana tersebut terasa hangat dihiasi senyum merekah dari setiap tamu undangan yang saling menyapa satu sama lain. Agenda ini sangat sejalan dengan tema acara tersebut yaitu Merajut Ukhuwah untuk Kemajuan FIB UGM.

Berkaitan dengan tema, Dekan Fakultas Ilmu Budaya menyampaikan harapannya pada pidato pembukaannya agar kedepannya keluarga FIB saling bersinergi dengan baik untuk meraih capaian-capaian luar biasa lainnya, mengingat FIB baru saja mendapat pencapaian besar dimana 4 jurusannya masuk 200 peringkat dunia dan khusus Antropologi masuk 51 besar dunia bersanding dengan prodi antropologi lainnya dari kampus-kampus ternama dunia. “Sebenarnya kita tidak mengharapkan penghargaan apa-apa, namun berkat kerjasama yang sudah kita bangun dengan baik untuk memberikan yang terbaik selama ini menghasilkan sesuatu yang membanggakan di mata dunia. Semoga kita bisa sama-sama saling membantu mempertahankan prestasi yang kita raih. Terima kasih kepada para senior atau pendahulu yang telah lebih dulu bersinergi untuk membangun FIB, terima kasih kepada semua yang sedang berusaha saat ini, dan diharapkan generasi penerus kita dapat memberikan yang terbaik untuk bisa meneruskan dan lebih memajukan FIB di masa yang akan datang”, ungkap Prof. Dr. Setiadi, S.Sos., M.Si.

Terdapat beberapa agenda acara lainnya seperti pembacaan tilawah dan sari tilawah, pengenalan dosen dan tendik yang baru, pembawaan pidato bertema hikmah syawalan yang dibawakan oleh, Dr. Rudy Wiratama, S.I.P., M.A., dan pembacaan doa oleh Hamdan, M.A..  Acara juga dibuat meriah dengan adanya pembagian doorprize yang beragam mulai dari panci, kompor, sarung, rice cooker, dan masih banyak hadiah menarik lainnya. Acara ditutup oleh MC dengan mempersilahkan tamu undangan menikmati santap siang yang telah disediakan. Adapun hidangan yang disiapkan antara lain bakso, lontong opor, es kelapa muda, soto, dan snack yang nikmat apalagi ditambah dengan kebersamaan yang tercipta saat sesi makan bersama. Diharapkan dengan adanya acara ini, kekeluargaan yang ada di dalam lingkungan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada ini menjadi semakin kuat dan terhindar dari konflik sehingga dapat membawa FIB lebih maju bersama.

Rapat Persiapan Syawalan Fakultas Ilmu Budaya UGM

HEADLINERilis Berita Selasa, 16 April 2024

SDG 16: Peace, justice and strong institution | SDGs 8: Culture | SDGs 4: Equal access | SDGs 2 : Food | SDGs 1: Non-discrimination

Menindaklanjuti Persiapan Syawalan Fakultas Ilmu Budaya UGM yang akan diadakan esok hari, panitia menggelar rapat online pada hari ini (Selasa, 16/04/2024) pukul 1 siang tadi. Bu Erika selaku Koordinator acara memimpin rapat, membuka, dan menyampaikan harapannya semoga acara besok berjalan lancar. Diharapkan panitia hadir sebelum hadirin datang ke lokasi. Selanjutnya beliau mempersilahkan masing-masing divisi menyampaikan progress yang telah mereka lakukan. Diawali oleh Bu Ani Jayanti yang memaparkan laporan rencana sistematis Among Tamu saat hari acara serta lokasi meja presensi. Beralih ke MC, Koordinator berharap kepada MC yang bertugas yaitu Mba Diyah dan Pak Rahmat untuk mengarahkan hadirin dari jam 8.45 untuk mengambil tempat karena acara dimulai pukul 9, berkoordinasi dengan para pengisi acara agar mengetahui apa yang akan ditampilkan seperti surah yang akan dibawakan saat tilawah dan materi yang akan dibawakan penceramah, mengecek kembali susunan acara untuk mengetahui secara lengkap urutan acara, serta mengumpulkan data diri dosen dan tendik baru untuk diperkenalkan nantinya.

Seksi perlengkapan memaparkan apa saja yang sudah tersedia dan tinggal diatur besok pagi, seperti tenda, meja, kursi, yang sudah ada di lokasi sedari hari ini. Mereka juga telah mempersiapkan perlengkapan tambahan jika terjadi suatu kendala seperti mempersiapkan genset untuk kemungkinan apabila terjadi mati lampuSeksi konsumsi menjelaskan pembagian konsumsi beserta lokasinya. Seksi dokumentasi dipercayakan kepada tim humas untuk mengambil gambar atau video dan kemudian diunggah ke berbagai media sosial FIB. Sehingga, diharapkan kepada tim ini untuk menyiapkan kamera dengan baik dan stand by dari pagi juga bersama panitia. Terakhir dibuka sesi diskusi-diskusi tambahan membahas tentang dress code dan makanan penutup. Pesan penutup pada rapat tersebut adalah bahwa Koordinator kembali memohon bantuan untuk hadir lebih awal, menekankan untuk bertugas sesuai tanggung jawab bidang masing-masing, khususnya lapangan untuk langsung cek persiapan setelah selesai rapat apa yang dibutuhkan saat ini.

Pusat Bahasa UGM: A Robust Foundation for High-Quality Education and Global Cooperation

HEADLINERilis Berita Kamis, 11 Januari 2024

SDGs 1: Non-discrimination – SDGs 4: Access to Education – SDGs 4: Cultural Diversity – SDGs 5: Equality – SGDs 5: Equal Access – SDGs 8: Development oriented Policy – SGDs 10: Education – SGDs 17: Capacity Building – SDGs 17: Development Assistance – SDGs 17: Communication Technologies

The present Pusat Pelatihan Bahasa or Language Training Centre dates back to 1971 when Rector Soeroso H. Prawirohardjo (1968-1973) launched a new project in recognition of the importance of foreign languages in the work and career aspirations of academic and professional Indonesians. The project was set up under the auspices of the Indonesian Ministry of Education in cooperation with the British Ministry of Overseas Development working through the British Council, Jakarta. The University supplied the building, staff housing, and the administrative staff for the operation headed by Drs R. Soegondo (a senior lecturer and former Dean of Fakultas Sastra UGM) first as Coordinator and later as Director. Britain agreed to supply a full-time technical expert, graduate volunteer teachers, books, and a language laboratory.

The project was known as SELTU (Staff English Language Training Unit), an acronym invented by Drs R. Soegondo and Mr Ken Moody from the British Council. The first Director of Studies was Ms Elizabeth Stewart, who was appointed to coordinate and implement long-term language training programmes for UGM staff. She organized both full and part-time courses with full support from the head of the English Department, Drs Achmad Wirono, and his staff as well as a number of native-speaking instructors from the Voluntary Service Overseas (VSO) organization. Ms Stewart was later replaced by Mr Michael Smithies, who built on the existing foundation.

Originally the Unit was attached to the Faculty of Letters, and under this system the Unit (inspite of its name) also offered courses in other languages. From 1974 to 1978 it ran French courses for university lecturers intending to study in France. The courses were organized in association with the French Cultural Attaché, Jakarta and taught by French cooperants, (young French people who, instead of joining the compulsory military service, served abroad teaching French). Dutch was also taught for some time to recruit Dutch teachers before they were sent to Holland.

Early in 1975, during the rectorship of Professor Sukadji Ranuwihardjo (1973-1981), SELTU was established as a separately budgeted unit independently of the Faculty of Letters but part of the Hubungen Luar Negeri section of the Rector’s office. The Unit later received indirect financial assistance from the Rockefeller Foundation and MUCIA (Midwest Universities Consortium for International Activities), and under their sponsorship Dr Gloria S. Poedjosoedarmo took over Mr Smithies’ position as Director of Studies (1976-1981) and continued to develop the Unit and make substantial improvements in the SELTU set-up. By this time, the University had managed to maintain close affiliations with the Oberlin Shansi Memorial Association (Oberlin College, Ohio) and Princeton-in-Asia (Princeton University, New Jersey) for provision of American graduate volunteer instructors.

Between 1987 and 1990 the ELT Projects Unit of the British Council, Jakarta, funded by the Overseas Development Administration (ODA) of the British Government, provided full-time ELT specialists and financial assistance in the form of resources and materials. The specialists (Ms Sarah Holland, Ms Annie Park, Mr Martin Lamb in that order) revised and updated most of the courses and held regular teacher-training workshops within the institution.

During the rectorship of Professor Koesnadi Hardjasoemantri (1985-l990), it was decided that in order to extend the scope and effectiveness of the language training offered by the University, there was a need for a new purpose-built centre on the university campus, offering spacious and fully equipped premises for language training. The Rector envisaged the integration of the English teaching at SELTU and the teaching of other languages to UGM staff, non-UGM staff, and the general public within one central organization. In 1988 SELTU became Pusat Pelatihan Bahasa and was part of the Faculty of Graduate Studies (Pasca Sarjana), and on April 21st, 1989 the new Language Training Centre moved to the present site. The day-to-day management of the Centre was made up of Drs R. Soegondo as Head, Dr Stephanus Djawanai as Deputy Head, Drs A. Wirono and Drs Alex H. Rambadeta, MA as Academic Supervisors. Management Board dealing with policy matters was made up of ex officio the Dean of the Faculty of Graduate Studies, the Dean of the Faculty of Letters and the Head of the LTC. The management team was supported by a full-time ELT teacher/specialist, Mr Martin Lamb, from the British Council, and head of the administrative staff, Dra Kartinah.

To cater for the increasing demand for the Centre’s services, Professor Mochamad Adnan, the new Rector (1990-1994), approved of the LTC management’s request for additional space. The two existing wings were extended about three quarters of the original size of the new building, and by the end of 1992 the extension was completed. Today, Pusat Pelatihan Bahasa is part of the Faculty of Cultural Sciences, Gadjah Mada University.

Pusat Pelatihan Bahasa has emerged as an instrumental entity in advancing global learning, building upon a rich historical legacy that underscores its pivotal role in fostering linguistic proficiency and cultural understanding among students. This institution, rooted in the esteemed traditions of Universitas Gadjah Mada (UGM), has consistently adapted to the dynamic educational landscape, aligning itself with the principles of internationalization and collaboration, supporting SDG 17, which is Partnership for the Goals. With an unwavering commitment to cultivating global communication skills, Pusat Pelatihan Bahasa has meticulously designed and implemented comprehensive language programs. The center’s dedication to delivering high-quality language education has not only garnered recognition within national borders but has also positioned it as a key player on the global stage, which aligns with SDG 4, Quality Education. Pusat Pelatihan Bahasa stands as a testament to UGM’s steadfast commitment to global education, serving as a dynamic platform for cross-cultural exchange and significantly contributing to the enhancement of linguistic competence for individuals navigating an interconnected world.

Kearifan Lokal Bali Kunci Penanganan Stunting di Pedawa, Bali

Rilis Berita Jumat, 5 Januari 2024

SDGs 1: Non-discrimination – SDGs 2: End-hunger – SDGs 2: Enviroment – SDGs 3: Contraceptive use – SDGs 4: Cultural Diversity – SDGs 5: Equality – SDGs 6: Clean watyer and sanitation – SDGs 9: Infrastructure – SDGs 10: Education – SDGs 11: Community and Cultural Heritage – SDGs 17: Partnership for goals

Kolaborasi riset merupakan hal yang disemangati pelaksanaannya oleh Fakultas Ilmu Budaya akhir-akhir ini. Kolaborasi riset antara Prodi Antropologi Budaya dan Antropologi Udayana mengambil topik “Kearifan Lokal Bali Kunci Penanganan Stunting di Pedawa, Bali” merupakan salah satu riset yang didanai oleh Fakultas Ilmu Budaya, UGM.  Riset ini merupakan implementasi SDGs tujuan kedua yaitu tanpa kelaparan.

Kolaborasi riset ini dilakukan oleh empat peneliti yaitu Atik Triratnawati, Novitasari Ardianti (UGM) dan Aliffiati, Azzahra Alivya Prasetio (Udayana). Lokasi  riset berada di Desa Pedawa, Buleleng, sebuah desa Bali Aga yang masih mempertahankan pola hidup dan pola pengasuhan dengan budaya lokal. Riset ini dilakukan pada bulan Juni, Agustus, dan September 2023.

Temuan riset ini menujukkan bahwa kearifan lokal yang masih dipegang kuat oleh masyarakat Pedawa memberi sumbangan positif bagi kesehatan ibu dan bayi. Hal ini ditunjukkan pada pola hidup yang patuh dengan adat, seperti mengikuti rangkaian upacara kelahiran, menggunakan bahan lokal sebagai sumber pangan utama balita, dan munculnya benih kesetaraan gender di keluarga. Suksesnya penanganan stunting di desa ini juga didukung oleh pelayanan medis modern, meliputi agensi bidan, suksesnya program KB, dan kuatnya pemberdayaan kader.

Rilis Berita

  • Prof. Wening Udasmoro Dianugerahi Penghargaan Inclusive Global Engagement oleh Universitas 21
  • Pemotongan Tumpeng Perayaan Kemenangan FIB UGM pada Nitilaku 2024
  • Menyebrangi Cakrawala: Menjelajahi Lithuania Lewat IISMA
  • Prodi Bahasa dan Kebudayaan Korea Gelar Kuliah Umum “Teknik Berorasi dalam Bahasa Korea” bersama K-Speech Indonesia
  • Kunjungan Fakultas Ushuludin Adab dan Humaniora UIN Salatiga ke FIB UGM

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY