SDGs 4 Quality Education | SDGs 4: Education | SDGs 4: Cultural diversity | SDGs 16 Peace Justice and Strong Institutions | SDGs 1: Non-discrimination
American Literature, atau Sastra Amerika, merupakan salah satu mata kuliah dalam Program Studi Magister Pengkajian Amerika yang menggunakan karya sastra Amerika dari era klasik hingga Post-Modernism sebagai objek serta bahan diskusi pembelajarannya. Kelas American Literature ini memberikan pengalaman baru pada mahasiswa untuk menjelajahi hubungan antara karya sastra Amerika dengan negara itu sendiri. Berpaku pada pemahaman bahwa narasi karya sastra merupakan isi pikiran dari si penulis mengenai kejadian yang dialaminya dan terjadi di sekitarnya, kelas ini menyajikan berbagai pemahaman mengenai sastra Amerika dan bagaimana sastra itu memproyeksikan keadaan masyarakat di tiap eranya, seperti era Romanticism, Realism, dan Harlem Renaissance.
Pada perkuliahan kali ini, pembahasan dimulai dengan penjelasan mengenai era Post-Modernism yang terjadi pada sekitar tahun 1960an. Dengan berkembangnya jenis kesenian baru seperti seni pertunjukan akibat adanya Perang Dunia ke 2, seni-seni lainnya, termasuk karya sastra juga menjadi salah satu kesenian yang juga ikut terpengaruh, terutama dari segi karakteristik. Beberapa karakteristik yang dijelaskan dalam pertemuan ini adalah bagaimana para penulis mulai berfokus kepada pengalaman orang lainnya dengan latar belakang yang berbeda, atau menuliskan mengenai bagaimana kuasa dan ideologi dari orang yang berkuasa bisa mempengaruh masyarakat dalam melihat sekitar mereka, sekaligus menyadarkan masyarakat mengenai semua yang mereka percayai dan yakini.
Menggunakan karya Amanda Gorman, The Hill We Climb, yang dibacakan pada masa pelantikan Presiden Joe Biden di 2021, diskusi kelas dilakukan dengan mengkoneksikan si penulis yang adalah seorang wanita muda kulih hitam dengan Amerika, terutama dalam kondisinya di dunia nyata. Menggunakan metode presentasi dan diskusi antar mahasiswa dengan dosen, kelas ini menghasilkan berbagai macam intepretasi mengenai bagaimana puisi ini menggambarkan demokrasi Amerika dari sudut pandang minoritas. Setelah diskusi yang panjang, hasil diskusi dan intepretasi antar mahasiswa dan dosen adalah walaupun Amerika sebagai negara memiliki banyak “dosa” di masa lalu, terutama pada kaum kulit hitam, puisi ini menjadi ajakan bagi semua masyarakat Amerika tanpa peduli ras mereka, untuk mewariskan demokrasi dan negara yang lebih baik kepada generasi yang akan datang.
Selain melakukan diskusi mendalam mengenai arti dari sebuah karya sastra, diskusi juga merambah kepada gaya penulisan orang kulit hitam yang menggunakan tata Bahasa tertentu dan keberadaan intertextuality, atau penggunaan tulisan dari orang kulit hitam lainnya untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Bahkan lebih dari gaya pembahasan, diskusi mengenai karakteristik dari karya sastra era post-modernism dan bagaimana The Hill We Climb memiliki salah satu karakteristik dari post-modernism itu sendiri.