• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • Pariwisata FIB UGM
  • Pariwisata FIB UGM
  • hal. 2
Arsip:

Pariwisata FIB UGM

Prodi Pariwisata UGM Perkuat Kerja Sama dengan Industri Pariwisata untuk Program Magang Mahasiswa

HEADLINERilis BeritaSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Selasa, 25 Maret 2025

Yogyakarta, 25/3/2025 – Program Studi Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) terus berkomitmen untuk memberikan pengalaman pembelajaran terbaik bagi mahasiswanya. Sebagai bagian dari upaya tersebut, Prodi Pariwisata UGM telah menjalin kemitraan strategis dengan 29 mitra dari berbagai sektor pariwisata yang tersebar dalam delapan klaster (dinas terkait, NGO, sektor swasta, perhotelan, pusat studi, museum, dan taman hiburan). Kerja sama ini membuka peluang lebih luas bagi mahasiswa untuk memahami dunia kerja secara langsung dan memperoleh keterampilan praktis yang terkadang tidak bisa didapatkan hanya dari teori di dalam kelas. Kerja sama ini selaras dengan komitmen UGM dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, khususnya SDG 4: Pendidikan Berkualitas dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Mahasiswa Prodi Pariwisata UGM memiliki kesempatan untuk memilih tempat magang yang sesuai dengan minat dan bidang yang ingin mereka dalami. Program ini dirancang untuk memberikan pengalaman nyata dan membekali mahasiswa dengan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini. Selain itu, mereka juga akan mendapatkan pendampingan langsung dari para profesional di sektor masing-masing, sehingga dapat belajar langsung dari para ahli yang telah berpengalaman di bidangnya.  Dengan demikian, mereka dapat meningkatkan kesiapan untuk menghadapi tantangan dunia kerja sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan sektor pariwisata serta memperluas jaringan profesional mereka.

Kegiatan magang ini juga memberikan fleksibilitas dalam konversi kredit akademik. Mahasiswa dapat mengonversi pengalaman magang mereka menjadi Satuan Kredit Semester (SKS) mulai dari 3 hingga 24 SKS, tergantung pada durasi dan intensitas program magang yang diikuti. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya memperoleh pengalaman kerja yang berharga, tetapi juga mendapatkan pengakuan akademik yang dapat mendukung kelulusan mereka.

Diharapkan, melalui sinergi antara akademisi dan industri, lulusan Prodi Pariwisata UGM semakin siap menghadapi tantangan dan peluang di dunia kerja serta menjadi agen perubahan dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan. Dengan kolaborasi yang kuat antara kampus dan dunia industri, mahasiswa tidak hanya menjadi tenaga kerja yang terampil, tetapi juga pemikir kreatif yang dapat membawa inovasi dalam pariwisata, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.

Informasi lengkap mengenai daftar mitra magang dapat diakses melalui laman https://pariwisata.fib.ugm.ac.id/internships/.

[Humas S1 Pariwisata FIB UGM, Muhammad Alif]

Kabinet Mupakarasa Himpunan Mahasiswa Pariwisata UGM Siap Berdinamika

HEADLINERilis BeritaSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi Selasa, 25 Maret 2025

Yogyakarta, 25/3/2025 – Himpunan Mahasiswa Pariwisata (HIMAPA) UGM menggelar serah terima jabatan (sertijab) sebagai tonggak awal kepengurusan baru HIMAPA periode 2025/2026 pada 9 Februari 2025 di Ruang 209, Gedung Soegondo, FIB UGM. Momen ini menjadi penutup kepengurusan Kabinet Gamahita sekaligus menandai estafet kepengurusan oleh Kabinet Mupakarsa, yang siap membawa HIMAPA menuju babak baru dengan semangat dan inovasinya. Pada acara ini, turut hadir juga Kepala Program Studi Pariwisata UGM, Dr. Wiwik Sushartami, M.A. yang memberikan sambutan sekaligus apresiasi kepada HIMAPA Kabinet Mupakarsa. 

Beato selaku Ketua HIMAPA periode sebelumnya juga membagikan harapan besar terhadap kepengurusan berikutnya.  “Pergantian kabinet adalah langkah awal menuju perubahan yang lebih baik. Percaya dirilah atas kemampuan dan komitmen yang teman-teman miliki. Selamat melanjutkan kapal di tengah derasnya ombak. Sukses untuk teman-teman semua. Terima kasih Gamahita, Maju, Mupakarsa!” ujarnya.

Di samping itu, Rasendriya Evan yang terpilih sebagai Ketua HIMAPA Kabinet Mapakarsa mengungkapkan harapannya agar Kabinet ini tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa pariwisata tetapi juga masyarakat sekitar. “HIMAPA Kabinet Mupakarsa tahun 2025 ini memiliki harapan untuk tetap sebagai wadah bagi mahasiswa pariwisata untuk mengasah soft skills dan meningkatkan kegiatan non-akademik untuk belajar mengembangkan minat bakatnya. Mengutamakan lingkungan yang inklusif, suportif, serta mengoptimalkan komitmen yang tinggi sehingga semoga nantinya nilai dan pengalaman yang didapat selama kepengurusan HIMAPA tahun 2025 ini dapat tercapai dengan maksimal serta menjadi lebih bermanfaat khususnya bagi mahasiswa pariwisata dan umumnya bagi masyarakat luas”, tegasnya. 

Kata Mupakarsa dalam nama kabinet tersebut tersusun dari dua kata bahasa Sansekerta dan yaitu mupakara dan karsa serta satu kata bahasa Inggris yaitu sail. Mupakara berarti pribadi yang saling menjaga demi menciptakan lingkungan kekeluargaan yang positif dan mendukung, sementara karsa adalah keinginan dan niat tulus untuk menebar manfaat bagi semua. Kemudian, kata sail menjadikan HIMAPA 2025 sebagai wadah untuk berlayar dalam mengembangkan minat bakatnya.

Pengurus HIMAPA UGM periode ini kemudian mencantumkan makna-makna dalam nama kabinetnya ke dalam visi dan misinya sebagai berikut:

Visi:

Mewujudkan Himpunan Mahasiswa Pariwisata sebagai wadah pemersatu, mengedepankan sifat komunikatif dan pengembangan potensi akademik dan non-akademik bagi mahasiswa Pariwisata yang inklusif, supportif, serta mengoptimalkan komitmen yang tinggi.

Misi:

  1. Menciptakan lingkungan HIMAPA yang profesional, transparan, dan sifat religiusitas.
  2. Membangun rasa kekeluargaan dan saling memiliki satu sama lain.
  3. Menjalin jaringan relasi dan kerja sama mitra maupun organisasi lain.
  4. Menjadikan HIMAPA yang lebih aktif dan bermanfaat secara umum.

Kabinet Mupakarsa hadir dengan berbagai inovasi program kerja yang dirancang untuk dijalankan oleh setiap divisi. Beberapa di antaranya bahkan akan melibatkan interaksi langsung dengan masyarakat lokal. Dinamika HIMAPA tidak hanya berkontribusi pada pencapaian SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, tetapi juga mendukung SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Prodi Pariwisata turut memberikan dukungan penuh terhadap kepengurusan dan implementasi program-program tersebut, sejalan dengan SDG 4: Pendidikan Berkualitas. Harapannya, selain membekali mahasiswa dengan pengalaman berorganisasi yang berharga, program ini juga mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya di sektor pariwisata.

Informasi tentang HIMAPA UGM dapat diakses melalui akun Instagram @himapa.ugm

[Humas S1 Pariwisata FIB UGM, Muhammad Alif]

#ProfilAlumni I Putu Gede Eka Praptika – Dari Jogja ke London: Perjalanan Inspiratif Mengarungi Dunia Pariwisata sebagai Seorang Pelajar

HEADLINERilis BeritaSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Selasa, 25 Maret 2025

Yogyakarta, 25/3/2025 – I Putu Gede Eka Praptika, yang akrab disapa Tude, adalah salah satu alumni berprestasi dari Program Studi Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM. Lulus dengan predikat Cum Laude, alumni angkatan 2019 ini kini melanjutkan pendidikan magister di University College London (UCL), salah satu universitas terbaik di dunia. Perjalanannya dapat menjadi inspirasi bagi para mahasiswa untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki hingga mampu meraih prestasi di tingkat global.

Lahir dan besar di Desa Peliatan, Ubud, Bali, salah satu destinasi wisata terkemuka di Indonesia, Tude tumbuh dalam lingkungan yang erat dengan industri pariwisata. Namun, alih-alih melanjutkan studi sarjana di tanah kelahirannya, ia memilih Prodi Pariwisata UGM untuk memperluas wawasan dan memahami sektor ini dari perspektif yang lebih akademis dan multidisiplin.

Proses belajarnya saat itu tidaklah mudah, terlebih saat pandemi Covid-19 mengubah dinamika perkuliahan menjadi daring. Berkat dukungan penuh yang diberikan UGM khususnya fasilitas pendidikan daring melalui bimbingan dosen dan staf pengajar di Prodi Pariwisata, ia tetap mampu beradaptasi dan memanfaatkan kesempatan untuk terus berkembang. Selain itu, bentuk perhatian kampus adalah dukungan terhadap kesejahteraan mahasiswa, termasuk akses bantuan pangan, yang memastikan mahasiswa dapat tetap fokus pada studi meskipun dalam situasi pembatasan sosial ketika pandemi COVID-19 melanda.

Di tengah keterbatasan akibat pandemi, Tude menyikapinya sebagai potensi untuk belajar dan mengembangkan kapasitas diri. Selama pandemi ia mengikuti berbagai kegiatan organisasi kemahasiswaan hingga kompetisi akademik. Salah satunya ia aktif mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan berhasil meraih medali emas untuk Presentasi Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora serta medali perak untuk kategori Poster di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS 34).

Selain berkompetisi, ia juga terlibat dalam berbagai penelitian, baik secara individu maupun kolaboratif, serta aktif mempublikasikan tulisannya di berbagai platform akademik. Konsistensinya dalam berkarya membawanya meraih Juara 3 Mahasiswa Berprestasi UGM 2022, setelah sebelumnya dinobatkan sebagai Mahasiswa Berprestasi FIB UGM.

Berbagai prestasi yang diraih Tude juga tak lepas dari peran proses belajar serta tuntunan para dosen di Prodi Pariwisata FIB UGM. Bagi Tude, pengalaman akademiknya di Prodi Pariwisata memberikan wawasan yang lebih dari sekadar teori. Ia menekankan bahwa mata kuliah yang ditawarkan sangat relevan dengan perkembangan industri dan berbasis inovasi. “Dulu saya menikmati bagaimana teori yang diajarkan di kelas bisa langsung dikembangkan dalam bentuk proyek nyata, seperti PKM,” ujarnya. Hal itu tentunya merupakan sinergi pengelola Prodi Pariwisata bersama UGM seutuhnya dalam mengupayakan dengan baik SDG 4: Pendidikan Berkualitas.

Selain kualitas akademik, Tude juga mengapresiasi lingkungan studi di Prodi Pariwisata yang dinamis dan suportif. “Yang saya suka di (Prodi) Pariwisata UGM, sangat supportive antara mahasiswa baru dan kakak tingkat, didukung juga oleh Himapa. Srawung (berinteraksi) itu seru dan saling mendukung,” tuturnya. Bahkan setelah lulus, dukungan dari dosen dan alumni tetap berlanjut, termasuk dalam membantu mahasiswa mendapatkan peluang studi atau karier, baik di dalam maupun luar negeri. Ia berharap sinergi ini terus diperkuat agar semakin banyak lulusan yang dapat berkontribusi dan berkembang sesuai minatnya.

Sebelum melanjutkan studi magister di UCL, Tude sempat terlibat langsung ke dunia riset dan bisnis pariwisata. Pengalaman ini semakin menguatkan pandangannya bahwa kurikulum Prodi Pariwisata UGM tidak hanya memberikan fondasi akademik yang kuat, tetapi juga membekali mahasiswa dengan keterampilan praktis yang sesuai dengan kebutuhan industri.

Pengetahuannya selama kuliah juga terbukti relevan saat ia melanjutkan studi magister. Diskusi-diskusi dengan dosen hingga kakak tingkat semasa kuliah ternyata menjadi dasar penting dalam memahami kompleksitas pariwisata di tingkat global.

Bagi mahasiswa yang masih ragu dengan prospek studi pariwisata, Tude menegaskan bahwa bidang ini menawarkan peluang luas dan multidisiplin. “Pariwisata bukan sekadar industri layanan, tetapi juga motor penggerak ekonomi, sosial, serta media konservasi yang mendukung pembangunan keberlanjutan. Baik Akademisi dan Praktisi memiliki peran penting dalam memahami dan mengelola sektor ini dengan pendekatan kritis dan manajerial,” jelasnya.

Dengan tantangan dan peluang yang ada, ia berharap semakin banyak mahasiswa yang tertarik untuk berkontribusi dalam dunia pariwisata, tidak hanya sebagai praktisi tetapi juga sebagai pemikir dan inovator yang membawa perubahan positif bagi masyarakat dan lingkungan.

[Humas S1 Pariwisata FIB UGM, Muhammad Alif]

Yogyakarta Padat, Pariwisata Terhambat? Saatnya Berpikir More Than Human

HEADLINERilis BeritaSDGs 11: Kota dan Pemukiman Yang BerkelanjutanSDGs 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur Selasa, 25 Maret 2025

Yogyakarta, 25/3/2025 – Yogyakarta sebagai destinasi wisata unggulan terus menarik banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Namun, lonjakan jumlah kunjungan ini diiringi dengan meningkatnya kemacetan yang menjadi tantangan tersendiri bagi sektor pariwisata di kota ini. Terkait persoalan tersebut, Dosen Pariwisata UGM, R. Rucitarahma Ristiawan, S.Par., M.Sc., Ph.D., menyampaikan pandangannya terkait dinamika tersebut.

Dosen yang akrab dipanggil Mas Awang tersebut menceritakan bahwa sepulangnya di Yogyakarta dari menyelesaikan program doktornya di Belanda, bahkan sejak tahun 2010-an sudah merasakan adanya perbedaan kualitas udara di Yogyakarta yang semakin pengap akibat polusi. Ia pun heran dengan kepadatan dan kemacetan di Yogyakarta yang naik signifikan.

Menurutnya Awang, wisata heritage tidak hanya tentang peninggalan masa lampau seperti arca dan koleksi museum, tetapi juga fakta dan cerita apa yang ada di baliknya, relasi kuasa seperti apa yang terjadi, dan representasi relasi kuasa dalam keaadannya sekarang. Wisata heritage sarat akan keluhuran dan preservasi kebudayaan. Akan tetapi, hal tersebut menjadi bertolak belakang apabila melihat apa yang terjadi sekarang. “Secara branding, secara value yang coba disampaikan kepada wisatawan, Jogja itu seperti apa yang biasa kita lihat di sosial media, sebagai area yang luhur, estetik, sublime dan arif. Tetapi pada kenyataanya Jogja itu tidak baik-baik saja. Opresi dan penindasan secara terselubung terkait lahan, politik dinasti yang abusive, klientelis dan nepotis, dan komodifikasi budaya sebagai cara untuk meligitimasi status kuasa beberapa pihak”, ujarnya. Apalagi ketika peak season, kemacetan menjadi salah satu persoalan yang terlihat dari kompleksnya berbagai persoalan yang lebih besar seperti regulasi yang menguntungkan pihak tertentu hingga ketidakjelasan tata kota dan transportasi.  Hal tersebut pada akhirnya dapat berdampak terhadap pengalaman berwisata di Yogyakarta. Keuntungan pariwisata hanya dirasakan oleh pihak-pihak di lingkar kekuasaan, dan masyarakat hanya mendapat ketidaknyamanan hidup, polusi, serta upah rendah.

Awang juga menyoroti bagaimana suatu peraturan kerap kali diimplementasikan dengan tendensinya yang bermuara ke profit. Ia menegaskan. “Bisa atau tidak kita moving beyond that?”, ujarnya. Banyak aspek lain yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan atau pengimplemntasian suatu peraturan seperti ruang terbuka hijau (RTH), pohon, fauna atau apapun itu yang seharusnya dapat memberikan manfaat mutualisme yang juga Awang sebut sebagai aspek “more than human”. Harapannya, pemikiran tersebut pun dapat mendukung SDG ke-11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan. Jika hal tersebut tidak diperhatikan dengan baik, pada akhirnya akan berujung pada kompleksitas permasalahan lainnya, seperti halnya kemacetan.

Terkait pembangunan jalan tol yang saat ini gencar dilakukan di berbagai daerah, termasuk Yogyakarta, Awang pun memberikan pandangannya terhadap hal tersebut. Menurutnya, pembangunan tol tersebut mungkin bagus dalam hal profit dan semakin mempermudah aksesibilitas termasuk kaitannya dengan industri pariwisata. Kendati demikian, ia menekankan bahwa hal tersebut berpotensi untuk menjadi “anggur lama di botol yang baru” apabila pembangunan tersebut terlalu memperhatikan profit tanpa memperhatikan aspek lain. Meski demikian, pembangunan transportasi umum menurutnya tetap langkah yang cukup bagus dan progresif untuk menunjang mobilitas masyarakat dan menunjang pariwisata.

Saat ini, persoalan daya dukung (carrying capacity) Yogyakarta belum dikaji secara mendalam. “Kegagalan membaca pariwisata secara kontekstual, dapat membuat Yogyakarta berada pada posisi yang tidak mengenakkan”, ujarnya menambahkan.  Kajian hanya sebatas luas lahan dan bagaimana orang bisa nyaman beraktivitas di dalamnya. Padahal, perhatian seberapa oksigen hingga hak more than human belum pernah dibicarakan. Ia pun berharap perkembangan pembangunan pariwisata di Yogyakarta, terutama kaitannya dengan penyusunan dan pelaksanaan regulasi dapat lebih dilakukan secara holistis dengan memperhatikan bahwa tidak hanya manusia yang membutuhkannya tetapi manusia juga dipengaruhi dan mempengaruhi segala sesuatu yang ada disekitarnya. Kesadaran terkait aspek regeneratif dalam cara berpikir more than human ini yang belum hadir dalam skema pembangunan pariwisata Jogja Hal tersebut pun guna mendukung keberhasilan SDG ke-9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.

[Humas S1 Pariwisata FIB UGM, Muhammad Alif]

Rayakan Dies Natalis Tahun 2024: Refleksi 15 Tahun Prodi Pariwisata FIB UGM

HEADLINERilis BeritaSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Selasa, 25 Maret 2025

Yogyakarta, 25/3/2025 – Prodi Pariwisata FIB UGM menggelar syukuran Dies Natalis ke-15 pada Jumat, 6 Desember 2024 di Auditorium Gedung Soedondo Lt. 7 FIB UGM. Acara ini dihadiri para dosen dan tendik Prodi Pariwisata, mahasiswa, alumni, dan mitra. Dalam kesempatan peringatan Dies Natalis ke-15 ini juga diselenggarakan diskusi dalam rangka evaluasi terkait langkah-langkah yang telah ditempuh dan mempersiapkan Prodi Pariwisata FIB UGM untuk masa depan yang lebih gemilang baik secara akademis maupun dengan industri pariwisata.

Setelah dibuka dengan sambutan Ketua Prodi Pariwisata Dr. Wiwik Sushartami, M.A, sebagai simbolis perayaan dies natalis, kemeriahan agenda dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng yang diwakili oleh dosen, mahasiswa aktif dan alumni Prodi Pariwisata.

Sebagai wujud apresiasi Prodi Pariwisata terhadap kreativitas dan bakat luar biasa para mahasiswanya, suasana semakin semarak dengan penampilan seni tari memukau bertajuk “Tari Nirbaya Edan-Edanan” yang dibawakan oleh mahasiswa Prodi Pariwisata, Muhammad Jhony Fonsen bersama tim. Tarian ini mengangkat kisah unik tentang masyarakat Jawa yang menjunjung tinggi nilai sosial, gotong royong, keramahan, dan toleransi, tidak hanya kepada sesama manusia, tetapi juga kepada jin, setan, dan roh-roh halus.

Ketua Prodi Pariwisata, Dr. Wiwik Sushartami, M.A., membuka sesi pemaparan dengan menjelaskan kondisi terkini program studi, diantaranya sejarah singkat dan susunan tenaga pendidik. Selanjutnya, beliau memaparkan rencana kurikulum terbaru yang dirancang lebih fleksibel, dengan skema dan alur yang mendukung pengayaan kompetensi mahasiswa. Kurikulum ini diharapkan dapat memperluas wawasan lintas bidang, sehingga mahasiswa Prodi Pariwisata mampu menghadapi tantangan masa depan dengan keunggulan multidisiplin.

Selain selalu mengapresiasi potensi dan prestasi para mahasiswa, Prodi Pariwisata juga selalu berupaya untuk memberikan pendidikan yang terbaik (SDG ke-4: pendidikan berkualitas) dengan mengikuti tren akademik dan industri. Hal tersebut untuk memastikan pendidikan Prodi Pariwisata semakin relevan dengan isu-isu terkini juga mempersiapkan kompetensi yang unggul bagi para calon alumni dengan industri pariwisata sesungguhnya. Untuk itu, Prodi Pariwisata mengundang beberapa mitra industri untuk melakukan diskusi terkait kesempatan karier dan isu-isu terkini sebagai bahan evaluasi kurikulum prodi (SDG ke-7: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). Mitra yang hadir pada sesi ini diantaranya yaitu Gama Wisata, dan Desa Wisata Institute, serta perwakilan dosen lintas prodi Dosen Lintas Prodi Erda Rindrasih, S.Si, M.U.R.P, Ph.D dan perwakilan mahasiswa.

Dalam sesi diskusi bersama alumni, mahasiswa menyampaikan apresiasi terhadap pengajaran di Prodi Pariwisata yang dinilai sangat relevan dan bermanfaat untuk dunia kerja. Alumni turut berbagi pengalaman dan memberikan masukan konstruktif terkait kebutuhan dan tantangan di lapangan kerja. Masukan tersebut diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengembangan kurikulum agar semakin sesuai dengan dinamika industri pariwisata.

Dies Natalis ke-15 Prodi Pariwisata FIB UGM menjadi momen penting untuk merayakan pencapaian sekaligus merefleksikan perjalanan program studi dalam menghasilkan lulusan berkualitas yang siap menghadapi tantangan industri pariwisata. Dengan dukungan dari dosen, mahasiswa, alumni, dan mitra industri, acara ini mencerminkan semangat kolaborasi dalam menciptakan pendidikan yang relevan, fleksibel, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Ke depannya, Prodi Pariwisata berkomitmen untuk terus berinovasi, menjaga sinergi dengan para pemangku kepentingan, dan melahirkan generasi pariwisata yang mampu membawa kontribusi positif bagi Indonesia dan global dalam bidang pariwisata.

[Humas S1 Pariwisata FIB UGM, Muhammad Alif]

12345

Rilis Berita

  • Pemotongan Tumpeng Perayaan Kemenangan FIB UGM pada Nitilaku 2024
  • Menyebrangi Cakrawala: Menjelajahi Lithuania Lewat IISMA
  • Prodi Bahasa dan Kebudayaan Korea Gelar Kuliah Umum “Teknik Berorasi dalam Bahasa Korea” bersama K-Speech Indonesia
  • Kunjungan Fakultas Ushuludin Adab dan Humaniora UIN Salatiga ke FIB UGM
  • Pengukuhan Prof. Dr. Hendrokumoro, M.Hum. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya UGM

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY